Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TAK (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK)

PERAWATAN DIRI
Wisma Antareja RSJ Prof. dr. Soerojo Magealang

Disusun Oleh:
1. Sungsangsari D
2. M. Pringgo Sabegdo 19.0601.0001
3. Laelika Ramadanti 19.0601.0002
4. Yoanetha N 19.0601.0003
5. Lailatul Fajrina 19.0601.0004
6. Dera Adinda 19.0601.0005
7. Yulia Setya Ningsih 19.0601.0006

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDAIYAH MAGELANG
2022
PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. TOPIK: PERAWATAN DIRI


B. LATAR BELAKANG
Keperawatan jiwa adalah suatu pelayan kesehatan tentang masalah kesehatan jiwa dari rentang
sehat jiwa sampai gangguan jiwa yang terjadi pada anak sampai lansia. Salah satu pilar model
keperawatan profesional adalah pelayan keperawatan dengan menggunakan sistem pemberian asuhan
keperawatan (patient care delivery system ). Dan sistem pemberian asuhan keperawatan yang
diterapkan adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan. Salah satu asuhan
keperawatan yang kami bahas ini adalah asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan defisit
keperawatan
diri.
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Manusia sebagai makhluk holistik yang dipengaruhi oleh lingkungan dalam dirinya dan
lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun komunitas. Dalam berhubungan dengan
lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar
mampu beradaptasi (Susilowati, 2005).
Kegagalan dalam memberi koping yang sesuai dengan tekanan yang dialami dalam jangka
panjang mengakibatkan individu mengalami berbagai macam gangguan mental. Gangguan mental
tersebut sangat bervariatif, tergantung dari berat ringannya sumber tekanan, perbedaan antar
individu, dan latar belakang individu yang bersangkutan
(Siswanto, 2007).
Kesehatan jiwa tidak hanya terkait dengan gangguan jiwa. &da beberapa aspek yang
mempengaruhi kesehatan jiwa, misalnya: kualitas Sumber Daya Manusia dalam
mengawasi emosional, kemudian aspek sosial yakni kejadian di lingkungan yang berdampak
pada gangguan jiwa seperti tindakan kekerasan dan merasa tidak nyaman. Saat ini lebih dari 450
juta penduduk dunia hidup dengan gangguan jiwa. Di Indonesia berdasarkan data *iset
Kesehatan Dasar ( *ISK+SD&S) tahun 2007, menunjukkan gangguan mental emosional seperti
gangguan kecemasan dan depresi sebesar 11, 6 % dari populasi orang dewasa. /umlah populasi
orang dewasa di Indonesia kurang lebih
150. 000. 000 orang yang mengalami gangguan mental emosional. (Sunaryo, 2004).
C. TUJUAN
Tujuan Umum: Tujuan umum yaitu klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri dan
perawatan diri secara maksimal.
Tujuan Khusus: Klien mampu melakukan aktivitas mandi1kebersihan diri. Klien mampu memakai pakaian
dan aktivitas berdandan sendiri Klien mampu menunjukkan aktivitas makan.
Klien mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.

D. LANDASAN TEORI
1. Konsep Defisit Perawatan Diri
a). Pengertian
Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (nurjannah, 2004).
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan martonah 2000).
b).Klasifikasi
Kurang perawatan diri: Mandi/kebersihan
Kurang perawatan diri: Mengenakan pakaian/berhias
Kurang perawatan diri: Makan
Kurang perawatan diri:Toileting
c).Etiologi
Menurut Tarwoto dan 4artonah (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai
berikut: Kelelahan fisik Penurunan kesadaran Menurut (Depkes: 2000), Penyebab kurang
perawatan diri adalah:
Faktor prediposisi
Perkembangan: Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu. sosiologis: Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
Kemampuan realitas turun: Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
Sosial: Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
Faktor presipitasi
Adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau perseptual, cemas, lelah1lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. Menurut Depkes (2000: 56), faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
Body Image: Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
Praktik Sosial: Pada anak8anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
Status Sosial Ekonomi: Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
Pengetahuan: Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan.
Budaya: Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
Kebiasaan seseorang: Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain — lain. Kondisi fisik atau psikis:
Pada keadaan tertentu1sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.
d.) Manifestasi klinis
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
- Fisik

 badan bau, pakaian kotor.


 rambut dan kulit kotor.
 Kuku panjang dan kotor.

 Gigi kotor disertai mulut bau.


 Penampilan tidak rapi.

• Psikologis

 Malas, tidak ada inisiatif.


 Menarik diri, isolasi diri.
 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

• Sosial

 Interaksi kurang.

 Kegiatan kurang

 Tidak mampu berperilaku sesuai norma. Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di
sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

2. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok


Kelompok adalah sekumpulan orang yang saling berhubungan, saling bergantung satu
sama lain dan menyepakati suatu tatanan norma tertentu. Individu dalam kelompok saling
mempengaruhi dan bertukar informasi melalui komunikasi. Dinamika dalam kelompok bahkan
dapat memfasilitasi perubahan perilaku anggota kelompoknya sehingga apabila kelompok ini
di desain secara sistematis dapat
menjadi sarana perubahan perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif atau dapat difungsikan sebagai
terapi. Terapi menggunakan aktifitas dalam kelompok ini disebut sebagai Terapi &ktivitas Kelompok.
Pasien dengan gangguan jiwa mengalami perubahan perilaku yang ditandai dengan perilaku pasien
maladptif, tidak umum, aneh, tidak lazim, dan menimbulkan distres serta gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan hidup sehari8hari. Terapi menggunakan aktivitas dalam kelompok ini disebut sebagai Terapi
&ktivitas Kelompok. Dengan demikian, terapi aktivitas kelompok sebagai bagian dari terapi kelompok
sangat penting diterapkan dalam penanganan pasien gangguan jiwa
dimasyarakat.
Terapi &ktivitas Kelompok adalah salah satu jenis terapi pada sekelompok pasien (5812 orang)
yang bersama8sama melakukan aktivitas tertentu untuk mengubah perilaku maladaptif menjadi adaptif.
<ama pelaksanan T&K adalah 20840 menit untuk kelompok yang baru terbentuk. Untuk kelompok
yang sudah kohesif,
T&K dapat berlangsung selama 608120 menit (5udi &na Keliat, 2007).
E. KLIEN
1. Karakteristik/kriteri Klien
a. Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan diri: defisit perawatan diri.
b. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan
tenang.
c. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah klien yang tidak dalam keadaan sakit, terinfus dan terpasang alat
medis lainnya.
d. Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif)
2. Proses Seleksi
a. Mengumpulkan data klien
b. Menganalisis data klien
c. obsevasi di ruangan klien
d. Menentukan klien
3. Data Klien
Nama klien peserta TAK:

F. PENGORGANISASIAN
1. Waktu Pelaksanaan
Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada: Hari/tanggal:
Waktu:
Tempat:
2. Tim Terapis dan Tugasnya
a. Tim Terapi
- Leader:
- Co. Leader:
- Fasilitator:
- Observer:
b. Tugas Terapi
1) Tugas leader
- Menyusun rencana T&K
- Merencanakan, mengontrol dan mengatur berlangsungnya T&K
- Mengarahkan kelompok dalam pencapaian tujuan, memimpin jalannya

T&K
- Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
- Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,

mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik


- Sebagai role model
- Memberi motivasi anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberi
reinforcement positif
- Evaluasi tindak lanjut
2) Tugas Co. Leader
- Membantu leader dalam pengorganisasian anggota kelompok
- Mengingatkan pemimpin bila diskusi menyimpang
- Bersama leader menjadi contoh bentuk kerja sama yang baik
Tugas fasilitator
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok
- Memberikan stimulus dan motivasi kepada klien anggota kelompok untuk aktif
mengikuti berlangsungnya T&K.
- Mengikuti arahan dari leader dalam mengikuti kegiatan kelompok
4) Tugas Observer
- Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia),
dinamika jalannya T&K, keadaan peserta (aktif, pasif, kooperatif)
- Mengawasi berlangsungnya T&K dari mulai persiapan, proses hingga penutupan
- Memberikan umpan balik kepada leader, co8leader, fasilitator tentang jalannya
T&K
3. Setting
Ruang Rawat Inap Wisma Antareja RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
a. Terapis dengan klien duduk bersama membentuk persegi panjang
b. Ruang nyaman dan tenang
Contoh Denah

MEJA

Ket:

: leader dan Co leader : observer

: Klien : fasilitator
G. ANTISIPASI MASALAH
1. Beri Perhatian khusus dalam penyampain Materi dan Peragaan.
2. Bimbing sebisa mungkin peserta T&K mengikuti perintah terapis. Buatlah kontrak dengan
seluruh peserta T&K untuk dispilin selama proses berjalannya T&K dengan tidak meninggalkan tempat
pelaksaan sesuai dengan kontrak waktu.

H. Proses Pelaksanaan
Sesi I: Memperkenalkan diri, Manfaat Perawatan Diri dan menjaga Kebersihan Diri.
a. Tujuan
1) Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal dan
hobi
2) Klien mampu menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri Klien
mampu menyebutkan cara menjaga kebersihan diri
4) Klien mampu menyebutkan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri

b. Kriteria Anggota
Kriteria klien sebagai anggota yang mengikuti Terapi &ktivitas Kelompok ini adalah:
1) Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan diri: defisit perawatan
diri
2) Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang
3) Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif)

c. Nama Klien dan Ruangan


Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah: 15 orang
Berikut adalah nama8nama klien yang mengikuti pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok yakni:
1)
d. Alat
1) Name tag
2) Buku/bolpoint
3) Laptop

e. Metode dan Media


1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan Tanya jawab
simulasi
f. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
- Memilih klien dengan indikasi, yaitu Defisit perawatan diri.
- Membuat kontrak dengan klien.
- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2) Orientasi
• Salam Terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien
- Terapis dan klien memakai papan nama

• Evaluasi/validasi
Menanyakan kepada klien apakah sudah pernah terlibat dalam T&K
• Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.
- Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu dengan latihan menyebutkan manfaat perawatan diri
dan cara menjaga kebersihan diri serta akibat apabila tidak
melakukan perawatan diri.
- Menjelaskan aturan main berikut.
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan kelompok harus

meminta izin kepada terapis.


- Nama kegiatan ± 15menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. @)
• Kerja
- Terapis menjelaskan kegiatan, yaitu botol air minum diputar menurut arah jarum jam jikan
putaran itu maka anggota kelompok
- Pada saat botol minum menunjuk salah satu anggota kelompok maka anggota
kelompok menyebutkan: salam, nama lengkap, nama panggilan, hobi, dan asal,
dimulai oleh terapis sebagai contoh.
- Ulangi poin kedua dan ketiga sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
- Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan member tepuk tangan.
4) Terminasi
• Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti T&K
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
• Tindak lanjut
- Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri

kepada orang lain di kehidupan sehari8hari.


- Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
dalam perawatan diri.
- Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri dan manfaat perawatan diri pada jadwal
kegiatan harian klien.
• Kontrak yang akan datang
- Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok dan tata cara makan dan minum yang baik.
- Menyepakati waktu dan tempat.
5) Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses T&K berlangsung, khususnya pada tahap kerja
yang menilai kemampuan klien melakukan T&K. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan T&K. Untuk T&KS sesi 1, dievaluasi
kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, kemampuan
klien menyebutkan manfaat pentingnya keperawatan diri, cara menjaga kebersihan
diri dan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri
Sesi II: Tata Cara Berhias Pria

a. Tujuan
1) Klien dapat mengenal dan menyebutkan alat8alat yang berhias.
2) Klien mampu menyebutkan cara berpakaian, bercukur untuk pria dan cara berhias

dan menyisir rambut.


3) Klien mampu menggunakan alat8alat yang diberikan untuk berhias
4) Klien mampu menjelaskan manfaat berhias

b. Alat
Peralatan berhias dan bercukur

c. Metode
1) Diskusi dan Tanya jawab
2) Bermain peran1simulasi
d. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
- Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi sebelumnya

- Membuat kontrak dengan klien

- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2) Orientasi
• Salam Terapeutik

- Salam dari terapis kepada klien

- Klien dan terapis pakai papan nama

• evaluasi/validasi

- Menanyakan perasaan klien saat ini

- Menanyakan pengalaman klien tentang berhias dan bercukur untuk pria yang
dilakukan selama ini
• Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara berhias untuk mempercantik diri
- Menjelaskan cara main berikut: jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada terapis dan Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai

3) Tahap Kerja
- Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk berhias,
manfaat dan tata cara berhias dan bercukur untuk pria. Ulangi sampai semua klien
mendapat giliran.
- Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.
- Terapis menjelaskan alat8alat yang digunakan untuk berhias, manfaat dan

mendemonstrasikan tata cara berhias dan bercukur untuk pria.


- Meminta klien untuk mendemonstrasikan kembali tata cara berhias (menyisir

rambut).
- Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara berhias.
- Memberikan pujian kepada klien
- Upayakan semua klien mampu berhias dan sudah mencoba
4) Tahap Terminasi
• Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah berhias
- Menanyakan ulang cara baru yang baik dan benar cara berhias
• Tindak lanjut
- Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari untuk berhias.
- Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
5) Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses T&K berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien yang diharapkan adalah cara berhias yang benar
dan baik, keuntungan berhias dan akibat tidak berhias. Kemampuan berhias untuk mencegah
defisit perawatan diri.
Sesi III : Mengenal dan menyebutkan tata cara makan dan minum yang baik
a) Tujuan

- Klien mampu menyebutkan alat —alat makan dan minum


- Klien mampu menjelaskan cara mempersiapkan makan dan minum
- Klien mampu menjelaskan cara makan dan minum yang tertib
- Klien mampu menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan

b) Alat
- Peralatan makan dan minum

c) Metode
- Dinamika kelompok
- Diskusi dan tanya jawab
- Bermain peran dan simulasi

d) Langkah Kegiatan
1) Persiapan
- Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi sebelumnya

- Membuat kontrak dengan klien

- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan


2) Orientasi
• Salam Terapeutik

- Salam dari terapis kepada klien

- Klien dan terapis pakai papan nama

• evaluasi/validasi

- Menanyakan perasaan klien saat ini

- Menanyakan pengalaman klien tentang berhias dan bercukur untuk pria yang
dilakukan selama ini
• Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara berhias untuk mempercantik diri
- Menjelaskan cara main berikut: /ika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada terapis dan Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai

4) Tahap Kerja
- Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk makan dan minum,
Kegunaan alat makan . Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
- Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.
- Terapis menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk makan , manfaat dan
mendemonstrasikan tata cara makan yang baik.
- Meminta klien untuk mendemonstrasikan kembali tata cara makan yang baik
- Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara makan yang baik.
- Memberikan pujian kepada klien
- Upayakan semua klien mampu berhias dan sudah mencoba
5) Tahap Terminasi
• Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah berhias
- Menanyakan ulang cara baru yang baik dan benar cara berhias
• Tindak lanjut
- Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari untuk berhias.
- Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
6) Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses T&K berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien yang diharapkan adalah cara berhias yang benar
dan baik, keuntungan berhias dan akibat tidak berhias. Kemampuan berhias untuk mencegah
defisit perawatan diri.

Anda mungkin juga menyukai