Disusun oleh:
Nur Azizah Dwi Fitriani
SN.212033
A. MASALAH UTAMA
Defisit perawatan diri (D.0109).
C. POHON MASALAH
Effect
Isolasi sosial
E. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah kronis (D.0086) b.d gangguan pskiatri d.d menilai diri
negatif; merasa malu/bersalah; merasa tidak memiliki kelebihan atau
kemampuan positif; melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri;
menolak penilaian positif tentang diri sendiri; merasa sulit konsentrasi; sulit
tidur; mengungkapkan keputusasaan; enggan mencoba hal baru; berjalan
menunduk; kontak mata kurang; lesu dan tidak bergairah.
2. Defisit perawatan diri (D.0109) b.d gangguan psikologis dan/atau psikotik d.d
klien menolak untuk melakukan perawatan diri; tidak mampu mandi/
mengenakan pakaian/ makan/ ke toilet/ berhias secara mandiri; minat
melakukan perawatan diri kurang
3. Isolasi sosial (D.0121) b.d perubahan penampilan fisik d.d merasa ingin
sendirian; merasa tidak aman di tempat umum; menarik diri; tidak
berminat/menolak berinteraksi; merasa berbeda dengan orang lain; merasa
asyik dengan pikiran sendiri; merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas; tidak
ada kontak mata dan menunjukan permusuhan.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik, edisi I, cetakan III. Jakarta: Dewan Pengurus
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tiindakan Keperawatan, edisi I, cetakan II. Jakarta: Dewan
Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, edisi I, cetakan II. Jakarta: Dewan
Pengurus PPNI
Yusuf, A. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan: Salemba
Medika.
STRATEGI PELAKSANAAN (1) PASIEN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Kondisi pasien
Klien tampak kotor, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang
dan kotor.
B. Diagnosis keperawatan
Defisit Perawatan Diri
C. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
2. Klien dapat menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3. Klien dapat menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4. Klien dapat mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
D. Intervensi keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien.
2. Bantu klien mengetahui pentingnya menjaga kebersihan diri.
3. Bantu klien menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
4. Bantu klien menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
5. Melatih klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
E. Strategi pelaksanaan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
1) “Selamat pagi Pak/Ibu, kenalkan nama saya ... . biasa dipanggil ... . Saya
mahasiswa dari Ilmu Keperawatan ... ., selama 1 minggu akan praktik di
sini.”
2) “Bapak/Ibu namanya siapa? Kalau boleh saya tahu Bapak/Ibu senang
dipanggil siapa? Asalnya darimana?”
b. Evaluasi/ validasi “Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini? Sudah mandi
apa belum Pak/Bu?
c. Kontrak
1) Topik : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kebersihan
diri?.”
2) Tempat : “Bapak/Ibu mau bincang-bincang dimana?
3) Waktu : “Berapa lama? Bagaimana kalau 7 menit?”
2. Fase kerja
a. “Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini?
Menurut T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan
diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik
seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur
menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ?” Betul
ada kudis, kutu...dsb.
b. “Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa
yang perlu kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti,
handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”.
c. ”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing
T melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu
ambil shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai
bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh
secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi
pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh
gigi T mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai
bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan
dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan
sisir rambutnya dengan baik.”
d. “Bagus”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subyektif “Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti
pakaian?”
b. Evaluasi obyektif “Coba T sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik
yang sudah T lakukan tadi ? Bagaimana perasaan T setelah kita
mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba T
ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi”
c. Rencana tindak lanjut ”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat
gigi...?dua kali pagi dan sore, Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas
harian. Nah... lakukan ya T..., dan beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M
(mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru
dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan?
d. Kontrak
1) Topik : “Besok pagi kita latihan lagi kemampuan berdandan ya?”
2) Waktu : “Mau latihan jam berapa? Oya jam 06.00 setelah mandi?
3) Tempat : “Tempatnya mau dimana? Oya di ruang tidur ya. Sampai
bertemu besok ya”