bagi seseorang. Imobilitas didefinisikan secara luas sebagai tingkat aktivitas yang
Perawatan diri meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan oleh individu dikehidupan
sehari hari.
1. Definisi
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis.
2. Jenis-jenis defisit perawatan diri
sendiri.
aktivitas makan.
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
4. Pohon masalah
Akibat : Isolasi sosial
Defisit Perawatan Diri (Core Problem)
a. Faktor prediposisi
1) Biologis
diri. Riwayat kesehatan struktur dilobus frontal, dimana lobus tersebut berpengaruh
kepada proses kognitif, ada riwayat keluarga yang menderita gangguan jiwa, gangguan
sistem limbic akan berpengaruh pada fungsi perhatian, memori dan suplai oksigen
a) Harga diri rendah : pasien tidak mempunyai motivasi untuk merawat diri.
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
3) Sosial
b. Faktor Presipitasi
Faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
1) Body image
kebersihan dirinya.
2) Praktik sosial
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
5) Budaya
6) Kebiasaan seseorang
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
1. Dampak fisik
2. Dampak psikososial
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
Pada mulanya pasien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak
aman dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya pasien berasal dari lingkungan
lain yang menimbulkan rasa aman. Pasien semakin tidak dapat melibatkan diri dalam
situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu sendiri begitu
menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini
d. Mekanisme koping
mencapai tujuan. Kategorinya adalah pasien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri
secara mandiri.
Adaptif maladaptif
- Pola perawatan diri seimbang, saat pasien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan pasien seimbang, pasien
1) Fisik
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor
2) Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak berdaya, rendah diri
3) Sosial
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku sesuai norma. Cara
makan tidak teratur bak dan bab di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan
teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan
Imobilisasi adalah suatu kondisi yang relatif, dimana individu tidak saja kehilangan
kemampuan geraknya secara total, tetapi juga mengalami penurunan aktifitas dari
kebiasaan normalnya.
1. Gaya hidup
Mobilitas seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai-nilai yang
2. Ketidakmampuan
aktivitas hidup sehari-hari. Secara umum ketidakmampuan dibagi menjadi dua yaitu :
(misalnya : kelemahan otot dan tirah baring). Penyakit-penyakit tertentu dan kondisi
3. Tingkat energi
Energi dibutuhkan untuk banyak hal, salah satunya mobilisasi. Dalam hal ini
4. Usia
Pada individu lansia, kemampuan untuk melakukan aktifitas dan mobilisasi menurun
Menurut Mubarak (2008) secara umum ada beberapa macam keadaan imobilitas
antara lain :
2. Imobilitas intelektual : kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan untuk
3. Imobilitas emosional : kondisi ini bisa terjadi akibat proses pembedahan atau kehilangan
4. Imobilitas sosial : kondisi ini bisa menyebabkan perubahan interaksi sosial yang sering
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
kakinya.
yang diperlukan.
2.5 Patofisiologi
skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur gerakan
tulang karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja
sebagai sistem pengungkit. Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada
kontraksi isotonik, peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek. Kontraksi
isometrik menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada
pemendekan atau gerakan aktif dari otot, misalnya, menganjurkan pasien untuk
latihan kuadrisep. Gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan
latihan isometrik. Hal ini menjadi kontra indikasi pada pasien yang sakit (infark
miokard atau penyakit obstruksi paru kronik). Postur dan Gerakan Otot merefleksikan
kepribadian dan suasana hati seseorang dan tergantung pada ukuran skeletal dan
perkembangan otot skeletal. Koordinasi dan pengaturan dari kelompok otot tergantung
dari tonus otot dan aktifitas dari otot yang berlawanan, sinergis, dan otot yang
melawan gravitasi. Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan otot yang seimbang.
bergantian melalui kerja otot. Tonus otot mempertahankan posisi fungsional tubuh dan
adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang: panjang, pendek,
pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem skeletal berfungsi dalam pergerakan,
- Sendi sinostotik mengikat tulang dengan tulang mendukung kekuatan dan stabilitas.
Tidak ada pergerakan pada tipe sendi ini. Contoh: sakrum, pada sendi vertebra.
pada tulang yang mengalami penekanan yang konstan, seperti sendi, kostosternal
antara sternum dan iga.
dengan ligamen atau membran. Serat atau ligamennya fleksibel dan dapat
diregangkan, dapat bergerak dengan jumlah yang terbatas. Contoh: sepasang tulang
- Sendi sinovial atau sendi yang sebenarnya adalah sendi yang dapat digerakkan secara
bebas dimana permukaan tulang yang berdekatan dilapisi oleh kartilago artikular dan
dihubungkan oleh ligamen oleh membran sinovial. Contoh: sendi putar seperti sendi
pangkal paha (hip) dan sendi engsel seperti sendi interfalang pada jari.
- Ligamen adalah ikatan jaringan fibrosa yang berwarna putih, mengkilat, fleksibel
mengikat sendi menjadi satu sama lain dan menghubungkan tulang dan kartilago.
Ligamen itu elastis dan membantu fleksibilitas sendi dan memiliki fungsi protektif.
Misalnya, ligamen antara vertebra, ligamen non elastis, dan ligamentum flavum
menghubungkan otot dengan tulang. Tendon itu kuat, fleksibel, dan tidak elastis, serta
akhiles/kalkaneus.
terutama berada disendi dan toraks, trakhea, laring, hidung, dan telinga. Bayi
- Sistem saraf mengatur pergerakan dan postur tubuh. Area motorik volunteer utama,
- Propriosepsi adalah sensasi yang dicapai melalui stimulasi dari bagian tubuh tertentu
dan aktifitas otot. Proprioseptor memonitor aktifitas otot dan posisi tubuh secara
memberi postur yang benar ketika berdiri atau berjalan. Saat berdiri, ada penekanan
2.6 Proses Keperawatan Pada Defisit Perawatan Diri (Mandi dan Berpakaian) pada
Kasus:
Seorang wanita berumur 50 tahun dirawat di ruang UGD selama 3 hari. Setelah
dilakukan pengkajian, pasien mengatakan nyeri pada saat bergerak atau tidak dan
pasien belum mampu bergerak bebas. Setelah diinspeksi, pasien tampak lemah, hanya
terbaring, terdapat luka akibat fraktur. Wajah pasien terlihat meringis dan berminyak,
kulit kering dan kusam, badan pasien pun bau dan pakaian tampak kotor. Diagnosa
medis: Fraktur Fibula Dekstra. Asuhan keperawatan apa yang harus dilakukan
perawat?
A. Pengkajian
jaringan
DO : Tampak Luka robekan
akibat fraktur.
bergerak. fisik
B. Diagnosa Keperawatan
mengeluh nyeri jika bergerak, pasien tampak lemah dan meringis jika bergerak.
3. Defisit perawatan diri : mandi +3 berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
pasien belum mampu bergerak bebas, pasien belum mampu mandi dan berpakaian,
C. Intervensi
N Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasionalisasi
O. Keperawatan
inkoninuitas memilih
-Pasien dapat
jaringan ditandai intervensi yang
beradaptasi dengan
dengan pasien tepat.
nyeri yang dialami
mengeluh nyeri
-Meminimalkan
dan tampak luka Kriteria Hasil :
stimulasi atau
robekan akibat
-Pertahankan tirah meningkatkan
fraktur. -Mengungkapkan
baring. relaksasi.
nyeri dan tegang di
perutnya
berkurang
-Meningkatkan
-Dapat melakukan
koping pasien
tindakan untuk -Terangkan nyeri
dalam melakukan
mengurangi nyeri yang diderita
guidance
pasien dan
mengatasi nyeri.
penyebabnya.
-Mengurangi
onset terjadinya
-Kolaborasi nyeri dapat
analgetika. pemberian
analgetika.
pantau pasien
dalam hal
-Menilai batasan
penggunaan alat
kemampuan
bantu.
aktivitas optimal.
3. Defisit Perawatan Setelah dilakukan -Kaji kemampuan -Mengkaji
kebersihannya. -Membimbing
keluarga dan
pasien agar
keterampilan
dapat diterapkan
-Bimbing
keluarga pasien
memandikan /
menyeka pasien
pasien. kering.
P: Intervensi dilanjutkan
untuk memandikan/menyeka
pasien.