ABSTRAK
Perilaku mencederai diri merupakan suatu tindakan yang dapat mengancam keselamatan klien dengan
skizofrenia. Selama masa pandemik Covid-19, pemberian asuhan keperawatan diberikan melalui
pembelajaran praktik online. Perilaku mencederai diri dialami oleh seorang laki-laki berusia 23 tahun
dengan diagnosis medis Skizofrenia Paranoid. Klien melakukan perilaku mencederai diri saat merasa
tertekan dan depresi dengan masalah yang dialaminya. Penerapan standar asuhan keperawatan jiwa
bertujuan untuk menetapkan harapan dan masa depan, sehingga klien merasa hidupnya lebih optimis.
Intervensi keperawatan yang dilakukan diantaranya melatih mengidentifikasi aspek positif diri sendiri,
keluarga dan lingkungan, mendiskusikan harapan dan masa depan serta cara mencapainya, dan
melatih kegiatan untuk mencapai masa depan. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk
menganalisis upaya penurunan perilaku mencederai diri dalam pembelajaran praktik klinik online
pada masa pandemic Covid-19. Metode yang digunakan adalah case report. Hasil karya ilmiah ini
menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan perilaku mencederai diri setelah mendapatkan
asuhan keperawatan jiwa secara daring. Keberhasilan penerapan standar asuhan keperawatan kepada
klien ditandai dengan perubahan kategori perilaku mencederai diri klien dari psikopatologi menjadi
self-harm ringan.
Kata kunci : pembelajaran praktik online; perilaku mencederai diri; skizofrenia; standar asuhan
keperawatan jiwa
ABSTRACT
Self-injury is an action that can threaten the safety of patients with schizophrenia. During the Covid-
19 pandemic, nursing care was provided through online practice learning. Self-injuring behavior
experienced by a 23-year-old man with a medical diagnosis of Paranoid Schizophrenia. Clients have
self-injury behavior when feeling depressed and depressed about the problems they are experiencing.
The application of mental nursing care standards aims to set hope and the future, so that clients feel
more optimistic about their lives. Nursing interventions include training in identifying positive aspects
of oneself, family and environment, discussing hopes and the future and how to achieve them, and
training activities to achieve the future. This scientific paper aims to analyze efforts to reduce self-
injury in learning online clinical practice during the Covid-19 pandemic. The method used in this
paper is a case report. The results of this research indicate that the client has decreased self-injury
behavior after getting online nursing care. The successful application of nursing care standards to
cilent is characterized by a change in the category of client self-injury from psychopathology to mild
self-harm.
Keywords: online practice learning; self-injuring behavior; schizophrenia; mental nursing care
standards
335
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 3, Hal 335 – 348, Agustus 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
336
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 3, Hal 335 – 348, Agustus 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
337
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 3, Hal 335 – 348, Agustus 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
338
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 3, Hal 335 – 348, Agustus 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
339
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 3, Hal 335 – 348, Agustus 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
340
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 3, Hal 335 – 348, Agustus 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
341
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 3, Hal 335 – 348, Agustus 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
klien merasa puas terhadap pelayanan Kemudian, perawat mendorong klien untuk
keperawatan (Kozier, Berman, & Snyder, mengidentifikasi daftar aspek positif diri
2012). Hubungan saling percaya akan sendiri dan latihan afirmasi aspek positif
terbentuk antara perawat dan klien jika yang dimiliki diri sendiri (Keliat, et al.,
komunikasi terapeutik diterapkan dengan 2019). Perawat meminta klien
maksimal. Bina hubungan saling percaya menyebutkan kelebihan yang dimilikinya
perlu dibentuk di awal pertemuan, karena dan pernah membuatnya bahagia, lalu
kepercayaan klien kepada perawat akan memberikannya pujian dari aspek positif
berpengaruh terhadap proses asuhan yang disebutkan. Hal ini bertujuan untuk
keperawatan yang akan diberikan. Sebuah meningkatkan harga diri dan memberikan
penelitian menjelaskan bahwa penerapan harapan yang realistis kepada klien (Stuart,
bina hubungan saling percaya dengan Keliat, & Pasaribu, 2016). Klien mampu
komunikasi teraputik oleh perawat menyebutkan beberapa aspek positif yang
meningkatkan kepuasan terhadap proses dimilikinya. Sebuah penelitian
rawat jalan (Kusumo, 2017). Penelitian lain menunjukkan bahwa, semakin tinggi
juga menyebutkan bahwa melalui bina kemampuan individu dalam
hubungan saling percaya klien merasakan mengidentifikasi aspek positifnya, maka
kenyamanan selama menjalani perawatan terjadi penurunan tingkat keputusasaan
(Yularsih, 2014). yang mengarah pada perilaku mencederai
diri hingga bunuh diri (Johnson, Gooding,
Selanjutnya perawat mengidentifikasi Wood, & Taylor, 2010).
beratnya masalah risiko bunuh diri dengan
menganalisis risiko bunuh diri yang dialami Klien juga berlatih untuk mengidentifikasi
klien termasuk dalam isyarat bunuh diri, aspek positif keluarga dan lingkungan
ancaman bunuh diri, atau percobaan bunuh (Keliat, et al., 2019). Perawat mendorong
diri (Keliat, et al., 2019). Pada saat klien untuk menyebutkan hal-hal yang
dilakukan pengkajian risiko bunuh diri, masih bisa disyukuri dari keluarga dan
klien menjelaskan bahwa sebelumnya klien lingkungan sekitar klien. Pada interaksi kali
telah melakukan lima kali percobaan bunuh ini, klien lebih stabil dan mampu
diri, sehingga, risiko bunuh diri klien sudah menyebutkan aspek positf keluarga serta
tergolong dalam percobaan bunuh diri. Saat lingkungan sekitarnya. Selama ini, salah
ini, klien sudah tidak memiliki keinginan satu tujuan klien mencederai diri dan
untuk bunuh diri, namun masih memiliki melakukan percobaan bunuh diri salah
keinginan kuat untuk mencederai diri. Oleh satunya agar mendapat perhatian dari
karena itu, langkah selanjutnya perawat orang-orang di sekitarnya. Dukungan
mengidentifikasi benda-benda berbahaya di keluarga dan teman sebaya diperlukan
sekitar klien (Keliat, et al., 2019). Perawat dalam membantu pemulihan perilaku
berusaha untuk mengarahkan klien dengan mencederai diri klien (Stuart, Keliat, &
menyingkirkan benda-benda berbahaya Pasaribu, 2016). Dukungan sosial dari
yang dapat mendorongnya mencederai diri keluarga dan lingkungan sekitar klien dapat
saat emosinya sedang labil. Hal ini dimaksimalkan sebagai program
disebabkan karena perilaku mencederai diri pencegahan bunuh diri, karena berdasarkan
dapat terjadi akibat tekanan luar biasa yang penelitian yang telah dilakukan terdapat
dirasakan seseorang dan sebagai bentuk penurunan upaya bunuh diri pada individu
pelarian dari masalah karena merasa tidak yang mendapatkan dukungan sosial yang
nyaman atau tidak tahan dengan tekanan baik (Kleiman & Liu, 2013).
yang dihadapi (Stuart, Keliat, & Pasaribu,
2016). Identifikasi aspek positif pada diri, keluarga
dan lingkungan sangat penting untuk dilatih
oleh klien dengan risiko bunuh diri. Klien
342
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 3, Hal 335 – 348, Agustus 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
dengan risiko bunuh diri memiliki berbagai dan perasaan bahagia kepada individu,
pikiran negatif saat merasa depresi atas sehingga keinginan untuk membahayakan
masalah yang dihadapinya (Choon, Talib, diri berkurang (U.S. Departemen of Health
& Yaacob, 2014). Sehingga, jika pikiran and Human Services, 2015). Klien
klien dipenuhi pikiran negatif maka akan menyebutkan berbagai harapan dalam
membuat klien semakin sedih dan putus hidupnya, dan hanya bisa tercapai jika klien
asa. Perasaan depresi merupakan faktor kembali mendapatkan pekerjaan.
risiko terjadinya bunuh diri pada seseorang
(Hor & Taylor, 2014). Selain itu, perasaan Tindakan keperawatan berikutnya yaitu
depresi dan ketidakmampuan klien dalam melatih kegiatan yang dapat dilakukan
menghadapi masalah juga dapat untuk mencapai harapan dan masa depan
menyebabkan harga diri rendah. Harga diri klien (Keliat, et al., 2019). Perawat
rendah memiliki kaitan yang erat dengan mendorong klien untuk mengidentifikasi
risiko bunuh diri. Oleh karena itu, klien cara yang dapat dilakukan supaya klien
perlu didorong untuk mengkaji aspek dapat bekerja kembali. Klien
positif yang ada pada diri sendiri, keluarga menyampaikan bahwa dirinya sudah
dan lingkungan sehingga klien mampu berusaha maksimal untuk mencari kerja
menjalani kehidupan dengan lebih positif dan mengikuti interview pada beberapa
dan optimis. perusahaan. Namun, klien tidak kunjung
berhasil mendapat panggilan kerja.
Sebuah studi menjelaskan bahwa melatih Selanjutnya, perawat mengidentifikasi
kegiatan positif pada klien dapat kegiatan positif lain yang masih bisa
meningkatkan harga diri klien (Wandono, dilakukan, sehingga klien lebih terarah dan
Ayisna, & Pratiwi, 2017). Mengidentifikasi tidak berfokus pada masalah saat ini yang
aspek positif dalam keluarga dan membuat klien bersedih. Kegiatan positif
lingkungan sosial juga perlu dilakukan. Hal yang dilakukan oleh seseorang dapat
ini disebabkan karena pada umumnya klien meningkatkan produksi neurotransmitter
Skizofrenia mengalami kegagalan dalam seperti dopamine dan serotonin, melalui
menjalankan perannya baik dalam keluarga peningkatan hormon-hormon tersebut
maupun kehidupan sosial (Pardede, 2017). gejala masalah kesehatan mental individu
Sebuah penelitian menjelaskan bahwa seperti kegelisahan akan menurun (World
peningkatan keberfungsian sosial dengan Health Organization, 2019). Sehingga klien
melalui keluarga, sahabat dan support dapat lebih terkontrol suasana hatinya jika
group dapat menurunkan risiko bunuh diri melakukan suatu aktivitas.
pada klien gangguan jiwa (Banfatin, 2013).
Sehingga, perawat perlu membantu klien Selama pemberian asuhan keperawatan
untuk menggali aspek positif diri, keluarga dalam 10 hari, perawat telah mengukur
dan lingkungannya secara maksimal agar perubahan perilaku mencederai diri klien.
meningkatkan harapan dan semangat hidup Klien mengalami penurunan perilaku
klien. mencederai diri dari skor 13 menjadi 6.
Klien memilih lima item yang sama pada
Perawat dan klien juga mendiskusikan pengukuran pertama yaitu nomor 1
harapan dan masa depan klien serta cara (overdosis), nomor 2 (melukai diri dengan
untuk mencapai harapan tersebut (Keliat, et sengaja), 6 (menggores diri sendiri dengan
al., 2019). Perawat meminta klien untuk sengaja), 11 (menjauhkan diri dari Tuhan
menyebutkan harapan-harapan yang sebagai bentuk hukuman), 16 (mencederai
dimilikinya, kemudian memintanya untuk diri sendiri dengan sengaja), dan 17
memilih harapan untuk diwujudkan dalam (menyiksa diri dengan pikiran yang
waktu dekat. Membangun harapan tentang menghancurkan diri sendiri). Hal ini
masa depan dapat memberikan semangat menunjukkan perubahan status klien yang
343
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 3, Hal 335 – 348, Agustus 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
sebelumnya tergolong dalam psikopatologi Azizah, L., Zainuri, I., & Akbar, A. (2016).
berubah menjadi self-harm ringan karena Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
terjadi penurunan skor, setelah Jiwa. Yogyakarta: Indomedia
mendapatkan asuhan keperawatan risiko Pustaka.
bunuh diri. Sebuah penelitian menunjukkan Banfatin, F. (2013). Identifikasi
bahwa klien dengan risiko bunuh diri yang Peningkatan Keberfungsian Sosial
mendapatkan asuhan keperawatan risiko dan Penurunan Risiko Bunuh Diri
bunuh diri selama tiga hari, setelah Bagi Penderita Gangguan Kesehatan
dievaluasi tidak memiliki keinginan bunuh Mental Bipolar Disorder di Kota
diri lagi (Gugarni, 2017). Penelitian serupa Medan melalui Terapi Pendampingan
juga menjelaskan bahwa penerapan standar Psikososial. Welfare State, 3. vol. 2,
asuhan keperawatan jiwa risiko bunuh diri no. 3, 2013
pada klien dengan Skizofrenia,
menunjukkan hasil yang signifikan yang Choon, M., Talib, M., & Yaacob, S. (2014).
dibuktikan dengan respon verbal dan non- Negative automatic thoughts as a
verbal klien (Puspita & Erawati, 2020). mediator of the relationship between
Studi lain menyebutkan bahwa pemberian depression and suicidal behaviour in
asuhan keperawatan berupa praktik berpikir an at-risk sample of Malaysian
postif akan menjadi faktor protektif dan adolescents. Child and Adolescent
koping yang berpotensi menurunkan ide Mental Health . doi:
bunuh diri klien (Martin, 2019). Sehingga https://doi.org/10.1111/camh.12075
dapat disimpulkan bahwa pemberian Darmalaksana, Wahyudin, Hambali,
asuhan keperawatan jiwa risiko bunuh diri, Ahmad, Masrur, Muhlas, & Ali.
efektif dalam menurunkan perilaku (2020). Analisis Pembelajaran Online
mencederi diri pada klien dengan Masa WFH Pandemic Covid-19
Skizofrenia. sebagai Tantangan Pemimpin Digital
Abad 21. Digital Library UIN Sunan
SIMPULAN Gunung Jati.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa
klien dengan perilaku mencederai diri dapat Dewi, I., & Erna, E. (2020). Asuhan
membahayakan dirinya. Pemberian asuhan Keperawatan Jiwa pada Klien
keperawatan jiwa dalam pembelajaran Skizofrenia dengan Risiko Bunuh
praktik secara online efektif dalam Diri. Jurnal Keperawatan Jiwa, 211-
menurunkan perilaku mencederai diri. 216. doi:
Penelitian selanjutnya dapat meneliti https://doi.org/10.26714/jkj.8.2.2020.
mengenai perbandingan antara penerapan 211-216
asuhan keperawatan secara tatap muka dan Erlina, S., Soewadi, & Pramono, D. (2010).
secara daring. Determinan terhadap timbulnya
skizofrenia pada pasien rawat jalan di
DAFTAR PUSTAKA rumah sakit jiwa prof. hb saanin
Agustin, D., Fatria, R., & Febrayosi, P. padang sumatera barat. Berita
(2019). Analisis Butir Self Harm Kedokteran Masyarakat. doi:
Inventory. Jurnal Muara Ilmu Sosial, HYPERLINK
Humaniora dan Seni, 396-402. doi: "https://doi.org/10.22146/bkm.3471"
https://doi.org/10.24912/jmishumsen. https://doi.org/10.22146/bkm.3471
v3i2.3880
Firman, F. (2020). Dampak Covid-19
Andari, S. (2017). Pelayanan Sosial Panti terhadap Pembelajaran di Perguruan
Berbasis Agama. Jurnal PKS, 195- Tinggi . BIOMA: Jurnal Biologi dan
208.
344
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 3, Hal 335 – 348, Agustus 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
345
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 3, Hal 335 – 348, Agustus 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
346
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 3, Hal 335 – 348, Agustus 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
347
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 3, Hal 335 – 348, Agustus 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
348