Disusun Oleh :
NIM : S20129028
MUHAMMADIYAH KALBAR
TAHUN 2023
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan manusia dalam
memenuhi kebutuhannya sehari-hari guna mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
bisa dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri sendiri (Depkes, 2000 dalam Direja, 2011).
b. Faktor presipitasi
a. Data subyektif
b. Data obyektif
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan
fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan
fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman , kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
interaksi sosial.
6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pada pasien dengan defisit perawatan diri
adalah sebagai berikut:
2. Masalah Keperawatan
a. Perawatan diri
Pada keluarga:
Menyediakan alat-alat yang diperlukan
dalam menjaga kebersihan diri
Membimbing klien melakukan
perawatan diri.
Membuat jadwal
Memberi pujian atas keberhasilan klien
3. Tindakan keperawatan
a. Tindakan keperawatan pada pasien
1) Pengkajian: kaji tanda dan gejala perawatan diri serta
penyebabnya
2) Diagnosis : jelaskan proses terjadinya masalah perawatan diri
3) Tindakan keperawatan :
Melatih kebersihan diri: mandi, keramas, sikat gigi,
berpakaian, berhias dan gunting kuku
Melatih makan dan minum
Melatih BAB dan BAK
Melatih kebersihan dan kerapihan lingkungan rumah: klien
dilatih membersihkan dan merapikan lingkungan rumah
seperti kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, dapur, kamar
mandi dan halaman.
b. Tindakan keperawatan pada keluarga
1) Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2) Jelaskan proses terjadinya defisit perawatan diri yang dialami klien
3) Diskusikan cara merawat defisit perawatan diri dan memutuskan
cara merawat yang sesuai dengan kondisi klien.
4) Melatih keluarga untuk merawat defisit perawatan diri seperti yang
telah dilatih perawat pada klien
Menyediakan alat-alat yang diperlukan dalam menjaga
kebersihan diri
Membimbing klien melakukan perawatan diri.
Membuat jadwal
Memberi pujian atas keberhasilan klien
5) Melibatkan seluruh anggota keluarga menciptakan suasana
keluarga yang mendukung: mengingatkan klien, melakukan
kegiatan bersama-sama, memberi motivasi dan pujian
6) Menjelaskan tanda dan gejala defisit perawatan diri yang
memerlukan rujukan segera, serta melakukan follow up ke
pelayanan kesehatan secara teratur.
4. Implementasi
Implementasi tindakan keoerawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah
direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat, apakah rencana
tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh pasien saat ini. Semua tindakan
yang telah dilaksanakan beserta respons pasien didokumentasikan
(Prabowo, 2014).
5. Evaluasi
Menurut Direja (2011), evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk
menilai efek dari tindakan keperawatan kepada pasien. Evaluasi dapat
dibagi dua yaitu: Evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setiap
selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil tau sumatif yang dilakukan
dengan membandingkan antara respons pasien dan tujuan khusus serta
umum yang telah ditentukan.
2. Fase Kerja
Masalah kebersihan diri
“Berapa kali ibu mandi dalam sehari? Menurut ibu apa kegunaan mandi?
Apa alasan ibu sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut ibu apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda
orang yang merawat diri dengan baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur
menjaga kebersihan diri masalah apa menurut ibu yang bisa muncul?
Sekarang apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita
mandi, cuci rambut, gosok gigi apa saja yang disiapkan? Benar sekali, ibu
perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun sikat gigi, odol, shampo
serta sisir. Wah bagus sekali, ibu bisa menyebutkan dengan benar.”
Masalah berdandan
“Apa yang ibu lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja tina
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa tujuan kita sisiran dan
bedandan? Jadi bisakah ibu sebutkan alat yang digunakan untuk
berdandan? Betul, bagus sekali sisir, bedak dan lipstik.”
Masalah makan dan minum
“Berapa kali ibu makan sehari? Iya bagus ibu makan 3 kali sehari. Kalau
minum sehari berapa gelas bu? Betul, minum 10 gelas perhari. Apa saja
yang disiapkan untuk makan? Dimana ibu makan? Bagaimana cara makan
yang baik menurut ibu? Apa yang dilakukan sebelum makan? Apa pula
yang dilakukan setelah makan?”
Masalah BAB dan BAK
“Berapa kali ibu BAB sehari? Kalau BAK berapa kali? Dimana biasanya
ibu BAB/BAK? Bagaimana membersihkannya?”
Kita sudah bicara tentang kebersihan diri, berdandan, berpakaian, makan
dan minum serta BAB dan BAK. sekarang bisakah ibu cerita bagaimana
cara melakuakn mandi, keramas dan gosok gigi. Ya benar”
“Pertama ibu bisa siram seluruh tubuh ibu termasuk rambut lalu ambil
shampo gosokkan pada kepala ibu sampai berbusa lalu bilas sampai
bersih.selanjutnya mabil sabun, gosokkan diseluruh tubuh secara merata
lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi ibu
mulai dari depan ke belakang. Bagus lalu kumur-kumur sampai bersih.
Terakhir siram lagi seluruh tubuh ibu sampai bersih lalu keringkan dengan
handuk. Ibu bagus sekali melakukannya. Selanjutnya ibu bisa pasang baju
dan sisir rambutnya dengan baik.”
3. Fase Terminasi.
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri, manfaat dan alat serta cara melakuakan kebersihan diri?
Sekarang coba ibu ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi? Apa saja alat
untuk menjaga kebersihan diri, bagaimana cara menjaga kebersihan diri?
Bagus sekali ibu sudah menjawabnya dengan benar. Bagaimana perasaan
ibu setelah mandi? Coba lihat dicermin, lebih bersih dan segar ya.
Baiklah ibu. Kalau mandi yang paling baik sehari berappa kali bu? Ya
bagus mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali
seminggu. Nanti ibu kemasukan ke jadwal ya bu. Jika ibu melakukanya
secara mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu
atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak
melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi?
Naah bagus ibu.”
“Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara
berdandan. apakah ibu bersedia?”
“Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?”
“Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu?? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok
ibu. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.”
DAFTAR PUSTAKA
Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Riset kesehatan dasar (2013).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Kperawatan Jiwa. Yogyakarta, Gosyan Publishing.
Direja, Ade Herman surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa,
Yogyakarta : Nuha Medika.
Fitria, Nita. 2012. Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan
strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk 7
diagnosis keperawatan jiwa berat, Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Ed.
2. Jakarta : Salemba Medika.
Profil Kesehatan Kota Padang 2014. Dinas Kesehatan Kota Padang edisi 2015.
RSJ Prof HB Saanin Padang. 2016. Laporan Rekam Medik Defisit Perawatan
Diri. Padang : Instalasi Rekam Medik.
Yusuf, AH, dkk. 2015. Buku Ajar Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.