Anda di halaman 1dari 6

PENGKAJIAN FATIK

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kep. Menjelang Ajal dan Paliatif

Dosen pengampu:

Ns. Dedeh Sri Rahayu., MAN

Disusun oleh :

 Annisa Zahrotul Fuadah


 Hanif Fahmi Azkiya
 Siti Nurhaliza
 Triari Susilawati

STIKES BUDI LUHUR CIMAHI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS-B

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
Pengkajian Fatik Paliatif ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan
dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik
dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan. oleh karen itu, kritik dan saran
yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan
semuanya, sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-
makalah selanjutnya.

Cimahi, 13 Oktober 2021


PENGKAJIAN FATIK

Memperhatikan aspek atau dimensi fisik, kognitif dan spirit merupakan hal
yang sangat dasar dalam pengkajian fatik. Beberapa istilah yang digunakan oleh
pasien untuk menggambarkan kondisi fatik yang dialaminya seperti hilang energy
atau tenaga untuk melakukan aktifitas ringan, kelemahan, dan kelelahan.

Pada pasien kanker stadium lanjut, fatik menjadi gejala yang sering dikeluhkan
dan sebagai penyebab terjadi kelemahan dan ketidakberdayaan pada pasien,
dimana dalam studi yang dilakukan ditemukan sekitar 60-90%. Beberapa kriteria
yang digunakan untuk menetapkan diagnosis fatik yang berhubungan dengan
kanker (Cherny, Ffallon, Kaasa, Portenoy&Currow 2015) yaitu:

a. Gejala fatik yang dirasakan hampir setiap hari dalam kurun 2 minggu
terakhir.
b. Menyatakan akan adanya kelemahan yang bersifat umum atau tungkai
terasa berat.
c. Kemampuan berkonsentrasi ataupun perhatian semakin berkurang.
d. Menurunnya motivasi atau keinginan untuk melakukan kegiatan rutin.
e. Insomnia atau hypersomnia.
f. Pasien merasa tidak segar saat terbangun dari tidur.
g. Mengalami kesulitan untuk mengatasi kondisi ketidakaktifan.
h. Ditandai dengan reaktif emosional yang mengakibatkan pasien merasa
fatik seperti kesedihan, frustasi dan iritabilitas.
i. Mengalami kesulitan untuk menyelesaikan aktivitas rutin rumah tangga.
j. Mengalami masalah terkait memori jangka pendek.
k. Merasakan ketidaknyamanan dalam beberapa jam setelah
melakukan latihan fisik atau aktifitas.

Beberapa metode yang digunakan untuk mengkaji dan mendiagnosis fatik


dengan instrument pengukuran fatik seperti The Multidimensional Assesment
of Fatigue, the Symptom Distress Scale, the Fatigue Observation Checklist, dan
Visual Analog Scale. Dalam tatanan klinik, penggunaan skala rating secara verbal
merupakan metode yang sangat efisien. Dimana tingkat atau derajat fisik
fatik akan dengan mudah dan cepat untuk dikaji dengan menggunakan kriteria 0
yang berarti tidak fatik dan kriteria 10 yang berarti fatik berat.
Skala distress gejala.

Tiidak Fatik
Fatik Berat

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam melakukan pengkajian fatik


yaitu menelusuri karakteristik fatik seperti derrajat fatik yang dialami pasien,
kapan pasien mulai merasakan fatik, bagaimana durasi kejadian fatik, bagaimana
pola harian kondisi fatik, factor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan atau
menjadikan fatik semakin parah atau memburuk, factor-faktor apa saja yang dapat
mengurangi dan meringankan kondisi fatik, adakah distress yang terjadi
sebagai akibat kejadian fatik, dan bagaimana dampak fatik terhadap kehidupan
keseharian pasien.

Beberapa factor yang dapat mengakibatkan atau mempengaruhi kejadian fatik


yang harus diketahui yaitu:

Factor personal Usia terutama usia yang semakin bertambah,


status perkawinan,, status menopause,
income dan jaminan kesehatan.

Factor psikologis Status mental dan emosional seperti depresi,


ketakutan, kecemasan, distress, dan konflik.

Budaya dan etnik, situasi atau kondisi


kehidupan.

Factor yang berhubungan Jumlah dan kedekatan atau keterikatan


dengan perawatan
dengan para pendamping, penjaga orang
sakit.

Perhatian para petugas kesehatan yang


merawat.

Factor yang berhubungan Stadium atau perkembangan penyakit,


dengan penyakit penyakit penyerta, anemia, nyeri, dyspepnia,
kontinensia, pola tidur, dan hal yang
menghambat tidur.

Peubahan status nutrisi seperti penurunan


berat badan, kaheksia, dan
ketidakseimbangan elektrolit.

Factor yang berhubungan Berbagai efek yang berhubungan dengan


dengan pengobatan pengobatan seperti pembedahan,
kemoterapi, radiasi.

Isu terkait pengobatan seperti efek samping


obat, polifarmasi, perubahan sensasi
pengecapan.

Perubahan fisiologis yang bersifat


permanen.
REFERENCE

Yodang. (2018). BUKU AJAR KEPERAWATAN PALIATIF Berdasarkan

Kurikulum AIPNI 2015. Jakarta: Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai