PERAWATAN DIRI
Wisma Antareja RSJ Prof. dr. Soerojo Magealang
Disusun Oleh:
1. Sungsangsari D
2. M. Pringgo Sabegdo 19.0601.0001
3. Laelika Ramadanti 19.0601.0002
4. Yoanetha N 19.0601.0003
5. Lailatul Fajrina 19.0601.0004
6. Dera Adinda 19.0601.0005
7. Yulia Setya Ningsih 19.0601.0006
D. LANDASAN TEORI
1. Konsep Defisit Perawatan Diri
a). Pengertian
Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (nurjannah, 2004).
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan martonah 2000).
b).Klasifikasi
Kurang perawatan diri: Mandi/kebersihan
Kurang perawatan diri: Mengenakan pakaian/berhias
Kurang perawatan diri: Makan
Kurang perawatan diri:Toileting
c).Etiologi
Menurut Tarwoto dan 4artonah (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai
berikut: Kelelahan fisik Penurunan kesadaran Menurut (Depkes: 2000), Penyebab kurang
perawatan diri adalah:
Faktor prediposisi
Perkembangan: Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu. sosiologis: Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
Kemampuan realitas turun: Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
Sosial: Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
Faktor presipitasi
Adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau perseptual, cemas, lelah1lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. Menurut Depkes (2000: 56), faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
Body Image: Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
Praktik Sosial: Pada anak8anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
Status Sosial Ekonomi: Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
Pengetahuan: Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan.
Budaya: Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
Kebiasaan seseorang: Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain — lain. Kondisi fisik atau psikis:
Pada keadaan tertentu1sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.
d.) Manifestasi klinis
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
- Fisik
• Psikologis
• Sosial
Interaksi kurang.
Kegiatan kurang
Tidak mampu berperilaku sesuai norma. Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di
sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
F. PENGORGANISASIAN
1. Waktu Pelaksanaan
Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada: Hari/tanggal:
Waktu:
Tempat:
2. Tim Terapis dan Tugasnya
a. Tim Terapi
- Leader:
- Co. Leader:
- Fasilitator:
- Observer:
b. Tugas Terapi
1) Tugas leader
- Menyusun rencana T&K
- Merencanakan, mengontrol dan mengatur berlangsungnya T&K
- Mengarahkan kelompok dalam pencapaian tujuan, memimpin jalannya
T&K
- Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
- Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
MEJA
Ket:
: Klien : fasilitator
G. ANTISIPASI MASALAH
1. Beri Perhatian khusus dalam penyampain Materi dan Peragaan.
2. Bimbing sebisa mungkin peserta T&K mengikuti perintah terapis. Buatlah kontrak dengan
seluruh peserta T&K untuk dispilin selama proses berjalannya T&K dengan tidak meninggalkan tempat
pelaksaan sesuai dengan kontrak waktu.
H. Proses Pelaksanaan
Sesi I: Memperkenalkan diri, Manfaat Perawatan Diri dan menjaga Kebersihan Diri.
a. Tujuan
1) Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal dan
hobi
2) Klien mampu menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri Klien
mampu menyebutkan cara menjaga kebersihan diri
4) Klien mampu menyebutkan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri
b. Kriteria Anggota
Kriteria klien sebagai anggota yang mengikuti Terapi &ktivitas Kelompok ini adalah:
1) Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan diri: defisit perawatan
diri
2) Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang
3) Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif)
• Evaluasi/validasi
Menanyakan kepada klien apakah sudah pernah terlibat dalam T&K
• Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.
- Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu dengan latihan menyebutkan manfaat perawatan diri
dan cara menjaga kebersihan diri serta akibat apabila tidak
melakukan perawatan diri.
- Menjelaskan aturan main berikut.
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan kelompok harus
a. Tujuan
1) Klien dapat mengenal dan menyebutkan alat8alat yang berhias.
2) Klien mampu menyebutkan cara berpakaian, bercukur untuk pria dan cara berhias
b. Alat
Peralatan berhias dan bercukur
c. Metode
1) Diskusi dan Tanya jawab
2) Bermain peran1simulasi
d. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
- Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi sebelumnya
2) Orientasi
• Salam Terapeutik
• evaluasi/validasi
- Menanyakan pengalaman klien tentang berhias dan bercukur untuk pria yang
dilakukan selama ini
• Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara berhias untuk mempercantik diri
- Menjelaskan cara main berikut: jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada terapis dan Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
3) Tahap Kerja
- Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk berhias,
manfaat dan tata cara berhias dan bercukur untuk pria. Ulangi sampai semua klien
mendapat giliran.
- Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.
- Terapis menjelaskan alat8alat yang digunakan untuk berhias, manfaat dan
rambut).
- Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara berhias.
- Memberikan pujian kepada klien
- Upayakan semua klien mampu berhias dan sudah mencoba
4) Tahap Terminasi
• Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah berhias
- Menanyakan ulang cara baru yang baik dan benar cara berhias
• Tindak lanjut
- Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari untuk berhias.
- Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
5) Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses T&K berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien yang diharapkan adalah cara berhias yang benar
dan baik, keuntungan berhias dan akibat tidak berhias. Kemampuan berhias untuk mencegah
defisit perawatan diri.
Sesi III : Mengenal dan menyebutkan tata cara makan dan minum yang baik
a) Tujuan
b) Alat
- Peralatan makan dan minum
c) Metode
- Dinamika kelompok
- Diskusi dan tanya jawab
- Bermain peran dan simulasi
d) Langkah Kegiatan
1) Persiapan
- Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi sebelumnya
• evaluasi/validasi
- Menanyakan pengalaman klien tentang berhias dan bercukur untuk pria yang
dilakukan selama ini
• Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara berhias untuk mempercantik diri
- Menjelaskan cara main berikut: /ika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada terapis dan Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
4) Tahap Kerja
- Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk makan dan minum,
Kegunaan alat makan . Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
- Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.
- Terapis menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk makan , manfaat dan
mendemonstrasikan tata cara makan yang baik.
- Meminta klien untuk mendemonstrasikan kembali tata cara makan yang baik
- Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara makan yang baik.
- Memberikan pujian kepada klien
- Upayakan semua klien mampu berhias dan sudah mencoba
5) Tahap Terminasi
• Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah berhias
- Menanyakan ulang cara baru yang baik dan benar cara berhias
• Tindak lanjut
- Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari untuk berhias.
- Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
6) Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses T&K berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien yang diharapkan adalah cara berhias yang benar
dan baik, keuntungan berhias dan akibat tidak berhias. Kemampuan berhias untuk mencegah
defisit perawatan diri.