Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


PRESEPSI PERAWATAN DIRI / SESI IA-ID

Untuk Memenuhi Tugas Pada Stase Keperawatan Jiwa

Oleh:
Kelompok 1-3

1. Nurul Hikmah (202010461011021)


2. Devi Putri W (202010461011024)
3. Vebby Astria P.Y (202010461011029)
4. Ardhia Ayu P (202010461011040)
5. Nur Fitriani (202010461011012)
6. Fharida Yuniar (202010461011038)
7. Desi Fitriani (202010461011001)
8. Fridha Luciana A (202010461011002)
9. Manzilatur R. (202010461011028)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan Jiwa menurut Undang-Undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014 adalah suatu
kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif
dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Kondisi perkembangan yang tidak
sesuai pada individu disebut gangguan jiwa.
Gangguan jiwa merupakan gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition),
emosi (affective) dan tindakan (psychomotor). Gangguan juga dapat diartikan sebagai gangguan
peran sosial dan pekerjaan yang dapat mengganggu pada sistem sosial-budaya yang luas.
Gangguan jiwa dapat dilihat dari reaksi secara keseluruhan. Seseorang dapat dikatakan sehat,
bukan hanya dilihat dari fisiknya saja namun juga dilihat dari segi jiwa atau lingkungannya.
Seiring dengan kesulitan ekonomi saat ini, jumlah penderita gangguan jiwa semakin meningkat
(Gaol, 2012).
Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang
terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia,
dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman penduduk; maka
jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara
dan penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang. Data Riskesdas 2018 menunjukkan
prevalensi ganggunan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan
kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6.1% dari jumlah penduduk Indonesia.
Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang
atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. Menurut National Alliance of Mental Illness (NAMI)
berdasarkan hasil sensus penduduk Amerika Serikat tahun 2013, di perkirakan 61.5 juta
penduduk yang berusia lebih dari 18 tahun mengalami gangguan jiwa, 13,6 juta diantaranya
mengalami gangguan jiwa berat seperti skizofrenia, gangguan bipolar. Jumlah penderita
gangguan jiwa dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kondisi ini tidak jauh berbeda
dengan permasalahan kesehatan jiwa yang ada di negara-negara berkembang. Peningkatan
gangguan jiwa yang terjadi saat ini akan menimbulkan masalah baru yang disebabkan
ketidakmampuan dan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penderita.
Penderita gangguan jiwa akan mengalami penurunan keinginan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari, kemampuan bekerja, melakukan hubungan sosial, dan melakukan hal-hal
yang menyenangkan. Menurunnya keinginan melakukan kegiatan disebabkan oleh kurangnya
motivasi sehingga penderita gangguan jiwa tidak mau melakukan kegiatan termasuk kegiatan
perawatan diri (Rusdi & Dermawan, 2013). Masalah kurangnya perawatan diri pada gangguan
jiwa tidak boleh dianggap remeh. Perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar
manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna untuk mempertahankan kehidupannya.
Kurangnya perawatan diri atau yang sering disebut dengan defisit perawatan diri merupakan
gangguan kemampuan untuk melakukan perawatan terhadap dirinya sendiri (Direja, 2011). Klien
dinyatakan mengalami defisit perawatan diri jika tidak dapat melakukan kegiatan perawatan diri
seperti perawatan diri, berhias secara mandiri, makan secara mandiri dan toileting (Rusdi &
Dermawan, 2013).
Kurangnya perawatan diri pada penderita gangguan jiwa disebabkan oleh kelemahan fisik
dan kurangnya kesadaran penderita akan pentingnya melakukan perawatan diri. Kurang
perawatan diri dapat dilihat dari segi fisik, psikologis dan sosial. Secara fisik dapat dilihat dari
ketidakmampuan penderita untuk melakukan kegiatan perawatan diri secara mandiri. Secara
psikologi, penderita tidak melakukan kegiatan perawatan diri disebabkan oleh kurangnya minat
dan kesadaran penderita akan pentingnya kegiatan perawatan diri, sedangkan segi sosial dapat
dilihat dari penderita yang tidak suka untuk berinteraksi dengan orang lain, menarik diri serta
malas untuk melakukan kegiatan perawatan diri. Penderita akan terlihat kotor, badan bau, malas
dan kurangnya inisiatif untuk melakukan kegiatan perawatan diri (Rusdi & Dermawan, 2013).
Tindakan keperawatan yang tepat yang sudah dikembangkan dalam mengatasi defisit
perawatan diri ini terdiri dari tindakan keperawatan individu dan kelompok. Tindakan
keperawatan individu yang diberikan yaitu klien diajarkan dan dilatih untuk memenuhi
kebutuhan perawatan diri secara mandiri, yang meliputi mandi, berhias, makan dan minum
dengan benar serta toileting (BAK dan BAB secara benar). Tindakan keperawatan kelompok
yang dapat diberikan untuk klien dengan defisit perawatan diri antara lain adalah terapi aktivitas
kelompok (TAK). Tujuan melatih klien adalah untuk meningkatkan kemampuan perawatan diri
sehingga klien dapat melakukannya sendiri secara mandiri (Kelliat & Pawirowiyono, 2015).
Tindakan perawatan mandiri untuk penderita defisit perawatan diri yaitu dengan mengajarkan
dan memberikan pengetahuan pentingnya keperawatan diri pada penderita secara bertahap.
Penderita akan dijelaskan mengenai tata cara melakukan kegiatan perawatan diri seperti mandi,
mencuci rambut, menggosok gigi, mengganti pakaian, memotong kuku, berdandan, makan dan
minum dengan benar serta cara buang air kecil dan besar dengan benar (Kelliat &
Pawirowiyono, 2015). Penatalaksanaan secara berkelompok dilakukan dengan cara
mengumpulkan penderita dan memberikan ruang untuk penderita berdiskusi satu sama lain
dipimpin oleh seorang terapis atau petugas kesehatan yang terlatih (Yosep, 2013).
Penggunaan TAK dalam praktik keperawatan jiwa lebih efektif diberikan untuk
memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi pemulihan
kesehatan. Keuntungan yang didapat dari TAK meliputi dukungan (support), meningkatkan
pemecahan masalah, dan meningkatkan hubungan interpersonal. Keunikan yang dimiliki oleh
masing-masing individu akan mendorong seluruh anggota kelompok untuk mengungkapkan
permasalahannya. Terapi secara kelompok juga akan meningkatkan keterampilan untuk
mengekspresikan diri, keterampilan sosial serta keterampilan untuk berempati (Direja, 2011).
TAK defisit perawatan diri bertujuan untuk meningkatkan keterampilan penderita untuk
melakukan perawatan diri. TAK defisit perawatan diri terdiri dari 10 sesi. Dalam TAK ini
penderita akan didorong untuk mengungkapkan pengetahuan dan pengalaman penderita dalam
melakukan perawatan diri berupa tanya jawab dan melakukan kegiatan perawatan diri secara
langsung maupun stimulasi kegiatan perawatan diri (Kelliat & Pawirowiyono, 2015).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Klien mampu memahami pentingnya tata cara mandi, keramas, menyikat gigi dan perawatan
kuku serta manfaat dan kerugian apabila tidak mandi, keramas, menyikat gigi dan perawatan
kuku dengan baik

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Klien mampu menyebutkan secara mandiri cara mandi, keramas, menyikat gigi dan
perawatan kuku
b. Klien mampu menyebutkan tempat melakukan perawatan diri
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Klien
Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan klien dengan gangguan jiwa agar
mempunyai kemampuan dalam melakukan perawatan diri secara mandiri.

1.3.2 Manfaat Bagi Terapis


a. Sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan jiwa secara holistik
b. Sebagai terapi yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan Strategi Pelaksanaan dalam
implementasi rencana tindakan keperawatan klien.
1.3.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi untuk pihak akademisi, pengelola dan sebagai bahan kepustakaan,
khususnya bagi mahasiswa Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners sebagai aplikasi dari
pelayanan Mental Health Nurse yang optimal pada klien dengan gangguan jiwa.
1.3.4 Manfaat Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan dalam implementasi asuhan keperawatan yang holistik pada pasien
dengan gangguan jiwa, sehingga diharapkan keberhasilan terapi lebih optimal.
BAB II. HASIL OBSERVASI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI : MENGATASI DEFISIT


PERAWATAN DIRI (TAK SP : DPD)

SESI IA-ID
3.1 Definisi TAK SP : DPD
TAK SP: mengatasidefisit perawatn diri adalah terapi aktivitas kelompok yang dilaksanakan
untuk meningkatkan kemampuan klien merawat diri. Kemampuan merawat diri yang dilatih
dalam TAK ini terdiri dari kemampuan dalam kebersihan diri, kemampuan dalam berdandan,
kemampuan makan-minum, dan toileting.

3.2 Tujuan TAK SP : DPD


Setelah mengikuti TAK SP: DPD klien mampu:

1. Melaksanakan upaya kebersihan diri


2. Melaksanakan berdandan
3. Melaksanakan makan dan minum dg baik
4. Melaksanakan toileting

3.3 Indikasi TAK SP : DPD


TAK SP: DPD diindikasikan untuk klien gangguanjiwa yg mengalami defisit perawatan diri atau
risiko defisit perawatan diri (pd klien yg mengalami isolasi sosial atau harga diri rendah)

3.4 Pelaksanaan TAK SP : DPD


Tempat : UPT Bina Laras Pasuruan
Hari / Tanggal : Senin / 21-12-2020
Jam : 12.30-14.00

3.5 Alat dan Bahan TAK SP : DPD


Alat dan bahan yg dibuthkam dlm TAK SP: DPD meliputi:

a. Alat kebersihan
b. Alat berdandan
c. Alat makan minum
d. Alat toileting

3.6 Setting Tempat

3.7 Pembagian Tugas


1. Peran Leader :

a. Memimpin jalannya kegiatan.

b. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan.

c. Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan.

d. Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien.

e. Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan.


f. Memberi reinforcement positif pada klien.

g. Menyimpulkan kegiatan.

2. Peran Co – Leader :

a. Membantu tugas leader.

b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader.

c. Mengingatkan leader tentang kegiatan.

d. Bersama leader menjadi contoh kegiatan.

3. Peran Observer :

a. Mengobservasi jalannya acara.

b. Mencatat jumlah klien yang hadir.

c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung.

d. Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien.

e. Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain.

f. Membuat laporan hasil kegiatan.

4. Peran Fasilitator :

a. Mamfasilitasi jalannya kegiatan.

b. Memfasilitasi klien yang kurang aktif.

c. Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara.

d. Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok.

3.8 Susunan Pelaksanaan


1. Susunan perawat pelaksana TAK SP : DPD sebagai berikut :
a. Leader : Fridha Luciana Andini
b. Co Leader : Devi Putri W.

c. Fasilitator :

- Vebby Astria P.Y

- Nur Fitriani

- Fharida Yuniar

- Desi Fitriani

- Manzilatur Rohmah

- Nurul Hikmah

d. Observer : Ardhia Ayu P.

2. Pasien peserta TAK SP : DPD sebagai berikut :


No. Nama Klien Masalah Keperawatan
1. Tn. Suharsono RPK, Halusinasi
2. Tn. Joko Halusinasi
3. Ny. Wiwik DPD
4. Tn. Iswadi RPK, Halusinasi
5.. Ny. Yunia HDR, Halusinasi, DPD Perawatan kuku
6 Ny. Ratna HDR & Isolasi Sosial
7 Ny. Yuliatin Risiko Perilaku Kekerasan

3.7 Proses TAK SP : DPD


3.7.1 Sesi IA: TAK SP: Kebersihan diri: mandi
Tujuan
1) Klien memahami pentingnya mandi
2) Klien memahami cara mandi yang baik
3) Klien mampu mandi dengan baik
Setting
1) Diskusi: klien duduk melingkar
2) Praktik: di kamar mandi
(Catatan:sebaiknya tropis berjenis kelamin sama dengan klien sehingga saat praktik tidak
sungkan)
Alat
1) Ember
2) Gayung mandi
3) Handuk bersih
4) Sabun mandi
5) Air bersih
Metode
1) Diskusi
2) Demonstrasi
Langkah Kegiatan
1) Persiapan tempat: pastikan ruang diskusi tenang dan nyaman. Tempat praktik mandi
bersih dan aman.
2) Persiapan alat: siapkan alat selengkap mungkin.
3) Persiapan klien:
a. Pilihlah yang sesuai dengan indikasi terapi.
b. Buat kontrak kegiatan, waktu dan tempat.
c. Jelaskan manfaat TAK.
d. Jelaskan peraturan yang harus dipatuhi oleh klien:
1. Ikut kegiatan sampai tuntas
2. Bila ingin keluar dari ruangan angkat tangan
3. Bekerjasama dengan kelompok
4) Pelaksanaan
a. Orientasi:
1. Ucapkan salam
2. Tanyakan perasaan klien hari ini
3. Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, waktu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan, dan tempat kegiatan.
b. Kerja:
1. Tanyakan pentingnya mandi pada klien. Beri kesempatan semua peserta
menjawab. Jika ada klien yang pasif, panjang langsung kepada klien tersebut.
2. Buat rangkuman pendapat ke klien yang benar tentang manfaat mandi yang benar.
Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang.
Manfaat mandi:
1. Membersihkan kotoran untuk mencegah infeksi kulit dan gatal-gatal
2. Menghilangkan bau badan
3. Meningkatkan penampilan diri
3. Diskusikan alat-alat untuk mandi. beri kesempatan kepada setiap klien untuk
menjelaskan alat-alat yang sering digunakan untuk mandi.
4. Buat rangkuman alat-alat mandi, tunjukkan alat-alat tersebut.
Alat atau bahan mandi:
1. Sabun
2. Handuk
3. Air bersih
4. Gayung mandi
5. Ember

5. Diskusikan tahapan mandi yang benar. Beri kesempatan klien menjelaskan cara
mandi. Beri pujian pendapat klien yang benar. Bila ada pendapat yang salah,
lakukan koreksi dengan meminta pendapat ke lain yang lain.
6. Buat rangkuman cara mandi yang benar dari pendapat klien dan tambahkan
informasi jika kurang.
7. Melakukan demonstrasi mandi yang benar. Bila tidak memungkinkan melakukan
simulasi saja dengan menggunakan alat dan bahan yang sudah disediakan.
Cara mandi:
1. Basahi seluruh permukaan tubuh dengan air yang tersedia.
2. Ambil sabun, gosokkan ke permukaan tubuh mulai dari permukaan yang
dianggap paling bersih ke permukaan yang paling kotor: badan dan
anggota badan, wajah, baru kemudian daerah perineal dan area seputar
kelamin.
3. bilas dengan air hingga sisa sabun hilang di seluruh permukaan tubuh dan
permukaan kulit terasa kesat.
4. Keringkan dengan menggunakan handuk yang bersih

8. Berikan pujian untuk peragaan yang telah dilakukan koreksi jika ada tahapan
yang kurang tepat.
c. Terminasi:
1. Evaluasi subjektif. 2 tanyakan perasaan klien setelah peragaan atau praktek
mandi.
2. Evaluasi objektif: minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang: manfaat
mandi, alat dan bahan mandi, cara mandi.
3. Tindak lanjut titik2 anjurkan klien mandi dengan cara yang telah dilatih sebanyak
2 kali perhari (pagi dan sore hari).
4. buat kontrak berikut: belajar keramas. Waktu pelaksanaan dan tempat
pelaksanaan kegiatan.
Evaluasi Dan Dokumentasi
Nama Pasien
Tn. Tn. Ny. Tn. Ny. Ny. Ny.
No Kemampuan
S J W I Y1 R Y2
1. Menjelaskan manfaaat mandi M B M M C C M
2. Menjelaskan alat dan bahan mandi M B B M C C M
3. Menjelaskan tahapan mandi M C M M C C M
4. Memperagakan mandi dengan tepat B M C M C C B
5. Komitmen mandi 2 kali per hari B C B M C C B

Catatan:
1. Beri keterangan dibawah ini untuk menentukan kemampuan yang dapat dilakukan :
a. “M” jika pasien dapat menjawab umpan balik dari perawat dengan mandiri
b. “B” jika pasien dapat menjawab umpan balik dengan bantuan perawat
c. “C” jika pasien tidak dapat menjawab umpan balik meskipun dengan bantuan
perawat
2. Bila klien tidak mampu, stimulasi/ latih sampai klien mampu.
3. Klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai.
3.7.2 Sesi IB: TAK SP: Kebersihandiri: keramas (perawatan rambut)
Tujuan
1) Klien memahami manfaat keramas
2) Klien memahami alat dan bahan untuk keramas
3) Klien mampu melakukan keramas
Setting
1) Diskusi: perawat dan klien duduk melingkar (boleh dengan kursi atau di tikar,
tergantung fasilitas yang ada)
2) Demonstrasi atau simulasi: di kamar mandi
Alat
1) Shampo
2) Ember
3) Gayung mandi
4) Air bersih
5) Handuk bersih
Metode
1) Diskusi
2) Peragaan: demonstrasi
Langkah Kegiatan
1) Persiapkan alat dan bahan: siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Persiapan klien:
a. Pilih klien sesuai dengan indikasi
b. Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, tempat, dan waktu
c. Persiapan tempat dan setting tempat:
1. Tempat diskusi: siapkan kursi melingkar
2. Tempat peragaan: kamar mandi yang bersih dan alat yang digunakan tersedia
3) Pelaksanaan
a. Orientasi:
1. Ucapkan salam, perkenalan jika perlu
2. Evaluasi atau validasi: tanyakan perasaan klien hari ini
3. Kontrak:ruang diskusi dan kamar mandi untuk praktik.
b. Kerja:
1. Diskusikan manfaat keramas, tanya ke masing-masing client. Bila ada
kelainan tidak bisa menjawab, beri stimulasi sehingga pasien bisa menjawab.
2. Buat rangkuman jawaban klien tentang manfaat keramas, tambahkan
informasi jika jawaban client belum lengkap.
Manfaat keramas:
1. Mencegah gatal
2. Mencegah infeksi atau kutu kulit kepala
3. Menghilangkan bau rambut
4. Meningkatkan penampilan diri

3. Diskusikan tentang alat dan bahan yang perlu untuk keramas upayakan semua
klien menyampaikan pendapatnya.
4. Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat.
5. Diskusikan cara keramas, tahapan keramas.
Alat dan bahan untuk keramas:
1. Shampo
2. Ember
3. Air bersih
4. Gayung mandi
5. Handuk bersih

Tanya tiap-tiap client sesuai dengan pengalamannya.


6. Rangkum jawaban klien tentang carakamas. Tambahkan informasi jika
jawaban klien kurang.
Cara keramas:
1. Siapkan alat
2. Basahi rambut sampai merata
3. Ambil sampo secukupnya, gosokkan secara merata diseluruh permukaan
kepala
4. Bilas dengan air sampai tidak ada sisa shampoo
5. Keringkan rambut
7. Ajak klien ke kamar mandi titik peragakan cara keramas tahap demi tahap
titik minta salah satu klien menjadi pemeran titik sementara klien lain
mengamati.
8. Minta semua client lain melakukan keramas bersama-sama.
9. Beri pujian untuk kemajuan klien.
c. Terminasi:
1. Evaluasi subjektif: tanyakan ke tiap-tiap klien perasaannya setelah melakukan
keramas.
2. Evaluasi objektif: minta tiap-tiap client menjelaskan manfaat keramas alat dan
bahan keramas dan cara keramas.
3. Tindak lanjut: minta klien melakukan keramas 2 kali seminggu.
4. Kontrak yang akan datang: buat kesepakatan dengan klien kegiatan berikutnya
yaitu, TAK SP: DPD: makan dan minum. Kapan akan dilaksanakan, dan
bertempat dimana.
Evaluasi dan dokumentasi
Lakukan evaluasi kemampuan masing-masing klien dengan mengisi format berikut ini. Klien
dikategorikan mampu jika semua kemampuan dapat dilakukan oleh klien. Jika ada satu atau
lebih kemampuan tidak bisa dicapai harus distimulasi hingga mampu. jika belum mampu juga,
pasien dirujuk ke perawat penanggung jawabnya untuk dilatih secara individual.
Nama Pasien
Tn. Tn. Ny. Tn. Ny. Ny. Ny.
No Kemampuan
S J W I Y1 R Y2
1. Menjelaskan manfaat keramas M B M M M B B

2. Menjelaskan alat dan bahan keramas B B B B M B M


3. Menjelaskan tahapan keramas B B B M C C B
4. Memperagakan keramas secara benar B B B B C C M
5. Komitmen melakukan keramas 2 kali B B B B B B B
dalam seminggu

Catatan:
1. Beri keterangan dibawah ini untuk menentukan kemampuan yang dapat dilakukan :
a. “M” jika pasien dapat menjawab umpan balik dari perawat dengan mandiri
b. “B” jika pasien dapat menjawab umpan balik dengan bantuan perawat
c. “C” jika pasien tidak dapat menjawab umpan balik meskipun dengan bantuan
perawat
2. Bila klien tidak mampu, stimulasi/ latih sampai klien mampu.
3. Klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai.

3.7.3 Sesi IC: TAK SP: Kebersihan diri:menyikat gigi


Tujuan
1. Klien memahami manfaat menyikat gigi
2. Klien memahami alat dan bahan untuk menyikat gigi
3. Klien mampu melakukan menyikat gigi secara benar
Setting
1. Diskusi: duduk melingkar
2. Demonstrasi: berdiri di wastafel
Alat
1. Sikat gigi
2. Pasta gigi
3. Gelas plastik besar atau gayung
4. Air bersih 1 gelas
5. Handuk kecil
Metode
1. Diskusi
2. Demonstrasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan alat dan bahan: sesuai dengan kebutuhan.
2. Persiapan klien: pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5 sampai 10 klien.
3. Persiapan tempat: siapkan tempat diskusi dan tempat peragaan (di wastafel atau kamar
mandi).
4. Pelaksanaan
a. Orientasi
1) Ucapkan salam, perkenalkan diri jika perlu
2) Evaluasi atau validasi: tanyakan perasaanku alien hari ini
3) Kontrak: jelaskan kegiatan yang dilaksanakan yaitu belajar menyikat gigi,
waktunya 1 jam, tempatnya di ruang diskusi, dan dekat wastafel atau kamar
mandi.
b. Kerja
1) Diskusikan manfaat menyikat gigi titik tanyakan kepada semua klien secara
bergantian tentang manfaat menyikat gigi. Jika ada klien yang tidak mau atau
tidak mampu menjawab, beri stimulasi hingga mampu menjawab.
2) Rangkum jawaban klien tentang manfaat menyikat gigi bila ada jawaban yang
kurang, tambahkan informasi yang diperlukan.
Manfaat menyikat gigi:
1) Mencegah kerusakan gigi dan infeksi gusi
2) Menghilangkan bau mulut
3) Meningkatkan penampilan diri

3) Diskusi alat dan bahan menyikat gigi. Tanyakan kepada klien sesuai kebiasaan
klien selama ini.
4) Rangkum jawaban klien titik lengkapi jawaban yang belum lengkap.
Alat dan bahan menyikat gigi:
1. Sikat gigi yang kelembutannya medium
2. Pasta gigi
3. Gelas plastik atau gayung
4. Air bersih
5. Handuk kecil atau tisu

5) Diskusikan cara menyikat gigi yang benar


6) Rangkum jawaban klien tentang cara menyikat gigi yang benar.
Cara menyikat gigi:
1. Siapkan alat
2. Kumur-kumur
3. Ambil sikat gigi, oleskan pasta gigi sebesar biji jagung
4. Gosok gigi minimal 8 kali gosokan di masing-masing sisi gigi
5. Kumur secukupnya
6. Bersihkan sikat gigi

7) Peragakan cara menyikat gigi yang benar titik minta salah satu klien
mendemonstrasikan cara menyikat gigi.
8) Berikan pujian kepada klien.
c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif: tanyakan perasaan klien setelah belajar menyikat gigi dan
setelah mencoba menyikat gigi.
2) Evaluasi objektif: minta klien menjelaskan manfaat menyikat gigi, alat dan bahan
untuk menyikat gigi, dan cara menyikat gigi yang benar.
3) Tindak lanjut: anjurkan klien untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari yaitu
setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Pasien
Tn. Tn. Ny. Tn. Ny. Ny. Ny.
No Kemampuan
S J W I Y1 R Y2
1. Menjelaskan manfaat gosok gigi M C M M C C B
2. Menjelaskan alat dan bahan gosok gigi B B B B B B M
3. Menjelaskan tahapan gosok gigi C C C M C C M
4. Memperagakan gosok gigi secara benar C C C M C C C
5. Komitmen melakukan gosok gigi 2 kali C C C C C C C
dalam sehari

Catatan:
1. Beri keterangan dibawah ini untuk menentukan kemampuan yang dapat dilakukan :
a. “M” jika pasien dapat menjawab umpan balik dari perawat dengan mandiri
b. “B” jika pasien dapat menjawab umpan balik dengan bantuan perawat
c. “C” jika pasien tidak dapat menjawab umpan balik meskipun dengan bantuan
perawat
2. Bila klien tidak mampu, stimulasi/ latih sampai klien mampu.
3. Klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai.
3.7.4 Sesi ID:TAK SP: Kebersihan diri: perwatan kuku
Tujuan
1. Klien memahami manfaat perawatan kuku
2. Klien memahami cara perawatan kuku
Setting

Diskusi praktik demonstrasi: ruang diskusi, duduk melingkar

Alat

1. Gunting kuku
2. Tisu
3. Piala ginjal atau bengkok (boleh diganti bekas wadah sabun colek)
4. Air bersih, lebih bagus apabila ada air hangat
5. Sabun cuci tangan (sabun mandi)

Metode

1. Diskusi
2. Demonstrasi

Langkah Kegiatan

5. Persiapan alat dan bahan: sesuai dengan kebutuhan.


6. Persiapan klien: pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5 sampai 10 klien.
7. Persiapan tempat: siapkan tempat diskusi dan tempat peragaan
8. Pelaksanaan
d. Orientasi
4) Ucapkan salam, perkenalkan diri jika perlu
5) Evaluasi atau validasi: tanyakan perasaanku alien hari ini
6) Kontrak: jelaskan kegiatan yang dilaksanakan yaitu perawatan kuku, waktunya 1
jam, tempatnya di ruang diskusi.
e. Kerja
9) Diskusikan manfaat perawatan kuku tanyakan kepada semua klien secara
bergantian tentang manfaat perawatan kuku. Jika ada klien yang tidak mau atau
tidak mampu menjawab, beri stimulasi hingga mampu menjawab.
10) Rangkum jawaban klien tentang manfaat perawatan kuku bila ada jawaban yang
kurang, tambahkan informasi yang diperlukan.
Manfaat perawatan kuku:
4) Mencegah infeksi
5) Menjaga penampilan diri

11) Diskusi alat dan bahan perawatan kuku. Tanyakan kepada klien sesuai kebiasaan
klien selama ini.
12) Rangkum jawaban klien titik lengkapi jawaban yang belum lengkap.
Alat dan bahan perawatan kuku:
6. Gunting kuku yang tajam
7. Tisu
8. piala ginjal atau bengkok (boleh diganti bekas wadah sabun colek)
9. Air bersih, lebih bagus apabila ada air hangat
10. Sabun cuci tangan (sabun mandi)

13) Diskusikan cara perawatan kuku yang benar


14) Rangkum jawaban klien tentang cara perawatan kuku yang benar.
Cara perawatan kuku:
7. Rendam kuku di air hangat selama kurang lebih 10 menit, keringkan
menggunakan tisu
8. Potong kuku sampai bersih
9. Cuci tangan menggunakan sabun di wastafel atau mengalir
10. Keringkan tangan menggunakan tisu

15) Peragakan cara perawatan kuku yang benar titik minta salah satu klien
mendemonstrasikan cara perawatan kuku.
16) Berikan pujian kepada klien.
f. Terminasi
4) Evaluasi subjektif: tanyakan perasaan klien setelah belajar perawatan kuku dan
setelah mencoba perawatan kuku.
5) Evaluasi objektif: minta klien menjelaskan manfaat perawatan kuku, alat dan bahan
untuk perawatan kuku, dan cara perawatan kuku yang benar.
6) Tindak lanjut: anjurkan klien untuk perawatan kuku minimal satu kali dalam
seminggu
Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Pasien
Tn. Tn. Ny. Tn. Ny. Ny. Ny.
No Kemampuan
S J W I Y1 R Y2
1. Menjelaskan manfaat perawatan kuku C C C M C C C
2. Menjelaskan alat dan bahan perawatan C C C C C C C
kuku
3. Menjelaskan tahapan perawatan kuku C M C C M C C
4. Memperagakan perawatan kuku secara C C C C C C C
benar
5. Komitmen melakukan perawatan kuku 1 C C C C C C C
kali dalam seminggu

Catatan:
1. Beri keterangan dibawah ini untuk menentukan kemampuan yang dapat dilakukan :
b. “M” jika pasien dapat menjawab umpan balik dari perawat dengan mandiri
c. “B” jika pasien dapat menjawab umpan balik dengan bantuan perawat
d. “C” jika pasien tidak dapat menjawab umpan balik meskipun dengan bantuan
perawat
2. Bila klien tidak mampu, stimulasi/ latih sampai klien mampu.
3. Klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai.
BAB III. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai