DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
S18A
TAHUN 2019/2020
Narator : Anggita
Perawat 1 : Mia
Perawat 2 : Laila
Pasien : Dewi
Dokter : Pinka
Ny. Dewi datang ke Rumah Sakit Mawar dengan keluhan nyeri perut bagian bawah.
Diketahui Ny. Dewi telah didiagnosa medis Kanker Serviks Stadium 4. Ny. Dewi datang
ke rumah sakit bersama anaknya. Setelah dirawat selama 1 bulan, Ny. Dewi merasa
kondisinya semakin memburuk. Semenjak pasien mengetahui penyakit yang
dideritanya, pasien sangat terpukul. Pasien tidak mau makan, tidak mau bertemu
dengan siapa pun, dan kondisinya semakin memburuk. Semangat hidupnyapun seakan
sudah hilang. Perawat pun menemui pasien untuk memeriksa kondisi dan mengkaji
aspek spiritual pasien.
Perawat 1 : “Permisi pak bu, disini kami akan memeriksa kondisi ibu Dewi sebentar”
Perawat 2 : “Sebelumnya perkenalkan saya perawat Laila dan ini perawat Mia yang
bertugas pada siang hari ini. Sebelumnya silahkan sebut nama dan tempat tanggal lahir ibu?”
Pasien : “Nama saya Dewi tempat tanggal lahir saya Jakarta, 27 November 1975”
Perawat 1 : “Bisa saya cek dulu nama, tanggal lahir dan nomor RM di gelang ibu ya?”
Perawat 1 : “Baik ibu sudah sesuai dengan data yang ada di gelang tangan ibu.”
Perawat 2 : “Bagaimana kondisi ibu hari ini? Apakah ada keluhan ibu?”
Pasien : “Jadi begini sus, keluhan saya saat ini yaitu saya tidak nafsu makan dan saya
juga merasa seluruh tubuh saya sakit sekali terutama dibagian kemaluan. Saya
merasa gelisah dengan penyakit yang saya alami saat ini. Disini saya hanya
punya anak saya sus. Suami dan keluarga saya tidak peduli lagi dengan saya
dan jarang menjenguk. Sekarang saya sedih dan pasrah sus dengan kehidupan
yang saya alami saat ini, lebih baik saya meninggal saja sus dari pada saya
hidup tapi tidak berguna .”
Perawat 1 : “Baik ibu saya mengerti dengan kondisi ibu, memang tidak mudah untuk
menjalani hidup dengan penyakit yang ibu derita saat ini tanpa adanya
dukungan dari keluarga. Sekarang ibu bisa lebih banyak berdoa dan
mendekatkan diri kepada Tuhan agar penyakit ibu diringankan.”
Pasien : “Tidakkkk sus, buat apa saya berdoa tapi tidak mengubah kehidupan saya
dan penyakit saya juga tidak akan sembuh. Saya sudah lelah dan tidak percaya
dengan hal itu. Saya juga tidak punya harapan hidup lagi dengan penyakit
yang saya alami sus ”
Perawat 2 : “Mohon maaf ibu, ibu jangan berpikir seperti itu karena apapun bisa terjadi
jika kita berusaha selagi kita mampu. Sekarang saya ingin bertanya kepada
ibu, hal apa yang memberi ibu harapan dari segi kekuatan, kenyamanan, dan
kedamaian pada saat sakit?”
Pasien : “Untuk segi kekuatan dan kenyamanan saya tidak adanya dukungan keluarga
yang menguatkan diri saya untuk hidup dan tidak nyamannya dengan kondisi
saya sekarang. Dari segi kedamaian seperti yang saya bilang saya merasa
gelisah, cemas dan pasrah dengan keadaan saya saat ini.”
Perawat 1 : “Baik jadi disini ibu tidak perlu khawatir tidak mendapat dukungan dari
keluarga ibu karena kami tim medis akan mendukung dan membantu
semaksimal mungkin untuk mengatasi penyakit ibu. Ibu juga jangan gelisah
dan cemas dengan keadaan ibu saat ini karena saya akan membantu dan
menuntun ibu dari aspek spiritual agar ibu bisa kuat untuk hidup merasa
nyaman dan damai.”
Perawat 1 : “Sebelumnya saya boleh tau ibu menganut agama apa ya?”
Perawat 2 : “Baik ibu. Apakah sebelum ibu sakit, ibu pernah menjadi bagian atau
anggota komunitas religious atau spiritual?”
Perawat 1 : “Baik ibu. Jadi karena ibu beragama Islam, disini saya akan membantu untuk
mendatangkan pemuka ustadzah di rumah sakit kami yang akan menuntun ibu
agar merasa nyaman dan damai untuk menjalani kehidupan ibu. Apakah ibu
setuju dengan yang saya sarankan? Bagaimana dengan anak ibu apakah
diperbolehkan?”
Perawat 2 : “Baik bu, saya permisi terlebih dahulu untuk memanggil ustadzah”
Perawat 2 : “Permisi bu, ini ada pasien yang membutuhkan bimbingan spiritual”
Pasien : “Sebelum saya sakit, saya sering membaca Al-Quran sus, tapi sekarang
sudah tidak lagi”
Ustadzah : “Bagus ibu. Mungkin saat ini ibu diberikan penyakit seperti ini untuk
menguji kesabaran dan keyakinan ibu untuk kuat menjalani hidup.”
Ustadzah : “Sama-sama ibu. Karena ibu masih dalam keadaan sakit, mungkin jenis
perawatan seperti apa yang ingin ibu lakukan?”
Perawat dan pasien melakukan perawatan murotal Al-Quran dan ngaji bersama
selama 15 menit.
Perawat 2 : “Baik ibu karena sudah 15 menit melakukan meditasi, bagaimana perasaan
ibu sekarang?”
Perawat 2 : “Syukurlah saya sangat senang mendengarnya ibu, terimakasih juga atas
kerjasamanya ibu sangat kooperatif sekali saat melakukan tindakan.”
Pasien : “Sama-sama sus, terimakasih banyak juga atas solusi dan saran yang sudah
diberikan kepada saya. “
Perawat 2 : “Nggih ibu sama-sama. Sekarang saya akan kembali ke ruangan sebelumnya
apakah ada yang ingin ibu tanyakan?”
Perawat 2 : “Baik jika tidak ada yang ingin ibu tanyakan, 15 menit lagi saya kembali
untuk memberikan ibu obat nggih.”
Perawat 2 : “Nanti kalau ibu ada perlu ibu bisa menekan bel yang ada di samping tempat
tidur ibu. Dan untuk murotal Al-Quran dan ngaji bersama kita akan lakukan
seminggu 2 kali dan ibu juga bisa menulis pengalaman spiritual ibu sebelum
ibu sakit agar ibu tidak merasa stres dan bosan dengan situasi saat ini.”
Perawat 2 : “Kalau begitu saya kembali ke ruangan. Selamat beristirahat. Selamat pagi.”