LAPORAN PROPOSAL
Disusun Oleh :
Kelompok 2B
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk
memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma dan adat istiadat
yang ditaati dalam lingkungannya. Manusia sebagai suatu sistem sosial menunjukkan bahwa semua orang
bersatu untuk saling melindungi dalam kepentingan bersama dan berfungsi sebagai satu kesatuan dan
secara terus menerus mengadakan hubungan (interaksi) kepada sistem yang lebih besar dengan demikian
apabila terdapat masalah kesehatan dalam suatu masyarakat akan saling mempengaruhi dan dapat
menurunkan derajat kesehatan nasional.
Pembahasan mengenai kesehatan tentunya tidak terlepas dari definisi klasik WHO tentang
kesehatan, yaitu keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta tidak sedang menderita sakit atau
kelemahan. WHO memasukkan istilah sosial, karena sosial berarti hidup bersama dalam kelompok dengan
situasi yang saling membutuhkan satu dengan yang lain (Efendi F & Makhfudli, 2012).
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan
kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan
yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta
masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.
Sasaran Perkesmas adalah seluruh komponen masyarakat yang terdiri atas individu, keluarga, dan
kelompok beresiko tinggi termasuk kelompok penduduk yang berada di daerah kumuh, terisolasi
berkonflik, dan daerah yang tidak terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Pelayanan esensial yang diberikan
oleh perawat terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada
peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dapat dimulai dari individu, kelompok sampai tingkat RT.
Wilayah komunitas yang menjadi kelompok binaan adalah daerah puskesmas dinoyo
kecamatan lowokwaru Malang dengan masalah Kesehatan diabetes millitus baik yang terkontrol ataupun
tidak.
B. Rumusan Masalah
Dari hasil analisis situasi di wilayah puskesmas dinoyo Kota Malang serta wawancara dengan
pihak Puskesmas, kader kesehatan dan beberapa tokoh masyarakat, ditemukan beberapa permasalahan
yang sedang dihadapi meliputi terdapat banyak penderita penyakit Diabetes millitus perlunya bimbingan
tentang penyakit.
Adapun yang menjadi pertimbangan dalm perumusan program kerja adalah sebagai berikut :
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat
menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, terutama di wilayah
puskesmas Dinoyo kota Malang.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan praktek keperawatan komunitas, tujuan yang ingin dicapai adalah :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di wilayah puskesmas Dinoyo kota
Malang.
b. Merumuskan bersama masyarakat alternatif untuk memecahkan masalah yang telah teridentifikasi.
c. Memotivasi dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam peningkatan derajat kesehatan dan
pencegahan penyakit di wilayah puskesmas Dinoyo kota Malang.
d. Menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui kegiatan pendidikan kesehatan pada
masyarakat di wilayah puskesmas Dinoyo kota Malang
e. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada
di wilayah puskesmas Dinoyo kota Malang.
D. Manfaat
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Untuk Puskesmas
Memberikan gambaran tentang masalah kesehatan dan kegiatan-kegiatan Keluarga Sehat (KS)
sehingga diharapkan dapat melakukan intervensi keperawatan dan berupaya untuk mengatasi
masalah kesehatan di masyarakat serta memperdayakan masyarakat dalam program kerja yang telah
dibentuk di Wilayah puskesmas Dinoyo kota Malang.
2. Untuk Masyarakat
a. Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan lingkungan perumahan,
pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial yang ada/
kegiatan sosial kemasyarakatan.
b. Mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
c. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti, dan menyadari masalah kesehatan dan
mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
3. Untuk Mahasiswa
a. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan
keparawatan komunitas.
b. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada masyarakat.
c. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan komunitas.
d. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam menghadapi dinamika
masyarakat.
e. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian, dan hubungan interpersonal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengkajian
Pegkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat
untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik
individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis,
social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
1) Pengumpulan Data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain:
a) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang
beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
b) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
(1) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya karena
dapat menjadi stressor bagi penduduk.
(2) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat.
(3) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan tempat tinggal,
apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakah sering mengalamai stress akibat
keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin.
(4) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang, sehingga
memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan.
(5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini atau memantau
gangguan yang terjadi.
(6) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat atau
memantau gangguan yang terjadi.
(7) System komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan masyarakat
untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakit.
(8) Sistem ekonomi, tingkat social ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah
pendapatn yang terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau
sebaliknya.
(9) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya dapat
dijangkau masyarakat.
2) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data objektif (Mubarak, 2011).
a) Data Subjektif yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui
lisan.
b) Data Objektif yaitu data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaaan pengamatan dan
pengukuran.
3) Sumber Data
a) Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh pengkajian dari individu, keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
b) Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record.
4) Cara Pengumpulan Data
a) Wawancara yaitu: kegiatan timbal balik berupa Tanya Jawab
b) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
5) Pengelolaan Data
a) Klasifikasi data atau kategorisasi data
b) Perhitungan presentase cukupan dengan menggunakan telly
6) Tabulasi data
7) Interprestasi data
8) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan
kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
9) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan.
9. Diagnose Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah individu pada masalah kesehatan baik yang actual
maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnose ditegakkan
berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga
komponen, yaitu problem/masalah P , etiology atau E, dan symptom atau manifestasi/data
penunjang SMubarak, 2011.
a. Problem :merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaannormal yang seharusnya
terjadi.
b. Etiologi :penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapatmemberikan arah terhadap
intervensi keperawatan.
c. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.
10. Perencanaan/Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang sudah ditentukan
dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan
dengan diagnose keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah Mubarak, 2005:
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b. Lakukan demonstrasi keterampilan cara mengenai penyakit
c. Lakukan deteksi dari tanda-tanda gangguan penyakit
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam menentukan diet yang tepat.
e. Lakukan olahraga secara rutin
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk memperbaiki lingkungan
komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
11. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.
Dalam pelaksanaannya tindakan asuhan keperawatan harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan
lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota mayarakat Mubarak, 2011.
Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat
Efendi, 2009, yaitu:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan melaksanakan
upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit.
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas.
12. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan
proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses
tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian
masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskkan sebelumnya Mubarak, 2005. Adapun tindakan dalam
melakukan evaluasi adalah:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.
Defisiensi
Insulin
(absolut atau relatif)
↑Ketogenesis
Hiperglikemia ↑Glukoneogenesis
↑Ketonemia
Kehilangan hipotonik
Karbohidrat merupakan komponen diet yang penting, karbohidrat yang dimakan akan dicernakan
menjadi monosakarida dan diabsorbsi terutama dalam duodenum dan jejunum proximal. Sesudah diabsorbsi
kadar glukosa darah akan meningkat untuk sementara waktu dan akhirnya akan kembali pada batas dasarnya.
Pengaturan fisiologi kadar glukosa darah sebagian tergantung dari: 1)Ekskresi glukosa, 2)Sintesis glikogen,
3)Glikoneogenesis dalam hati.
Selain itu jaringan-jaringan perifer, otot-otot dan adiposit juga mempergunakan glukosa sebagai sumber
energi, jaringan-jaringan ini ikut dalam mempertahankan kadar glukosa darah, meskipun secara kwalitatif
tidak sebesar kemampuan hati. Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hepar dan yang
dipergunakan oleh jaringan-jaringan perifer tergantung dari keseimbangan fisiologi beberapa hormon.
Hormon-hormon ini dapat diklasifikasikan sebagai:
1) Hormon yang merendahkan kadar glukosa darah
2) Hormon yang meningkatkan kadar glukosa darah
Insulin merupakan hormon yang menurunkan kadar glukosa darah, dibentuk sel-sel beta pulau-pulau
Langerhans Pankreas. Sebaliknya ada beberapa hormon tertentu yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah
antara lain:
(1) Glukagon yang disekresi oleh sel-sel alfa pulau Langerhans
(2) Epineprin yang disekresikan oleh medulla adrenal dan jaringan kromatin lain
(3) Glukokortikoid yang disekresikan oleh konteks adrenal
(4) Hormon pertumbuhan yang disekresikan oleh kelenjar hypopisis anterior
Keempat hormon ini membentuk suatu membentuk suatu mekanisme yang mencegah timbulnya hipoglikemi
akibat pengaruh insulin.
2.2.3 Etiologi.
Etiologi Diabetes Mellitus masih belum jelas atau belum dapat ditentukan dari berbagai literatur yang
telah dibaca oleh peneliti ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi serta mengganggu pembuatan insulin
dan metabolisme karbohidrat didalam sel-sel sehingga dapat menyebabkan hiperglikemia dan glukosuria
(Sylvia A. Price, 1997)
1) Faktor Keturunan
Pada keluarga yang mempunyai penderita Diabetes Mellitus ada kemungkinan ± 25% akan menurunkan
pada anggota keluarga dekat yang lain.
2) Faktor Obesitas
Sekitar 80% penderita Diabetes Mellitus obesitas. Obesitas merupakan faktor resiko untuk terjadinya
Diabetes Mellitus, diketahui bahwa jumlah reseptor insulin menurun ada obesitas dan penurunan berat
badan, biasanya sebesar 20 pon.
3) Faktor Hormonal, meliputi: Pankretektomi, Alloxan, Zat anti insulin,
Penyakit-penyakit pancreas, Hipofisis, Suprarenal, Thyroid.
2.2.4 Tanda dan Gejala
Manifestasi klinik dikaitkan dengan konsekuensi tubuh terhadap metabolik defisiensi insulin. Klien
yang mengalami defisiensi insulin tak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau
toleransi glukosa sesudah makan karbihidrat. Kalau hiperglikemia nya parah dan melebihi ambang ginjal bagi
zat tersebut, maka timbul glukosuria. Glukosuria ini mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan
pengeluaran urine (poliurine) dan timbul rasa haus (polidipsi). Karena glukosa hilang bersama urine, maka
klien menderita keseimbangan kalori negatif dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang semakin hebat
(poliphagi) yang timbul akibat banyak kalori yang hilang dan klien mengeluh lelah dan ngantuk.
Pada klien NIDDM dapat tidak memperlihatkan gejala apapun, pada keadaan hiperglikemi yang lebih
berat baru muncul gejala-gejala diatas. Biasanya mereka tidak menderita ketoasidosis kalau hiperglikeminya
parah dan klien tidak memberi respon terhadap terapi diet, mungkin diperlukan terapi insulin untuk
menormalkan kadar glukosanya. Klien ini biasanya memperlihatkan kehilangan sensitifitas perifer terhadap
insulin eksogen.
Diabetes Mellitus dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga klien tidak menyadari akan adanya
perubahan seperti minum yang terjadi lebih banyak, buang air kecil sering, berat badan menurun. Gejala
tersebut dapat berlangsung lama tanpa dapat diperhatikan. Seringkali gambaran klinis tidak jelas. Dari sudut
klien Diabetes sendiri hal yang sering menyebabkan klien datang berobat ke dokter dan kemudian di
diagnosis sebagai Diabetes ialah keluhan : Kelainan kulit gatal, bisul, Kelainan ginekologis keputihan,
Kesemutan, rasa baal, Kelemahan tubuh, Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh, Infeksi saluran kemih
BAB III
A. Geografi
1. Data Umum
Puskesmas Dinoyo adalah adalah salah satu dari 15 puskesmas yang ada di Kota Malang. Puskesmas
Dinoyo merupakan Puskesmas Perawatan dan terletak di Jl. Keramik No.2, Kec. Lowokwaru Kota
Malang. Puskesmas Dinoyo sudah mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2008.
Puskesmas Dinoyo kota Malang
2. Luas : Wilayah kerja puskesmas Dinoyo yaitu Ketawanggede, Dinoyo, Tlogomas, Sumbersari,
Tunggulwulung, dan Merjosari.
3. Iklim
Wilayah kerja puskesmas Provinsi Jawa Timur merupakan wilayah yang beriklim tropis dimana hanya
mengenal dua musim, yaitu:
a. Musim Hujan, dimulai sekitar bulan November sampai bulan Juni.
b. Musim Kemarau, dimulai sekitar bulan Juli sampai bulan Oktober.
Defisiensi
Insulin
(absolut atau relatif)
↓Ambilan glukosa
↑Katabolisme Protein
↑Lipolisis
Berdasarkan tabel 3.1 distribusi berdasarkan jenis kelamin pada wilayah kerja
Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak pasien berjenis kelamin perempuan
(75 %), dan laki-laki sebanyak (25%).
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia pada Agregat Diabetes di Wilayah Kerja
Puskesmas Dinoyo
↑Asam
Amino
↑Kehilangan Nitrogen
Hiperglikemia
↑Glukoneogenesis
Berdasarkan tabel 3.2 distribusi berdasarkan usia pada wilayah kerja Puskesmas
Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak pasien usia elderly (40 %), middle age sebanyak (30 %)
dan young old sebanyak (30%).
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan pada Agregat Diabetes di Wilayah Kerja
Puskesmas Dinoyo.
↑Ketogenesis
↑Ketonemia
↑Ketonuria
Berdasarkan tabel 3.3 distribusi berdasarkan Pekerjaan pada wilayah kerja Puskesmas
Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak pasien sebagai Ibu Rumah Tangga (60 %), dan swasta
sebanyak (40%)
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Agama pada Agregat Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas
Dinoyo
Diuresis Osmotik
Berdasarkan tabel 3.4 distribusi berdasarkan agama pada wilayah kerja Puskesmas
Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak pasien beragama islam sebanyak (100 %)
Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Bahasa yang Digunakan pada Agregat Diabetes di Wilayah Kerja
Puskesmas Dinoyo
Kehilangan hipotonik
Ketoasidosis
Penipisan Volume
Berdasarkan tabel 3.5 distribusi berdasarkan bahasa yang digunakan pada wilayah
kerja Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak pasien berbahasa jawa (100 %).
Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sarana Komunikasi pada Agregat Diabetes di
Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Hiperosmolalitas
Berdasarkan tabel 3.6 distribusi berdasarkan sarana komunikasi pada wilayah kerja
Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak internet/elektronik sebanyak (90 %), brosur
sebanyak (10 %), dan koran sebanyak (0 %).
Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Bersasarkan Lama Menderita Kencing Manis pada Agregat Diabetes di Wilayah Kerja
Puskesmas Dinoyo
Koma
Syok
Jenis Kelamin
Asidosis Metabolik
5=25%
15=75%
Laki - LakiPerempuan
Distribusi Usia
0=[]
6=30%
Berdasarkan tabel 3.7 distribusi berdasarkan lama menderita kencing manis pada
wilayah kerja Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak 3 tahun sebanyak (25%), 1
tahun sebanyak (15%), 4 tahun sebanyak (10%), 5 tahun sebanyak (10%), 7 tahun sebanyak
(10%), 9 tahun sebanyak (10%), 10 tahun sebanyak (10%), dan 14 tahun sebanyak (5%).
Tabel 3.8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Agregat Diabetes di Wilayah Kerja
Puskesmas Dinoyo
6=30%
9=40%
Distribusi Pekerjaan
12=60%
8=40%
Berdasarkan tabel 3.8 distribusi berdasarkan tingkat pendidikan pada wilayah kerja
Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak SD sebanyak (50%), SMA sebanyak (25%),
SMP sebanyak (20%), dan S1 (5%).
Tabel 3.9
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepatuhan Cek Kadar Glukosa pada Agregat Diabetes di
Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
SwastaIRT
Berdasarkan tabel 3.9 distribusi berdasarkan kepatuhan cek kadar glukosa pada
wilayah kerja Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak patuh sebanyak (80%), dan
tidak patuh sebanyak (20%).
Tabel 3.10
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat badan pada Agregat Diabetes di Wilayah Kerja
Puskesmas Dinoyo
Berat badan
normal 5
25%
obesitas 15
75%
Berdasarkan tabel 3.10 golongan berat bada pasien DM area puskesmas dinoyo 0 dengan kategori
under weigh, 5 orang termasuk normal yaitu 25% , overweigh tidak ada dan obesitas 15 orang yaitu 75%
Tabel 3.11
Distribusi Frrekuensi Berdasarkan Kepatuhan Minum Obat pada Agregat Diabetes di
Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Distribusi Agama
20=100
Distribusi Bahasa %
Yang Digunakan
20=100%
ISLAM
Jawa
Berdasarkan tabel 3.11 distribusi berdasarkan kepatuhan minum obat pada wilayah kerja
Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak pasien dengan patuh minum obat sebanyak (80%)
dan yang tidak patuh minum obat sebanyak (20%).
Tabel 3.12
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepatuhan Diet pada Agregat Diabetes di Wilayah Kerja
Puskesmas Dinoyo
0=0%
8=[]
18=[]
Internet/ElektronikKoranBrosur
Berdasarkan tabel 3.12 distribusi berdasarkan kepatuhan diet pada wilayah kerja
Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak pasien dengan patuh minum obat sebanyak
(90%) dan yang tidak patuh minum obat sebanyak (10%).
Tabel 3.13
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Gejala pada Pasien yang muncul pada Agregat
Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
1=5%
2=10%
3=15%%
2=10%
Berdasarkan tabel 3.13 distribusi berdasarkan gejala yang muncul pada wilayah kerja
Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak pasien dengan kesemutan sebanyak (50%),
lemah sebanyak (40%), dan lapr haus sebanyak (10%).
Tabel 3.14
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Rumah pada Agregat Diabetes di Wilayah
Kerja Puskesmas Dinoyo
5=25 %
2=10%
2=[]
2=[]
Berdasarkan tabel 3.14 distribusi berdasarkan Jenis Rumah pada wilayah kerja
Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak jenis rumah permanen sebanyak (70%),
semipermanen sebanyak (15%), milik pribadi sebanyak (15%), dan kontrak sebanyak (0%).
Tabel 3.15
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Atap Rumah pada Agregat Diabetes di Wilayah
Kerja Puskesmas Dinoyo
1=[]
5=[]
Berdasarkan tabel 3.15 distribusi berdasarkan Jenis Atap Rumah pada wilayah kerja
Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak jenis atap rumah genteng sebanyak (100%),
asbes sebanyak (0%), dan seng sebanyak (0%).
Tabel 3.16
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi Kebersihan Rumah pada Agregat Diabetes di
Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
10=50%
SDSMPSMAS1
4=20%
4=20%
16=80%
PatuhTidak Patuh
Berdasarkan tabel 3.16 distribusi berdasarkan kondisi kebersihan rumah pada wilayah
kerja Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak kondisi kebersihan rumah bersih
sebanyak (90%), cukup bersih sebanyak (5%), kurang sebanyak (5%).
Tabel 3.17
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pembuangan Sampah di Lingkungan Rumah pada
Agregat Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
4=20%hh%%
16=80%
PatuhTidak Patuh
Distribusi Kepatuhan
Distribusi
Diet Gejala Pasien yang Muncul
2=10%
18=90%
PatuhTidak Patuh
Tabel 3.18
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Cara Pembuangan Sampah di Lingkungan Rumah
pada Agregat Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
2=10%
10=50%
kesemutanLemahLapar Haus
Tabel 3.19
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi Ventilasi dan Pencahayaan di Rumah
pada Agregat Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
0=0%
3=15%
3=15%
14=70%
Tabel 3.19
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketersediaan Sumber Air Keluarga pada
Agregat Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
PermanenSemipermanenKontrakMilik Pribadi
Berdasarkan tabel 3.19 distribusi berdasarkan ketersediaan sumber air keluarga pada
wilayah kerja Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak sumur sebanyak (65%), PDAM
sebanyak (35%), dan sungai sebanyak (0%).
Tabel 3.20
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Penyimpanan Air pada Agregat
Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
20=100%
GentengAsbesSengLainnya
Berdasarkan tabel 3.20 distribusi berdasarkan tempat penyimpanan air pada wilayah
kerja Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak di ember bak tertutup sebanyak (75%),
tandon air sebanyak (25%), dan ember bak terbuka sebanyak (0%).
Tabel 3.21
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Pembuangan Air/ Limbah Bekas
Keluarga pada Agregat Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
BersihCukup BersihKurang Bersih
Tabel 3.22
Distribusi Frekuensi sumber air kelurga pada Agregat Diabetes di Wilayah Kerja
Puskesmas Dinoyo
Berdasarkan tabel 3.22 distribusi berdasarkan ketersediaan sumber air keluarga pada
wilayah kerja Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak sumur sebanyak (65%), PDAM
sebanyak (35%), dan sungai sebanyak (0%).
Tabel 3.23
Distribusi Frekuensi tempat penyimpanan air di kelurga pada Agregat Diabetes di
Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Berdasarkan tabel 3.23 distribusi berdasarkan tempat penyimpanan air keluarga pada
wilayah kerja Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak ember tertutup (75%), Tandon
sebanyak (25%), dan ember terbuka (0%).
Tabel 3.24
Distribusi jenis pembuangan air/Limbah bekas kelurga pada Agregat Diabetes di
Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Distribusi Jenis Pembuangan air / Limbah Bekas keluarga
0%
0%
0%
100%
Berdasarkan tabel 3.24 distribusi pembuangan air/ limbah bekas keluarga pada wilayah
kerja Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak ember selokan (Got)/Saluran Tertutup
(100%), Saluran Got/ Saluran terbuka (0%), dan di buang sembarangan (0%).
Tabel 3.25
Distribusi tempat buang air besar (BAB) pada keluarga Agregat Diabetes di
Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Berdasarkan tabel 3.25 distribusi tempat buang air besar (BAB) pada keluarga wilayah
kerja Puskesmas Dinoyo ditemukan bahwa terbanyak WC Pribadi (100%), WC Umum (0%),
tidak punya/sungai (0%)
Tabel 3.26
Distribusi tanaman hijau atau pepohonan di sekitar rumah pada keluarga
Agregat Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Berdasarkan tabel 3.26 distribusi adanya tanaman hijau atau pepohonan di sekitar
rumah pada keluarga wilayah kerja Puskesmas Dinoyo ditemukan ada pepoonan/ Bunga hidup
(60%), tidak ada pepohonan (10%), jarang (30%).
Tabel 3.27
Distribusi keadaan wilayah lingkungan tetangga sekitar dengan tempat tinggal
pada keluarga Agregat Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Berdasarkan tabel 3.27 distribusi keadaan wilayah lingkungan tetangga sekitar dengan
tempat tinggal pada keluarga Agregat Diabetes pada keluarga wilayah kerja Puskesmas
Dinoyo ditemukan padat penduduk (55%), jarang penduduk (45%).
Tabel 3.28
Distribusi kepemilikan asuransi kesehatan pada keluarga Agregat Diabetes di
Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Tabel 3.29
Distribusi pemeriksaan ke pelayanan kesehatan pada keluarga Agregat Diabetes
di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Tabel 3.30
Distribusi kepada siapa memeriksakan diri untuk keluarga Agregat Diabetes di
Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Berdasarkan tabel 3.30 kepada siapa memeriksakan diri untuk keluarga Agregat
Diabetes pada keluarga wilayah kerja Puskesmas Dinoyo ditemukan terbanyak kepada
perawat (65%), Bidan (15%), Dokter (10%), Dukun (0%).
Tabel 3.31
Distribusi jarak tempuh dari rumah ke puskesmas pada keluarga Agregat
Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Berdasarkan tabel 3.31 Distribusi jarak tempuh dari rumah ke puskesmas pada keluarga
Agregat Diabetes pada keluarga wilayah kerja Puskesmas Dinoyo sejauh >1 km (95%) <500
M (5%), <750 m (0), <1 km (0%).
Tabel 3.32
Distribusi penyukuhan terkait kesehatan lingkungan sekitar pada keluarga
Agregat Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Tabel 3.33
Distribusi kendaran yang dimiliki oleh keluarga Agregat Diabetes di Wilayah
Kerja Puskesmas Dinoyo
Berdasarkan tabel 3.33 Distribusi kendaran yang dimiliki oleh keluarga pada Agregat
Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo dengan kendaraan mobil (55%), Motor (5%),
Sepeda (25%), tidak ada kendaraan (15%).
Tabel 3.34
Distribusi adanya ambulance khusus desa pada keluarga Agregat Diabetes di
Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Berdasarkan tabel 3.34 Distribusi adanya ambulance khusus desa pada keluarga Agregat
Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo tidak tersedia (100%).
Tabel 3.35
Distribusi rata rata pendapatan untuk keluarga Agregat Diabetes di Wilayah
Kerja Puskesmas Dinoyo
Berdasarkan tabel 3.35 Rata rata pendapatan untuk keluarga pada Agregat Diabetes di
Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo dengan kisaran kurang dari 1.000.000 (80%), kisaran Rp.
1.000.000 – 3.000.000 ada (15%), lebih dari 3.000.000 (5%).
Tabel 3.36
Distribusi pemilik keputusan dalam keluarga pada Agregat Diabetes di Wilayah
Kerja Puskesmas Dinoyo
Berdasarkan tabel 3.36 Distribusi pemilik keputusan dalam keluarga pada anggota keluarga Agregat
Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo pada bapak (100%).
Tabel 3.37
Distribusi seberapa sering keluarga pergi rekreasi pada keluarga Agregat
Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Berdasarkan tabel 3.37 Distribusi seberapa sering keluarga pergi rekreasi pada Agregat
Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo dengan penilain tidak pernah (60%), Sangat
seering (5%), Sering (10%), kadang – kadang (25%)
Tabel 3.38
Distribusi tempat rekreasi yang di kunjungi pada keluarga Agregat Diabetes di
Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo
Berdasarkan tabel 3.38 Distribusi tempat rekreasi yang di kunjungi pada Agregat
Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo dengan penilain peminat terbanyak yaitu wisata
buatan (70%), Gunung (10%), Pantai (20%).
BAB IV
ANALISA MASALAH
DAN POA
A. Analisa Masalah
1. Analisis Data
Data Etiologi Masalah
Data mayor DS : Diabetes Millitus Kesiapan peningkatan
1) Kelompok penderita DM management kesehatan
mengungkapkan telah patuh (D0112)
minum obat
2) Kelompok penderita DM
mengungkapkan melakukan
olahraga sesuai anjuran diit
3) Kelompok penderita DM
mengatakan sudah patuh diit
dengan mengurangi gorengan dan
manis manis
4) Kelompok dm mengetahui gejala
penyakit dm
5) Kelompok penderita Dm
mengatakan sering kesemutan
6) Mengatakan ingin mencegah dan
mengelola masalah kesehatan
7) Adanya perilaku mendukung
terkait pengobatan
Data minor DO :
8) Patuh minum obat ada 80% dari 20
orang yaitu 16 orang
9) Kepatuhan diet 90% dari 20 orang
yaitu 18 orang
10) Kepatuhan diet Dm 90% dari 20
orang yaitu 18 orang
11) Adanya data sering mengalami
gejala yaitu 50% kesemutan ,
10%lapar haus, 40 % merasa lemah
12) Sering mengalami kesmutan
sebanyak 50% pada data gejala dm
13) Ingin mengelola dm dan mencegah
gejala yang dirasakan dibuktikan
dengan keptuhan minum obat 80%
16 orang, patuh diet DM 90% yaitu
18 orang
14) Adanya prilaku yang mendukung
pengobatan dibuktikan dengan
65% memiliki asuransi kesehatan
seperti BPJS
15) Adanya perilaku mendukung
pengobatan yaitu rutin
memeriksakan diri yaitu 65%
memeriksakan diri kepada perawat,
15% kepada bidan dan 20%
kepada dokter.
Data mayor DS : Adanya perilaku upaya Kesiapan peningkatan
1) Kelompok penderita DM peningkatan kesehatan pengetahuan (D.0113)
mengungkapkan telah patuh
minum obat
2) Kelompok penderita DM
mengungkapkan melakukan
olahraga sesuai anjuran diit
3) Kelompok penderita DM
mengatakan sudah patuh diit
dengan mengurangi gorengan
dan manis manis
4) Kelompok dm mengetahui
gejala penyakit dm
5) Kelompok penderita Dm
mengatakan sering kesemutan
6) Mengatakan ingin mencegah
dan mengelola masalah
kesehatan
7) Adanya perilaku mendukung
terkait pengobatan
8) Data minor DO :
9) Patuh minum obat ada 80%
dari 20 orang yaitu 16 orang
10) Kepatuhan diet 90% dari 20
orang yaitu 18 orang
11) Kepatuhan diet Dm 90% dari
20 orang yaitu 18 orang
12) Adanya data sering mengalami
gejala yaitu 50% kesemutan ,
10%lapar haus, 40 % merasa
lemah
13) Sering mengalami kesmutan
sebanyak 50% pada data gejala
dm
14) Ingin mengelola dm dan
mencegah gejala yang
dirasakan dibuktikan dengan
keptuhan minum obat 80% 16
orang, patuh diet DM 90%
yaitu 18 orang
15) Adanya prilaku yang
mendukung pengobatan
dibuktikan dengan 65%
memiliki asuransi kesehatan
seperti BPJS
16) Adanya perilaku mendukung
pengobatan yaitu rutin
memeriksakan diri yaitu 65%
memeriksakan diri kepada
perawat, 15% kepada bidan dan
20% kepada dokter.
DS mayor : Penyakit kronis Defisit pengetahuan tentang
1) Pasien menanyakan masalah diabetes (D.0111)
yang dihadapi
Do mayor :
2) Adanya data tingkat pendidikan
50% SD yaitu 10 orang , SMP
25% 5 orang, SMA 4 orang
20% dan 1 sarjana 5%
3) Adanya perilaku yang keliru
seperti 75% penderita dm
mengalami obesitas yaitu 15
orang
4) Mengalami masalah dan gejala
yang berulang dengan adanya
data Sering mengalami
kesemutan sebanyak 50%,
merasa lemah 8 orang 40 dan
lapar haus 2 oarang 10%
5) Mengalami DM sangat lama
dibuktikan dengan adanya data
lama pasien mengalami DM 5
tahun sebanyak 5 orang 25 %, 7
tahun 3 orang 15% , 10 tahun 2
orang 10%
2. Diagnosa Prioritas
1. Kesiapan management Kesehatan b.d diabetes millitus b.b Data mayor DS : Kelompok penderita DM
mengungkapkan telah patuh minum obat , Kelompok penderita DM mengungkapkan melakukan olahraga
sesuai anjuran diit, Kelompok penderita DM mengatakan sudah patuh diit dengan mengurangi gorengan dan
manis manis, Kelompok penderita Dm mengatakan sering gejala kesemutan, Kelompok dm mengetahui gejala
penyakit dm, Kelompok penderita Dm mengatakan sering kesemutan, Mengatakan ingin mencegah dan
mengelola masalah kesehatan, Adanya perilaku mendukung terkait pengobatan
Data minor DO :
Patuh minum obat ada 80% dari 20 orang yaitu 16 orang, Kepatuhan diet 90% dari 20 orang yaitu 18 orang,
Kepatuhan diet Dm 90% dari 20 orang yaitu 18 orang, Adanya data sering mengalami gejala yaitu 50%
kesemutan , 10%lapar haus, 40 % merasa lemah, Sering mengalami kesmutan sebanyak 50% pada data gejala
dm, Ingin mengelola dm dan mencegah gejala yang dirasakan dibuktikan dengan keptuhan minum obat 80%
16 orang, patuh diet DM 90% yaitu 18 orang, Adanya prilaku yang mendukung pengobatan dibuktikan dengan
65% memiliki asuransi kesehatan seperti BPJS,Adanya perilaku mendukung pengobatan yaitu rutin
memeriksakan diri yaitu 65% memeriksakan diri kepada perawat, 15% kepada bidan dan 20% kepada dokter.
2. Kesiapan peningkatan pengetahuan b.d Adanya perilaku upaya peningkatan kesehatan b.b Data mayor DS :
Kelompok penderita DM mengungkapkan telah patuh minum obat , Kelompok penderita DM mengungkapkan
melakukan olahraga sesuai anjuran diit, Kelompok penderita DM mengatakan sudah patuh diit dengan
mengurangi gorengan dan manis manis, Kelompok penderita Dm mengatakan sering gejala kesemutan,
Kelompok dm mengetahui gejala penyakit dm, Kelompok penderita Dm mengatakan sering kesemutan,
Mengatakan ingin mencegah dan mengelola masalah kesehatan, Adanya perilaku mendukung terkait
pengobatan
Data minor DO :
Patuh minum obat ada 80% dari 20 orang yaitu 16 orang, Kepatuhan diet 90% dari 20 orang yaitu 18 orang,
Kepatuhan diet Dm 90% dari 20 orang yaitu 18 orang, Adanya data sering mengalami gejala yaitu 50%
kesemutan , 10%lapar haus, 40 % merasa lemah, Sering mengalami kesmutan sebanyak 50% pada data gejala
dm, Ingin mengelola dm dan mencegah gejala yang dirasakan dibuktikan dengan keptuhan minum obat 80%
16 orang, patuh diet DM 90% yaitu 18 orang, Adanya prilaku yang mendukung pengobatan dibuktikan dengan
65% memiliki asuransi kesehatan seperti BPJS,Adanya perilaku mendukung pengobatan yaitu rutin
memeriksakan diri yaitu 65% memeriksakan diri kepada perawat, 15% kepada bidan dan 20% kepada dokter.
3. Defisit pengetahuan tentang diabetes b.d penyakit kronis b.b DS mayor : Pasien menanyakan masalah yang
dihadapi. Do mayor : Adanya data tingkat pendidikan 50% SD yaitu 10 orang , SMP 25% 5 orang, SMA 4
orang 20% dan 1 sarjana 5%. Adanya perilaku yang keliru seperti 75% penderita dm mengalami obesitas yaitu
15 orang . Mengalami masalah dan gejala yang berulang dengan adanya data Sering mengalami kesemutan
sebanyak 50%, merasa lemah 8 orang 40 dan lapar haus 2 oarang 10%. Mengalami DM sangat lama
dibuktikan dengan adanya data lama pasien mengalami DM 5 tahun sebanyak 5 orang 25 %, 7 tahun 3 orang
15% , 10 tahun 2 orang 10%
-Kesimpulan:
Masalah komunitas yang menjadi prioritas . Resiko Perfusi Perifer tidak efektif b.d Hiperglikemi b.b Data
mayor Ds :Penderita dm mengatakan ingin mengelola masalah kesehatan dan melakukan pencegaham,
Mengatakan berusaha sepatuh mungkin mematuhi prosedur pengobatan meskipun bosan dan jenuh Data
mayor DO : Berusaha mengurangi kosusmsi gula sehingga saat pemeriksaan kadar gula darahnya 130-190,
Mampu menjelasakan sakitnya, Mampu menjaleskan tujuan pengobatan dan manfaat Mengetahui obat obat yg
seharusnya dikosumsi dan waktu kosumsinya.
Sehingga direncanakan adalah membuat sarana informasi tentang masalah yang sering dialami oleh orang
dewasa terutama masalah kesehatan dan alternativ penyelesaiannya secara positif. Dengan Tujuan penderita
DM ini adalah peduli kesehatan untuk memelihara serta meningkatkan status kesehatan penderita DM dewasa
di wilayah Puskesmas Dinoyo.
SLKI SIKI Rencana intervensi Implementasi Evaluasi
Setelah dilakukan Tindakan Edukasi Kesehatan (1.12383) observasi
1x10 menit diharapkan
-observasi 1. idenfikasi
Manajement Kesehatan
kemampuan
meningkat dengan kriteria 1. idenfikasi kemampuan penerimaan
penerimaan
hasil : informasi
informasi
- Melakukan tindakan - terapeutik
untuk mengurangi - terapeutik
factor resiko 1. sediakan materi dan media Pendidikan
1. sediakan materi
meningkat (5) Kesehatan
dan media
- Menerapkan program Pendidikan
2. berikan kesmpatan untuk bertanya
perawatn Kesehatan
Kesehatan
meningkat (5) -edukasi
- Aktivitas sehari 2. berikan kesmpatan
hari efektif 1. jelaskan factor resiko yang dapat untuk bertanya
mempengaruhi Kesehatan
memenuhi tujuan
-edukasi
Kesehatan 2. ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
meningkat (5) 1. jelaskan factor
3. ajarkan strategi yang dapat resiko yang dapat
meningkatkan perilaku hidup bersihh dan mempengaruhi
sehat Kesehatan
2. ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
3. ajarkan strategi
yang dapat
meningkatkan
perilaku hidup
bersihh dan sehat
SLKI SIKI Rencana intervensi Implementasi Evaluasi
Setelah dilakukan Tindakan Edukasi Kesehatan (1.12383) observasi
1x10 menit diharapkan
-observasi 1. idenfikasi
tingkat pengetahuan
kemampuan
meningkat dengan kriteria 1. idenfikasi kemampuan penerimaan
penerimaan
hasil : informasi
informasi
- - terapeutik
- terapeutik
1. sediakan materi dan media Pendidikan
1. sediakan materi
Kesehatan
dan media
2. berikan kesmpatan untuk bertanya Pendidikan
Kesehatan
-edukasi
2. berikan kesmpatan
1. jelaskan factor resiko yang dapat untuk bertanya
mempengaruhi Kesehatan
-edukasi
2. ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
1. jelaskan factor
3. ajarkan strategi yang dapat resiko yang dapat
meningkatkan perilaku hidup bersihh dan mempengaruhi
sehat Kesehatan
2. ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
3. ajarkan strategi
yang dapat
meningkatkan
perilaku hidup
bersihh dan sehat
SLKI SIKI Rencana intervensi Implementasi Evaluasi
Setelah dilakukan Tindakan Edukasi Kesehatan (1.12383) observasi
1x10 menit diharapkan
-observasi 1. idenfikasi
tingkat pengetahuan
kemampuan
meningkat dengan kriteria 1. idenfikasi kemampuan penerimaan
penerimaan
hasil : informasi
informasi
- - terapeutik
- terapeutik
1. sediakan materi dan media Pendidikan
1. sediakan materi
Kesehatan
dan media
2. berikan kesmpatan untuk bertanya Pendidikan
Kesehatan
-edukasi
2. berikan kesmpatan
1. jelaskan factor resiko yang dapat untuk bertanya
mempengaruhi Kesehatan
-edukasi
2. ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
1. jelaskan factor
3. ajarkan strategi yang dapat resiko yang dapat
meningkatkan perilaku hidup bersihh dan mempengaruhi
sehat Kesehatan
2. ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
3. ajarkan strategi
yang dapat
meningkatkan
perilaku hidup
bersihh dan sehat
C. Plan Of Action (POA)
Rencana/ Intervensi keperawatan