Anda di halaman 1dari 24

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

TERMINAL ILLNES (PALLIATIVE CARE)

DISUSUN OLEH :

1. RAIHAN NIM: 22212323

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA
BANDA ACEH 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul, “Konsep Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Terminal Illnes (Palliative Care)” yang dapat selesai tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas. Dalam penyusunan makalah ini kami
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini baik
berupa bimbingan, dorongan doa serta kerja sama yang baik dari semua pihak.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca baik mahasiswa maupun masyarakat
umum.

Banda Aceh, 27 Januari 2024

Raihan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................

1.3 Tujuan...................................................................................................

1.4 Manfaat................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Konsep Dasar ........................................................................................

1. Pengertian Penyakit Terminal............................................................

2. Faktor Predisposisi..........................................................................

3. Klasifikasi........................................................................................

5. Tanda dan Gejala.............................................................................

II.2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan/Penatalaksanaan Medis........................

1. Pengkajian Keperawatan..................................................................

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul..................................

3. Rencana Asuhan Keperawatan.........................................................

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan............................................................................................

III.2 Saran......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Berjumpa dengan pasien yang menderita karena Terminal Ilness (penyakit yang
tidak tersembuhkan), merupakan hal yang umum bagi dokter yang merawat pasien
lanjut usia (lansia). Meskipun hal itu umum, namun tugas untuk menangani orang yang
sedang meninggal (menjelang ajal, sakaratul maut, sekarat, dying) tidak mudah.
Tantangan dan stress bagi dokter memang berbeda; sama-sama beratnya, baik telah
lama merawat pasien itu atau belum.

Asuhan keperawatan klien dengan penyakit terminal sangat menuntut dan


menegangkan. Namun demikian, membantu klien untuk meraih kembali martabatnya
dapat menjadi salah satu penghargaan terbesar keperawatan. Perawat dapat berbagi
penderitaan klien dan mengintervensi dalam cara meningkatkan kualitas hidup. Klien
harus dirawat dengan respek dan perhatian. Peningkatan Kenyamanan bagi klien
termasuk pengenalan dan peredaan distres psikobiologis. Perawat memberi berbagai
tindakan penenangan bagi klien sakit terminal. Kontrol nyeri terutama penting karena
nyeri mengganggu tidur, nafsu makan, mobilitas, dan fungsi psikologis. Higiene
personal adalah bagian rutin dari mempertahankan kenyamanan klien dengan penyakit
terminal. Klien mungkin pada akhirnya bergantung pada perawat atau keluarganya
untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya.

I.2. Rumusan Masalah

1. Konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien terminal

I.3. Tujuan

o Tujuan Umum
Meningkatkan ilmu tentang praktek keperawatan terutama penanganan terhadap
pasien terminal.

o Tujuan Khusus
Sebagai salah satu syarat dalam menempuh pendidikan keperawatan professional
dengan menambah wawasan dan pengatahuan tentang salah satu penanganan pasien.

I.4. Manfaat

Dapat melaksanakan asuhan keperawatan yang bersifat kuratif paliatif,


memperpanjang hidup, mempersiapkan dalam menghadapi kematian dengan tenang dan
bantuan untuk menerima kehilangan/berduka cita sesuai dengan kebutuhan fisik, psiko-
sosial, spiritual dan kultural bagi pasien/klien dengan sakit terminal beserta keluarganya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar

1. Pengertian Penyakit Terminal

Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat
tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat
disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan. Kondisi terminal adalah
suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan
proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Kubler-Ross,
2022). Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian
berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual
bagi individu (Carpenito, 2022).

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian
tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 2022).
Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat
progresif, pengobatan hanya bersifat paliatif (mengurangi gejala dan keluhan,
memperbaiki kualitas hidup). ( Tim medis RS Kanker Darmais, 2022)

Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya


mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat
badan, gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan
spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka
kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/
pengobatan gejala fisik,, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan
psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukandengan pendekatan interdisiplin
yang dikenal sebagai perawatan paliatif. (Doyle & Macdonald, 2023)

Perawatan terminal dapat dimulai pada minggu-minggu, hari-hari dan


jaminan terakhir kehidupan dimana bertujuan:
1. Mempertahankan hidup
2. Menurunkan stress
3. Meringankan dan mempertahankan kenyamanan selama mungkin (Weisman)

Secara umum kematian adalah sebagian proses dari kehidupan yang dialami oleh
siapa saja meskipun demikian, hal tersebut tetap saja menimbulkan perasaan
nyeri dan takut, tidak hanya pasien akan juga keluarganya bahkan pada mereka
yang merawat dan mengurusnya. Penderita yang akan meninggal tidak akan
kembali lagi ke tengah keluarga, kenyataan ini sangat berat bagi keluarga yang
akan ditinggalkannya Untuk menghindari hal diatas bukan hanya keluarganya
saja yang berduka bahkan klien lebih tertekan dengan penyakit yang dideritanya.

2. Faktor Predisposisi
a. Usia
b. Lingkungan sosial dan budaya
c. Faktor Jenis Kelamin
d. Faktor Tingkat Pendidikan
e. Faktor Ekonomi
f. Faktor Pengetahuan
g. Faktor Lama Rawat Inap
h. Faktor Caring Perawat

3. Klasifikasi
1 Penyakit-penyakit kanker stadium akhir.
2 Penyakit-penyakit infeksi.
3 Congestif Renal Falure (CRF).
4 Stroke Multiple Sklerosis.
5 Akibat kecelakaan fatal.
6 AIDS
7 Diabetes Militus Tipe II

4. Tanda dan Gejala


o Ciri – Ciri Penyakit Terminal
a. Penyakit tidak dapat disembuhkan
b. Mengarah pada kematian
c. Diagnosa medis sudah jelas
d. Tidak ada obat untuk menyembuhkan
e. Prognosis jelek
f. Bersifat progresif

o Fisik
a. Gerakan pengindraan menghilang secara berangsur – angsur dari ujung kaki
dan ujung jari
b. Aktifitas dari GI berkurang
c. Reflek mulai menghilang
d. Kulit kebiruan dan pucat
e. Denyut nadi tidak teratur dan lemah
f. Nafas berbunyi keras dan cepat ngorok
g. Penglihatan mulai kabur
h. Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri
i. Klien dapat tidak sadarkan diri

o Psikososial
Sesuai fase-fase kehilangan menurut seorang ahli E.Kubbler Ross mempelajari
respon-respon atas menerima kematian dan maut secara mendalam dan hasil
penelitiannya yaitu :

a. Respon kehilangan
1) Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah, keakutan, cara tertentu untuk
mengatur tangan
2) Cemas diungkapkan dengan cara menggerakan otot rahang dan kemudian
mengendor
3) Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka / menangis

b. Hubungan dengan orang lain


Kecemasan timbul akibat ketakutan akan ketidakmampuan untuk berhubungan
secara interpersonal serta akibat penolakan. Dr.Elisabeth Kublerr-Ross telah
mengidentifikasi lima tahap berduka yang dapat terjadi pada pasien dengan
penyakit
terminal :
1) Denial ( Pengingkaran )
Tidak percaya telah terjadi kehilangan. Tidak siap mengatasi masalah praktis,
seperti pasien yang mengalami penyakit terminal tidak siap atau tidak dapat
menerima bahwa dirinya terkena penyakit terminal. Biasanya klien dapat
menunjukan keceriaan palsu sehingga memperlama penyangkalan.
Reaksi pada Fase Denial :
Psikologi
a) Syok
b) Tidak percaya
c) Tidak tahu harus berbuat apa
d) Mengingkari Kenyataan

Fisik
a) Letih
b) Lemah
c) Pucat
d) Mual
e) Diare
f) Menangis
g) Gangguan Pernafasan
h) Gelisah
i) Detak jantung meningkat
2) Anger ( Marah )
Pada fase ini pasien dapat mengarahkan kemarahan kepada petugas medis atau
perawat yang melakukan kegiatan atau tindakan normal yang tidak mengganggu
mereka.
Reaksi pada fase anger :
Perilaku
a) Agresif
b) Bicara kasar
c) Menyerang orang lain
d) Menolak pengobatan
e) Menuduh dokter atau perawat tidak kompeten

Fisik
a) Muka merah
b) Denyut nadi cepat
c) Gelisah
d) Susah tidur
e) Tangan mengepal

3) Bargaining (Tawar-Menawar)
Klien berusaha melakukan tawar menawar terhdap penyakitnya, biasanya klien
takut akan kondisinya yang semakin parah dan juga kematian akibat
penyakitnya. Klien mengalami masa ketakutan akibat rasa bersalah atau dosa
apabila dia mengalami kematian akibat penyakit terminalnya.

4) Depretion ( Depresi )
Fase dimana ketika klien mengingat akan kondisi penyakitnya, dan memikirkan
dan mendapatkan tekanan dari kondisinya. Pada fase ini klien biasanya
mengingat hal-hal menarik dalam hidupnya, dan takut kehilangan semua momen
atau hal tersebut apabila klien harus meninggalkan semuanya akibat penyakit
terminal yang ia derita. Klien biasanya cenderung menutup diri, cemas, dan
menangis, serta klien dapat menarik diri dari lingkungan sosial.
Perilaku
a) Menunjukan sikap menarik diri
b) Kadang bersikap sangat penurut
c) Tidak mau bicara
d) Menyatakan keputusasaan
e) Rasa tidak berharga
f) Bisa muncul keinginan bunuh diri

Gejala fisik
a) menolak makan
b) susah tidur
c) letih
d) libido turun

5) Acceptance ( Penerimaan)
Pada fase ini biasanya klien telah menerima kondisinya. Klien membutuhkan
perhatian dari orang – orang terdekatnya, untuk memotivasi psikologis klien
dalam menghadapi penyakit terminalnya, dan juga menghadapi kematian yang
akan terjadi padanya. Klien juga biasanya telah merencanakan atau menata
kehidupannya dalam kondisinya.
Reaksi pada fase acceptance:
a) Reorganisasi perasaan kehilangan
b) Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai berkurang atau hilang beralih ke
objek baru.
c) Menerima kenyataan kehilangan
d) Mulai memandang ke depan.

2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan/Penatalaksanaan Medis

1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian terhadap identitas klien

b. Pengkajian terhadap identitas penangguang jawab klien (keluarga)


c. Pengkajian terhadap riwayat kesehatan klien

d. Mengkaji kebutuhan dasar klien berdasarkan teori 14 dasar kebutuhan dasar


manusia

e. Melakukan pemeriksaan fisik pada klien

f. Mengkaji data penunjang klien

g. Mengkaji kondisi keluarga klien dalam menghadapi kondisi klien dan


kesiapan keluarga akan kehilangan klien dengan penyakit terminal yang sulit
disembuhkan :

1) Fase Denial
Perawat dapat mengkaji gejala pada tahap denial (penolakan) yang ditunjukan
keluarga klien pada saat mendengar kondisi klien dengan penyakit terminal,
yang kemudian dicocokan dengan tanda dan gejala pada fase ini sesuai teori.

2) Fase Anger
Perawat dapat mengkaji gejala pada tahap anger (marah) yang ditunjukan
keluarga klien pada saat mendengar kondisi klien dengan penyakit terminal,
yang kemudian dicocokan dengan tanda dan gejala pada fase ini sesuai teori.
Pada fase ini perawat mengkaji hanya berdasarkan observasi sebab kluarga
pasien tidak mungkin menjawab pertanyan perawat pada fase ini.

3) Fase Bargaining (Tawar Menawar)


Perawat dapat mengkaji gejala pada tahap bargaining (tawar menawar) yang
ditunjukan keluarga klien pada saat mendengar kondisi klien dengan penyakit
terminal, yang kemudian dicocokan dengan tanda dan gejala pada fase ini sesuai
teori. Pada fase ini perawat masih bisa mengkaji klien dengan wawancara namun
perhatikan kuantitas serta kulitas pertanyaan untuk menjaga kestabilan kondisi
keluarga klien.

4) Fase Depresi
Perawat dapat mengkaji gejala pada tahap depresi yang ditunjukan keluarga
klien pada saat mendengar kondisi klien dengan penyakit terminal, yang
kemudian dicocokan dengan tanda dan gejala pada fase ini sesuai teori. Pada
tahap ini perawat dapat mengkaji keluarga klien namun sedikit, dan terkadang
tidak mendapatkan respon sebab kondisi keluarga klien dalam keadaan tertekan,
dan perawat dapat mengkomunikasikan kondisi keluarga klien.

5) Fase Acceptance (Penerimaan)


Perawat dapat mengkaji gejala pada tahap acceptance (penerimaan) yang
ditunjukan keluarga klien pada saat mendengar kondisi klien dengan penyakit
terminal, yang kemudian dicocokan dengan tanda dan gejala pada fase ini sesuai
teori. Pada kondisi ini perawat lebih leluasa mengkaji kondisi kesiapan keluarga
klien dalam menghadapi resiko kehilangan klien yang mengalami penyakit
terminal, sebab pada gfase ini kleuarga klien biasanya mulai pasrah atau sudah
dapat menerima kondisi kerabatnya.

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


a. Dukacita, Proses kompleks normal yang meliputi respons dan perilaku
emosional, fisik, spiritual, sosial, dan intelektual yakni individu, keluarga, dan
komunitas memasukan kehilangan yang aktual, adaptif, atau dipersepsikan
kedalam kehidupan sehari – hari mereka.

- Batasan Karakteristik
1) Perubahan tingkat aktivitas
2) Perubahan pola mimpi
3) Perubahan fungsi imun
4) Gangguan fungsi neuroendokrin
5) Marah
6) Menyalahkan
7) Berpisah/menarik diri
8) Putus asa
9) Disorganisasi/kacau
10) Gangguan pola tidur
11) Mengalami kelegaan
12) Memelihara hubungan dengan klien dengan penyakit terminal
13) Membuat makna kehilangan
14) Kepedihan
15) Perilaku panik
16) Pertumbuhan personal
17) Distres psikologis
18) Menderita

- Faktor yang berhubungan


1) Mengantisipasi kehilangan hal yang bermakna
2) Mengantisipasi kehilangan orang terdekat
3) Kematian orang terdekat
4) Kehilangan objek penting

b. Ketidakefektifan Koping, Ketidak mampuan untuk membentuk penilaian


valid tentang stressor, ketidakadekuatan pilihan respon yang dilakukan dan/atau
tidak mampuan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia.

- Batasan Karakteristik
1) Perubahan pada pola komunikasi yang biasa
2) Penurunan penggunaan dukungan sosial
3) Perilaku destruktif terhadap orang lain
4) Letih, Angka penyakit yang tinggi
5) Ketidak mampuan memperhatikan informasi
6) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar
7) Ketidak mampuan memenuhi harapan peran
8) Pemecahan masalah yang tidak adekuat
9) Kurangnya perilaku yang berfokus pada pencapaian tujuan
10) Kurangnya resolusi masalah
11) Konsentrasi buruk
12) Mengungkapkan ketidakmampuan meminta bantuan
13) Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah
14) Pengambilan resiko, gangguan tidur
15) Penyalahgunaan zat
16) Menggunakan koping yang mengganggu perilaku adaptif

- Faktor yang berhubungan


1) Gangguan dalam pola penilaian ancaman, melepas tekanan
2) Gangguan dalam pole melepaskan tekanan/ketegangan
3) Perbedaan gender dalam strategi koping
4) Derajad ancaman yang tinggi
5) Ketidak mampuan untuk mengubah energi yang adaptif
6) Sumber yang tersedia tidak adekuat
7) Dukungan sosial yang tidak adekuat yang diciptakan oleh karakteristik
hubungan
8) Tingkat percaya diri yang tidak adekuat dalam kemampuan mengatasi
masalah
9) Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat
10) Ketidak adekuatan kesempatan bersiap terhadap stresor
11) Krisis muturasi, krisis situasi
12) Ragu

c. Ketidakefektifan Koping Keluarga, Perilaku terdekat (anggota keluarga atau


orang penting lainnya) yang membatasi kapasitas/kemampuannya dan
kemampuan klien untuk secara efektif menangani tugas penting mengenai
adaptasi keduanya terhadap masalah kesehatan.

- Batasan Karakteristik
1) Pengabaian
2) Agresi agitasi
3) Menjamin rutinitas biasa tanpa menghormati kebutuhan klien
4) Peningkatan ketergantungan klien
5) Depresi
6) Membelot
7) Tidak menghormati kebutuhan klien
8) Perilaku keluarga yang mengganggu kesejahteraan
9) Permusuhan
10) Ganguan Individualisasi
11) Gangguan membangun kembali kehidupan yang bermakna untuk diri sendiri
12) Intoleran
13) perawatan yang mengabaikan klien dalam hal kebutuhan dasar manusia
14) hubungan yang mengabaikan anggota keluarga lain
15) terlalu khawatir terus menerus mengenai klien
16) psikosomatis
17) penolakan
18) merasakan tanda penyakit klien

- Faktor Yang Berhubungan


1) Penanganan resistensi keluarga terhadap pengobatan yang berubah – ubah
2) Gaya koping yang tidak sesuai antara orang terdekat dengan klien untuk
menangani tugas adaptif
3) Gaya koping yang tidak sesuai diantara orang terdekat
4) Hubungan keluarga yang sangat ambivalen
5) Orang terdekat lama tidak mengungkapkan perasaan (misalkan rasa bersalah,
cemas, permusuhan, putus asa)

3. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Tindakan & Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
1. Dukacita 1.Menunjukkan 1) Tentukan pada tahap 1) Pengkajian data
rasa pergerakan ke berduka mana pasian dasar yang akurat
arah resolusi dari terfiksasi. Identifikasi adalah penting untuk
rasa duka dan perilaku-perilaku yang perencanaan
harapan untuk berhubungan dengan keperawatan yang
masa depan. tahap ini. efektif bagi pasien
2. Fungsi pada 2) Kembangkan yang berduka.
tingkat adekuat, hubungan saling percaya 2)Rasa percaya
ikut serta dalam dengan pasien. merupakan dasar
pekerjaan dan Perlihatkan empati dan untuk suatu
AKS. perhatian. Jujur dan kebutuhan yang
tepati semua janji terapeutik.
3) Perlihatkan sikap 3)Sikap menerima
menerima dan menunjukkan kepada
membolehkan pasien pasien bahwa anda
untuk mengekspresikan yakin bahwa ia
perasaannya secara merupakan
terbuka. seseorang pribadi
4) Dorong pasien untuk yang bermakna. Rasa
mengekspresikan percaya
rasa marah. meningkat.
5) Bantu pasien untuk 4)Pengungkapan
mengeluarkan secara verbal
kemarahan yang perasaan dalam
terpendam dengan suatu lingkungan
berpartisipasi dalam yang tidak
aktivitas-aktivitas mengancam dapat
motorik kasar (mis, membantu pasien
joging, bola voli,dll) sampai kepada
6) Ajarkan tentang hubungan dengan
tahap-tahap berduka persoalanpersoalan
yang normal dan yang
perilaku yang belum terpecahkan.
berhubungan dengan 5)Latihan fisik
setiap tahap. memberikan suatu
7) Dorong pasien untuk metode yang aman
meninjau hubungan dan efektif untuk
dengan konsep mengeluarkan
kehilangan. kemarahan yang
8) Komunikasikan terpendam.
kepada pasien bahwa 6)Pengetahuan
menangis merupakan hal tentang perasaan
yang dapat diterima. yang wajar yang
9) Bantu pasien dalam berhubungan dengan
Memecahkan berduka yang normal
masalahnya sebagai dapat menolong
usaha untuk menentukan mengurangi
metoda-metoda koping beberapa perasaan
yang lebih adaptif bersalah
terhadap pengalaman menyebabkan
kehilangan. timbulnya respon ini.
10) Dorong pasien untuk 7)Pasien harus
menjangkau dukungan menghentikan
spiritual selama waktu ini persepsi idealisnya
dalam bentuk apapun dan mampu
yang diinginkan menerima baik
untuknya. aspek positif
maupun negative dari
konsep kehilangan
sebelum proses
berduka selesai
seluruhnya.
8)Menangis
merupakan hal yang
wajar dalam
menghadapi
kehilangan
9)Umpan balik
positif meningkatkan
harga diri dan
mendorong
pengulangan perilaku
yang diharapkan.
10)Memenuhi
kebutuhan spiritual
klien.
2. Ketidak NOC NIC 1)Informasi dapat
efektifan Decision making Decision making Mengurangi perasaan
koping Role inhasmet 1) Menginformasikan tanpa harapan dan
berhubungan Sosial suport klien alternatif atau tidak berguna.
dengan Kriteria hasil solusi lain penanganan. Keikutsertaan dalam
penyakit - Mengidentifika 2) Memfasilitasi klien perawatan akan
terminal si pola koping untuk membuat meningkatkan
yang efektif. keputusan. perasaan control dan
- Mengungkapka 3) Bantu klien untuk harga diri.
n secara verbal mengidentifikasi 2)Meningkatkan
tentang koping keuntungan, kerugian perasaan control dan
yang efektif. dari keadaan. keikutsertaan dalam
- Mengatakan Role inhancement situasi dimana orang
penurunan 1) Bantu klien untuk terdekat tidak dapat
stress. mengidentifikasi berbuat banyak.
- Klien macam – macam nilai 3)Memberikan
mengatakan kehidupan. Wawasan mengenai
telah menerima 2) Bantu klien pemikiran,/factor-
tentang identifikasi strategi faktor yang
keadaanya. positif untuk berhubungan dengan
- Mampu mengatur pola nilai situasi individu.
mengidentifikas yang dimiliki Kepercayaan akan
i strategi Coping enhancement meningkatkan
tentang koping 1) Anjurkan klien untuk persepsi pasien
mengidentifikasi tentang situasi dan
gambaran perubahan partisipasi dalam
peran yang realistis. regimen
2) Gunakan pendekatan keperawatan.
tenang dan meyakinkan. 1)Menurunkan
3) Hindari pengambilan ansietas dan
keputusan pada saat klien menyediakan kontrol
berada dalam stres berat. bagi pasien selama
4) Berikan informasi situasi krisis.
actual yang terkait 2)Untuk mengatasi
dengan diagnosis, terapi ketegangan dan
dan prognosis. memelihara rasa
Intervensi lainnya kontrol individu.
1) Mengobservasi TTV 1)Menyiapkan status
klien mental pasien agar
2) Memenuhi kebutuhan mampu menerima
dasar klien. perubahan peran
yang terjadi.
2)Agar pasien yakin
dan mau kooperatif
dalam pemberian
informasi.
3)Pasien lebih
mampu menerima
informasi dengan
jelas.
4) Agar keluarga
bisa mengerti dan
menerima sehingga
tahap anger bisa
ditekan.
1) Memonitor
perkembangan
status kesehatan
pasien.
2) Menghargai
kehidupan klien
dengan tetap
memberikan
pelayanan sesuai
kebutuhannya
demi
mempertahankan
hidupnya.
3. Ketidak NOC NIC 1)Pasien
mampuan 1) Family Coping mendapatkan
koping coping, enhanchement dukungan dan
keluarga disable 1) Bantu keluarga bantuan dari
berhubungan 2) Perenting, dalam mengenal keluarga dalam
dengan impaired masalah menghadapi
kehilangan 3) Therapeutic 2) Dorong partisipasi penyakitnya
regimen keluarga dalam 2) Partisipasi seluruh
management, semua pertemuan anggota keluarga
ineffective kelompok dalam
4) Violence: 3) Dorong keluarga menyelesaikan
Other directed, risk untuk masalah yang
for memperlihatkan efektif
Kriteria hasil kekhawatiran dan 3)Simpati dari
1) Hubungan untuk membantu keluarga
Pemberi asuhan perawatan meningkatkan
klien: interaksi pascahospitalisasi harga diri pasien.
Dan hubungan 4) Bantu memotivasi 4)Membantu orang
yang positif antara keluarga untuk terdekat dengan
pemberi dan berubah membantu klien pasien untuk
penerima asuhan untuk meyakinkan pasien
2) Performa beradaptasi dengan agar menerima apa
Pemberi asuhan persepsi stresor, yang terjadi dan
Perawatan perubahan, atau berkeinginan
langsung : ancaman yang untuk membagi
penyediaan mengganggu masalah pasien
perawatan pemenuhan dengan keluarga
kesehatan dan tuntutan dan peran 5)Mengungkapkan
perawatan personal hidup perasaan pada diri
yang tepat kepada 5) Dukungan emosi ; pasien yang tidak
anggota keluarga memberikan terselesaikan
oleh pemberi penenangan, 6)Proses koping
keperawatan penerimaan, dan keluarga terjadi
keluarga dorongan selama dengan efektif
3) Peforma periode stres 7)Meningkatkan
pemberian asuhan 6) Memfasilitasi hubungan keluarga
perawatan tidak partisipasi keluarga dengan klien
langsung : dalam perawatan 8)Peningkatan
pengaturan emosi fisik klien kesehatan pasien
dan pengawasan 7) Dukungan dengan memberikan
perawatan yang keluarga : pelayanan sesuai
sesuai bagi meningkatkan kebutuhan pasien
anggota keluarga nilai, minat, dan 9)Memberikan
oleh pemberi tujuan keluarga pemahaman tentang
perawatan 8) Panduan sistem esensi kehidupan dan
keluarga kesehatan : kematian
4) Kesejahtera memfasilitasi lokal 10) Untuk mencari
an pemberi asuhan klien dan bantuan sesuai
: derajat persepsi penggunaan kebutuhan akan
positif mengenai pelayanan membuat mereka
status kesehatan kesehatan yang sesuai memilih untuk
dan kondisi 9) Mendorong pasien mengambil
5) Potensial mencari dorongan keuntungan dari apa
ketahanan spiritual , jika yang tersedia
pemberi diperlukan 1)Membantu
asuhan : faktor 10) Bantu anggota pasien/orang terdekat
yang meningkatkan keluarga dalam untuk mengilhami
kontinuitas mengklarifikasi solusi yang mungkin
perawatan oleh apa yang mereka (memberikan
pemberi perawatan harapkan dan pertimbangan pro
keluarga dalam butuhkan satu dan kontra bagi
periode waktu yang sama lain setiap masalah)
lama Caregiver support sehingga mampu
6) Koping 1) Menyediakan mengambil
keluarga : informasi penting, keputusan yang baik
tindakan keluarga advokasi, dan 1)Memantau
untuk mengelola dukungan yang perkembangan
stresor yang dibutuhkan untuk kondisi pasien
membebani memfasilitasi 2)Mempertahankan
sumber-sumber perawatan primer hidup pasien
keluarga pasien selain dari
7) Normalisasi profesional
keluarga ; kesehatan
kapasitas sistem Family support
keluarga dalam Intervensi lainnya
mempertahankan 1) Mengobservasi TTV
rutinitasdan Klien 2) Memenuhi
mengembangkan kebutuhan dasar
strategi untuk klien
mengoptimalkan
fungsi jika ada
anggota keluarga
yang sakit kronis
atau mengalami
ketunadayaan
8) Mampu
mengatasi masalah
keluarga
9) Mencari bantuan
Keluarga bila perlu
10) Mencapai
Stabilitas finansial
Untuk memenuhi
Kebutuhan anggota
keluarga
11) Mampu
menyelesaikan
konflik tanpa
kekerasan
12)Memperlihatkan
Fleksibelitas peran
13)Mengungkapka
n peningkatan
kemampuan untuk
melakukan koping
terhadap perubahan
dalam struktur
dinamika keluarga
14)Mengungkapka
n Perasaan yang
tidak terselesaikan
15) Identifikasi
gaya koping yang
bertentangan.
16) Partisipasi
Dalam
pengembangan dan
Implementasi
rencana
keperawatan
BAB III

PENUTUP

III.Kesimpulan
Perawatan paliative care adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas
hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit
yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan membantu meringankan
penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah lain baik maupun fisik, psikologis dan spritual
DAFTAR PUSTAKA

AD Damayanti. 2022. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal Ditinjau


Dari Aspek Psikososial. www.indonesianjournalofcancer.or.id. Diakses pada 30 Mei
2023
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2022. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta:EGC
Cemy Nur Fitria. 2022. Palliative Care Pada Penderita Penyakit Terminal. Bandung.
portalgaruda.org. diakses pada 30 Mei 2023
Joko Susanto. 2022. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal.
Lamongan. www.e-jurnal.com. Diakses pada 30 Mei 2023
Kozier, Barbara. 2022. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Nurarif, Amin Huda, Kusuma, Hardhi. 2022. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda NIC-NOC. Jakarta : Mediaction

Anda mungkin juga menyukai