Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN


KHUSUS : RETARDASI MENTAL

Agung Widiastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep.


KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

 Mahasiswa mampu melakukan simulasi Asuhan keperawatan


anak berkebutuhan khusus: retardasi mental
PENDAHULUAN

 Anak berkebutuhan khusus (exceptional children)


 Berkaitan dengan konsep/istilah “disability” = keterbatasan
 Tumbuh kembang abnormal >> delay , menyimpang
 Muncul berbagai masalah pada anak
PENDAHULUAN

 Anak berkebutuhan khusus >> memiliki penyimpangan seperti


gangguan fungsi fisik, psikologis, intelektual, sosial dan emosional
 Tunagrahita merupakan suatu kondisi seorang anak yang mengalami
fungsi intelektual rendah yaitu dibawah rata-rata
 Anak mengalami berbagai keterlambatan seperti fisik kurang
proporsional, kurang tanggap, perkembangan bicara terhambat
 Prevalensi kejadianya meningkat setiap tahun sekitar 3 %
 Diperkirakan 57% anak tunagrahita ringan dan sedang (Kemenkes
RI, 2012)
PENGERTIAN

 Tunagrahita atau lebih sering dikenal retardasi mental mempunyai arti


kemunduran mental yang ditandai oleh rendahnya tingkat kecerdasan yang
sangat bermakna dan berada di bawah rata-rata dan ditunjukan juga dengan
ketidakmampuan serta keterbatasan dalam beradaptasi, hal tersebut mulai
terlihat pada proses tumbuh dan kembang (Yayasan Pendidikan Dwituna
Rawinala, 2021).
 Retardasi Mental adalah keadaan dengan intelegensi yang kurang (subnormal)
sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya
terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala
utama ialah intelegensi yang terbelakang.
ETIOLOGI
KARAKTERISTIK ANAK TUNAGRAHITA

• Intelektual
 Kesulitan dalam merumuskan sesuatu
 Kesulitan dalam membaca, menulis dan berhitung dan mengenali
simbol simbol

• Tingkah laku/perilaku adaptif


 Mengalami perkembangan yang lambat dan sukar untuk belajar
 Sulit membahami dalam melakukan kegiatan yang sederhana
 Mengalami krisis kepercayaan
KLASIFIKASI
MASALAH MOTORIK YANG SERING TERJADI TERGANTUNG BERAT
RINGANNYA RETARDASI MENTAL

a. Tunagrahita ringan mampu melakukan aktivitas dan kebutuhannya sehari-hari


secara mandiri, kadang terlihat agresif dan kurang mampu mengendalikan emosi.
b. Tunagrahita sedang mampu masih memerlukan pengawasan dalam melakukan
kegiatan sehari-hari dan anak dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dengan
dilatih terlebih dahulu.
c. Tunagrahita berat dalam melakukan kegiatan harian perlu pengawasan penuh,
anak mampu melakukan kegiatan sehari-hari namun dengan perintah.
TANDA-TANDA FISIK

 Rambut ( keriting, mudah patah, halus dan jarang tanpa rambut)


 Mata (hipertelorism, miring ke atas dan keluar, nistagmusm pupil terletak
eksentris)
 Telinga (pina letak rendah, pembentukan helik abnormal)
 Hidung (jembatan hidung rata, bentuk kecil, lubang hidung menghadap
keatas)
 Wajah panjang
 Mulut bentuk bibir atas v terbalik, palatum lebar atau tinggi
 Tangan metakarpal ke 5 dan ke 4 pendek jari tangan pendek atau gemuk
klinodaktili dan kelainan kuku
CIRI-CIRI RETARDASI MENTAL

 Psikis

Sulit untuk memusatkan perhatian, cepat lupa, sukar membuat kreasi baru, serta
rentang perhatiannya pendek, mudah bosan, mengantuk, kurangnya minat belajar
dalam waktu yang lama, mudah frustasi yaitu menghentikan aktifitas atau
pekerjaan jika tidak berhasil, mudah marah atau tersinggung dan tidak
kooperatif, menarik diri karena malu dan tidak memiliki keberanian dalam
berkomunikasi dengan orang lain
 Sosial

Tidak bisa mengurus dirinya sendiri, mereka


bergantungan kepada orang lain
DIAGNOSIS RETARDASI MENTAL

1. Terdapat kendala perilaku adaptif sosial (kemampuan untuk mandiri)


2. Gejala timbul pada umur yang kurang dari 18 tahun
3. Fungsi intelektual kurang dari normal (IQ <70).
OPTIMALISASI PERAWATAN ANAK
TUNAGRAHITA

• Kebutuhan merawat diri


• Kebutuhan mengurus diri
• Kebutuhan menolong diri
• Kebutuhan komunikasi
• Kebutuhan sosialisasi
• Kebutuhan keterampilan hidup
• Kebutuhan mengisi waktu luang
KELUARGA YANG MERAWAT ANAK
TUNAGRAHITA

 Mengalami beban fisik dan psikologis


 Keluarga mengalami tingkat stress yang tinggi dalam memelihara
dan mendidik anak
 Merasa terasingkan di masyarakat karena anak tunagrahita > ditinjau
dari aspek sosial
 Merasa kurang waktu untuk diri sendiri
 Beban keuangan
GANGGUAN BELAJAR

 Gangguan matematika (diskalkulia) >> kekurangan dalam


bidang aritmatika
 Gangguan menulis (disgrafia) >> keterbatasan kemampuan
menulis dalam bentuk kesalahan mengeja, tata bahasa, tanda
baca atau kesulitan dalam membentuk kalimat atau paragraf
 Gangguan membaca (disleksia) >> keterbatasan kemampuan
dalam mengenali kata-kata & memahami bacaan.
PENGKAJIAN

1. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian Fokus

1) Identitas/nama

2) Asal Keturunan / Kewarganegaraan

3) Umur

4) Riwayat Kesehatan Anak


 Apakah anak tunagrahita mengalami penyakit penyerta atau tidak
misalnya penyakit jantung bawaan atau dengan sindrom down
LANJUTAN

1) Pertumbuhan dan Perkembangan


 Perlu dikaji riwayat pertumbuhan dan perkembangan anak, apakah anak mengalami masalah
atau tidak dengan kondisi saat ini. Anak tunagrahita akan mengalami banyak masalah
perkembangan
1) Pola Makan
 Terjadi anoreksia sehingga anak sering susah makan, sehingga BB rendah dan tidak sesuai
usia. Gangguan pola makan bisa saja terjadi serta anak biasanya tidak mandiri dalam makan.
1) Pola Aktivitas
 Anak terlihat lemah dan tidak selincah anak seusianya. Anak lebih banyak tidur/istirahat karena
anak mudah lelah. Anak harus diawasi ketika melakukan suatu aktivitas
LANJUTAN

1) Riwayat Kesehatan Keluarga: apakah ada riwayat keluarga yang


mengalami tunagrahita atau mungkin penyakit kongenital lainnya
2) Riwayat Ibu Saat Hamil (Ante natal Core – ANC)

3) Kaji kemandirian anak dalam perawatan diri


PENGKAJIAN

• Anak kebutuhan khusus dirawat dengan penyakit tertentu,


pengkajian tetap dilakukan pada kasus tersebut dan ditambahkan
dengan pengkajian khusus
1. Kaji koping keluarga
2. Pengetahuan keluaga
3. Support sistem
MASALAH KEPERAWATAN YANG
MUNCUL

 Defisit perawatan diri


 Ketidakefektifan koping keluarga
 Ansietas
 Berduka
INTERVENSI
RENCANA KEPERAWATAN
No DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
1. Defisit perawatan diri Kriteria Hasil: 1. Monitor kemampuan anak dalam merawat
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diri
diharapkan anak mampu meningkatkan 2. Monitor kebutuhan anak untuk
kemampuan dalam merawat diri (khususnya penggunaan alat-alat bantu kebersihan
pada anak tunagrahita ringan dan sedang) diri, seperti mandi, berpakaian, berhias,
dengan kriteria hasil:
toileting, dan makan
a.Tingkat kemandirian anak meningkat
3. Lakukan bantuan minimal kepada anak
b.Anak mampu merawat diri dengan
sampai anak mampu melakukan kegiatan
minimal bantuan (khusus anak tunagrahita
sedang) sendiri
c.Anak mampu merawat diri dengan mandiri 4. Dorong anak untuk melakukan perawatan
(khusus tunagrahita ringan) diri secara mandiri, tapi beri bantuan jika
anak tidak mampu melakukan sendiri
5. Bantu anak untuk menulis jadwal harian
tentang pembelajaran perawatan diri
6. Edukasi kepada keluarga tentang media
yang dapat membantu meningkatkan
kemampuan anak dalam perawatan diri
seperti video dan gambar
LANJUTAN
2. Gangguan pertumbuhan Tujuan: 1. Kaji faktor penyebab
dan perkembangan Setelah dilakukan tindakan gangguan pertumbuhan
keperawatan anak dapat dan perkembangan pada
berfungsi dengan anak
keterbatasan yang 2. Identifikasi dan gunakan
dialaminya sumber media
pembelajaran yang dapat
memfasilitasi
perkembangan anak
3. Tingkatkan komunikasi
verbal dan tetap stimulasi
anak
4. Gunakan bahasa yang
sederhana dan berulang
5. Berikan reinforcement
positif atas hasil yang
dilakukan oleh anak
6. Latih dan dorong anak
untuk melakukan
perawatan diri sesuai
kemampuan anak
CONTOH KASUS

 Seorang bayi laki-laki umur 10 bulan dibawa ke poliklinik dengan keluhan


belum bisa tengkurap. Lahir kurang bulan, pernah kejang beberapa kali.
Mengoceh kadang-kadang.

 Penilaian
1. Apa yang anda lakukan untuk menegakkan diagnosis ?
TERIMA KASIH
JAWABAN

 Anamnesis : Menanyakan riwayat kehamilan, kelahiran, dan faktor-faktor


risiko yang mengakibatkan gangguan perkembangan (berat lahir, masa
gestasi, penyakit ibu selama hamil, hiperbilirubinemia, kejang, sepsis,
hipoglikemia dll)
 Melakukan pemeriksaan fisik rutin dan neurologic
 Menilai perkembangan anak dengan instrumen skrining PEDS dan
Denver II

Anda mungkin juga menyukai