PENDAHULUAN
berbagai negara dan diperkirakan sekitar 12% dari beban penyakit secara global.
Prevalensi gangguan jiwa adalah 1,7 per 1.000 dan dengan gangguan jiwa ringan
dan negara, hal ini dapat dibuktikan seperti hambatan dalam menjalankan peran
oleh penelitian Bank Dunia pada tahun 1995 di beberapa negara yang
sebesar 8,1% dari Beban Global Penyimpangan yang disebabkan oleh masalah
perawatan untuk gangguan jiwa sangat mahal dengan biaya 3,4% setiap tahun
(Leach-Kemon, 2016)
adanya kekambuhan pada pasien jiwa, beberapa upaya yang telah dilakukan
pada pendekatan medik , menurut hasil survei yang dilakukan oleh Federasi Dunia
1
Kesehatan Mental pada 2006 dari 697 psikiater dan 1082 keluarga menunjukkan
bahwa 37% keluarga mengatakan bahwa anggota keluarga telah kambuh lima kali
mengalami kekambuhan 50% pada tahun pertama dan 70% pada tahun kedua.
(Jalil, 2006).
Mengikuti Regimen Terapi: Pengobatan dengan hasil 70,8% patuh minum obat
dan 29,2% tidak patuh minum obat dengan kambuh, faktor peran keluarga dari
akibat kambuh akan menimbulkan stigma pada masyarakat, stigma terhadap orang
manifestasi dari perilaku negatif yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, tenaga
terpinggirkan telah diberi label sebagai orang yang abnormal atau sesuatu yang
memalukan. Kata 'stigma' berasal dari bahasa Yunani kuno, yang barati adanya
jarak sosial dimana orang lain tidak mau bergaul dengan orang yang menderita
2
mengalami risiko perilaku kekeras, Tanda gejala yang umum perilaku kekerasan
terkait dengan stigma pada ODGJ (17). Hasil penelitian terdahulu juga
terhadap ODGJ (19). Selain itu, banyak ODGJ di Indonesia yang mencari bantuan
ketakutan dan pengalaman traumatis yang dirasakan oleh para ODGJ yang telah
berobat ke alternatif.
emosional, psikologis dan sosial yang sehat yang dapat di lihat dari memuaskan
hubungan antar pribadi, efek koping, konsep diri yang efektif, konsep diri positif,
dan stabilitas emosi. Kesehatan mental memiliki banyak komponen dan pengaruh
oleh berbagai faktor (Videbeck, 2014). Salah satu diagnosis gangguan mental
3
adalah Skizofrenia. Sebuah survei literatur mengungkapkan Skizofrenia adalah
merasakan dan menunjukkan emosi serta berperilaku yang dapat diterima secara
tahun, bertahan seumur hidup, dan mencakup semua kelas sosial. Skizofrenia
umum dan bahkan diantara para profesional kesehatan. Penderita gangguan jiwa
mencapai 2,5 juta dan diperkirakan sekitar 60% diantaranya mengalami risiko
dengan perilaku kekerasan dan ketakutan (yang dirasakan oleh ODGJ dan oleh
4
orang la in). R eview l i teratur yang telah dilakukan mengungkapkan bahwa
kekerasan dan ketakutan (oleh dan terhadap ODGJ) masih terbatas di Indonesia
(4). Penelitian terdahulu belum berfokus pada dampak stigma dan stigmatisasi
terhadap perilaku kekerasan dan ketakutan yang dirasakan oleh para ODGJ atau
dilakukan oleh orang lain yang behubungan dengan masalah gangguan jiwadi
Indonesia.
1.4.1 Klien
Implikasi jangka panjang yaitu, klien menjadi manusia yang jiwa dan
memiliki koping yang positif dan mengetahui tentang diri mereka sendiri, juga
penilaian diri yang positif sehingga minat dalam pemulihan menjadi tinggi, dapat
menggunakan obat secara optimal serta klien dapat menjadi diterima di tengah
Masyarakat, dari hasil penelitian ini, peneliti akan menerapkan pos pelayanan
Puskesmas yang dijalankan setiap bulan secara teratur, ketika pasien yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dapat dipantau dan diorganisir dalam perawatan yang
yang melibatkan pasien, keluarga dan masyarakat, di mana dalam program ini
5
menjadi produktif di masyarakat menengah. Sehingga menghindari kekambuhan
1.4.2 Profesi
Kontribusi penelitian ini ini jelas karena hasil yang dihasilkan dapat
tentang gangguan mental. Tidak hanya itu, ada juga koneksi dengan upaya
keluarga dan peran masyarakat, peran perawat dalam masyarakat akan diketahui
karena perawat tidak hanya memberikan layanan kepada pasien rumah sakit,
tetapi juga memberikan layanan kepada keluarga dan masyarakat. Dari hasil
penelitian ini perawat akan lebih dominan dalam membuat kelompok khusus.
psikiatrik lebih dekat dengan pasien, keluarga dan masyarakat, sehingga peran dan
1.4.3 Pemerintah
memberikan masukan dalam hal kebijakan asuransi kesehatan khusus untuk klien
6
untuk mengeluarkan kebijakan dalam layanan terpadu khusus untuk pasien
angka morbiditas pasien jiwa karena kekambuhan masih tercatat sebagai pasien
jiwa.
perasaan ketakutan terhadap dan oleh ODGJ. Terkait dengan paradigm penelitian,
melihat data dan analisisnya sebagai hal yang dibuat dari pengalaman bersama
peneliti dengan para partisipan dan sumber-sumber data yang lain" Penelitian
dilakukan di Rumah Sakit jiwa yang ada di Jakarta. Jumlah partisipan ada 10
orang dengan kriteria sebagai berikut : Para partisipan penelitian adalah warga
negara Indonesia dan untuk partisipan ODGJ adalah mereka yang mengalami
stigma dan proses stigmatisasi dalam kehidupan mereka baik di rumah sakit atau
terstruktur dan dokumen review. Selain itu, pengumpulan data dengan metode
7
Referensi
https://doi.org/10.4103/0253-7176.96149
Asher, C. J., & Gask, L. (2010). Reasons for illicit drug use in people with
https://doi.org/10.1186/1471-244X-10-94
https://doi.org/10.1111/j.1440-1819.2007.01722.x
Docherty, N. M., St-hilaire, A., Aakre, J. M., & Seghers, J. P. (2009). Life Events
8
Fontaine, K. L. (2009). Mental Health Nursing (6th ed.). New Jersey: Upper
Gaebel, W., Schreiner, A., Bergmans, P., Arce, R. De, Cordes, J., Eriksson, L., &
patients: the ADHERE study. Cambridge University Press 2010, 15(5), 327–
338.
9
BAB II
PENGERTIAN STIGMA
Kata stigma berasal dari bahasa Inggris yang artinya noda atau cacat.
Menurut The American Heritage Dictionary (2012), stigma adalah “sebuah aib
Hal ini berasal dari stigma latin atau stigmat-, yang berarti “tanda tato” atau
dari stigma yang brand, tanda, dan noda. Kata brand didefinisikan sebagai nama
yang diberikan untuk produk atau layanan, tanda adalah yang membedakan
2006).
Stigma adalah fenomena sangat kuat yang terjadi di masyarakat, dan terkait erat
dengan nilai yang ditempatkan pada beragam identitas sosial (Heatherton, et al,
2003). Menurut Chaplin (2004), stigma adalah suatu cacatan atau cela pada
or a mark that designates the bearer as “spoiled” and therefore as valued less
than normal people”. Stigma adalah tanda atau ciri yang menandakan
pemiliknya membawa sesuatu yang buruk dan oleh karena itu dinilai lebih
10
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Goffman menghasilkan suatu
simpulan bahwa seseorang yang dikena stigma tidak diperlakukan sarna dengan
orang lain. Hal ini merupakan bentuk diskriminasi yang membuat orang yang
Corrigan, & Watson, 2003). Menurut Hawari (2001) dalam kaitannya dengan
gangguan jiwa skizofrenia, stigma adalah sikap keluarga dan masyarakat yang
'menganggap “bahwa jika ada salah satu anggota keluarga yang menjadi
jiwa yang telah diteliti penulis tahun 2012, yaitu terkait pada susseptibility,
11
Secara benefit, sebenarnya keluarga masih percaya bahwa fasilitas
pelayanan kesehatan dapat mengurangi tanda dan gejala, tetapi keluarga hampir
sudah tidak dapat membedakan antara acceptance dan hopeless, antara menerima
atau putus harapan, sehingga kebanyakan keluarga hanya bisa pasrah apapun
berikut:
Penyebab stigma
1. Diri : berbagai mekanisme internal yang dibuat diri sendiri, yang kita sebut
stigmatisasi diri
masyarakat
12
4. Struktur : lembaga-lembaga yang lebih luas, seperti kemiskinan, rasisme,
tertentu.
(diskriminasi)
apa yang orang alami seperti sangat menular, mengutuk, berdosa, berbahaya,
tidak dapat diandalkan dan tidak mampu mengambil keputusan dalam kasus
13
mental. Masyarakat tidak lagi melihat penderita yang sebenarnya tetapi hanya
Komponen stigma
Menurut Link dan Phelan (dalam Scheid & Brown, 2010) stigma
berikut:
1. Labelling
(Link & Phelan dalam Scheid & Brown, 2010). Sebagian besar perbedaan
sebuah prestasi, sosial yang perlu dipahami sebagai komponen penting dari
14
2. Stereotype
Ryan & Parke dalam Baron & Byrne, 2003). Menurut Rahman (2013)
keyakinan tentang atribut personal yang dimiliki oleh orang- orang dalam
suatu kelompok tertentu atau kategori sosial tertentu (Taylor, Peplau, &
Sears, 2009).
3. Separation
pemberian stereotip berhasil (Link & Phelan dalam Scheid & Brown, 2010).
mendapatkan stigma.
4. Diskriminasi
15
merupakan perilaku negatif terhadap individu karena individu tersebut
Jenis stigma
1. Stigma struktural
2. Stigma masyarakat
Aspek-aspek stigma
berikut:
1. Perspektif
16
Perspektif yang dimaksudkan dalam stigma berhubungan dengan
dan pemberian atribut (Heatherton, et al, 2003). Proses perilaku ini dapat
2. Identitas
terdiri dari dua hal, yakni identitas pribadi dan identitas kelompok.
Misalnya perbedaan warna kulit, cacat fisik, dan hal lain yang
3. Reaksi
17
pada orang yang memberikan stigma ini misalnya adalah perasaan-
Mekanisme stigma
meliputi:
menimbulkan stigma.
mengembangkan diri.
18
3. Perilaku stereotype muneul otomatis
Respon Stigma
dan menerima.
Dampak stigma
19
2. Stigma membuat semakin sulit memulihkan kehidupan karena stigma
dari masyarakat
al, 1984).
20
aktifitas rutin keluarga terganggu, kekhawatiran menghadapi masa
et al, 2004). Menurut Mohr & Regan (2000), keluarga akan mengalami
yang profesional.
(Lee, 2003). Dengan demikian stigma bagi keluarga adalah hal yang
1992).
Smith, 1989).
21
Stigma Keluarga
adalah sebuah kasus stigma khusus yang dialami oleh individu sebagai
stigma. Menurut Park & Park (2014) stigma keluarga dibentuk dari orang
2. Shame (Malu)
dan ternan-teman.
22
3. Contamination (Kontaminasi)
2008).
1. Antecendents
fenomena tersebut:
23
memiliki anggota keluarga yang : sakit: Jika penyakit
(Lefley, 1989) :
keluarga unordinary.
2. Attributes
diidentifikasi:
24
karena unusualness family, termasuk situasi negatif, kejadian,
2011);
3. Consequences
25
khawatir, dan perhatian yang ber1ebihan (Brickley et al, 2009;.
2006; van Dam, 2004; Werner et al, 2010.; Wong et al., 2009).
menurun.
Stop Stigma
26
Berbagai kegiatan untuk stop stigma antara lain;
27
Upaya selanjutnhya adalah rnembangun komitmen bersarna
yang ada adalah istila ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) dan
terlaksananya kegiatan.
28
dengan program 1000 hari pertama kehidupan. Dengan demikian,
from pre me/Tied till the grave. Bahwa upaya kesehatan jiwa
29
Daftar Bacaan
Benov, E., Siiri E., Elena F., Elisa H., Aine M., Edwin N., Sara P., Carina T.
2013. Stigma 0/Schizophrenia: Assesing Attitudes among European
University Students. Journal of European Psychology Students.
Corrigan, r W., Watson, A. C., & MillieI', F. E. 2006. Blame, Shame and
Contamination: The Impact oj Mental Illness and Drug Dependence
Stigma on Family Members. Journal I” 'of family Psychology. 20
(2),239-246.
Gray D. 2003. Gender and Coping: The Parents o/Children with High-
functioning. Autism.
Harrison, J & Gill, A. 2010. The Experience. and Consequences of People with
Mental Health
30
Problems, The Impact oj Stigma' 'Upon People'with SchizoJrenia: a Way
Forward,
Yusuf, A., Rizky F. PK., Hanik EN. 201'5. B:4.ku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
31