Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PENERAPAN KERBERSIHAN DIRI TERHADAP KEMANDIRIAN PASIEN

DENGAN GANGGUAN JIWA ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI DI PANTI MENTARI


HATI TASIKMALAYA

Robi Kurniawan 2 Aap Apipudin 3 Eendrian MJW4


1Mahasiswa Stikes Muhamadiyah Ciamis
2,3Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis
*E-mail: robi46kurniawan@gmail.com

Abstrak
Masalah gangguan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius. Dalam
keperawatan jiwa pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Kurang
perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri. Pada pasien defisit perawatan diri
ada empat Standar Pelaksanaan Komunikasi (SP). Salah satunya adalah SP 1, Melatih kebersihan diri.
Pelaksanaan asuhan keperawatan defisit perawatan diri bermanfaat untuk meningkatkan kemandirian
pasien dalam merawat diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
kebersihan diri terhadap kemandirian pasien dengan gangguan jiwa isolasi sosial menarik diri di Panti
Mentari Hati Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
Quasi-Experimental dengan one group pretest-posttest. .Populasi dalam penelitian ini adalah semua
penderita gangguan jiwa yang terdata di Panti Mentari Hati Tasikmalaya. Pengambilan sampel dalam
penelitian dihitung dengan rumus besar sampel untuk proporsi tunggal yaitu sebayak 27 orang
pasien.Hasil penelitian menunjukan bahwa kemandirian sebelum penerapan kebersihan diri sebagian
besar dibantu secara total 22 orang (81,5%) dan kemandirian sesudah penerapan kebersihan diri
sebagian besar dibantu sebagian 15 orang (55,6%). Hasil dari uji statistik Wilcoxon diperoleh nilai Z -
4,224 dengan nilai α 0,000 (α< 0,05), maka Ho di tolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh
penerapan kebersihan diri terhadap kemandirian pasien dengan gangguan jiwa isolasi sosial menarik
diri di Panti Mentari Hati Tasikmalaya.Kesimpulan ada pengaruh penerapan kebersihan diri terhadap
kemandirian pasien dengan gangguan jiwa isolasi sosial menarik diri di Panti Mentari Hati
Tasikmalaya. Saran agar dijadikan sebagai informasi betapa pentingnya kebersihan diri sehingga dapat
mandiri dalam melaksanakan kebersihan diri.
Kata Kunci : kebersihan diri, gangguan jiwa, kemandirian
Kepustakaan : 18 Referensi (2016-2021)

Abstract
The problem of mental disorders around the world has become a very serious problem. In psychiatric
nursing, patients with chronic mental disorders often experience indifference to self-care. Lack of self-
care can be seen from the inability to maintain personal hygiene. In self-care deficit patients there are
four Communication Implementation Standards (SP). One of them is SP 1, practicing personal hygiene.
The implementation of nursing care for self-care deficits is useful for increasing the patient's
independence in self-care. The purpose of this study was to determine the effect of the application of
personal hygiene on the independence of patients with mental disorders and social isolation withdrew
at Panti Mentari Hati Tasikmalaya. This research uses quantitative research with Quasi-Experimental
research design with one group pretest-posttest. The population in this study were all people with
mental disorders who were registered at the Mentari Hati orphanage in Tasikmalaya. Sampling in the
study was calculated using the sample size formula for a single proportion of 27 patients. The results
showed that independence before the application of personal hygiene was mostly assisted by a total of
22 people (81.5%) and independence after the application of personal hygiene was mostly assisted by
15 people (55.6%). The results of the Wilcoxon statistical test obtained a Z value of -4,224 with a value
of 0.000 (α < 0.05), then Ho was rejected and Ha was accepted, which means that there is an effect of
the application of personal hygiene on the independence of patients with mental disorders, social
isolation, withdrawing from the Panti Mentari Hati. Tasikmalaya. The conclusion is that there is an
effect of the application of personal hygiene on the independence of patients with mental disorders and
social isolation withdrew from the Panti Mentari Hati Tasikmalaya. Suggestions to be used as
information on how important personal hygiene is so that they can be independent in carrying out
personal hygiene.
Keywords : personal hygiene, mental disorders, independence
Bibliography : 18 reference (2016-2021)
PENDUHULUAN Mentari Hati dan direhab disana. Berbeda
Kesehatan jiwa merupakan aspek dengan yayasan lain yaitu Pondok
penting dalam mewujudkan kesehatan Rehabilitasi Tetirah Dzikir, Panti Aura
secara menyeluruh. Kesehatan jiwa juga Welas Asih, Panti Dzikrul Ghofilin
penting diperhatikan selayaknya kesehatan Erorejo Wonosobo, dan Yayasan Jamrud
fisik. Berdasarkan Undang-undang Nomor Biru Bekasi yang menerima ODGJ dari
18 Tahun 2014 kesehatan jiwa adalah jalanan dan titipan keluarga, Yayasan
suatu kondisi dimana seorang individu Mentari Hati memang hanya menerima
dapat berkembang secara fisik, mental, ODGJ yang ada di jalanan saja. Pada bulan
spiritual, dan sosial sehingga individu Maret 2022 pravalensi Yayasan Mentari
tersebut menyadari kemampuan sendiri, Hati sebanyak 245 orang dan setiap
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja harinya selalu bertambah 2-3 orang. Pada
secara produktif, dan mampu memberikan sebagian besar penderita gangguan jiwa
kontribusi untuk komunitasnya. mengalami gangguan pola komunikasi dan
Berdasarkan data yang diterima partisipasi sosial yang mempengaruhi
dari Puskesmas-Puskesmas di Kota hubungan sosial dan interpersonal
Tasikmalaya, jumlah penderita penyakit sehingga mereka cenderung menarik diri
jiwa (gangguan mental dan perilaku) pada atau mengisolasi sosial dari lingkungan.
tahun 2018 sebanyak 118 kasus. Yang Menarik diri merupakan sebuah
termasuk dalam kategori penyakit jiwa ini bentuk mekanisme pertahanan diri yang
adalah gangguan jiwa dan perilaku yang dilakukan seseorang sebagai koping
disebabkan oleh penggunaan lebih dari terhadap situasi-situasi yang tidak
satu jenis obat dan zat psikoaktif lainnya menyenangkan (Sutinah, 2016). Menarik
sebanyak 2 orang, Skisofrenia sebanyak 9 diri juga berupa kecenderungan untuk
orang, Gangguan Psikotik akut dan melarikan diri dari kesulitan, pengamanan
sementara sebanyak 6 orang, Gangguan melalui mengambil jarak, berupa tindakan
Skizoafektif 18 orang, Episode depresif 12 menarik diri dari aktivitas dan lingkungan
orang, Gangguan somatoform 40 orang, sosial (ramdani, 2017). Ketika seseorang
Gangguan emosi (neurotik/psisomatik) dihadapkan pada masalah dan tidak
lainnya 70 orang, Retardasi Mental tidak mampu diselesaikan, maka seseorang akan
spesifik 1 orang (Dinkes Kota cenderung menarik diri sebagai coping
Tasikmalaya, 2019). terhadap situasi yang tidak menyenangkan.
Yayasan Mentari Hati merupakan (Kristina, 2020).
salah satu yayasan yang menampung Dalam keperawatan jiwa ada 5
pasien dengan gangguan jiwa yang tidak diagnosa utama untuk gangguan jiwa atau
ada keluarganya. ODGJ yang berada di skizofrenia yaitu resiko perilaku
jalanan akan dimasukkan ke Yayasan kekerasan, gangguan sensori persepsi:
halusinasi, defisit perawatan diri, isolasi (BAB/BAK) secara mandiri (Herawati &
sosial, dan harga diri rendah (Indriani, Afconneri, 2019).
Fitri, Utami, et al., 2021). Yusuf (2015) Akibat yang dapat ditimbulkan
menyatakan bahwa defisit perawatan diri jika kebersihan diri tidak terpenuhi
merupakan salah satu masalah utama yang diantaranya adalah gangguan membrane
timbul pada klien gangguan jiwa, pasien mukosa mulut, gatal- gatal, dan infeksi di
gangguan jiwa kronis sering mengalami beberapa bagian tubuh, serta gangguan
ketidakpedulian merawat diri, keadaan ini integritas kulit dan gangguan fisik pada
merupakan gejala perilaku negatif dan kuku. Selain dapat menimbulkan dampak
menyebabkan klien dikucilkan baik dalam fisik, gangguan personal hygiene dapat
keluarga maupun masyarakat. pula menimbulkan dampak psikososial.
Defisit perawatan diri sangat Diantaranya adalah gangguan kebutuhan
berpengaruh bagi kesehatan fisik, rasa nyaman dan kebutuhan harga diri
seseorang dapat mengalami banyak (Kasiati &Rosmalawati, 2016).
gangguan kesehatan yang akan dideritanya Pendekatan secara menyeluruh
karena tidak terpeliharanya kebersihan untuk pasien penderita gangguan jiwa
perorangan dengan baik, gangguan fisik sangatlah dibutuhkan untuk
yang terjadi adalah gangguan integritas kesembuhannya. Hal ini bertujuan
kulit, gangguan membran mukosa mulut, memberikan treatmen atau terapi dari
infeksi pada mata dan telinga, serta berbagai sisi yang pada akhirnya akan
gangguan fisik lainnya. (Indriani, Fitri, menampakkan hasil ke arah positif. Selain
Utami, et al., 2021) pendekatan dari sisi medis, dengan
Defisit perawatan diri adalah suatu pemberian obat-obatan secara rutin, juga
keadaan seseorang mengalami kelainan dilakukan pendekatan psikososial yaitu
dalam kemampuan untuk melakukan atau ketrampilan merawat diri.
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari- Kemandirian adalah suatu sikap
hari secara mandiri. Kurang perawatan diri yang memungkinkan seseorang untuk
pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi bertindak bebas, melakukan sesuatu atas
akibat adanya perubahan proses pikir dorongan sendiri untuk kebutuhannya
sehingga kemampuan untuk melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.
aktivitas perawatan diri menurun. Kurang Kemandirian adalah sikap yang
perawatan diri tampak dari menghendaki seseorang untuk bertindak
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, bebas. Artinya dapat melakukan sesuatu
ketidakmampuan makan secara mandiri, atas dorongan sendiri sesuai dengan hak
ketidakmampuan berhias diri secara dan kewajiban sebagai seorang manusia,
mandiri, dan ketidakmampuan toileting yaitu harus mampu menyelesaikan
masalahnya sendiri (Hanifah, 2014).
Pada pasien defisit perawatan diri %, pada hari ke-2 90,8 % dan pada hari
ada empat Standar Pelaksanaan ke-3 menjadi 98,6 %.
Komunikasi (SP). Salah satunya adalah SP Hasil survey awal yang dilakukan
1, Melatih kebersihan diri : mandi, pada tanggal 06 april 2022, dengan
keramas, sikat gigi, berpakaian, berhias observasi menunjukkan bahwa 7 dari 10
dan gunting kuku (Keliat, 2019). Dalam klien terkadang masih menerima bantuan
strategi pelaksanaan komunikasi asuhan perawat ketika menjalani aktifitas
keperawatan defisit perawatan diri, di perawatan diri dan masih diingatkan
ajarkan kemampuan untuk merawat diri. seperti makan, mandi, berpakaian, berhias,
Setiap kemampuan yang diajarkan makan dan minum, toileting harus
dimasukkan dalam jadwal harian untuk diarahkan dan diingatkan. Sedangkan 3
kemudian dilatih. Pelaksanaan jadwal klien lainnya dapat melakukan aktivitas
harian dalam asuhan keperawatan defisit sehari-hari sendiri tanpa bantuan perawat
perawatan diri ini bermanfaat untuk seperti makan, mandi, berpakaian, berhias,
meningkatkan kemandirian pasien dalam makan, minum, toileting. Tetapi semua
merawat diri. klien tetap harus di pantau dalam kegiatan
Hal ini dapat dilihat pada Peneliti dan kebutuhan sehari-harinya.
Hastuti (2018). Hasil penelitian: Berdasarkan data dan fenomena di
Berdasarkan uji statistik dengan paired t- atas maka peneliti merasa perlu melakukan
test didapatkan nilai ρ = 0,000 (α<0,05) penelitian dengan judul Pengaruh
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Nilai Penerapan Kebersihan Diri Pada Pasien
mean sebelum pelaksanaan jadwal adalah Dengan Gangguan Jiwa Menarik diri di
15,65 dan setelah dilakukan jadwal nilai panti Mentari Hati Tasikmalaya.
mean kemandirian adalah 6,45,
menunjukkan adanya pengaruh METODE PENELITIAN
pelaksanaan jadwal harian perawatan diri Penelitian ini menggunakan
terhadap tingkat kemandirian merawat diri penelitian kuantitatif dengan desain
pada pasien skizofrenia di RSJD Dr. RM penelitian Quasi-Experimental dengan one
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. group pretest-posttest. Dengan tujuan
Selanjutna hasil penelitian Indriani, Fitri, utama untuk mengetahui pengaruh
Utami, et al., (2021) menunjukan rerata penerapan kebersihan diri terhadap
presentase kemampuan perawatan diri kemandirian pasien dengan gangguan jiwa
sebelum sebelum penerapan aktivitas menarik diri dalam kebersihan diri.
kemandirian perawatan diri sebesar 54,8 (Nursalam, 2013).
%. Dan setelah penerapan aktivitas
kemandirian perawatan diri terjadi
peningkatan yaitu pada hari pertama 77,6
HASIL PENELITIAN b. Kemandirian Kebersihan Diri
1. Analisa Univariat sesudah penerapan kebersihan diri
Dari hasil pengumpulan data No Kategori F %
1. Mandiri 1 3,7
pengaruh penerapan kebersihan diri Dibantu 15 55,6
2.
sebagian
pada pasien dengan gangguan jiwa Dibantu 11 40,7
3.
secara total
menarik diri di Panti Mentari Hati Jumlah 27 100
Tasikmalaya data kemandirian
kebersihan diri responden sebagai Berdasarkan tabel diatas
berikut: diketahui bahwa kemandirian
a. Kemandirian Kebersihan Diri kebersihan diri sesudah
sebelum penerapan kebersihan diri penerapan kebersihan diri pasien
dengan gangguan jiwa menarik
Kategor
No
i
F % diri di Panti Mentari Hati
1. Mandiri 0 0 Tasikmalaya frekuensi tertinggi
Dibantu 5 18,5
2.
sebagian yaitu kategori dibantu sebagian
Dibantu 22 81,5
3.
secara total yaitu sebanyak 15 orang (55,6%)
Jumlah 27 100
dan frekuensi terendah kategori
Berdasarkan tabel diatas mandiri yaitu sebanyak 1 orang
diketahui bahwa kemandirian (3,7%).
kebersihan diri sebelum 2. Analisis bevariat
penerapan kebersihan diri pasien Dari hasil pengumpulan data
dengan gangguan jiwa menarik pengaruh penerapan kebersihan diri
diri di Panti Mentari Hati pada pasien dengan gangguan jiwa
Tasikmalaya frekuensi tertinggi menarik diri di Panti Mentari Hati
yaitu kategori dibantu secara Tasikmalaya data kemandirian
total yaitu sebanyak 22 orang kebersihan diri responden sebagai
(81,5%) dan frekuensi terendah berikut:
dibantu sebagian yaitu sebanyak Berdasarkan hasil analisa
5 orang (18,5%), sedangkan bivariat diketahui bahwa rata-rata skor
pada kategori mandiri tidak ada kemandirian kebersihan diri pasien
satu orang pun yang madiri dengan gangguan jiwa menarik diri di
dalam kemandirian kebersihan Panti Mentari Hati Tasikmalaya
diri. sebelum penerapan kebersihan diri
adalah 10,93 dengan nilai minimum 8
dan maksimum 16 sedangkan sesudah
penerapan kebersihan diri adalah
13,81 dengan nilai minimum 10 dan
maksimum 21. Hasil dari uji statistik Sesuai dengan pernyataan Rochmwati
Wilcoxon diperoleh nilai Z -4,224 dalam Hastuti (2018) yang menyatakan
dengan nilai α 0,000 (α< 0,05), maka bahwa pasien defisit perawatan diri di
Ho di tolak dan Ha diterima yang temukan paling banyak kriteria usia 21-40
artinya ada pengaruh pengaruh tahun, Usia tersebut merupakan usia
penerapan kebersihan diri pada pasien perkembangan dewasa pertengahan, yaitu
dengan gangguan jiwa menarik diri di usia dimana individu mendapatkan
Panti Mentari Hati Tasikmalaya. tuntutan dari lingkungan sekitar (keluarga
dan masyarakat) untuk
PEMBAHASAN mengaktualisasikan dirinya. Kegagalan
Hasil penelitian menunjukan untuk memenuhi tuntutan dari lingkungan
bahwa sebagian besar berjenis kelamin sekitar dan melaksanakan tugas
laki-laki yaitu sebanyak 17 orang (63%), perkembangannya sering diartikan
Hal ini sesuai dengan penelitian Hastuti sebagai ketidakmampuan yang akan
(2018) yang menyatakan laki-laki lebih mengakibatkan perhatian hanya tertuju
bersiko menderita gangguan jiwa pada diri sendiri, perhatian pada orang
dibandingkan perempuan. Mekanisme lain berkurang, menyalahkan diri dan
koping yang dilakukan laki-laki dan orang lain yang akhirnya ditunjukkan
perempuan pun berbeda dalam dengan penurunan motivasi untuk
memecahkan masalah. Begitu juga dalam merawat diri atau defisit perawatan diri.
melakukan kebersihan diri. Faktor yang Usia berkaitan dengan kedewasaan yang
mempengaruhi kebersihan diri salah berarti semakin meningkat usia seseorang
satunya adalah faktor citra tubuh adalah akan semakin meningkat pula
cara pandang sesorang terhadap bentuk kedewasaan atau kematangannya baik
tubuhnya citra tubuh sangat secara teknis ataupun psikologis serta
mempengaruhi dalam praktik hygiene akan semakin mampu melaksanakan
seseorang. Perempuan cenderung lebih tugasnya (Novita, 2016).
peduli dengan citra tubuhnya karena pada Hasil penelitian menunjukan
dasaranya perempuan cenderung ingin bahwa sebagian besar kemandirian
terlihat cantik dan sempurna dihadapan kebersihan diri sebelum penerapan
lawan jenis. Hal ini bisa mempengaruhi kebersihan diri pasien dengan gangguan
praktik hyiene perempuan lebih baik jiwa menarik diri di Panti Mentari Hati
daripada praktik hygiene laki-laki (Laili, Tasikmalaya yaitu kategori dibantu secara
2014). total yaitu sebanyak 22 orang (81,5%).
Hasil penelitian menunjukan Keadaan ini menunjukkan masih banyak
bahwa sebagian besar usia sebagian besar pasien yang membutuhkan dorongan dan
25-35 Tahun sebanyak 14 orang (74,1%), bantuan baik berupa pengawasan atau
bimbingan dari petugas untuk melakukan Panti Mentari Hati Tasikmalaya
perawatan diri. dibuktikan dengan diperoleh rata-rata
Menurut penelitian yang skor sebelum penerapan kebersihan diri
dilakukan oleh Nawawi (2013) adalah 10,93 dengan nilai minimum 8 dan
menunjukan penderita gangguan jiwa maksimum 16 sedangkan sesudah
memerlukan perhatian dari keluarga dan penerapan kebersihan diri adalah 13,81
pihak rumah sakit dalam melakukan dengan nilai minimum 10 dan maksimum
upaya pemeliharaan kebersihan diri. 21. Penelitian ini menunjukkan bahwa
Selain itu ada juga penelitian sebelumnya setelah dilakukan penerapan kebersihan
yang dilakukan oleh Rochmawati (2013) diri maka tingkat kemandirian perawatan
menyatakan bahwa terapi perilaku diri pada pasien gangguan jiwa
terbukti efektif untuk mengubah perilaku mengalami peningkatan. Adanya
maladaptive menjadi perilaku adaptifya peningkatan peningkatan kemandirian
itu dengan meningkatnya respon terhadap kebersihan diri pasien dengan gangguan
stressor dan kemampuan klien deficit jiwa menarik diri di Panti Mentari Hati
perawatan diri dalam melakukan Tasikmalaya dibuktikan dengan hasil dari
perawatan diri khususnya dengan uji statistik Wilcoxon diperoleh nilai Z -
diagnose medis skizofrenia yang 4,224 dengan nilai α 0,000 (α< 0,05),
menderita sakit kurang dari 10 tahun. maka Ho di tolak dan Ha diterima yang
Pada klien deficit perawatan diri dengan artinya ada pengaruh pengaruh penerapan
diagnose medis skizofrenia yang kebersihan diri pada pasien dengan
menderita sakit lebih dari 10 tahun terapi gangguan jiwa menarik diri di Panti
perilaku bias diberikan tetapi dikombinasi Mentari Hati Tasikmalaya. Pengaruh
dengan terapi suportif dan terapi yang sangat nyata antar sebelum dan
kelompok swa bantu. sesudah perlakuan menurut asumsi
Hasil penelitian menunjukan penulis dikarenakan oleh: isi pesan yang
bahwa sebagian besar kemandirian disampaikan dan kejelasan pesan yang
kebersihan diri sesudah penerapan disampaikan dan cara komunikasi yang
kebersihan diri pasien dengan gangguan baik antara peneliti dan pasien sampai
jiwa menarik diri di Panti Mentari Hati serta cara pendekatan yang digunakan
Tasikmalaya yaitu kategori dibantu juga mendukung sehingga penelitian ini
sebagian sebanyak 15 orang (55,6%). Hal mendapatkan hasil yang sangat
ini menunjukan adanya peningkatan signifikan.
kemandirian kebersihan diri. Hasil Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian mengenai adanya peningkatan penelitian Indriani, Fitri, & Utami, (2021)
kemandirian kebersihan diri pasien yang menunjukan rerata presentase
dengan gangguan jiwa menarik diri di kemampuan perawatan diri sebelum
sebelum penerapan aktivitas kemandirian tindakan memelihara kebersihan dan
perawatan diri sebesar 54,8 %. Dan kesehatan diri sesorang untuk
setelah penerapan aktivitas kemandirian kesejahteraan fisik dan psikisnya.
perawatan diri terjadi peningkatan yaitu Selain asumsi yang diatas, peneliti
pada hari pertama 77,6 %, pada hari ke-2 juga berasumsi bahwa penelitian ini bisa
90,8 % dan pada hari ke-3 menjadi 98,6 berpengaruh pada akhirnya dikarenakan
%. informasi yang disampaikan oleh perawat
Hasil ini sesuai dengan penelitian kepada klien sesuai dengan tujuan yaitu:
Novita. P (2016) yang menunjukkan mengembangakan pribadi klien ke arah
adanya pengaruh penerapan asuhan yang lebih positif atau adaptif dan
keperawatan defisit perawatan diri diarahkan pada pertumbuhan klien yang
terhadap kemandirian personal hygiene. meliputi: realisasi diri, penerimaan diri,
Kemandirian adalah perilaku mampu peningkatan penghormatan diri,
berinisiatif, mampu mengatasi hambatan kemampuan membina hubungan
atau masalah, mempunyai rasa percaya interpersonal yang tidak superficial dan
diri dan dapat melakukan sesuatu tanpa saling bergantung dengan orang lain,
bantuan orang lain, hasrat untuk peningkatan fungsi dan kemampuan
mengerjakan segala sesuatu bagi diri untuk memuaskan kebutuhan serta
sendiri. Secara singkat kemandirian mencapai tujuan yang realitis, rasa
mengandung pengertian suatu keadaan identitas personal yang jelas dan
dimana seseorang yang memiliki hasrat peningkatan integritas diri.
bersaing untuk maju demi kebaikannya. Sebelum dilakukan penerapan
Mampu mengambil keputusan dan kebersihan diri pada pasien maka pasien
inisiatif untuk mengatasi masalah yang akan semakin dan sangat bergantung pada
dihadapi. Kemandirian merupakan suatu perawat dalam melakukan kebersihan
sikap individu yang diperoleh secara diri, disebabkan karena perawat belum
kumulatif selama perkembangan dimana menyampaikan informasi atau belum
individu akan terus belajar untuk bersikap melatih pasien tentang cara menjaga
mandiri dalam menghadapi berbagai kebersihan yang baik. Setelah diberikan
situasi di lingkungan sehingga individu penerapan kebersihan diri pada pasien
pada akhirnya akan mampu berfikir dan maka ketergantungan pasien semakin
bertindak sendiri (Anwar, 2015). menurun dikarenakan pasien telah dilatih
Kebersihan diri menurut untuk mandiri. Adanya perbedaan
Ambarwati & Sunarsih (2011) adalah kemandirian perawatan diri sebelum dan
kebersihan perseorangan atau tindakan sesudah peneliti berasumsi bahwa
untuk menjaga kebersihan seseorang. didukung oleh kerja sama atau kolaborasi
Pemeliharaan kebersihan diri berarti antara peneliti dan perawat dimana
penerimaan yang baik oleh perawat dalam Mentari Hati Tasikmalaya dengan nilai
melaksanakan pemberian pendidikan α 0,000 (α< 0,05)
kesehatan pada pasien gangguan jiwa
oleh peneliti dan juga perawat SARAN
menerapkan kembali pada pasien 1. Bagi pasien
gangguan jiwa. Penelitian ini agar dijadikan
sebagai informasi betapa pentingnya
SIMPULAN kebersihan diri sehingga dapat mandiri

Berdasarkan hasil penelitian dalam melaksanakan kebersihan diri.

mengenai Pengaruh Penerapan Kebersihan 2. Bagi Panti Mentari Hati

diri pada pasien Dengan Gangguan Jiwa Penelitian ini dijadikan bahan

Menarik diri di panti Mentari Hati informasi bagi Panti Mentari Hati bahwa

Tasikmalaya, dari 27 responden dapat pentingnya pengetahuan kebersihan diri

ditarik kesimpulan sebagai berikut: agar pasien gangguan jiwa dapt mandiri

1. Demografi karakteristik pasien dengan dalam melakukan kebersihan diri.

gangguan jiwa menarik diri di Panti 3. Bagi institusi

Mentari Hati Tasikmalaya sebagian Disarankan agar menambah

besar berjenis kelamin laki-laki yaitu informasi dan referensi untuk


sebanyak 17 orang (63%), usia sebagian perpustakaan dan mahasiswa yang kuliah
besar 25-35 Tahun sebanyak 14 orang di STIKes Muhammadiyah Ciamis serta
(74,1%) dan lama menderita gangguan pengembangan ilmu keperawatan jiwa
jiwa sebagian besar < 5 tahun sebanyak dalam praktik di wilayah masyarakat
26 orang (59,3%%). serta bisa meningkatkan kesehatan jiwa
2. Kemandirian sebelum penerapan masyarakat terutama dalam kebersihan
kebersihan diri pada pasien dengan diri.
ganguan jiwa menarik diri Dipanti 4. Bagi Peneliti Lain
Mentari Hati Tasikmalaya sebagian Hasil penelitian ini, dapat
besar dibantu secara total yaitu dilanjutkan atau diteruskan oleh peneliti
sebanyak 22 orang (81,5%). lain, terutama bagi peneliti agar meneliti
3. Kemandirian sesudah penerapan pengaruh kebutuhan dasar yang
kebersihan diri pada pasien dengan memengaruhi kebersihan diri
ganguan jiwa menarik diri Dipanti menggunakan terapi sosialisasi atau
Mentari Hati Tasikmalaya sebagian
lingkungan sehingga dapat
besar dibantu sebagian yaitu sebanyak
meningkatkan status kebersihan diri pada
15 orang (55,6%).
pasien gangguan jiwa.
4. Ada pengaruh pengaruh penerapan
kebersihan diri pada pasien dengan
gangguan jiwa menarik diri di Panti
DAFTAR PUSTAKA t/116
Juniarti, S., & Hendri, E. (2017). Analisis Faktor
Alquran, Y. P. P. (2006). Alquran dan Karakteristik Individu Yang Mempengaruhi
Terjemahan (10 ed.). CV Penerbit Kinerja Pegawai (Septi Juniarti, Edduar
Diponogoro. Hendri). Jurnal Media Wahana Ekonomika,
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/ 14(1), 42–56.
ulunnuha/article/view/1254 Kristina. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga
Annisa, F. (2018). Beban Perawatan Pada Dengan Intensitas Kekambuhan Gangguan
Keluarga Dengan Penderita Gangguan Jiwa Halusinasi Pendengarandi Poliklinik
Di Desa Kebonsari. Nurse and Health: Rumah Sakit Jiwaprof. Dr.Muhammad
Jurnal Keperawatan, 7(1), 8–12. Ildrem Tahun 2019. Al Ulum Seri Sainstek,
https://doi.org/10.36720/nhjk.v7i1.27 VIII(2), 50–62.
Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Martini, M., & Watiningsih, A. P. (2019). The
Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Influence of Economic Token Therapy On
Barus, N. S., & Siregar, D. (2019). the The Improvement Of Personal Hygiene In
effectiveness of classic music Therapy Patients With Self Deficit in Mental
towards auditory hallucination in Hospital of Bali Province. Jurnal Kesehatan
schizophrenia patient. keperawatan jiwa, MIDWINERSLION, 4(1), 58–63.
7(2), 48–57.
Erna Irawan1. (2016). Pengaruh Terapi Missesa. (2020). Beban Dan Koping Caregiver
Penerimaan Dan Komitmen ( Acceptance Dalam Merawat Klien Gangguan Jiwa Di
Dan Commitmen Therapyh ) Pada Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya.
Penurunan Nilai BPRS Pada Pasien Dengan keperawatan mersi, IX(1), 43–51.
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi. Mulyono, E. 2019. (2019). Hubungan Dukungan
IV(2). Keluarga Dengan Tingkat Kemampuan
Feist, J. G. J. F. (2020). Teori Kepribadian: Klien Mengontrol Halusinasi. Hubungan
Theories of Personality. (Salemba Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Humanika, 2010). keperawatan, 1(2), 1–13. Kemampuan Klien Mengontrol Halusinasi,
Gusti, N., Dwi, K., Komang, N., Resiyanthi, A., 1.
Made, D., & Dwi, A. (2021). Personal Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu
hygiene pada pasien skizofrenia di uptd Keperawatan. Salemba.
rumah sakit jiwa provinsi bali factors that ramdani. (2017). Upaya penurunan frekuensi
are related to the ability to personal hygiene halusinasi penglihatan dengan komunikasi
in the skizofrenia patients in uptd hospital terapeutik di rsjd surakarta. keperawatan,
in bali province. keperawatan, 2(1), 1–18. 2(3), 1–10.
Gusti Putu Mahindhu et al. (2021). Rani Renjani, 2019. (2019). MENTARI HATI.
Implementation Strategy (SP I-IV) Nursing 18, 1–33.
In Helphing To Control Hallunication Ii Reyes, G., & Enrique, L. (2018). Gambaran
Hallucinatory Patiens: Litelatur. jiwa, 1(3), Kejadian Kurang Energi Kronis Di SMKN
1–13. 1 Tepus Gunung Kidul. Journal of
Heryanto et al. (2021). Perawatan halusinasi, Chemical Information and Modeling, 53(9),
dukungan keluarga dan kemampuan pasien 1689–1699.
mengontrol halusinasi : literature review. Ridha Nikmatur. (2017). Proses penelitian,
keperawatan, 10(2), 272–284. masalah, variabel dan paradigma penelitian.
Indriani, B., Fitri, N., & Utami, I. T. (2021). hikmah, 14(1), 62–70.
penerapan aktivitas mandiri : kebersihan Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif
diri terhadap kemandirian pasien defisit Kualitatif Dan R&D. Alfabeta.
perawatan diri di ruang kutilang rsj daerah Sutinah. (2016). Jurnal ipteks terapan. 3.
provinsi lampung. Cendikia Muda, yanti et al. (2020). halusinasi pendengaran pada
1(September), 382–389. pasien dengan gangguan jiwa. kefarmasian
Indriani, B., Fitri, N., Utami, I. T., Keperawatan, indonesia, 3(1), 1–10.
A., & Wacana, D. (2021). the Influence of Yanti, R. D., & Putri, V. S. (2021). Pengaruh
Independent Activities Implementation : Penerapan Standar Komunikasi Defisit
Cendikia Muda, 1(September), 382–389. Perawatan Diri terhadap Kemandirian
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprin Merawat Diri pada Pasien Skizofrenia di
Ruang Rawat Inap Delta Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Jambi. Akademka
Baiturrahim Jambi, 10(1), 31–38.
https://doi.org/10.36565/jab.v10i1.266

Anda mungkin juga menyukai