Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Mata Kuliah : Praktik Keperawatan Klinik

Dosen Pembimbing : Ns. Febriana Sartika Sari, M.Kep

Disusun oleh :

Mia Azizah Nur Mukharomah

S18032

S18A

PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


LAPORAN PENDAHULUAN

A. Halaman Judul

Defisit Perawatan Diri

B. Konsep Defisit Perawatan Diri

1.Pengertian Defisit Perawatan Diri

Herdman (2012 dalam Nurhalimah 2016) mendefinisi defisit perawatan


diri sebagai suatu gangguan didalam melakukan aktifitas perawatan diri
(kebersihan diri, berhias, makan, toileting). Sedangkan perawatan diri
merupakan salah satu kemampuan dasar manusia untuk memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya

Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami


kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara
teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas dan
penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah
yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering
mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala
perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga
maupun masyarakat (Yusuf, 2015 ).

2.Etiologi Defisit Perawatan Diri

Menurut Nurhalimah (2016), faktor-faktor yang menyebabakan individu


mengalami deficit perawatan diri, yaitu:

a. Faktor prediposisi

1) Biologis, seringkali defisit perawaan diri disebabkan karena adanya


penyakit fisik dan mental yang menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan perawatan diri dan adanya faktor herediter yaitu ada anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
2) Psikologis, factor perkembangan memegang peranan yang tidak kalah
penting hal ini dikarenakan keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
individu sehingga perkembangan inisiatif terganggu. Pasien gangguan
jiwa mengalamai defisit perawatan diri dikarenakan kemampuan realitas
yang kurang sehingga menyebabkan pasien tidakpeduli terhadap diri dan
lingkungannya termasuk perawatan diri.

3) Sosial. Kurangnya dukungan sosial dan situasi lingkungan


mengakibatkan penurunan kemampuan dalam perawatan diri.

b. Faktor presipitasi

Faktor presiptasi yang dapat menimbulkan defisit perawatan diri adalah


penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas, lelah, lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.

3.Manifiestas Klinis Defisit Perawatan Diri

Menurut Nurhalimah, (2016 ) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan
diri adalah :

a.Data Subjektif : Pasien mengatakan tentang:

1) Malas mandi

2) Tidak mau menyisir rambut

3) Tidak mau menggosok gigi

4) Tidak mau memotong kuku

5) Tidak mau berhias/ berdandan

6) Tidak bisa/tidak mau menggunakan alat mandi/kebersihan diri

7) Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum

8) BAB dan BAK sembarangan

9) Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah BAB dan
BAK
10) Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar

b. Data Objektif

1) Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang

2) Tidak menggunakan alat-alat mandi pada saat mandidan tidak mandi


dengan benar

3) Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, serta tidak
mampu berdandan.

4) Pakaian tidak rapi, tidak mampu memilih, mengambil, memakai,


mengencangkan dan memindahkan pakaian, tidak memakai sepatu,
tidak mengkancingkan baju dan celana.

Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) tanda merupakan data subjektif
yang diperoleh dari hasil anamnesis. Menurut PPNI (2016) dari data mayor
pasien pasien yang mengalami defisit perawatan diri secara subjektif akan
menolak melakukan diri dan dari data objektif pasien tidak mampu mandi/
mengenakan pakaian / makan/ ke toilet/ berhias secara mandiri, minat
melakukan perawatan diri kurang.

4.Patofisiologi Defisit Perawatan Diri

Effect Isolasi Sosial

Core Problem Defisit Perawatan


Diri

Causa Harga diri rendah kronis

Gambar 2.3 Defisit Perawatan Diri (Fitria, 2012)

5. Pemeriksaan Penunjang Defisit Perawatan Diri

6.Pengobatan Defisit Perawatan Diri


C. Asuhan Keperawatan
1. Masalah Keperawatan yang mungkin muncul
1) Defisit perawatan diri
2) Harga diri rendah
3) Isolasi sosial
2. Diagnosa Keperawatan

1) Defisit perawatan diri : ketidakmampuan merawat kebersihan diri (D.0109)

Definisi :

Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri

Tanda mayor :

Subjekif :

a) Menolak melakukan perawatan diri

Objektif :

a) Tidak mampu mandi, mengenakan pakaian,/ makan/ ketoilet/ berhias


secara mandiri.

b) Minat melakukan perawatan diri kurang

2) Harga diri rendah berhubungan dengan

Definisi :

Evaluasi atau perasaan negatif terhadap terhadap diri sendiriatau kemampuan


klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya yang berlangsung
dalam waktu lama dan terus-menerus.

Tanda Mayor :
Subjektif :
a) Menilai diri negatif
b) Merasa malu /bersalah
c) Merasa tidak mampu melakukan apapun
d) Meremehkan kemampuan mangatasi masalah
e) Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
f)Melebih-lebihkan penilainan negatif tentang diri sendiri
g) Menolak penilain positif tentang diri sendiri
Objektif :

a) Enggan mencoba hal baru

b) Berjalan menunduk

c) Postur tubuh menunduk

Tanda Minor :
Subjektif :
a) Merasa sulit konsentrasi
b) Sulit tidur
c) Mengungkapkan keputusasaan
Objektif :
a) Kontak mata kurang
b) Lesu dan tidak bergairah
c) Berbicara pelan dan lirih
d) Pasif
e) Perilaku tidak asertif
f) Mencari penguatan secara berlebihan
g) Bergantung pada pendapat orang lain
h) Sulit membuat keputusan
3) Isolasi sosial berhubungan dengan perubuhan penampilan rendah (D.0121 )
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat, hangat, terbuka dan
interdependen dengan orang lain
Tanda Mayor :
Subjektif
a) Mearasa ingin sendiri
b) Merasa tidak aman di tempat umum
Objektif :
a) Menarik diri
c) Tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain atau
lingkungan
Tanda Minor:
Subjektif:
a) Merasa berbeda dengan orang lain
b) Mearasa asik dengan pikiran sendiri
c) Merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas
Objektif :
a) Afek datar
b) Afek sedih
c) Riwayat ditolak menunjukkan permusuhan
d) Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
e) Kondisi difabel
f) Tindakan tidak berarti
g) Tidak ada kontak mata
h) Perkembangan terlambat
i) Tidak bergairah/lesu

3. Intervensi Keperawatan

1) Perencanaan Keperawatan(SIKI)

a) Diagnosa : Defisit perawatan diri : ketidakmampuan merawat


kebersihan diri (D.0109)

Tujuan dan kriteria hasil :

Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam makai perawatan diri


L.11103 meningkat dengan kriteria hasil :

Kemampuan mandi cukup meningkat, kemampuan makan cukup


meningkat, kemampuan ke toilet cukup meningkat , verbalisasi
keinginan melakukan perawatan diri cukup meningkat, minat
melakukan perawatan diri cukup meningkat.

Intervensi : Dukungan Perawatan Diri (L.09268)

O : Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian,


berhias, makan
T:

a. Siapkan keperluan pribadi

b.Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri

c. Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan


perawatan diri.

E : Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai


kemampuan

b) Diagnosis : Harga diri rendah kronis berhubungan dengan kegagalan


berulang (D.0086)

Tujuan dan kriteria hasil :


Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam maka Harga Diri
L.09069 meningkat dengan kriteria hasil :
Penilaian diri positif cukup meningkat, perasaan memiliki kelebihan
atau kemampuan positif cukup meningkat, minat mencoba hal baru
cukup meningkat, postur tubuh menampakkan wajah cukup meningkat.
Intervensi : Manajemen Perilaku (I.12463)
O : Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
T:
a. Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku
b. Jadwalkan kegiatan terstruktur
c. Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
d. Bicara dengan nada rendah dan tenang
e. Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi
f. Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan
perilaku
E: Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan
kognitif
c) Diagnosis : Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan penampilan
rendah
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam maka Keterlibatan Sosial
L.13115 meningkat dengan kriteria hasil : minat interaksi cukup
meningkat, verbalisasi isolasi cukup menurun, verbalisasi
ketidakamanan di tempat umum cukup menurun, perilaku menarik diri
cukup menurun
Intervensi : Promosi Sosialisasi (I.13498)
O:
a. Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain
b.Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain
T:
a. Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
b. Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan
kelompok
c. Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikais
dengan orang lain
d. Berikan umpan balik positif pada setiap peningkatan kemampuan
E:
a.Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
b.Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
c.Latih bermain peran untuk meningkatkan keterampilan komunikasi
d.Latih mengapresikan marah yang tepat

Anda mungkin juga menyukai