Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

JOKO
22160041

PRODI PENDIDKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN DEFISIT


PERAWATAN DIRI

Mahasiswa

(JOKO)

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) (
)
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan

gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk

melakukan aktivitas perawatan diri menurun.Kurang perawatan diri terlihat dari

ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum secara

mandiri, berhias secara mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damayanti, 2012).

Defisit perawatan diri adalah ketidak mampuan merwat kebersihan diri, makan,

berhias diri, dan eliminasi (buang air beasr dan air kecil) secara mandiri (Keliat, 2010).

Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien gangguan

jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri.

Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik

dalam keluarga maupun masyarakat (Yusuf, Rizky & Hanik,2015)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Defisit perawatan

diri adalah ketidak mampuan pasien dalam membersihkan dirinya dan menjaga kesehatan

tubuhnya.

B. Rentang Respon

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.

Rentang respon
Adatif Maladaptif
perawatan Kadang perawatan Tidak melakukan
diri seimbang diri kadang tidak perawatan diri

Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri


Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan
mampu untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang –kadang
klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3.Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan diri
(Fitria, Nita. 2010).

C. Jenis dan Klasifikasi

Menurut Nanda-I (2018)

1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan Yaitu : gangguan kemampuan untuk


melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian atau berhias Yaitu : gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri : Makan Yaitu : gangguan kemampuan untuk menunjukkan
aktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri : Toileting Yaitu : gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas toileting sendiri

D. Tanda dan Gejala


1. Data Subyektif
a. Mengatakan malas mandi
b. Tidak tahu cara makan yang baik
c. Mengatakan tidak tahu cara dbapakn yang baik
d. Mengatakan tidak tahu cara BAB/BAK yang baik
e. Merasa tidak berguna
f. Merasa tidak perlu mengubah penampilan
g. Merasa tidak ada yang peduli
2. Data Obyektif
a. Gangguan kebersihan diri ditbapaki dengan rambut kotor, gigikotor, kulit berdaki
dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berdbapakn ditbapaki dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidk sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdbapakn.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditbapaki dengan kemampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan toileting secara secara mandiri ditbapaki dengan BAB/BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan air setelah BAB/BAK
e. Malas, tidak ada inisiatif
(Stuart & Sudden, 2013).

E. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
1) Riwayat kerusakan struktur di lobus frontal dimana lobus trsebut berpengaruh
terhadap proses kognitif
2) Ada riwayat keluarga yang menderita gangguan jiwa
3) Gangguan pada sistem limbik akan berpengaruh pada fungsi perhatian memori
4) Suplay oksigen dan glukosa terganggu
b. Psikologis
Faktor yang memengaruhi defisit perawatan diri antara lain:
1) Halusinasi
Klien terlalu menikmati halusinasinya
2) Isolasi sosial
Klien malas untuk berinteraksi dengan orang lain
3) Harga diri rendah
Klien tidak mempunyai motivasi untuk merawat diri
4) Waham
Klien merasa ada hal yang mengancam dirinya
5) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya
c. Sosial budaya
1) Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi kemampuan latihan kemampuan dalam
perawatan diri.
2) Praktek sosial pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status sosial ekonomi, personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya
2. Faktor Presipitasi
a. Faktor biologis, sakit fisik (kecacatan, kelemahan, kelelahan, nyeri, gangguan
neuromuscular).
b. Faktor psikologis, menurunnya motivasi, malas.
c. Faktor sosiobudaya, adanya pembatasan kontak sosial dengan teman dan keluarga,
perbedaan budaya, lokasi tempat tinggal yang terisolasi.
d. Konsep diri, gambaran diri seperti tidak menyukai tubuh/fisik, merasa tidak
sempurna
(Keliat, 2010).

F. Akibat
Defisit perawatan diri adalah akibat dari masalah keperawatan jiwa lainnya

sepertihalusinasi, isolasi sosial, HDR, yang dapat berakibat kurangnya perawatan diri.

Secara klinis, defisit perawatan diri dapat menyebabkan kuman-kuman masuk dan

bersifat patologis. (Yosep, 2011).

a. Dampak fisik yang sering terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan

membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada

kuku.

b. Dampak psikososial masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine

adalah gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan

harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial

(Damayanti, 2012)

G. Psikopatologi
Gangguan jiwa dapat bersumber dari faktor genetic (masyarakat umum, orang tua,

saudara kandung, anak),lingkungan dan juga ekspresi rmosi yang berlebihan. Semua itu

mmbuat individu mengalami stressor. Dari ketidakmampuan individu menghadapi

stressor akan berimbas ke koping yang tidak efektif. Dari koping yang tidak efektif

tentunya akan menimbulkan banyak masalah. Jika menimbulkan gangguan berfikir, maka

akan terjadi waham, HDR dan kecemasan yang berimbas ke halusinasi dan resiko

perilaku kekerasan. Koping individu yang tidak efektif juga dapat menurunkan motivasi

dan kemampuan dalam hubungan sosial yang menyebabkan isolasi sosial, resiko nutrisi

kurang dari kebutuhan dan DPD (Stuart & Sudden, 2013).


H. Diagnosis Keperawatan Utama

Diagnosa keperawatan utama adalah defisit perawatan diri

I. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada deficit perawatan diri adalah strategi pelaksanaan defisit

perawatan diri. Penatalaksanaan dengan defisit perawatan diri menurut (Herdman Ade,

2011) adalah sebagai berikut :

a. Meningkatan kesadaran dan kepercayaan diri


b. Membimbing dan menolong klien perawatan diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
d. BHSP (bina hubungan saling percaya)

J. TINDAKAN KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan untuk pasien

a. Tujuan:

1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik

4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

5) Evaluasi kegiatan latihan dan perawatan diri

DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, M., & Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Aditama

Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksana Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Hartono, Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Herdman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika

Herdman, T.H & Kamitsuru. S.2018. Nanda Internasional Nursing Diagnosis: Definition
and Clasification 2018-2019. Oxord : Wiley Blackwell

Kelliat, dkk, 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.

Stuart dan Sudden. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Yosep, I. 2011. Keperawatan Jiwa. Jakarta : Refika Aditama.

Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta:
Salemba Medika.

STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI


A. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan sudah 5 hari belum mandi dan klien sudah 5
hari belum mengganti pakaian, klien juga mengatakan
badannya gatal-gatal.
DO : Klien tampak mengaruk-garuk badannya, dan klien tampak
kukunya kotor
B. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
C. Tujuan
1. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri.
2. Pasien mampu melakukan berhias/berdbapakn secara baik.
3. Pasien mampu melakukan makan dengan baik.
4. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
D. Tindakan
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
a. Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP1 Pasien:
Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih
pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
ORIENTASI
“Selamat pagi, perkenalkan nama Saya Joko, saya mahasiswa pratekkan dari
Universitas Respati Yogyakarta saya yang akan merawat bapak selama 1 minggu
kedepan. Saya dinas pagi di ruangan ini pukul. 07.00-14.00.”Namanya bapak siapa ?,
bapak senang dipanggil siapa?”
“ bagaimana perasaan bapak saat ini ? bagaimana keadaannya sekarang pak ?”
“Dari tadi saya lihat bapak menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
” Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kebersihan diri ? ”
” Berapa lama kita berbicara ?. 30 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya.

KERJA
“Berapa kali bapak mandi dalam sehari? Apakah bapak sudah mandi hari ini? Menurut
bapak apa kegunaannya mandi? Apa alasan bapak sehingga tidak bisa merawat diri?
Menurut bapak apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira bapak-
bapak orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut
bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut
bapak yang bisa muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.
“Apa yang bapak lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja bapak
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran?”
(Contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali bapak cukuran dalam seminggu? Kapan bapak cukuran terakhir? Apa
gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x
perminggu, dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya
“Berapa kali bapak makan sehari?
“Menurut bapak kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu
kita persiapkan? Benar sekali.. bapak perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat
gigi, shampo dan sabun serta sisir”.
”Bagaimana kalau sekarang saya akan mengajarkan bapak bagaimana yang benar ?
gini caranya pertama bapak siram seluruh tubuh bapak termasuk rambut lalu ambil
shampoo gosokkan pada kepala bapak sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus
sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram
dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari
arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi bapak mulai dari depan sampai belakang.
Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh bapak
sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. bapak bagus sekali melakukannya.
Selanjutnya bapak pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.” pak ini ada jadwal
kegiatan bagaiman kalau sekarang saya akan mengajarkan bapak bagaimana caranya
mengisi dari jadwal kegiantan ?” Bagus sekali mau berapa kali bapak mandi dan sikat
gigi...? dua kali pagi dan sore, Mari...kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Nach... lakukan ya bapak ..., dan beri tanda ceklis paba salah satu kolom ini apabila
bapak sudah nya Seperti M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan )
kalau diingatkan baru dilakukan dan bapak( tidak ) tidak melakukani ? coba ulangi lagi
pak ?” bagus sekali iya pak”

TERMINASI
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan
diri? Coba bapak sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah bapak
lakukan tadi ?”. ” tadi ? Sekarang coba bapak ulangi lagi apa yang sudah dipelajari
tadi” bagus sekali iya pak. Nanti bapak jangan lupa melakukannya iya pak. Jika bapak
sudah mandi bapak jangan lupa juga mengisi jadwal hariannya nanti bapak mintaknya
ke ruangan perawat iya pak “ pak karena waktunya sudah habis, bagaiman kalau besok
kita ketemu lagi dan berbincang-bincang bagaimana cara makan yang baik ?” bapak
maunya kita ketemu dimana ? jam berapa pak ? bagaimana kalau jam 10 saja ?”
“Sampai ketemu besok “

Kelliat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai