DI SUSUSN OLEH
NIM : 1901012011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Pengkajian
Pasien Paliatif ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah ini
baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi
kalimat, isi maupun dalam penyusunan. oleh karen itu, kritik dan saran yang membangun dari
dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.............................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN...........................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN HOLISTIK....................................................................6
B. INSTRUMEN PENGKAJIAN MENGENAI PROGNOSIS DAN STATUS
FUNGSIONAL........................................................................................6
C. PENGKAJIAN FUNGSI FISIK.............................................................7
D. PENGKAJIAN PSIKOLOGIS...............................................................16
E. PENGKAJIAN SPIRITUAL..................................................................17
F. PENGKAJIAN BUDAYA.......................................................................18
G. PENGKAJIAN PROGNOSIS................................................................20
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN........................................................................................21
B. SARAN.....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas
hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang
mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui identifikasi
dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya
baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual (WHO, 2016)[ CITATION Has18 \l 14345 ]
Perkiraan jumlah orang yang membutuhkan perawatan paliatif pada akhir
kehidupan sebanyak 20,4 juta, dan kebutuhan perawatan paliatif akhir kehidupan pada
usia dewasa secara global diatas 19 juta (WHO, 2014) Perawatan pasien paliatif harus
berfokus pada berbagai masalah eksistensial baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual
untuk mempromosikan rasa pasien yang bermartabat (Albers, et.al, 2013) [ CITATION
Has18 \l 14345 ].
Perawatan paliatif berupaya meringankan penderitaan penderita yang sudah
sakit parah dan tidak dapat disembuhkan seperti misalnya kanker stadium akhir,
penderita penyakit motor neuron, penyakit degeneratif saraf dan penderitaHIV/AIDS.
Pada akhirnya penderita diharapkan dapat menjalani hari-hari sakitnya dengan
semangat dan tidak putus asa serta memberi dukungan agar mampu melakukan hal-
hal yang masih bisa dilakukan dan bermanfaat bagi spiritual penderita [ CITATION Ani16
\l 14345 ].
Perawatan paliatif lebih berfokus pada dukungan dan motivasi ke penderita. Kemudian setiap
keluhan yang timbul ditangani dengan pemberian obat untuk mengurangi rasa sakit.
Perawatan paliatif ini bisa mengeksplorasi individu penderita dan keluarganya bagaimana
BAB II
PEMBAHASAN
Perawatan suportif dan paliatif bertujuan untuk meringankan gejala dan mengurangi
distress psikososial yang dialami oleh pasien dan keluarganya. Pengkajian gejala dan keluhan
pasien merupakan hal yang sangat penting, mengingat gejala maupun keluhan berhubungan
langsung dengan tingkat distress, kualitas hidup, dan peluang untuk bertahan hidup pasien.
Gejala dan keluhan juga dapat berhubungan dengan penyakit itu sendiri, perawatan dan
pengobatan, serta kemungkinan adanya penyakit penyerta lainnya[ CITATION Yod18 \l 14345 ]
A. PENGKAJIAN HOLISTIK
Melakukan pengkajian secara komprehensif dan multidimensi pada pasien
dengan penyakit pada tahap lanjut yang disertai berbagai gejala dan keluhan.
B. INSTRUMEN PENGKAJIAN MENGENAI PROGNOSIS DAN STATUS
FUNGSIONAL
Status fungsional merupakan predictor independen terhadap kemampuan
pasien untuk dapat bertahan hidup. The Karnfosky Performance Scale (KPS) dan the
Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) merupakan instrument yang telah
digunakan secara luas untuk mengkaji fungsi fisik terutama pada pasien kanker.
The Karnfosky Performance Scale status score sangat membantu untuk dapat
menghasilkan pasien berdasarkan kemampuan dan tingkat status fungsionalnya.
Factor-faktor lain yang berkontribusi terhadap gangguan fungsional pada pasien
dengan kanker stadium lanjut seperti kemampuan komunikasi, status mental, tingkat
nyeri dan intensitas dyspnea. Pada kebanyakan pasien dengan penyakit yang serius,
dan memiliki skor KPS yang rendah maka hal tersebut mengindikasikan bahwa
tingkat harapan hidup pasien juga rendah
The ECOG score digunakan untuk mengukur intensitas dari suatu penyakit
kanker yang dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari yang dinilai berupa
makan/minum, mandi, berpakaian, berdandan, berkemih dan buang air besar, dan
berpindah.. Skala yang digunakan mulai dari rentang nilai 0 yang berarti aktif secara
penuh dengan tanpa adanya keterbatasan, hingga nilai 5 yang berarti kematian.
Adapun kuesioner kehidupan sehari-hari bersifat instrumental yang digunakan untuk
menilai bagaimana pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari yang kompleks
seperti menyediakan sarapan, mencuci pakaian, dan sebagainya.
C. PENGKAJIAN FUNGSI FISIK
Penurunan status fungsional memungkinkan adanya hubungan dengan kondisi
seperti nyeri berat yang tiba-tiba, delirium, dyspnea dengan usaha yang minimal,
kerusakan saraf yang ireversibel. Olehnya itu pengkajian fungsi fisik harus
diintegrasikan dengan pemahaman mengenai status penyakit utama, pengontrolan
gejala dan keluhan, dan distress psikososial. Pengkajian terkait gejala spesifik nyeri,
dyspnea, fatik, dan delirium.
1. Pengkajian Nyeri
Model pengkajian nyeri lebih baik dilakukan saat melakukan wawancara
terkait nyeri yang dialami pasien. Riwayat pasien, melaporkan atau menceritakan
sendiri tentang nyeri dialami oleh pasien merupakan standar yang terbaik dalam
mendiagnosis nyeri terutama pasien yang masih mampu berkomunikasi.
Kuesioner nyeri dengan metode SOCRATES dapat digunakan untuk
mengungkapkan riwayat nyeri pasien paliatif, yakni:
a. Site of pain ; Di daerah mana nyeri dirasakan? Apakah ada nyeri otot atau
sendi.
b. Onset ; Kapan nyeri terjadi, bagaimana nyeri tersebut terjadi, kondisi apa yang
dapat memicu munculnya nyeri, apakah nyerinya berubah dalam kurun waktu
selama kejadian.
c. Character ; Bagaimana tipe nyeri dirasaka? Apakah seperti rasa tertusuk,
teriris, gatal, panas atau terbakar, tertekan. Bagaimana pola nyerinya apakah
nyeri terjadi secara terus menerus atau hilang timbul.
d. Radiation ; Apakah nyeri menyebar kebagian tubuh lainnya, daerah apa?
e. Associated features ; Apakah saat nyeri terjadi terkadang disertai dengan
gejala lain seperti mual, muntah.
f. Timing/pattern ; Apakah nyeri semakin parah pada waktu tertentu, apakah
nyeri terjadi saat melakukan aktifitas seperti bergerak atau buang air kecil.
g. Exacerbating and relieving factors ; apa saja yang membuat nyeri semakin
buruk atau nyeri menjadi lebih berkurang.
h. Severity ; Apakah derajat ataupun skala nyeri mengalami perubahan selama
kurun waktu kejadian.
Tidak Nyeri
Nyeri Sangat
Hebat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 Tidak nyeri
1 Nyeri ringan
2 Nyeri sedang
3 Nyeri berat
d. Body Chart
Penggunaan body chart memberikan kesempatan pada pasien untuk
menetapkan dan menunjukkan tempat kejadian nyeri yang dialaminya. Berikut
contoh body chart yang digunakan untuk pengkajian nyeri.
1. Pengkajian Dispnea
Berbagai alat ukur yang tervalidasi dapat digunakan untuk menilai dyspnea baik secara
kuantitatif maupun kualitatif pada pasien paliatif. Instrument tersebut mulai dari yang
menggunakan skala ordinal dengan menggunakan acuan single-item seperti visual analog
scale (VAS), numerical rating scale (NRS) dimana angka 0 menunjukkan
Dyspnea serupa dengan nyeri, dimana hanya dapat dirasakan oleh pasien.
Beberapa penyebab dyspnea yang diidentifikasi yaitu sebagai berikut:
Respiratory/Pernapasan
-Akut Pneumonia, emifisema, pneumothoraks
-Kronis COPD, asma
Sepsis, Bronkietasis, cystic fibrosis
Kanker; kanker paru, mesothelioma, intrathoracic
metastases.
Fibrosis
Kelemahan otot-otot pernapasan akibat kaheksia
Penyakit neuromuscular; motor neurone disease,
muscular distropi
Penyakit skeletal, kelainan dinding atau bentuk
dada
Pulmonary Vascular Pulmonary thromboembolism, hipertensi
pulmonal
Cardiac/Jantung
-Akut Penyakit jantung coroner
_Kronis Heart failure, aritmia seperti atrial fibrilasi
Psikologis Kecemasan, depresi, hiperventilasi
Anemia
Kakeksia
2. Pengkajian Fatik
Memperhatikan aspek atau dimensi fisik, kognitif dan spirit merupakan hal
yang sangat dasar dalam pengkajian fatik. Beberapa istilah yang digunakan oleh
pasien untuk menggambarkan kondisi fatik yang dialaminya seperti hilang energy
atau tenaga untuk melakukan aktifitas ringan, kelemahan, dan kelelahan.
Pada pasien kanker stadium lanjut, fatik menjadi gejala yang sering
dikeluhkan dan sebagai penyebab terjadi kelemahan dan ketidakberdayaan pada
pasien, dimana dalam studi yang dilakukan ditemukan sekitar 60-90%. Beberapa
kriteria yang digunakan untuk menetapkan diagnosis fatik yang berhubungan
dengan kanker yaitu:
a. Gejala fatik yang dirasakan hamper setiap hari dalam kurun 2 minggu terakhir.
b. Menyatakan akan adanya kelemahan yang bersifat umum atau tungkai terasa
berat.
c. Kemampuan berkonsentrasi ataupun perhatian semakin berkurang.
d. Menurunnya motivasi atau keinginan untuk melakukan kegiatan rutin.
e. Insomnia atau hypersomnia.
f. Pasien merasa tidak segar saat terbangun dari tidur.
g. Mengalami kesulitan untuk mengatasi kondisi ketidakaktifan.
h. Ditandai dengan reaktif emosional yang mengakibatkan pasien merasa fatik
seperti kesedihan, frustasi dan iritabilitas.
i. Mengalami kesulitan untuk menyelesaikan aktivitas rutin rumah tangga.
j. Mengalami masalah terkait memori jangka pendek.
k. Merasakan ketidaknyamanan dalam beberapa jam setelah melakukan latihan
fisik atau aktifitas.
Beberapa metode yang digunakan untuk mengkaji dan mendiagnosis fatik
dengan instrument pengukuran fatik seperti The Multidimensional Assesment of
Fatigue, the Symptom Distress Scale, the Fatigue Observation Checklist, dan
Visual Analog Scale. Dalam tatanan klinik, penggunaan skala rating secara verbal
merupakan metode yang sangat efisien. Dimana tingkat atau derajat fisik fatik
akan dengan mudah dan cepat untuk dikaji dengan menggunakan kriteria 0 yang
berarti tidak fatik dan kriteria 10 yang berarti fatik berat.
Tiidak Fatik
Fatik Berat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Pengkajian delirium
Delirium merupakan salah satu masalah yang terkait dengan gangguan mental yang sering
ditemukan pada pasien yang menjalani
1. Pengkajian delirium
Delirium merupakan salah satu masalah yang terkait dengan gangguan mental yang sering
ditemukan pada pasien yang menjalani
Pendekatan lain yang dapat digunakan untuk mengkaji kebutuhan spiritual pasien
yaitu metode SPIRIT, yang diperkenalkan oleh Highfield [ CITATION Mat10 \l 1057 ]
I, Implication for medical care yang dapat berarti dampak terhadap perawatan
dan pengobatan
T, Terminal events planning yang dapat berarti perencanaan mengenai
kejadian yang akan atau kemungkinan terjadi di masa-masa menjelang akhir
kehidupan yang mencakup dampak dari keyakinan pasien mengenai
perencanaan tindak lanjut [ CITATION Yen16 \l 1057 ]
F. PENGKAJIAN BUDAYA
Untuk dapat mengembang kompetensi mengenai budaya maka perawat
membutuhkan dan harus dapat mendengarkan secara seksama serta mengumpulkan
berbagai informasi mengenai budaya. Latar belakang pasien memungkinkan untuk
memberikan informasi awal mengenai nilai dan kepercayaan yang dianutnya
[ CITATION Mat10 \l 1057 ].
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian yang
terkait budaya yaitu :
Mengidentifikasi tempat kelahiran pasien.
Menanyakan mengenai pengalaman migrasi pasien.
Determinasi mengenai tingkat identitas budaya atau etnis pasien.
Mengevaluasi tingkat akulturasi pasien terhadap budaya lokal tempat pasien
berdomisili.
Mengidentifikasi kemampuan pasien menggunakan jaringan informal dan
sumber-sumber untuk mendukung dalam kegiatan dikomunitas.
Mengidentifikasi penentu dan pembuat keputusan, apakah pasien, keluarga atau
suatu unit sosial.
Menelusuri bahasa utama dan bahasa kedua yang digunakan oleh pasien dan
keluarga.
Gambaran pola komunikasi pasien baik verbal maupun non verbal.
Pertimbangkan isu gender dan power dalam suatu hubungan atau relasi yang
terjalin.
Mengevaluasi pandangan pasien mengenai harga diri.
Prognosis dapat membantu dan memandu perawat dan tenaga kesehatan lainnya
mengembangkan rencana pengobatan dan perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Informasi mengenai prognosis pasien dapat memberikan gambaran pada pasien dan keluarga
mengenai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada pasien dimasa yang akan
datang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian gejala dan keluhan pasien merupakan hal sangat penting,
mengingat bahwa gejala maupun keluhan berhubungan langsung dengan tingkat
distress, kualitas hidup, dan peluang untuk bertahan hidup pasien. Gejala dan
keluhan dapat berhubungan dengan penyakit itu sendiri, perawatan dan pengobatan,
serta kemungkinan adanya penyakit penyerta lainnya. Berbagai faktor seperti fisik,
psikologis, dan spiritual distresss dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien
termasuk aspek emosional dan sosial [ CITATION Yen16 \l 1057 ].
Pengkajian pasien paliatif terdiri dari pengkajian holistik, fisik, psikologis,
spiritual, budaya dan prognosis.
B. Saran
Diharapkan makalah ini bisa memberikan masukan bagi rekan-rekan
mahasiswa calon perawat, sebagai bekal untuk dapat memahami mengenai
pengkajian pasien paliatif dalam pengaplikasian dan praktik bila menghadapi kasus
yang kami bahas ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anita. (2016).PERAWATAN PALIATIF DAN KUALITAS HIDUP PENDERITA
KANGKER. Kesehatan, 508-513.
Boot, R. (2012).Delirium ; a review of the nurses role in thehe intensive care
uni. Intensive and critical care nursing (28),185-189.
Bruera,E, Higginson,I.,Von Gunten, C. F.,& Morita, T. (2005). Textbook of
palliative medicine second edition. Florida, USA: CRC Press.
Chai, E, Meier, D., Morris, j., & goldhirsch, s.(2014). Geriatric paliative care; a
practical guide for cliniciens, New York, USA : Oxford University Press.
Metzo, M., & Sherman, D.W, (2010). Palliative care nursing ;quality care the
end of life therd edition. New York, USA : Springer Publishing Company.
Rosser, M., & Wals,H. (2014). Fundamentals of palliative care for student
nurses first edition. West Sussex, UK: Welley Blackwell.