Anda di halaman 1dari 23

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322760219

APLIKASI TERAPI SPESIALIS KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN


SKIZOFRENIA DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIS DI RSMM JAWA BARAT
Article in JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA · December 2017
DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7489

CITATIONS READS

2 6,378
3 authors:

Budi Anna Keliat


University of Indonesia
41 PUBLICATIONS
51 CITATIONS 136 PUBLICATIONS 306 CITATIONS

SEE PROFILE

University of Indonesi Fakulty of nursing


72 PUBLICATIONS 118 CITATIONS

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Chronic desease View project

Public Health View project


All content following this page was uploaded by Budi Anna Keliat on 25 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


APLIKASI TERAPI SPESIALIS KEPERAWATAN JIWA
PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HARGA DIRI
RENDAH KRONIS DI RSMM JAWA BARAT

Efri Widianti1, Budi Anna Keliat2, Ice Yulia Wardhani3

1
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
2, 3
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Email : 1efri.widianti@unpad.ac.id

ABSTRAK

Harga diri rendah kronis merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang sering ditemukan di rumah
sakit jiwa. Prosentase pasien harga diri rendah kronis di ruang Arimbi periode Februari–April 2012
mencapai 90.4% dari jumlah total pasien. Jumlah pasien dengan diagnosis utama harga diri rendah
kronis yang dikelola penulis sebanyak 22 orang. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
menguraikan aplikasi terapi spesialis keperawatan jiwa terhadap pasien harga diri rendah kronis.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi serial kasus dengan kombinasi tujuh paket
terapi. Hasil aplikasi terapi spesialis keperawatan jiwa ini menunjukkan adanya penurunan tanda dan
gejala, peningkatan kemampuan pasien, serta peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat pasien
harga diri rendah kronis. Kombinasi terapi individu (terapi kognitif perilaku dan logoterapi), terapi
kelompok (terapi suportif kelompok) dan terapi keluarga (psikoedukasi keluarga) mampu menurunkan
gejala, meningkatkan kemampuan pasien dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat
pasien harga diri rendah kronis. Rekomendasi : kombinasi terapi individu, terapi kelompok dan terapi
keluarga sangat tepat diberikan pada pasien gangguan jiwa khususnya pasien harga diri rendah kronis
dan diperlukan penelitian lebih lanjut.

Kata kunci: harga diri rendah kronis, keperawatan jiwa, terapi spesialis

ABSTRACT

Chronic low self-esteem is one of the nursing diagnosis that is often found in psychiatric hospitals.
Percentages of patients with chronic low self-esteem in the period Februari-April 2012 at Arimbi
receached 90.4%. The number of patients with a primary diagnosis of chronic low self-esteem that
was managed by writer as many as 22 people. The purpose of this final report is to describe the
application of nursing specialist therapies on chronic low self-esteem patients. Methods which used
was serial case study with combination of seven therapies packages. The results showed a decrease in
the signs and symptoms, improvement of patient's ability and the ability of families in caring for
patients of chronic low self-esteem. Effectiveness of therapy showed that the combination of individual
therapy (cognitive behavioral therapy and logotherapy), group therapy (supportive group therapy)
and family therapy (family psychoeducation) effectively reduce symptoms of chronic low self-esteem,
improve the patient's ability and the ability of families in caring for patients of chronic low selfesteem.
Recommendation: The combination of individual, group and family therapies is appropriate for the
mental disorders patients, especially patients with chronic low self-esteem and this needs further
research.

Key words: chronic low self-esteem, mental health nursing, nursing specialist therapies

83
Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

PENDAHULUAN dengan distress atau penyakit, tidak hanya dari


Jumlah penderita gangguan jiwa dari respon yang diharapkan pada kejadian tertentu
tahun ke tahun mengalami peningkatan. WHO atau keterbatasan hubungan antara individu dan
(2009) memperkirakan 450 juta orang di lingkungan sekitarnya.
seluruh dunia mengalami gangguan mental, Peningkatan jumlah populasi penduduk
sekitar 10% adalah orang dewasa dan 25% dunia yang menderita gangguan jiwa
penduduk diperkirakan akan mengalami menimbulkan dampak bagi keluarga dan
gangguan jiwa pada usia tertentu selama masyarakat. Dampak yang ditimbulkan oleh
hidupnya. Gangguan jiwa mencapai 13% dari gangguan jiwa dapat dibedakan menjadi
penyakit secara keseluruhan dan kemungkinan dampak secara sosial dan dampak secara
akan berkembang menjadi 25% di tahun 2030. ekonomi. Dampak secara sosial dapat berupa
Menurut National Institute of Mental Health pengucilan, hinaan, ejekan, dipisahkan dari
(NIMH) berdasarkan hasil sensus penduduk lingkungan serta menimbulkan ketakutan
Amerika Serikat tahun 2004, di perkirakan 26,2 masyarakat (Chang, C. K., et al, 2011).
% penduduk yang berusia 18 tahun atau lebih Sedangkan dampak secara ekonomi adalah
mengalami gangguan jiwa (NIMH, 2011). menurunnya produktivitas pasien dengan
Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kasus gangguan jiwa dan caregivernya, adanya beban
gangguan jiwa yang ada di negaranegara ekonomi dan menurunnya kualitas hidup
berkembang. (Sadock & Sadock, 2011). Besarnya beban
Indonesia merupakan salah satu negara yang harus ditanggung oleh keluarga,
berkembang dengan jumlah penderita gangguan masyarakat dan negara akibat meningkatnya
jiwa yang cukup besar. Data hasil riset penderita gangguan jiwa ini perlu mendapat
kesehatan dasar tahun 2007 (Depkes, 2008) perhatian yang serius dengan berupaya
yang dilakukan oleh Badan Penelitian meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
Pengembangan Kesehatan Departemen tentang gangguan jiwa dan berupaya untuk bisa
Kesehatan, menunjukkan prevalensi gangguan mencegah dan mengatasinya. Gangguan jiwa
jiwa di Indonesia sebesar 4.6 permil, artinya dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu
dari 1000 penduduk Indonesia, maka empat gangguan jiwa berat dan gangguan jiwa ringan.
sampai lima orang diantaranya menderita Gangguan jiwa berat yang banyak di
gangguan jiwa. Banyaknya jumlah penderita temukan di masyarakat adalah skizofrenia. Data
gangguan jiwa di Indonesia ini tersebar di American Psychiatric Association (APA) tahun
seluruh wilayah Indonesia, termasuk di provinsi 2013 menyebutkan 1% dari populasi penduduk
Jawa Barat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar dunia menderita gangguan jiwa berupa
tahun 2007 di provinsi Jawa Barat ditemukan Skizofrenia. Sementara itu di Indonesia
0,2% dari total penduduk jawa barat Departemen Kesehatan RI (2013) mencatat
mengalami gangguan jiwa berat. Analisis pada bahwa 70% gangguan jiwa terbesar adalah
40 juta jiwa penduduk Jawa Barat didapatkan Skizofrenia. Kelompok Skizofrenia juga
sekitar 80 ribu jiwa pernah mengalami menempati 90% pasien di rumah sakit jiwa di
gangguan jiwa berat (Depkes, seluruh Indonesia (Amelia, D. R., & Anwar, Z,
2010). 2013).
American Psychiatric Association (2013) Stuart dan Laraia (2005) menyatakan
menjelaskan bahwa gangguan jiwa merupakan skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik
sekumpulan gangguan pada fungsi pikir, emosi, yang mempengaruhi fungsi individu antara lain
perilaku dan sosialisasi dengan orang sekitar. fungsi berpikir dan berkomunikasi, menerima
Kaplan dan Sadock (2007) mendefinisikan dan menginterpretasikan realitas, merasakan
gangguan jiwa sebagai gejala yang dan menunjukkan emosi serta berperilaku.
dimanifestasikan melalui kerusakan fungsi Pengertian lain menyebutkan skizofrenia adalah
perilaku atau psikologis yang diukur sebagai kombinasi dari gangguan berpikir,
berdasarkan konsep norma dan dihubungkan persepsi, perilaku, dan hubungan sosial

84 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

(Fontaine, 2009). Kesimpulan yang dapat di pasien dengan harga diri rendah kronis adalah
ambil berdasarkan penjelasan para ahli di atas Cognitive Behaviour Therapy (CBT) atau
adalah skizofrenia merupakan suatu respon Terapi Kognitif Perilaku dan Logotherapy.
maladaptif yang ditandai dengan reaksi psikotik Terapi kelompok yang dapat
yang mempengaruhi pikiran, perasaan, diimplementasikan pada pasien dengan harga
persepsi, perilaku dan hubungan sosial diri rendah kronis adalah Supportive Therapy
individu. Respon maladaptif ini mudah dikenali atau Terapi Supportif dan Self Help Group
dari gejala-gejala yang ditunjukkan oleh pasien (SHG) atau Kelompok Swabantu. Untuk
dengan skizofrenia. keluarga pasien, perawat spesialis jiwa dapat
Gejala skizofrenia menurut PPDGJ III memberikan terapi spesialis Psikoedukasi
(dalam Maslim, 2013) dibagi dalam dua gejala keluarga dan Triangle Therapy.
utama yaitu gejala positif dan negatif. Gejala Terapi Kognitif Perilaku merupakan
positif diantaranya delusi, halusinasi, suatu psikoterapi yang berdasarkan pada teori
kekacauan kognitif, disorganisasi bicara, dan bagaimana individu memelihara struktur
perilaku katatonik seperti keadaan gaduh dirinya atau pengalaman yang sebagian besar
gelisah. Gejala negatif yang dialami pasien menentukan bagaimana individu merasakan
skizofrenia diantaranya afek datar, tidak dan berperilaku (Beck & Weishaar, 1986,
memiliki kemauan, merasa tidak nyaman, dan dalam Wheeler, 2008). Sasmita (2007)
menarik diri dari masyarakat (Videbeck, 2008). mempertegas pengaruh terapi kognitif perilaku
Gejala negatif pada skizofrenia juga tampak pada pasien harga diri rendah kronis. Menurut
dari ketidakmampuan merawat diri sendiri, Sasmita (2007) terapi kognitif perilaku
tidak mampu mengekspresikan perasaan, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
hilangnya spontanitas dan rasa ingin tahu, harga diri pasien lansia di RSMM.
menurunnya motivasi, hilangnya kemampuan Logotherapy merupakan terapi yang berfokus
melakukan aktivitas sehari-hari, (Fontaine, pada penemuan makna hidup sehingga individu
2009). Berdasarkan gejala positif dan negatif mempunyai kekuatan yang positif untuk
tersebut maka perawat dapat menegakkan bertahan hidup (Fankl, dalam Viedebeck,
diagnosis keperawatan sebagai landasan dalam 2008). Wahyuni (2007) telah membuktikan
memberikan asuhan keperawatan pada pasien. bahwa Logotherapy dapat meningkatkan harga
Salah satu diagnosis keperawatan yang bisa diri lansia di panti wreda Pekanbaru baik dari
ditegakkan pada pasien skizofrenia adalah aspek kognitif maupun perilaku.
harga diri rendah kronis. Terapi kelompok merupakan salah satu
Asuhan keperawatan pasien dengan terapi spesialis yang diberikan pada pasien
harga diri rendah kronis diberikan melalui dengan harga diri rendah kronis. Terapi
pelaksanaan terapi generalis dan spesialis supportif dan Terapi kelompok Swabantu
(FIK-UI, 2009). Tindakan keperawatan merupakan terapi kelompok yang memberikan
generalis yang diberikan pada pasien dengan kesempatan pada individu untuk mendapatkan
harga diri rendah kronis adalah melatih pasien sharing mengenai masalah yang sama dan cara
untuk mengidentifikasi kemampuan positif yang penyelesaian masalah yang potensial
dimiliki pasien dan melatih kemampuan positif (Videbeck, 2008). Dengan demikian terapi
yang dimiliki pasien tersebut. Selain tindakan kelompok suportif dapat menjadi alternatif
keperawatan generalis, ada juga tindakan tindakan spesialis untuk perawatan pada pasien
keperawatan spesialis yang dapat diberikan dengan harga diri rendah kronis.
pada pasien dengan harga diri rendah kronis. Keluarga merupakan lingkungan yang
Berbagai jenis terapi spesialis yang terdekat dan selalu ada bersama dengan pasien.
diberikan untuk pasien dengan harga diri Keluarga merupakan support utama bagi
rendah kronis meliputi tiga kategori yaitu untuk penyembuhan dan pemulihan pasien gangguan
individu, keluarga, dan kelompok. Terapi jiwa. Steinglass (1995, dalam Viedebeck, 2008)
spesialis individu yang dapat diberikan pada menyatakan bahwa tujuan terapi keluarga

Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99 85


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

adalah memahami bagaimana dinamika Terapi generalis diberikan oleh perawat


keluarga mempengaruhi psikopatologi pasien, ruangan dan mahasiswa lain yang berpraktik di
memobilisasi kekuatan dan sumber fungsional ruang Arimbi, sedangkan terapi spesialis
keluarga, merestrukturisasi gaya perilaku diberikan oleh penulis sebagai residen
keluarga yang maladaptif dan menguatkan keperawatan jiwa di ruangan tersebut. Terapi
perilaku penyelesaian masalah keluarga. spesialis yang diberikan antara lain terapi
Berdasarkan tujuan terapi ini, maka pada individu (terapi kognitif perilaku, dan
keluarga dengan pasien harga diri rendah kronis logotherapy), terapi kelompok (terapi
diharapkan keluarga dapat mengoptimalkan kelompok suportif) dan terapi keluarga
kemampuan keluarga dalam proses (psikoedukasi keluarga).
penyembuhan pasien dan memelihara Berdasarkan uraian latar belakang di
kemampuan pasien yang adaptif. atas, maka penulis tertarik untuk membuat
Terapi–terapi keperawatan baik generalis karya ilmiah akhir yang disusun berdasarkan
maupun spesialis seperti yang telah dijelaskan pengalaman dalam mengelola kasus pasien
di atas merupakan suatu bentuk pelayanan dengan harga diri rendah kronis selama praktik
keperawatan. Harga diri rendah kronis residensi 3 di ruang Arimbi Rumah Sakit Dr.
merupakan area dari pelayanan keperawatan H. Marzoeki Mahdi Bogor dengan
jiwa. Pelayanan keperawatan jiwa ini dapat menggunakan pendekatan model konseptual
diberikan di unit pelayanan kesehatan seperti stress adaptasi Stuart. Tujuan penulisan karya
rumah sakit, puskesmas dan klinik, di instansi ilmiah akhir ini adalah menguraikan aplikasi
sosial seperti di panti-panti sosial dan di seting terapi spesialis keperawatan jiwa terhadap
komunitas atau masyarakat. pasien harga diri rendah kronis melalui
Ruangan Arimbi adalah salah satu ruang pendekatan model Stress Adaptasi Stuart.
rawat inap di RSMM yang telah menjadi area
praktek penulis selama 9 minggu mulai 20 METODE
Pebruari hingga 20 April 2012. Ruang Arimbi Karya Ilmiah Akhir ini ditulis
merupakan ruang perawatan tenang kelas III berdasarkan managemen kasus yang telah
wanita yang melayani pasien psikiatri wanita ditangani oleh penulis pada saat praktik
yang telah berada dalam kondisi tenang. residensi 3 di ruang Arimbi RSMM pada
Ruangan ini telah menerapkan MPKP sejak tanggal 20 Februari – 20 April 2012. Metode
tahun 2006 dengan pendekatan metode tim. yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah
Selama periode praktik, penulis telah ini adalah studi deskriptif kualitatif dengan
mengelola kasus pasien sebanyak 42 orang di pendekatan serial kasus melalui pemberian
ruang Arimbi. Dari 42 kasus, 38 kasus terapi dengan kombinasi yang berbeda.
diantaranya adalah kasus pasien dengan harga Kombinasi terapi yang dipergunakan dalam
diri rendah kronis. Dari 38 kasus pasien dengan karya ilmiah ini adalah tujuh paket terapi. Paket
harga diri rendah kronis, 22 kasus diantaranya terapi yang diberikan pada pasien harga diri
mempunyai diagnosis harga diri rendah kronis. rendah kronis ditetapkan berdasarkan
Setiap pasien yang ditangani oleh penulis tidak kemampuan dan kondisi serta karakteristik
hanya memiliki satu diagnosis keperawatan, pasien. Analisa hasil terhadap pemberian paket
tapi memiliki 3-5 diagnosis keperawatan. Dari terapi pada pasien harga diri rendah kronis
22 pasien dengan diagnosis utama harga diri dinilai berdasarkan perubahan respon terhadap
rendah kronis ini terdapat 2 orang pasien stressor (tanda dan gejala), perubahan
dengan percobaan bunuh diri dan 1 orang kemampuan pasien mengatasi harga diri rendah
dengan riwayat percobaan bunuh diri. kronis, perubahan kemampuan keluarga dalam
Terapi keperawatan yang telah diberikan merawat pasien harga diri rendah kronis dan
pada pasien dengan harga diri rendah kronis ini perubahan kemampuan keluarga mengatasi
antara lain semua pasien memperoleh terapi stressor dalam merawat pasien harga diri
generalis dan ditambah dengan terapi spesialis. rendah kronis.

86 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil managemen asuhan
keperawatan spesialis pada pasien harga diri Perubahan kemampuan pasien harga diri
rendah kronis dengan paket terapi 1 rendah kronis yang telah mendapatkan paket
diketahui bahwa kondisi pasien sebelum terapi 1 adalah kemampuan yang dimiliki
mendapatkan terapi generalis dan kognitif pasien sebelum mendapatkan terapi generalis
perilaku adalah semua pasien menunjukkan 3 dan terapi kognitif perilaku adalah terdapat 4
respon kognitif (pandangan negatif terhadap kemampuan dari 17 kemampuan yang harus
diri, tidak mampu mengambil keputusan, dan dimiliki oleh pasien harga diri rendah kronis
supresi pikiran), 2 pasien menunjukkan 6 dimiliki oleh sebagian pasien. Setelah
respon afektif (merasa tidak mendapatkan terapi generalis dan terapi
berguna/berarti,tersinggung, afek labil, sedih kognitif perilaku, kemampuan pasien
berlebihan, malu/minder, dan kecewa) meningkat yaitu sebagian pasien mempunyai
sedangkan yang lain hanya menunjukkan 2 13 dari 17 kemampuan individu. Sebagian
dari 6 respon afektif (merasa tidak pasien memiliki 6 dari 17 kemampuan yaitu
berguna/berarti, tersinggung, afek labil), 2 mengembangkan perasaan sebagai pribadi yang
pasien menunjukkan 2 dari 3 respon fisiologis berharga, mempertahankan posisi tubuh tegak
(susah tidur, pusing/sakit kepala, dan sulit ketika berinteraksi, mempertahankan kontak
konsentrasi) sedangkan yang lain hanya 2 dari mata, menceritakan kemampuan yang dimiliki,
4 respon fisiologis (susah tidur dan percaya diri, dan mampu menerima kritikan
pusing/sakit kepala), ketiga pasien yang bersifat konstruktif.
menunjukkan 3 respon perilaku (menangis, Kondisi yang telah dijelaskan diatas
melamun, dan malas melakukan kegiatan), sesuai dengan penjelasan Videbeck (2008)
dan 1 pasien menunjukkan 2 dari 3 respon yang menyebutkan bahwa terapi kognitif
sosial (menarik diri dan menolak interaksi) perilaku merupakan terapi yang berfokus pada
sedangkan yang lain menunjukkan 1 respon pemrosesan pikiran dengan segera, yakni
sosial (menarik diri). Setelah mendapatkan bagaimana individu mempersepsikan atau
terapi generalis dan terapi kognitif perilaku menginterpretasikan pengalamannya dan
ketiga pasien menunjukkan perubahan respon menentukan cara ia merasa dan berperilaku.
yaitu 3 respon kognitif, 6 respon afektif, 4 Townsend (2009) menjelaskan juga bahwa
respon fisiologis, 2 respon perilaku, dan 3 tujuan dari terapi kognitif perilaku ini adalah
respon sosial sudah tidak ada pada semua melatih individu untuk mengatasi distorsi
pasien. Respon yang masih tampak pada Tabel 2. Distribusi kemampuan pasien dalam
pasien adalah respon perilaku melamun yaitu mengatasi harga diri rendah kronis di
ruang Arimbi RSMM Bogor
pada 1 dari 3 pasien. Februari-April 2012 (n=22)
Tabel 1. Distribusi paket terapi pada pasien Kemampuan pasien Jumlah Prosen tase
harga diri rendah kronis di ruang
Arimbi RSMM BogorFebruari –
April 2012 (n = 22)
Paket Terapi n %
Paket terapi 1 3 13.6
Paket terapi 2 6 27.3
Paket terapi 3 2 9.1
Paket terapi 4 6 27.3
Paket terapi 5 1 4.5
Paket terapi 6 2 9.1
Paket terapi 7 2 9.1

Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99 87


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

mengubah kepercayaan (anggapan yang tidak


logis), penalaran yang salah dan pernyataan
Kemampuan Personal negatif yang mendasari permasalahan perilaku
a. Mampu memandang diri 0 0 (Stuart & Laraia, 2005).
secara positif Terapi kognitif perilaku dapat diterapkan
b. Mampu mengenal potensi 0 0
yang dimiliki
pada pasien dengan masalah depresi dan
c. Mampu mengembangkan 0 0 potensi yang masalah psikiatrik lainnya seperti panik,
dimiliki pengontrolan marah, penggunaan obat obatan,
d. Mampu mengembangkan 0 0 perasaan bangga
terhadap diri
harga diri rendah, risiko bunuh diri serta
e. Mengembangkan perasaan 0 0 sebagai pribadi ketidakberdayaan. Selain itu terapi ini juga
yang berharga efektif pada gangguan makan, dan gangguan
f. Mengembangkan perasaan 0 0
kepribadian (Stuart & Laraia, 2005; Beck, A.
optimis
g. Mampu mempertahankan 0 0 posisi tubuh tegak T., Freeman, A., & Davis, D. D, 2015 ).
ketika berinteraksi Penjelasan diatas didukung oleh pernyataan
h. Mampu mempertahankan 6 27.3 kontak mata Briere dan Scott (2006 dalam Wheeler, 2008)
ketika berinteraksi
i. Mampu menceritakan 2 9.1 kemampuan yang yang menyebutkan bahwa terapi kognitif
dimiliki perilaku sangat membantu individu yang
j. Mampu menghargai orang 20 90.9 mempunyai pandangan negatif terhadap diri,
lain
k. Mampu berkomunikasi secara 12 54.5
menyalahkan diri sendiri, perasaan bersalah,
terbuka malu, marah dan ketidakberdayaan.
l. Mampu mempertahankan 7 31.8 kebersihan diri Rahayuningsih (2007) dalam
m. Mampu berpartisipasi dalam 7 31.8 kegiatan penelitiannya membuktikan bahwa terapi
kelompok
n. Percaya diri 2 9.1 kognitif efektif untuk meningkatkan harga diri
o. Mampu menerima masukan 15 68.2 dari oarng dan kemandirian pasien pasien dengan kanker
lain payudara di RS Kanker Darmais Jakarta.
p. Mampu menerima kritikan 3 13.6 yang bersifat
konstruktif Senada dengan penjelasan Rahayuningsih
q. Mampu menceritakan 0 0 keberhasilan yang (2007), Kristyaningsih (2009) dalam hasil
pernah diraih risetnya juga menunjukkan bahwa terapi
kognitif dapat meningkatkan harga diri pasien
Keyakinan positif
gagal ginjal kronis yang mendapatkan terapi
a. Yakin akan sembuh 17 77.3 haemodialisa di RSUP Fatmawati Jakarta.
b. Yakin akan bantuan 10 45.4 pelayanan kesehatan Menurut hasil penelitian yang dilakukan
c. Mempunyai pengalaman 18 81.8 meminta Sasmita (2007) dengan menggunakan
bantuan paranormal
d. Masih menggunakan bantuan 4 18.2 paranormal modifikasi antara terapi kognitif dan terapi
saat ini perilaku atau yang dikenal dengan Cognitive
Behavior Therapy (CBT) yang diberikan pada
pasien Harga Diri Rendah di RSU Marzuki
Mahdi, didapatkan bahwa terapi ini
kognitif yang dialaminya dan perilaku negatif memberikan peningkatan kemampuan kognitif
yang ditimbulkan karena distorsi kognitif. dan psikomotor secara bermakna. Hasil
Langkah awal dalam terapi kognitif perilaku penelitian ini mendukung teori yang
adalah penyelesaian terhadap distorsi kognitif. dikemukakan oleh Beck, A. T., & Dozois, D. J,
Penyelesaian distorsi kognitif yang dialami (2011) yaitu bahwa terapi kognitif merupakan
oleh individu diharapkan dapat merubah
perasaan individu ke arah yang lebih baik
sehingga individu tersebut juga dapat
berperilaku dengan baik (Burn, 1980 dalam
Townsend, 2009). Hal ini disebabkan oleh
terapi kognitif dapat membantu individu

88 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

salah satu jenis psikoterapi yang menekankan Tabel 3. Distribusi kemampuan keluarga
dan meningkatkan kemampuan berfikir yang pasien harga diri rendah kronis di
diinginkan (positif) dan merubah pikiranpikiran ruang Arimbi RSMM Bogor,
yang negatif. Februari-April 2012
Berdasarkan hasil managemen asuhan Kemampuan keluarga N %
Kemampuan keluarga merawat
keperawatan pada 6 pasien harga diri rendah
pasien
kronis yang mendapatkan terapi generalis a. Keluarga mampu menjelaskan 13
individu, terapi kognitif perilaku dan logoterapi 59.1 masalah yang dialami dalam
(paket terapi 2) adalah kondisi pasien sebelum merawat pasien
b. Keluarga mampu menjelaskan 13 59.1 tindakan
mendapatkan terapi generalis, terapi kognitif yang biasa dilakukan ketika merawat pasien
perilaku dan logoterapi adalah semua pasien c. Keluarga mampu menjelaskan 11 50
tindakan yang seharusnya
menunjukkan 3 respon kognitif, sebagian besar dilakukan dalam merawat pasien
pasien menunjukkan 5 dari 6 respon afektif d. Keluarga mampu mendiskusikan 3 13.6
kemampuan positif yang masih dimiliki oleh
(merasa tidak berguna atau berarti , pasien
tersinggung, afek labil, sedih berlebihan, e. Keluarga mampu melatih 0 0 kemampuan
malu/minder dan kecewa), sebagian pasien positif yang dimiliki oleh pasien
menunjukkan 4 respon fisiologis, sebagian
f. Keluarga mampu memotivasi 0 0
pasien menunjukkan 3 respon perilaku pasien mempertahankan kemampuan
(menangis, melamun, dan malas melakukan positif yang dimiliki
g. Keluarga mampu menciptakan 0 0 komunikasi
kegiatan), sebagian pasien menunjukkan 2 dari terapeutik ketika berinteraksi dengan pasien
3 respon sosial (bermusuhan dan menarik diri). h. Keluarga mampu mempertahankan 0 0 sikap
tubuh terapeutik ketika berinteraksi dengan
Setelah mendapatkan terapi generalis, terapi pasien
kognitif perilaku dan logoterapi semua pasien i. Keluarga mampu menciptakan 0 0
menunjukkan perubahan dalam merespon suasana yang aman dan nyaman
ketika berinteraksi dengan pasien
setiap stressor. Adapun perubahan itu adalah 3 j. Keluarga mampu memotivasi pasien 1
respon kognitif, 6 respon afektif, 4 respon 4.5 unuk bisa berinteraksi dengan orang
fisiologis, 3 respon perilaku dan 3 respon sosial lain
k. Keluarga mampu mengidentifikasi 3 13.6
sudah tidak ditemukan pada sebagian besar pelayanan kesehatan jiwa terdekat l. Keluarga
pasien harga diri rendah kronis. mampu memotivasi pasien untuk berobat di unit
pelayanan 2 9.1
Perubahan kemampuan pasien harga diri terdekat
rendah yang mendapatkan terapi generalis m. Keluarga mampu menjelaskan 1 4.5 pengobatan
pada pasien (5 benar)
individu, terapi kognitif perilaku dan logoterapi
Kemampuan keluarga
adalah sebelum mendapatkan paket terapi 2 mengatasi stress dalam
hanya sebagian kecil pasien yang mempunyai merawat pasien :
kemampuan individu yaitu sebanyak 3 a. Keluarga mampu mengidentifikasi 4
18.2 stress dan beban yang dialami
kemampuan yaitu mampu menghargai orang karena merawat pasien
lain, mampu berkomunikasi secara terbuka, dan b. Keluarga mampu menjelaskan 3
mampu menerima masukan dari orang lain. 13.6 tindakan yang biasa dilakukan
untuk mengatasi stress
Setelah mendapatkan terapi, pasien mengalami c. Keluarga mampu mempraktekkan 0 0
peningkatan kemampuan adalah sebagai cara berfikir positif dalam
berikut: sebagian pasien memiliki 15 dari 17 menghadapi stressor ketika
merawat pasien
kemampuan, sebagian pasien memiliki 9 dari d. Keluarga mampu melakukan teknik 0 0 distraksi
17 kemampuan dan sebagian yang lain ketika menghadapi stressor
e. Keluarga mampu mempraktekkan 0 0
memiliki 2 dari 17 kemampuan.
teknik relaksasi
Hasil managemen asuhan seperti yang f. Keluarga mampu melakukan 0 0
dijelaskan diatas sesuai dengan teori yang komunikasi terbuka dengan
anggota keluarga lain dalam
diungkapkan pada bahwa terapi mengatasi beban karena merawat
bab sebelumnya pasien
yang menyebutkan g. Keluarga mampu berbagi peran 0 0
dengan anggota keluarga lain
dalam merawat pasien
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99 h. Keluarga mampu memanfaatkan 0 0 89
komunitas dalam perawatan pasien
Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

kognitif perilaku makna hidup dan logoterapi terlihat adanya


terbukti meskipun dalam pasien harga diri peningkatan
memberikan kondisi terburuk. rendah kronis kemampuan pasien.
dampak bagi Senada dengan mempunyai yaitu pasien
penurunan tanda penjelasan kemampuan dalam mempunyai 12
dan gejala atau Videbeck (2008), mengelola potensi kemampuan dari 17
penilaian terhadap Bastaman (2007) dan kemampuan kemampuan yang
respon pasien harga menyebutkan ketika positif yang dimiliki harus dimiliki oleh
diri rendah kronis seorang individu serta optimis pasien harga diri
(Beck, A. T., menemukan makna dengan proses rendah kronis.
Freeman, A., & terhadap setiap perawatan yang Perubahan
Davis, D. D, 2015; kejadian yang di dijalani akan kemampuan
Stuart & Laraia, alaminya maka membawa dampak keluarga pasien
2005; akan memunculkan bagi kesehatan jiwa harga diri rendah
Rahayuningsih, harapan. Harapan pasien serta optimis kronis diperlihatkan
2007; Sasmita, yang muncul akan dengan kondisi dari perubahan
2007; menimbulkan yang di alami sebelum dan setelah
Kristiyaningsih, semangat baru pada karena pasien telah dilakukan paket
2009). Perbedaan seorang individu belajar bagaimana terapi 3. Sebelum
antara paket terapi 2 untuk bisa mencari hikmah dilakukan terapi
dengan paket terapi mempertahankan dibalik kejadian diketahui keluarga
1 adalah kemampuan positif yang di alami. pasien hanya
peningkatan yang telah dilatih Perubahan mempunyai 5
kemampuan dan kemampuan pasien kemampuan dari 21
terutama dalam mengembangkan harga diri rendah kemampuan yang
mengelola harapan perasaan sebagai kronis terlihat dari harus dimiliki yaitu
yang dimunculkan seorang pribadi perubahan sebelum keluarga dari semua
dalam munculnya yang berharga. dan setelah pasien mampu
perasaan optimis Berdasarkan mendapatkan paket menjelaskan
dalam menatap penjelasan diatas terapi 3. Sebelum masalah yang
masa depan, dan kombinasi terapi mendapatkan terapi dialami saat
mengembangkan generalis, terapi generalis, terapi merawat pasien,
perasaan sebagai kognitif perilaku kognitif perilaku mampu
pribadi yang serta logoterapi dan psikoedukasi mengidentifikasi
berharga. telah mampu keluarga, pasien stress dan beban
Kemampuan membantu pasien harga diri rendah yang dialami karena
kemampuan yang harga diri rendah kronis tidak merawat pasien,
dimiliki pasien kronis mengatasi memiliki satupun mampu
harga diri rendah semua respon kemampuan dari 17 menjelaskan
kronis setelah terhadap stressor kemampuan yang tindakan yang biasa
mendapatkan yang muncul pada harus dimiliki oleh dilakukan pada saat
logoterapi ini sesuai pasien harga diri pasien harga diri merawat pasien
dengan teori yang rendah kronis. rendah kronis. dengan harga diri
disampaikan oleh Selain mengatasi Setelah rendah kronis, dan
Videbeck (2008) respon terhadap mendapatkan terapi mampu
yang menjelaskan stressor, setelah generalis, terapi menjelaskan
bahwa logoterapi dilakukan terapi kognitif perilaku tindakan yang
membantu individu generalis, terapi dan psikoedukasi seharusnya
untuk menemukan kognitif perilaku keluarga maka dilakukan dalam

90 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

merawat pasien. penelitian Beck, A. perilaku menurunkan angka


Setelah T., Freeman, A., & penyelesaian kekambuhan pada
mendapatkan terapi Davis, D. D (2015); masalah keluarga pasien gangguan
maka terlihat Stuart dan Laraia (Steinglass, 1995 jiwa dan
adanya peningkatan (2005); dalam Videbeck, mengurangi gejala
kemampuan Rahayuningsih 2008). Salah satu negatif dari
keluarga yaitu (2007); Sasmita bentuk terapi gangguan jiwa
keluarga (2007); dan keluarga yang tepat (González-Blanch,
mempunyai 18 Kristiyaningsih diberikan pada C., et al, 2010).
kemampuan dari 21 (2009). keluarga dengan Hasil
kemampuan yang Perubahan gangguan jiwa managemen asuhan
harus dimiliki oleh respon dan adalah psikoedukasi spesialis
keluarga. peningkatan keluarga (Stuart & keperawatan jiwa
Berdasarkan kemampuan pasien Laraia, 2005). menunjukkan
hasil managemen yang telah Lucksted, A., et al bahwa pasien yang
asuhan keperawatan disebutkan diatas (2012) menjelaskan mendapatkan paket
yang telah akan dapat terus bahwa psikoedukasi terapi 4 mengalami
disebutkan diatas dipertahankan di keluarga ini perubahan respon
maka dapat rumah jika pasien merupakan suatu dan peningkatan
diketahui bahwa mempunyai support strategi yang dapat kemampuan.
terjadi perubahan sistem terutama menurunkan faktor Respon terhadap
respon terhadap keluarga. Hal ini faktor risiko yang stressor pada pasien
stressor pada pasien karena pasien berhubungan harga diri rendah
harga diri rendah sebagai seorang dengan kronis yang belum
kronis yaitu individu merupakan perkembangan mendapatkan terapi
sebagian besar bagian dari sistem gejala gejala generalis, terapi
respon baik respon keluarga (Videbeck, perilaku. Penjelasan kognitif perilaku,
kognitif, afektif, 2008). Terapi yang tentang pentingnya logoterapi dan
fisiologis dan diberikan pada psikoedukasi psikoedukasi
perilaku menjadi keluarga yang salah keluarga diatas keluarga adalah
berkurang atau satu anggotanya diperkuat oleh hasil pasien memiliki
menurun pada akhir mengalami penelitian yang semua respon
pertemuan dan gangguan jiwa dilakukan oleh kognitif, respon
terjadi peningkatan bertujuan untuk Hasmila (2009) afektif, respon
kemampuan pasien memahami yang menyebutkan fisiologis, respon
dalam melawan bagaimana bahwa psikoedukasi perilaku dan respon
pikiran negatif dan dinamika keluarga keluarga pada social. Setelah
menegelola memengaruhi pasien pasung dapat dilakukan terapi
kemampuan positif psikopatologi membantu generalis kemudian
yang dimiliki. pasien, meningkatkan dilanjutkan terapi
Perubahan respon memobilisasi kemandirian pasien kognitif perilaku,
terhadap stressor keluatan dan serta menurunkan logoterapi dan
dan peningkatan sumber fungsional tingkat beban dan psikoedukasi
kemampuan pasien keluarga, stress yang dialami keluarga, pasien
harga diri rendah merestrukturisasi oleh keluarga. dengan harga diri
setelah gaya perilaku Penelitan lain juga rendah kronis
mendapatkan terapi keluarga yang menyebutkan menunjukkan
kognitif perilaku maladaptif dan bahwa psikoedukasi adanya penurunan
sesuai dengan menguatkan keluarga dapat respon terhadap

Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99 91


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

stressor yaitu semua saat pengkajian, stres dalam (2011) menjelaskan


pasien sudah tidak semua keluarga merawat pasien. dalam penelitiannya
menunjukkan pasien hanya Hasil tersebut tentang pengaruh
respon kognitif, mempunyai 4 sesuai dengan logoterapi pada
respon afektif (afek kemampuan dari 21 penjelasan tentang lansia yang
labil), respon kemampuan yang pengaruh terapi mengalami harga
fisiologis, respon harus dimiliki yaitu kognitif perilaku diri rendah bahwa
perilaku dan respon keluarga terhadap harga diri logoterapi
social. menjelaskan pasien yang membantu lansia
Perubahan masalah yang ditunjukkan pada menemukan makna
kemampuan pasien dialami saat teori dan hasil dari setiap kejadian
yang mendapatkan merawat pasien, penelitian Stuart yang dialami
paket terapi 4 mampu dan Laraia 2005; dengan terlebih
adalah sebelum menjelaskan Rahayuningsih dahulu menentukan
mendapatkan terapi tindakan yang biasa (2007); Sasmita harapan yang
generalis, terapi dilakukan pada saat (2007); dan diinginkan. Makna
kognitif perilaku, merawat pasien Kristiyaningsih hidup yang
logoterapi dan dengan harga diri (2009). Sasmita didapatkan
psikoedukasi rendah kronis, (2007), Beck, A. T., kemudian
keluarga, hampir mampu & Dozois, D. J. dimanifestasikan
semua pasien harga menjelaskan stress (2011) dalam semangat
diri rendah kronis dan beban yang menyebutkan lansia
memiliki 9 dialami saat bahwa terapi melaksanakan
kemampuan dari 17 merawat pasien, kognitif perilaku aktivitas positif
kemampuan yang dan mampu telah membantu yang masih dapat
harus dimiliki oleh menjelaskan individu mengatasi dilakukan. Dalam
pasien harga diri tindakan yang distorsi kognitif penelitian Nauli
rendah kronis. seharusnya yang dialami serta (2011) juga
Setelah dilakukan ketika merubah perilaku disebutkan bahwa
mendapatkan terapi merawat pasien negatif menjadi pemberian
generalis, terapi harga diri rendah perilaku yang logoterapi yang
kognitif perilaku, kronis. Setelah positif. dikombinasikan
logoterapi dan mendapatkan terapi Setelah dengan
psikoedukasi maka terlihat mendapatkan terapi psikoedukasi
keluarga maka adanya peningkatan kognitif perilaku keluarga dapat
terlihat adanya kemampuan pasien harga diri meningkatkan harga
peningkatan keluarga yaitu rendah perlu diri lansia lebih
kemampuan pasien. semua keluarga mendapatkan terapi besar dari pada
yaitu semua pasien mempunyai semua yang mampu pemberian salah
mempunyai semua (21) kemampuan membuatnya satu terapi.
(17) kemampuan yang harus dimiliki bertahan dengan Kemampuan
yang harus dimiliki. oleh keluarga baik tetap mempunyai pasien harga diri
Sedangkan kemampuan harapan dan optimis rendah kronis dalam
perubahan keluarga saat menghadapi masa mengelola distorsi
kemampuan merawat pasien depan. Terapi yang kognitif, merubah
keluarga pada maupun tepat diberikan perilaku negatif dan
pasien yang kemampuan untuk mengatasi hal menjaga serta
mendapatkan paket keluarga mengatasi tersebut adalah mempertahankan
terapi 4 adalah pada logoterapi. Nauli optimism dalam

92 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

mengikuti program harga diri rendah pasien harga diri respon pasien harga
terapi tidak akan kronis sebelum rendah kronis. diri rendah kronis
memberikan hasil mendapatkan terapi Setelah (Stuart & Laraia,
yang bermakna generalis, terapi mendapatkan terapi 2005;
ketika tidak ada kognitif perilaku generalis, terapi Rahayuningsih,
dukungan dari dan terapi suportif kognitif perilaku 2007; Sasmita,
keluarga. Hal ini adalah pasien dan terapi suportif 2007;
dikarenakan memiliki semua maka terlihat Kristiyaningsih,
keluarga merupakan respon kognitif, adanya peningkatan 2009). Penurunan
sumber pendukung respon afektif, kemampuan pasien. gejala harga diri
utama pasien dalam respon fisiologis, yaitu pasien rendah kronis pada
mengatasi respon perilaku dan mempunyai 11 kelompok pasien
masalahnya (Stuart, respon social. kemampuan dari 17 yang mendapatkan
2009). Keberadaan Setelah dilakukan kemampuan yang terapi kelompok
keluarga dan sikap terapi generalis harus dimiliki. suportif dapat
keluarga terhadap kemudian Kemampuan yang dipertahankan
pasien harga diri dilanjutkan terapi telah dimiliki oleh karena pasien
rendah kronis kognitif perilaku, pasien antara lain mempunyai
membantu individu dan terapi suportif mampu memandang kelompok di RS
untuk bisa menjadi pasien dengan harga diri secara positif, yang memberikan
lebih bermakna diri rendah kronis mampu mengenali masukan secara
(Carson, 2000 menunjukkan potensi diri, mampu berkala pada pasien
dalam Videbeck, adanya penurunan mengembangkan dan saling berbagi
2008). Dukungan respon terhadap potensi yang tentang bagaimana
keluarga terhadap stressor yaitu pasien dimiliki, mampu mengatasi stressor
pasien harga diri sudah tidak respon mengembangkan yang menyebabkan
rendah ditunjukkan kognitif, respon perasaan sebagai harga diri rendah
pada kemampuan afektif, respon pribadi yang kronis. Harper, M.,
keluarga untuk fisiologis, respon berharga, mampu & Cole, P (2012)
merawat pasien perilaku dan respon mempertahankan menyebutkan
harga diri rendah. social. kontak mata ketika bahwa terapi yang
Kemampuan Perubahan berinteraksi diberikan secara
keluarga tersebut kemampuan pasien Hasil berkelompok
merupakan harga diri rendah managemen asuhan membantu individu
penjabaran dari kronis sebelum seperti yang untuk saling
tugas mendapatkan terapi dijelaskan diatas memberikan
perkembangan dan setelah sesuai dengan teori dukungan antara
keluarga (Maglaya, mendapatkan terapi yang diungkapkan satu dengan anggota
2009). adalah sebelum pada bab kelompok dan
Hasil mendapatkan terapi sebelumnya yang menyelesaikan
management asuhan generalis, terapi menyebutkan pengalaman
keperawatan kognitif perilaku bahwa terapi menjalani isolasi
spesialis pada dan terapi suportif, kognitif perilaku dari masing masing
pasien harga diri pasien harga diri terbukti anggotanya.
rendah kronis yang rendah kronis tidak memberikan Yalom (1995,
mendapatkan paket memiliki satupun dampak bagi dalam Videbeck,
terapi 5 adalah kemampuan dari 17 penurunan tanda 2008) menjelaskan
respon terhadap kemampuan yang dan gejala atau bahwa manfaat
stressor pada pasien harus dimiliki oleh penilaian terhadap adanya terapi

Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99 93


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

kelompok adalah dilakukan secara terapi suportif dan diri secara positif,
anggota kelompok berkelompok pada psikoedukasi mampu mengenal
dapat memperoleh keluarga dengan keluarga pasien potensi yang
informasi atau gangguan jiwa dengan harga diri dimiliki, mampu
pembelajaran baru, memberikan rendah kronis mengembangkan
memperoleh dampak pada menunjukkan potensi yang
inspirasi dan kemampuan adanya penurunan dimiliki, mampu
harapan, keluarga merawat respon terhadap menceritakan
berinteraksi dengan anggota stressor yaitu semua kemampuan yang
orang lain, merasa keluarganya yang pasien sudah tidak dimiliki, mampu
diterima dan merasa mengalami menunjukkan mempertahankan
saling memiliki, gangguan jiwa baik respon kognitif, posisi tubuh dan
menyadari bahwa ia secara kognitif, respon afektif, kontak mata ketika
tidak sendirian dan afektif maupun respon fisiologis, berinteraksi dengan
orang lain memiliki psikomotor. respon perilaku dan orang lain, mampu
masalah yang sama, Hasil respon social. menghargai orang
mempengaruhi managemen asuhan Kemampuan lain, percaya diri,
masalah dan keperawatan pasien harga diri mampu menerima
perilakunya dan spesialis pada rendah kronis masukan dari orang
bagaimana hal pasien harga diri sebelum lain, mampu
tersebut rendah kronis yang mendapatkan terapi menerima kritikan
memengaruhi orang mendapatkan generalis, terapi yang konstruktif,
lain serta anggota paket terapi 6 kognitif perilaku, mampu
kelompok belajar adalah adanya terapi suportif dan berkomunikasi
sikap altruism perubahan respon psikoedukasi secara terbuka,
(mengutamakan dan peningkatan keluarga, adalah mempertahankan
kepentingan orang kemampuan pasien tidak memiliki kebersihan diri,
lain). Penjelasan di maupun keluarga. satupun mampu
atas diperkuat oleh Respon terhadap kemampuan dari 17 berpartisipasi dalam
Alonso (2000 dalam stressor pada pasien kemampuan yang kelompok dan
Videbeck, 2008) harga diri rendah harus dimiliki oleh mampu
yang menyebutkan kronis sebelum pasien harga diri menceritakan
bahwa terapi mendapatkan terapi rendah kronis. keberhasilan yang
kelompok generalis, terapi Setelah pernah diraih.
membantu kognitif perilaku, mendapatkan terapi Sedangkan 3
anggotanya untuk terapi suportif dan generalis, terapi kemampuan lainnya
memiliki tanggung psikoedukasi kognitif perilaku, hanya dimiliki oleh
jawab terhadap keluarga adalah terapi suportif dan sebagian pasien.
orang lain dan dapat pasien memiliki psikoedukasi Kemampuan
membantu anggota semua respon keluarga maka keluarga pasien
yang lain mencapai kognitif, respon terlihat adanya harga diri rendah
tujuan. Hal diatas afektif, respon peningkatan kronis pada saat
juga sesuai dengan fisiologis, respon kemampuan pasien. pengkajian, semua
penelitian yang perilaku respon yaitu semua pasien keluarga pasien
dilakukan oleh social. Setelah mempunyai 14 hanya mempunyai 5
Hernawaty (2009) dilakukan terapi kemampuan dari 17 kemampuan dari 21
yang menyatakan generalis kemudian kemampuan yang kemampuan yang
bahwa terapi dilanjutkan terapi harus dimiliki yaitu harus dimiliki.
suportif yang kognitif perilaku, mampu memandang Setelah

94 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

mendapatkan terapi (5 benar obat) ketika mendapat Pasien


maka terlihat mampu melakukan dukungan dari sebelum
adanya peningkatan teknik relaksasi, bagian sistem yang mendapatkan terapi
kemampuan distraksi, dan lain (Roger, 1994, generalis, terapi
keluarga yaitu berfikir positif dalam Tomey & kognitif perilaku,
keluarga dalam menghadapi Aligood, 2006). logoterapi, terapi
mempunyai semua stressor ketika Hasil suportif dan
kemampuan (21 merawat pasien, managemen asuhan psikoedukasi
kemampuan) yang mampu melakukan spesialis keluarga pada
harus dimiliki oleh komunikasi secara keperawatan jiwa pasien harga diri
keluarga. 16 terbuka dengan diketahui bahwa rendah kronis
kemampuan yang anggota keluarga pasien yang adalah pasien harga
bertambah dari yang lain dalam mendapatkan paket diri rendah kronis
keluarga setelah menghadapi beban terapi 7 sebelum tidak memiliki
dilakukan terapi ketika merawat mendapatkan terapi satupun
antara lain : mampu pasien, dan mampu generalis, terapi kemampuan dari 17
menjelaskan berbagi peran kognitif perilaku, kemampuan yang
tindakan yang harus dengan anggota logoterapi, terapi harus dimiliki oleh
dilakukan keluarga keluarga yang lain suportif dan pasien harga diri
pada saat merawat dalam merawat psikoedukasi rendah kronis.
pasien harga diri pasien. keluarga adalah Setelah
rendah kronis, Hasil semua pasien mendapatkan terapi
mampu managemen asuhan memiliki semua generalis, terapi
mendiskusikan keperawatan respon kognitif, kognitif perilaku,
kemampuan positif spesialis pada respon afektif, logoterapi, terapi
yang masih dimiliki pasien harga diri respon fisiologis, suportif dan
oleh pasien, mampu rendah kronis respon perilaku dan psikoedukasi
melatih pasien seperti yang telah respon social. keluarga maka
melakukan disebutkan diatas Setelah dilakukan terlihat adanya
kemampuan positif, memperlihatkan terapi generalis peningkatan
mampu memotivasi bahwa dengan paket kemudian kemampuan pasien.
pasien terapi yang lebih dilanjutkan terapi yaitu pasien
mempertahankan kompleks maka kognitif perilaku, mempunyai semua
kemampuan positif hasil yang diberikan logoterapi dan kemampuan (17
tersebut, mampu juga lebih optimal. terapi suportif kemampuan) yang
menciptakan Hasil ini pasien dengan harga harus dimiliki.
komunikasi menunjukkan diri rendah kronis Kemampuan
terapeutik, mampu bahwa manusia menunjukkan keluarga pasien
menciptakan sikap tidak bisa terlepas adanya penurunan pada saat
tubuh yang dari sistem yang respon terhadap pengkajian adalah
terapeutik ketika melingkupinya, stressor yaitu semua keluarga pasien
berinteraksi dengan bahwa pasien sudah tidak hanya mempunyai 2
pasien, mampu sesungguhnya menunjukkan kemampuan dari 21
memotivasi pasien sebagai suatu respon kognitif, kemampuan yang
untuk bisa individu yang respon afektif, harus dimiliki yaitu
berinteraksi dengan merupakan bagian respon fisiologis, keluarga mampu
orang lain, dari sistem manusia respon perilaku dan menjelaskan
mengetahui akan dapat tampil respon social. masalah yang
pengobatan pasien dengan optimal dialami saat

Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99 95


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

merawat pasien mengetahui (2007); Sasmita Terapi


serta mampu pengobatan pasien (2007); dan individu untuk
menjelaskan (5 benar obat) Kristiyaningsih mengatasi harga diri
tindakan yang biasa mampu melakukan (2009)). Selain rendah hanya
dilakukan pada saat teknik relaksasi, terapi kognitif berfokus pada
merawat pasien distraksi, dan teknik perilaku, terapi bagaimana seorang
dengan harga diri 5 jari dalam individu lain yang individu mampu
rendah kronis. menghadapi berpengaruh mengatasi
Setelah stressor ketika terhadap respon dan masalahnya sendiri.
mendapatkan terapi merawat pasien, kemampuan pasien Terapi ini akan
maka terlihat mampu melakukan harga diri rendah lebih meningkatkan
adanya peningkatan komunikasi secara kronis adalah kemampuan pasien
kemampuan terbuka dengan logoterapi. ketika seorang
keluarga yaitu anggota keluarga Wahyuni (2007) pasien tidak hanya
keluarga yang lain dalam membuktikan mendapatkan terapi
mempunyai semua menghadapi beban bahwa logoterapi secara individu
kemampuan (21 ketika merawat dengan tetapi juga
kemampuan) yang pasien, dan mampu menggunakan melibatkannya
harus dimiliki oleh berbagi peran konsep value dalam terapi
keluarga. 13 dengan anggota awareness kelompok. Terapi
kemampuan yang keluarga yang lain technique dapat kelompok
bertambah dari dalam merawat meningkatkan dimaksudkan untuk
keluarga setelah pasien. kemampuan melatih pasien
dilakukan terapi Hasil kognitif dan berinteraksi dengan
antara lain : mampu managemen asuhan perilaku lansia orang lain dalam
mendiskusikan yang telah dengan harga diri kelompok dan
kemampuan positif disebutkan di atas rendah di panti mendapatkan ilmu
yang masih dimiliki sesuai dengan teori wredha Pekanbaru ilmu baru serta
oleh pasien, mampu teori dan hasil Riau. Lebih dalam belajar untuk
melatih pasien penelitian yang lagi, Nauli (2011) bertanggung jawab
melakukan telah disebutkan menjelaskan (Alonso, 2000
kemampuan positif, pada bab tentang pengaruh dalam Videbeck,
mampu memotivasi sebelumnya. Teori logoterapi terhadap 2008). Salah satu
pasien dan hasil penelitian kemampuan lansia terapi kelompok
mempertahankan yang telah mencari makna yang terbukti efektif
kemampuan positif disebutkan hidup dengan untuk pasien
tersebut, mampu sebelumnya telah mengembangkan dengan harga diri
menciptakan membuktikan harapan dan rendah kronis
komunikasi bahwa terapi kemampuan positif adalah terapi
terapeutik, mampu kognitif perilaku yang dimiliki. suportif kelompok.
menciptakan sikap berpengaruh Sehingga makna Terapi ini
tubuh yang terhadap perubahan hidup yang membantu pasien
terapeutik ketika respon dan didapatkan harga diri rendah
berinteraksi dengan peningkatan membuat lansia kronis untuk keluar
pasien, mampu kemampuan pasien tersebut menjadi dari leingkaran
memotivasi pasien harga diri rendah lebih bergairah dan dirinya dan melihat
untuk bisa kronis (Stuart dan optimis dalam dunia diluar dirinya
berinteraksi dengan Laraia 2005; menghadapi dengan berbagi
orang lain, Rahayuningsih kehidupan. pengalaman dengan

96 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

anggota kelompok mengenal masalah seperti yang penulis keluarga (paket


yang lain. kesehatan keluarga, lakukan pada paket terapi 3 : terapi
Kemandirian memutuskan terapi 7 ini generalis + terapi
pasien dan tindakan kesehatan diharapkan dapat kognitif perilaku +
peningkatan yang tepat bagi membantu pasien psikoedukasi
kemampuan pasien keluarga, merawat harga diri rendah keluarga; paket
serta menurunnya keluarga yang kronis keluar dari terapi 4 : terapi
respon terhadap mengalami masalahnya dan generalis + terapi
stressor pada pasien gangguan diharapkan pula kognitif perilaku +
harga diri rendah kesehatan, dapat mencegah logoterapi +
kronis akan dapat memodifikasi kekambuhan. psikoedukasi
dipertahankan lingkungan keluarga), terapi
ketika pasien keluarga untuk SIMPULAN DAN yang berorientasi
mempunyai sumber menjamin SARAN pada individu
pendukung untuk kesehatan keluarga, Tindakan kelompok dan
terus mengingatkan dan memanfaatkan keperawatan yang keluarga (paket
pasien tentang fasilitas pelayanan berupa terapi terapi 6 : terapi
perawatan yang kesehatan generalis dan terapi generalis + terapi
telah dilakukan. disekitarnya bagi spesialis kognitif perilaku +
Sumber pendukung keluarga. keperawatan jiwa terapi suportif dan
terdekat dan paling Berdasarkan yang diberikan pada psikoedukasi
utama pada pasien penjelasan diatas pasien harga diri keluarga; paket
gangguan jiwa maka dapat rendah kronis di terapi 7 : terapi
adalah keluarga diketahui bahwa ruang Arimbi generalis + terapi
(Stuart, 2009). sebagai individu seperti yang telah kognitif perilaku +
sumber dukungan yang unik dan disebutkan diatas logoterapi + terapi
yang berasal dari holistik, maka dibagi kedalam 7 suportif dan
keluarga tidak penatalaksanaan paket terapi yaitu psikoedukasi
hanya dinilai dari pasien harga diri terapi yang hanya keluarga).
keberadaan dan rendah kronis akan berorientasi Penggabungan
perhatian keluarga memberikan hasil individu (paket beberapa terapi di
tapi juga dinilai dari yang optimal ketika terapi 1 : terapi atas sesuai dengan
kemampuan menyentuh semua generalis + terapi kondisi dan
keluarga dalam aspek dalam sistem kognitif perilaku; kebutuhan pasien.
merawat pasien yang melingkupi paket terapi 2 : Dengan demikian
harga diri rendah seorang individu terapi generalis + dapat dikatakan
kronis. Maglaya yaitu individu itu terapi kognitif bahwa keberhasilan
(2009) sendiri dengan perilaku + pasien juga
menyebutkan keholistikannya, logoterapi), terapi merupakan
bahwa kemampuan individu sebagai yang berorientasi kombinasi dari
yang harus dimiliki bagian dari pada individu dan macam-macam
oleh keluarga dalam kelompok dan kelompok (paket terapi modalitas
merawat pasien individu sebagai terapi 5 : terapi yaitu dari terapi
dengan harga diri bagian dari sistem generalis + terapi keperawatan,
rendah kronis keluarga. kognitif perilaku + psikofarmaka dari
bersumber dari Penatalaksanaan terapi suportif), medik dan lainnya.
penjabaran pada terhadap ketiga area terapi yang Hasil evaluasi
tugas keluarga (individu, kelompok berorientasi pelaksanaan terapi
antara lain dan keluarga) individu dan menunjukan bahwa

Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99 97


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

paket terapi yang menetapkan serta bersifat spesialistik mengontrol dan


memberikan efek mengatur kebijakan melalui program mengevaluasi
khususnya untuk terkait dengan perencanaan kemampuan pasien
lebih mengurangi pelaksanaan fungsi pengembangan harga diri rendah
penilaian terhadap rujukan pasien tenaga perawat kronis khususnya
stressor pada pasien gangguan jiwa, spesialis jiwa dan dalam pelaksanaan
dengan harga diri khususnya yang memfasilitasi serta buku kerja pasien.
rendah kronis telah kembali mensosialisasikan Saran yang
(tanda dan gejala), kepada masyarakat standar asuhan ditujukan kepada
peningkatan agar keperawatan riset keperawatan
kemampuan pasien kesinambungan spesialis dan adalah perlunya
dan peningkatan penanganan pasien peranan perawat dikembangkan
kemampuan gangguan jiwa ruangan untuk penelitian tentang
keluarga adalah dapat terus manajemen kasus efektifitas beberapa
terapi yang terkontrol. harga diri rendah paket terapi
merupakan Saran yang kronis. Kepala spesialis pada
gabungan antara ditujukan pada ruangan dan pasien dengan harga
terapi individu, pelayanan perawat ruang diri rendah kronis
terapi kelompok keperawatan terdiri Arimbi diharapkan dan
dan terapi keluarga dari saran kepada mempertahankan perlunyapengemban
(paket terapi 6 dan Direktur RSMM, dan meningkatkan gan penelitian untuk
paket terapi 7). Kepala Bidang peran sebagai role menguji efektifitas
Berdasarkan Perawatan, Kepala model dalam terapi dengan
simpulan hasil Ruangan dan menjalankan komparasi berbagai
karya ilmiah akhir Perawat Ruang kegiatan pelayanan karakteritik pasien.
terdapat beberapa Arimbi. Direktur MPKP dan asuhan
hal yang dapat RSMM diharapkan keperawatan jiwa DAFTAR
disarankan kepada Menetapkan khususnya PUSTAKA
pihak-pihak terkait kebijakan terkait penerapan terapi Amelia, D. R., &
dalam rangka dengan program generalis untuk Anwar, Z.
meningkatkan pelayanan harga diri rendah (2013).
pelayanan keperawatan kronis dalam rangka Relaps pada
kesehatan jiwa spesialistik melengkapi terapi pasien
khususnyadi ruang khususnya modalitas skizofrenia.
Arimbi. Saran yang penerbitan standar keperawatan seiring Jurnal
ditujukan kepada asuhan keperawatan dengan penerapan Ilmiah
Departemen terkait dengan terapi spesialistik, Psikologi
Kesehatan adalah pelaksanaan menerapkan model Terapan,
Departemen manajemen kasus keperawatan yang 1(1), 53-65.
Kesehatan spesialis pada sesuai (Model American
diharapkan dapat pasien dengan harga Stress Adaptasi Psychiatric
menyusun diri rendah kronis. Stuart dan Model
kebijakan terkait Kepala Praktik Association
dengan program Bidang Perawatan Keperawatan . (2013).
pelayanan RSMM diharapkan Profesional) dengan Diagnostic
keperawatan jiwa memfasilitasi pelaksanaan terapi and
spesialistik bagi penerapan keperawatan pada
statistical
pasien di tatanan pelayanan pasien harga diri
manual of
rumah sakit dan keperawatan yang rendah kronis,

98 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

mental 62, 397- Psychoeduc Diakses


disorders 409. ation tanggal 7
(DSM5®). Beck, A. T., Group Mei 2012
American Freeman, Program Fontaine, K.L.
Psychiatric A., & for Chinese (2009).
Pub. Davis, D. People Mental
Bastaman, H.D. D. (Eds.). With health
Schizophre nursing. (6th
(2007). (2015).
Logoterapi: nia in ed.).New
Cognitive
psikologi Hong Jersey:
therapy of
untuk Kong. Pearson
personality Psychiatric
menemukan Education,I
disorders. Services. nc
makna Guilford
hidup dan Arlington. Fortinash, K.M &
Publication www.proqu Worret,
memilih
s. est.com.pqd P.A.H.
hidup
Chang, C. K., auto. (2004).
bermakna.
Hayes, R. diperoleh Psychiatric
Edisi 1.
D., Perera, tanggal 25 Mental
Jakarta:
G., Mei 2012 Health
Raja
Broadbent, Cohen, A.N. et al. Nursing.
Grafindo
M. T., (2008). The (3rd ed )
Persada.
Fernandes, Family St.Louis
Bastaman, T., K.
A. C., Lee, Forum: Missouri :
(2007). W. E., ... & Directions Mosby.
Kasus Stewart, R. for the Frisch, N.C. &
gangguan (2011). Life Implementa Frisch, L.E.
jiwa ringan expectancy tion of (2006).
semakin at birth for Family Psychiatric
meningkat. people with Psychoeduc Mental
http://www. serious ation for Health
duniapusta mental Severe Nursing.
ka.org/. illness and Mental Third
Diakses other major Illness. edition.
juni 2012. disorders Psychiatric Canada.
from a Services. Thomson
Beck, A. T., &
secondary Arlington. Delmar
Dozois, D.
mental www.proqu Learning
J. (2011).
health care est.com.pqd González-Blanch,
Cognitive
case auto. C.,
therapy: register in diperoleh Martín-
current London. tanggal 25 Muñoz, V.,
status and PloS one, Mei 2012 Pardo-
future 6(5), Depkes RI (2008). García, G.,
directions. e19590. Riset Martínez-
Annual Chien, W.T. & kesehatan García, O.,
review of Wong, K.F. dasar. Álvarez-
medicine, (2007). A www.litban Jiménez,
Family g.go.id. M.,

Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99 99


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

RodríguezS kemampua (RDoC): developmen


ánchez, J. n keluarga toward a ts in family
M., ... & dalam new psychoeduc
Crespo- merawat classificatio ation as an
Facorro, B. klien n evidence ba
(2010). pasung di framework sed
Effects of Kabupaten for research practice.
family Bireun on mental Journal of
psychoeduc Nangroe disorders. marital and
ation on Aceh Kaplan & Sadock. family
expressed Darusaala (2007). therapy,
emotion m. Tesis. Sinopsis 38(1), 101-
and burden FIK UI. psikiatri: 121.
of care in Tidak ilmu Maglaya, Araceli S.
first- dipublikasi pengetahua (2009).
episode kan n psikiatri Nursing
psychosis: a Hernawaty, T. klinis. (Jilid practice in
prospective (2009). 1). Jakarta: the
observation Pengaruh Bina Rupa community.
al study. Terapi Aksara. (5th ed).
The Suportif Kristyaningsih, A. Marikina
Spanish terhadap (2009). City:
journal of Kemampua Pengaruh Argonauta
psychology, n Keluarga Terapi Corporation
13(01), dalam Kognitif .
389-395. Merawat terhadap Maslim, R. (2013).
Harper, M., & Cole, Klien perubahan Diagnosis
P. (2012). Gangguan harga diri Gangguan
Member Jiwa di dan kondisi Jiwa,
checking: Kelurahan depresi Rujukan
can benefits Sindang pasien Ringkas
be gained Barang gagal PPDGJ-III
similar to Bogor ginjal
dan DSM-
group Tahun kronik di
5. Jakarta:
therapy?. 2008. ruang
PT Nuh
The Depok: haemodiali
Qualitative Universitas sa RSUP Jaya.
Report, Indonesia. Fatmawati Nauli, F. (2011).
17(2), 510- Insel, T., Cuthbert, Jakarta. Pengaruh
517. B., Garvey, M., Tesis. FIK logoterapi
Hasmilasari. Heinssen, UI. Tidak kelompok
(2009). R., Pine, D. dipublikasi dan
Pengaruh S., Quinn, kan psikoeduka
family K., ... & Lucksted, A., si keluarga
psychoeduc Wang, P. McFarlane, W., pada lansia
ation (2010). Downing, D., & depresi
theraphy Research Dixon, L. dengan
terhadap domain (2012). diagnose
beban dan criteria Recent keperawata

100 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

n harga dipublikasi Stuart, G.W.(2009). dkk,


diri rendah, kan Principles penerjemah
ketidakberd Sadock, B. J., & and ). Jakarta
ayaan, Sadock, V. practice of :EGC.
keputusasa A. (2011). psychiatric Wahyuni, S. (2007).
an, dan Kaplan and nursing.9th Pengaruh
isolasi Sadock's ed. logoterapi
sosial di synopsis of Mosby.Inc. terhadap
kelurahan Tomey, A.M.,& peningkata
psychiatry:
Katulampa, Alligood,M. n
Behavioral
Bogor. R.(2006). kemampua
Tesis. Nursing n kognitif
sciences/cli
Tidak theorist and dan
nical
dipublikasi their work. perilaku
kan. psychiatry.
(6 th ed). pada lansia
NIMH. (2011). Lippincott American: dengan
Prevalence Williams & Mosby harga diri
of mental Wilkins. Year rendah di
ilness by Sasmita, H. (2007). Townsend,C.M. Panti
disorder. Pengaruh (2009). Wreda
http://www. Cognitive Psychiatric Pekanbaru
nimh.nih.go Behaviour mental Riau. Tesis.
v/statistics/. Therapy health Tidak
diperoleh pada nursing. (6th dipublikasi
tanggal 15 pasien ed.) kan.
Maret 2012 Harga Diri Philadelphi Wardani I.Y.
Rahayuningsih, A. a: (2010).
Rendah di
(2007). F.A.Davis Manajemen
RS Marzuki
Pengaruh Company kasus
Mahdi
Terapi Varcarolis,E.M.et spesialis
Bogor. al.(2006).
Kognitif keperawata
Tesis. Foundation
terhadap n jiwa pada
FIK UI. s of
tingkat pasien
Tidak psychiatric dengan
harga diri
dipublikasi mental diagnosa
dan
kan. health risiko
Stuart, G.W & nursing. perilaku
kemandiria
Laraia, M.T Philadelphi kekerasan
n a:
(2005). di ruang
pasien Principles Lippincott dewi amba
dengan and Williams & dan
Kanker practice of Wilkins. antareja
Payudaradi psychiatric Videbeck .(2008). rumah sakit
RS nursing. Buku ajar Marzoeki
Kanker (9th keperawata Mahdi
Dharmais edition). St n jiwa. Bogor.
Jakarta. Louis: (Renata Karya
Tidak Mosby Ilmiah
Komalasari, Akhir.

Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99 101


Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

View publication stats


Tidak dalam
dipublikasi Merawat
kan. Klien
Wardaningsih, S. dengan
(2007). Halusinasi
Pengaruh di
Family Kabupaten
Psychoeduc Bantul
ation Yogyakarta,
terhadap Tesis FIK
Beban dan UI, tidak
Kemampua dipublikasi
n Keluarga kan
Wheeler, K. (2008).Psychoteraphy for the
Workshop Keperawatan Jiwa FIK-
UI (2011) advanced practice
psychiatric nurse.
St. Louis; Mosby

102 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99

Anda mungkin juga menyukai