Etiologi Menurut (Suerni & Livana, 2019) Defisit perawatan diri di sebabkan
karena dua faktor yaitu faktor predisposisi dan faktor pretisipasi .
a. Faktor predisposisi
Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
5. Tanda Dan Gejala Defisit Perawatan Diri
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013) tanda dan gejala klien
dengan defisit perawatan diri adalah :
a) Fisik
Badan bau, pakaian kotor.
Rambut dan kulit kotor.
Kuku panjang dan kotor.
Gigi kotor disertai mulut bau.
Penampilan tidak rapi.
b) Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif.
Menarik diri, isolasi diri.
Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c) Sosial
Interaksi kurang.
Kegiataan kurang.
Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembaraang tempat,
gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
a. Data subyektif
b. Data obyektif
Mekanisme koping pada pasien dengan defisit perawatan diri adalah sebagai
berikut:
1. Pengkajian
a) Identitas
Biasanya identitas terdiri dari: nama klien, umur, jenis kelamin,
alamat, agama, pekerjaan, tanggal masuk, alasan masuk, nomor rekam
medik, keluarga yang dapat dihubungi.
b) Alasan Masuk
Biasanya apa yang menyebabkan pasien atau keluarga datang,
atau dirawat dirumah sakit. Biasanya masalah yang di alami pasien yaitu
senang menyendiri, tidak mau banyak berbicara dengan orang lain, terlihat
murung, penampilan acak-acakan, tidak peduli dengan diri sendiri dan
mulai mengganggu orang lain.
c) Faktor Predisposisi
Pada pasien yang mengalami defisit perawatan diri ditemukan
adanya faktor herediter mengalami gangguan jiwa, adanya penyakit fisik
dan mental yang diderita pasien sehingga menyebabkan pasien tidak
mampu melakukan perawatan diri. Ditemukan adanya faktor
perkembangan dimana keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
pasien sehingga perkembangan inisiatif terganggu, menurunnya
kemampuan realitas sehingga menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri serta didapatkan kurangnya dukungan
dan situasi lingkungan yang mempengaruhi kemampuan dalam perawatan
diri.
d) Pemeriksaan Fisik
Biasanya pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan
tandatanda vital (TTV), pemeriksaan secara keseluruhan tubuh yaitu
pemeriksaan head to toe yang biasanya penampilan klien yang kotor dan
acak-acakan.
e) Psikososial
Genogram : Biasanya menggambarkan pasien dengan anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa, dilihat dari pola
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
f) Konsep diri
Citra tubuh : Biasanya persepsi pasien tentang tubuhnya, bagian tubuh
yang disukai, reaksi pasien terhadap bagian tubuh yang disukai dan
tidak disukai.
g) Identitas diri
Biasanya dikaji status dan posisi pasien sebelum pasien dirawat,
kepuasan pasien terhadap status dan posisinya, kepuasan pasien sebagai
laki-laki atau perempuan , keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis
kelamin dan posisinnya.
h) Peran diri
POHON MASALAH
PERENCANAAN
Tujuan kriteria hasil Intervensi Rasional
TUK 1 : 1. Wajah cerah tersenyum 1. Berikan salam setiap berinteraksi. Hubungan saling percaya
Klien dapat membina 2. Mau berkenalan 2. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat menjadi dasar interaksi
hubungan saling 3. Ada kontak mata berkenalan. selanjutnya sehingga
percaya dengan 4. Menerima kehadiran 3. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien. klien lebih terbuka,
perawat. Kriteria perawat 4. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi. merasa aman, dan mau
evaluasi dalam 5. Bersedia menceritakan 5. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien. berinteraksi
berinteraksi klien perasaannya 6. Buat kontrak interaksi yang jelas.
menunjukkan tanda- 7. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
tanda percaya pada 8. Penuhi kebutuhan dasar klien.
perawat
TUK 2 : 1. Klien dapat menyebutkan 1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prisip Meningkatkan
Klien dapat mengenal kebersihan diri pada waktu komunikasi terapeutik. kemampuan klien
tentang pentingnya 2 kali pertemuan. 2. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara terhadap orientasi
kebersihan diri. 2. Mampu menyebutkan menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih. terhadap kebutuhan
kembali kebersihan untuk 3. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri tubuhnya.
kesehataan seperti 4. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan
mencegah penyakit. klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
3. Klien dapat meningkatkan 5. Bantu klen mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan
cara merawat diri. memelihara kebersihan diri.
6. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti : mandi 2
kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah
makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting
kuku jika panjang.
TUK 3 : 1. Klien berusaha untuk 1. Motivasi klien untuk mandi Klien dapat memenuhi
Klien dapat memelihara kebersihan diri 2. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk kebutuhan kebersihan
melakukan kebersihan seperti mandi pakai sabun mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar. dirinya
diri dengan bantuan dan disiram pakai air 3. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
perawat. sampai bersih. 4. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut
2. Mengganti pakaian bersih 5. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas
sehari – hari. perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar
3. Merapikan penampilan. mandi.
6. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas
kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampo, pakaian ganti,
handuk dan sandal.
TUK 4 : 1. Setelah satu minggu klien 1. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur. Klien dapat memenuhi
Klien dapat dapat melakukan 2. Ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju, kebutuhan kebersihan
melakukan kebersihan perawatan kebersihan diri dan pakai sandal. dirinya dengan baik.
perawatan diri secara secara rutin dan teratur
mandiri tanpa anjuran, seperti
mandi pagi dan sore.
2. ganti baju setiap hari
3. penampilan bersih dan
rapi.
TUK 5 : Klien selalu tampak bersih 1. Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan Klien dapat
Klien dapat dan rapi. diri. mempertahankan
mempertahankan kebersihan dirinya secara
kebersihan diri secara mandiri.
mandiri
TUK 6 : 1. Keluarga selalu 1. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab krang minatnya klien Keluarga membantu
Klien dapat dukungan mengingatkan hal-hal menjaga kebersihan diri klien dalam memotivasi
keluarga dalam yang berhubungan dengan 2. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang telah kebersihan diri.
meningkatkan kebersihan diri. dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan
kebersihan diri 2. Keluarga menyiapkan kemajuan yang telah dialami di RS.
sarana untuk membantu 3. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga
klien dalam menjaga kebersihan diri klien.
kebersihan diri. 4. Jelaskan pada keluarga tentang manfat sarana yang lengkap dalam
3.Keluarga membantu dan menjaga kebersihan diri klien
membimbing klien dalam
menjaga kebersihan diri.
TUK 7 : 1.Keluarga selalu 1. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab krang minatnya klien Keluarga dapat
Klien dapat mengingatkan hal-hal yang menjaga kebersihan diri memotivasi dan
dukungan keluarga berhubungan dengan 2. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang telah memantau klien dalam
dalam meningkatkan kebersihan diri. dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan memenuhi kebersihan
kebersihan diri 2.Keluarga menyiapkan kemajuan yang telah dialami di RS. diri
sarana untuk membantu 3. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga
klien dalam menjaga kebersihan diri klien.
kebersihan diri. 4. Jelaskan pada keluarga tentang manfat sarana yang lengkap dalam
3.Keluarga membantu dan menjaga kebersihan diri klien
membimbing klien dalam 5. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi
menjaga kebersihan diri. terhadap kemajuan yang telah dialami.
4. Implementasi Keperawatan
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subyektif dan obyektif yang akan menunjukkan
apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah dicapai apa belum, evaluasi membandingkan keadaan yang ada pada pasien dengan
kriteria hasil pada perencanaan.