Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

Di susun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu :

Disusun oleh :

Umi Nur Fadillah (2020200018)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)

JAWA TENGAH DI WONOSOBO

2022
A. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan manusia dalam memenuhi kebutuhannya
sehari-hari guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dankesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, klien bisa dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri sendiri (Direja, 2012).
Menurut Casto (2012) defisit perawatan diri adalah gangguan persepsi tentang suatu
objek atau gambaran. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh pelaksanaan standar asuhan
keperawatan difisit perawatan diri akan mempengaruhi kemampuan kognitif dan
psikomotor pasien dalam merawat diri.
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan seseorang untuk melakukan
aktifitas perawatan diri seperti mandi, berhias/berdandan, makan dan toileting.
(Dermawan,2013)
Deficit perawatan diri adalah ketidakmampuan melakukan atau menyelesaikan
aktivitas perawatan diri (SDKI,2017)
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian
kotor, bau badan, bau napas dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan
salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis
sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku
negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat
(Yusuf, 2015)
B. Etiologi
Menurut Dermawan 2013, penyebab kurang perawatan diri adalah :
1) Faktor predisposisi
a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.
2) Faktor presipitasi Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
Menurut Dermawan 2013 faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah :
a. Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu
tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygienesangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
g. Kondisi fisik atau psikis Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk
merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene adalah :
a. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah gangguan intergritas kulit, gangguan membran mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal
hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.
C. Klasifikasi
Menurut Damayanti 2012, Klasifikasi deficit perawatan diri terdiri dari
1) Defisit perawatan diri : mandi Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan diri sendiri
2) Defisit perawatan diri : berpakaian Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas bepakaian dan berhias unrtuk diri sendiri
3) Defisit perawatan diri : makan Hambatan kemampuan untuk melakukan aktivitas
makan sendiri
4) Defisit perawatan diri : eliminasi Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.
D. Manifestasi Klinis
Menurut Dermawan 2013 manifestasi klinis pada klien dengan defisit perawatan diri
adalah
1) Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor
b) Rambut dan kulit kotor
c) Kuku panjang dan kotor
d) Gigi kotor disertai mulut bau
e) Penampilan tidak rapi
2) Psikologi
a) Malas, tidak ada inisiatif
b) Menarik diri, isolasi sosial
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3) Sosial
a) Interaksi kurang
b) Kegiatan kurang
c) Tidak mampu berperilaku sesuai normal
d) Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.
E. Rentang Respon
Menurut Dermawan (2013), adapun rentang respon defisit perawatan diri sebagai berikut:

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri Tidak melakukan


Seimbang kadang tidak perawatan diri
Pada saat stress

a. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stres dan mampu untuk
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stress kadang – kadang
klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
c. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stress
F. Akibat
Menurut Dermawan (2013) akibat yang timbul pada masalah deficit perawatan diri ialah
a. Akibat fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman , kebutuhan dicintai dan mencinti, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
G. Penatalaksanaan
-Farmakologi
1) Obat anti psikosis : penotizin
2) Obat anti despresi : amitripilin
3) Obat anti ansietas: Diasepam, bromozepam, clobozam.
4) Obat anti insomnia : phnebarbital
- Terapi
a. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien
dengan memberikan perhatian :
1) Janganmemancingemosiklien
2) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dalam keluarga
3) Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
4) Dengarkan bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang
dialaminya.
b. Terapi aktivas kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau aktivitas
lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk mengembalikan keadaan klien
karena maslah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang
lain
Ada 5 sesi yang harus dilakukan :
1. Manfaat perawatan diri.
2. Menjaga kebersihan diri.
3. Tata cara makan dan minum.
4. Tata cara eliminasi.
5. Tata cara berhias
c. Terapi musik
Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran pasien.
H. Pohon Masalah
Effect Gangguan Pemeliharaan Perawatan diri

Care Problem Defisit Perawatan Diri

Cause Isolasi Sosial : menarik diri


I. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
I. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama,status
dan pendidikan
II. Alasan masuk RS
Biasanya masalah yang di alami pasien yaitu senang menyendiri, tidak mau
banyak berbicara dengan orang lain, terlihat murung, penampilan acak-acakan,
tidak peduli dengan diri sendiri dan mulai mengganggu orang lain.
III. Factor Predisposisi
Pada pasien yang mengalami defisit perawatan diri ditemukan adanya faktor
herediter mengalami gangguan jiwa, adanya penyakit fisik dan mental yang
diderita pasien sehingga menyebabkan pasien tidak mampu melakukan
perawatan diri. Ditemukan adanya faktor perkembangan dimana keluarga
terlalu melindungi dan memanjakan pasien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu, menurunnya kemampuan realitas sehingga menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri serta
didapatkan kurangnya dukungan dan situasi lingkungan yang mempengaruhi
kemampuan dalam perawatan diri.
IV. Pemeriksaan Fisik
Biasanya pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
(TTV), pemeriksaan secara keseluruhan tubuh yaitu pemeriksaan head to toe
yang biasanya penampilan klien yang kotor dan acak-acakan.
V. Pengkajian Psikososial
1) Genogram
Biasanya menggambarkan pasien dengan anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, dilihat dari pola komunikasi, pengambilan
keputusan dan pola asuh.
2) Konsep diri
a) Gambaran diri
Biasanya persepsi pasien tentang tubuhnya, bagian tubuh yang disukai,
reaksi pasien terhadap bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai.
b) Identitas diri
Biasanya dikaji status dan posisi pasien sebelum pasien dirawat,
kepuasan pasien terhadap status dan posisinya,kepuasan pasien sebagai
laki-laki atau perempuan ,keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis
kelamin dan posisinya.
c) Peran diri
Biasanya meliputi tugas atau peran pasien dalam keluarga/ pekerjaan/
kelompok/ masyarakat, kemampuan pasien dalam melaksanakan
fungsi atau perannya, perubahan yang terjadi saat pasien sakit dan
dirawat, bagaimana perasaan pasien akibat perubahan tersebut.
d) Ideal diri
Biasanya berisi harapan pasien terhadap kedaan tubuh yang ideal,
posisi, tugas, peran dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan
pasien terhadap lingkungan sekitar, serta harapan pasien terhadap
penyakitnya.
e) Harga diri
Biasanya mengkaji tentang hubungan pasien dengan orang lain sesuai
dengan kondisi, dampak pada pasien berhubungan dengan orang lain,
fungsi peran tidak sesuai harapan, penilaian pasien terhadap pandangan
atau penghargaan orang lain.
3) Hubungan Sosial
Biasanya hubungan pasien dengan orang lain sangat terganggu karena
penampilan pasien yang kotor sehingga orang sekitar menghindari pasien.
Adanya hambatan dalam behubungan dengan orang lain, minat
berinteraksi dengan orang lain.
4) Spiritual
a) Nilai dan keyakinan
Biasanya nilai dan keyakinan terhadap agama pasien terganggu karna
tidak menghirauan lagi dirinya.
b) Kegiatan dalam ibadah
Biasanya kegiatan ibadah pasien tidak dilakukan ketika pasien
menglami gangguan jiwa.
VI. Status Mental
1) Penampilan
Biasanya penampilan klien sangat tidak rapi, tidak tahu cara berpakaian,
dan penggunaan pakaian tidak sesuai.
2) Pembicaraan
Biasanya cara bicara klien lambat, gagap, sering terhenti/bloking, apatis
serta tidak mampu memulai pembicaraan.
3) Aktifitas motorik
Biasanya klien tampak lesu, gelisah, tremor dan kompulsif.
4) Alam perasaan
Biasanya keadaan klien tampak sedih, putus asa, merasa tidak berdaya,
rendah diri dan merasa dihina.
5) Afek
Biasanya afek klien tampak datar, tumpul, emosi pasien berubah-ubah,
kesepian, apatis, depresi/sedih dan cemas.
6) Interaksi selama wawancara
Biasanya respon klien saat wawancara tidak kooperatif, mudah
tersinggung, kontak kurang serta curiga yang menunjukan sikap atau peran
tidak percaya kepada pewawancara atau orang lain.
7) Presepsi
Biasanya klien berhalusinasi tentang ketakutan terhadap hal-hal
kebersihan diri baik halusinasi pendengaran, penglihatan serta halusinasi
perabaan yang membuat pasien tidak mau membersihkan diri dan pasien
mengalami depersonalisasi.
8) Isi pikir
Biasanya bentuk isi pikir klien fobia (ketakutan terhadap hal-hal
kebersihan diri)
9) Proses pikir
Biasanya bentuk pikir klien otistik, dereistik, sirkumtansial, kadang
tangensial, kehilangan asosiasi, pembicaraan meloncat dari topik satu ke
topik lainnya dan kadang pembicaraan berhenti tiba-tiba.
10) Tingkat kesadaran
Biasana tingkat kesadaran pada klien adalah bingung( tampak bingung dan
kacau)
11) Gangguan memori
Biasanya klien dengan DPD umumnya tidak terdapat
gangguan pada memorinya, baik memori jangka pendek ataupun
memori jangka panjang.

12) Tingkat konsentrasi dan berhitung


Biasanya tingkat konsentrasi terganggu dan mudah beralih atau
tidak mampu mempertahankan konsentrasi dalam waktu lama,
karena merasa cemas. Dan biasanya tidak mengalami gangguan
dalam berhitung.
13) Kemampuan menilai
Biasanya gangguan kemampuan penilaian ringan (dapat mengambil
keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain, contohnya:
berikan kesempatan pada pasien untuk memilih mandi dahulu
sebelum makan atau makan dahulu sebelum mandi, setelah
diberikan penjelasan pasien masih tidak mampu mengambil
keputusan) jelaskan sesuai data yang terkait. Masalah keperawatan
sesuai dengan data
14) Daya tilik diri
Biasanya klien tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik
dan emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu meminta
pertolongan/pasien menyangkal keadaan penyakitnya, pasien tidak
mau bercerita penyakitnya.
VII. Kebutuhan Pasien Pulang
1) Istirahat
Biasanya istirahat pasien terganggu dan tidak melakukan aktivitas apapun
setelah bangun tidur.
2) Aktifitas dan Latihan
Biasanya pasien tidak mampu melakukan semua aktivitas di dalam
maupun diluar rumah karena pasien selalu merasa malas.
Biasanya pasien jarang mandi, tidak tahu cara mandi, tidak gosok gigi,
tidak mencuci rambut, tidak menggunting kuku, tubuh pasien tampak
kusam dan badan pasien mengeluarkan aroma bau.
Biasanya pasien tidak mau mengganti pakaian, tidak bisa menggunakan
pakaian yang sesuai dan tidak bias berdandan.
3) Nutrisi
Biasanya pasien kurang makan, cara makan pasien terganggu serta pasien
tidak memiliki kemampuan menyiapkan dan membersihkan alat makan.
4) Eliminasi
Biasanya pasien BAB/BAK tidak pada tempatnya seperti di tempat tidur
dan pasien tidak bisa membersihkan WC setelah BAB/BAK.
5) Penggunaan obat
Apabila pasien mendapat obat, biasanya klien minum obat tidak teratur.
VIII. Mekanisme Koping
1) Adaptif
Biasanya pasien tidak mau berbicara dengan orang lain, tidak bisa
menyelesikan masalah yang ada, pasien tidak mampu berolahraga karena
pasien selalu malas
2) Maladaptif
Biasanya pasien bereaksi sangat lambat atau kadang berlebihan, pasien
tidak mau bekerja sama sekali,selalu menghindari orang lain.
IX. Masalah psikososial dan lingkungan
Biasanya pasien mengalami masalah psikososial seperti berinteraksi dengan
orang lain dan lingkungan. Biasanya disebabkan oleh kurangnya dukungan
dari keluarga, pendidikan yang kurang, masalah dengan sosial ekonomi dan
pelayanan kesehatan.
X. Pengetahuan
Biasanya pasien defisit perawatan diri terkadang mengalami gangguan
kognitif sehingga tidak mampu mengambil keputusan.
J. Data yang Perlu Dikaji
- Pasien merasa lemah
- Malas untuk beraktivitas
- Merasa tidak berdaya
- Rambut kotor, acak-acakan
- Badan dan pakaian kotor dan bau
- Mulut dan gigi bau
- Kulit kusam dan kotor
- Kuku panjang dan tidak terawat
- Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
a. Data subyektif:
Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan apa-apa,
b. Data obyektif:
Klien terlihat kurang memperhatikan kebersihan, halitosis, badan bau, kulit kotor
K. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1) Deficit perawatan diri
L. Intervensi Keperawatan

Tgl No DX Perencanaan
dx Keperawat Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
an
Defisit TUM: klien 1. klien menunjukkan 1. Bina hubungan saling
Perawatan dapat mandiri tanda-tanda percaya percaya
Diri dalam kepada perawat :  Berikan salam
perawatan diri - Wajah cerah, setiap
tersenyum berinteraksi
TUK: 1. Klien - Mau  Perkenalan
dapat membina berkenalan nama, nama
hubungan saling - Ada kontak panggilan
percaya dengan mata perawat dan
perawat - Menerima tujuan perawat
kehadiran berkenalan
perawat  Tanyakan nama
- Bersedia dan panggilan
kesukaan klien
 Tunjukkan
sikap jujur dan
menepati janji
setiap kali
berinteraksi
 Tanyakan
perasaan dan
masalah yang

menceritakan dihadapi klien

perasaannya  Buat kontrak


interaksi yang
jelas
 Dengarkan
ungkapan
perasaan klien
dengan empati
 Penuhi
kebutuhan dasar
klien
Klien 2. Klien menyebutkan : 2. Diskusikan dengan
mengetahui - Penyebab klien
pentingnya tidak merawat  Penyebab tidak
perawatan diri diri merawat diri
- Manfaat  Manfaat
menjaga pwtan menjaga pwtan
diri diri
- Tanda-tanda  Tanda-tanda
bersih dan rapi bersih dan rapio
- Gangguan  Gangguan yang
yang dialami dialami jika
jika perawatan perawatan diri
diri tidak tidak
diperhatikan
diperhatikan
3. klien menyebutkan 3. Diskusikan frekuensi
frekuensi menjaga menjaga pwtan diri
perawatan diri : selama ini :
- Frekuensi  Mandi
mandi  Gosok gigi
- Frekuensi  Keramas
gosok gigi  Berpakaian
- Frekuensi
 Berhias
keramas
 Gunting kuku
- Frekuensi
Diskusikan cara praktek
ganti pakaian
perawatan diri yang
Klien - Frekuensi
baik dan benar :
mengetahui berhias
 Mandi
cara-cara - Frekuensi
 Gosok gigi
melakukan gunting kuku
 Keramas
perawatan diri klien menyebutkan
 Berpakaian
frekuensi menjaga
 Berhias
perawatan diri :
- Cara mandi  Gunting kuku

- Cara gosok
gigi
- Cara Keramas
- Cara
Berpakaian
- Cara berhias
- Cara gunting
kuku
Klien dapat 4. klien mempraktekkan 4. Bantu klien saat
melaksanakan perawatan diri dengan perawatan diri
perawatan diri dibantu oleh perawat:  Mandi
dengan bantuan  Gosok gigi
perawat  Keramas
 Ganti pakaian
 Berhias
 Gunting kuku
Beri pujian setelah
klien selesai
melaksanakan
perawatan diri

5. Pantau klien dalam


5. klien melaksanakan
melaksanakan
praktek perawatan diri
perawatan diri :
secara mandiri :
 Mandi
- Mandi 2X
sehari  Gosok gigi
Klien dapat
- Gosok gigi  Keramas
melaksanakan
sehabis makan  Berpakaian
perawatan diri
- Keramas 2X  Berhias
secara mandiri
seminggu
 Gunting kuku
- Ganti pakaian
Beri puji saat klien
1X sehari
melaksanakan
- Berhias
perawatan diri secara
sehabis mandi
mandiri
Klien 6. keluarga menjelaskan 6. Diskusikan dengan
mendapatkan cara-cara membantu keluarga
dukungan klien dalam - Penyebab klien
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tidak
meningkatkan perawatan dirinya melaksanakan
perawatan diri perawatan diri
keluarga menyiapkan - Tindakan yang
sarana perawatan diri telah dilakukan
klien: sabun mandi, klien selama di
pasta gigi, sikat gigi, rumahsakit
shampoo, handuk, dalam menjaga
pakaian bersih, perawatan diri
sandal, dan alat dan kemajuan
berhias yang telah
dialami oleh
Keluarga klien
mempraktekan - Dukungan yang
perawatan diri pada bisa diberikan
klien oleh keluarga
untuk
meningkatkan
kemampuan
klien dalam
perawatan diri
Diskusikan dengan
keluarga tentang
- Sarana yang
diperlukan
untuk menjaga
perawatan diri
klien
- Anjurkan
kepada keluarga
menyiapkan
sarana tersebut
Diskusikan dengan
keluarga hal-hal yang
perlu dilakukan
keluarga dalam
perawatan diri
- Anjurkan
keluarga untuk
mempraktekan
perawatan diri
(mandi, gosok
gigi, keramas,
ganti baju,
berhias dan
gunting kuku)
- Ingatkan klien
waktu mandi,
gosok gigi,
keramas, ganti
baju, berhias,
dan gunting
kuku.
- Bantu jika klien
mengalami
hambatan
dalamperawatan
diri
- Berikan pujian
atas
keberhasilan
klien

STRATEGI PELAKSANAAN DPD

SP PASIEN

SP 1P

1. Identifikasi masalah perawatan diri, berdandan, makan/minum, BAK/BAB


2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri
4. Latih cara menjaga kebersihan diri : mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut
5. Masukkan pada jadwal kegiatan harian klien

SP 2P

1. Evaluasi kegiatan kebersihan duri, beri pujian


2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan setelah kebersihan diri ; sisiran, rias muka,
cukur kumis untuk pria
3. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

SP 3P

1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan, beri pujian


2. Jelaskan cara dan alat makan dan minum
3. Latih cara makan dan minum yang baik dan benar
4. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian klien

SP 4P

1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan, dan minum, beri pujian
2. Jelaskan cara BAB/BAK yang baik
3. Latih BAK/BAB yang baik
4. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian pasien

SP 5P

1. Evaluasi kegiatan latihan perawatan diri ; Kebersihan diri, berdandan, makan dan
minum, BAB dan BAK, berikan pujian
2. Latih kegiatan harian
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri
4. Nilai apakah perawatan diri telah baik

SP KELUARGA

SP 1K

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien


2. Menjelaskan pengertian, tanda gejala DPD, dan jenis DPD Yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien DPD

SP 2K

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan DPD


2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pasien DPD

SP 3K

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat


2. Menjelaskan Follow up pasien setelah pulang
DAFTAR PUSTAKA

Casto. (2010). Pengaruh Pelaksana Standar asuhan Keperawatan Diri Di Ruangan Pusuk
Buhit Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan.

Damayanti & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika. Aditama.

Dermawan, D., & Rusdi. (2013). Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Gosyen Publishing

Direja, A. H.S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

Fitria, Nita. 2012. Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan
strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk 7 diagnosis
keperawatan jiwa berat, Jakarta : Salemba Medika.

Keliat, B.A. & Pawirowiyono, A. (2015). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.
Edisi 2. Jakarta : EGC

Keliat, BA dan Akemat. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta:


EGC
Prabowo, Eko. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

Yosep, I. & Sutini,T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental Health
Nursing. Bandung : PT RefikaAditama

Yusuf, AH, dkk. 2015. Buku Ajar Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai