Fasilitator :
Nur Hidaayah S.Kep.,Ns., M.Kes
i
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Psikologi Pasien
Selama Perawatan Paliatif”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat banyak tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan ini bisa
teratasi. Oleh karna itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyusun makalah ini. Semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Tidak ada gading yang tak retak, untuk itu kami menyadari bahwa
makalah yang telah kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak
kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Terutama bagi teman-teman yang ingin meneruskan makalah ini sehingga menjadi
lebih baik lagi.
Surabaya, 21
Oktober 2020
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Khusus.....................................................................................2
1.3.2 Tujuan Umum......................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Paliatif.......................................................................................3
2.2 Psikologis pada Perawatan Paliatif.........................................................4
2.3 Aspek-aspek Psikologis..........................................................................5
2.4 Masalah Keperawatan pada Pasien Paliatif............................................5
2.5 Faktor yang Perlu Dikaji Dalam Perawatan Paliatif...............................7
2.6 Mengkaji Kondisi Psikologis.................................................................8
BAB 3 PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................................10
5.2 Saran.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
menggunakan pendekatan dengan suatu tim meliputi dokter, perawat, ahli kejiwaan, pekerja
sosial, dan relawan untuk memenuhi keperluan pasien dan keluarganya, termasuk konseling
kehilangan apabila diperlukan, akan meningkatkan kualitas kehidupan, dapat secara positif
mempengaruhi perjalanan penyakit serta dapat diterapkan dini pada perjalanan penyakit.
Perawatan paliatif sendiri meliputi penatalaksanaan nyeri, penatalaksanaan keluhan fisik lain,
asuhan keperawatan, dukungan psikologis, sosial, kultural dan spiritual serta dukungan
persiapan dan selama duka cita (Sardjito, 2019)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Perawatan Paliatif?
2. Apa saja Paikologis Pada Perawatan Paliatif?
3. Apa saja Aspek-Aspek Pada Perawatan Paliatif?
4. Bagaimana Masalah Keperawatan Pada Pasien Perawatan Paliatif?
5. Apa saja Faktor-Faktor yang Perlu dikaji Dalam Perawatan Paliatif?
6. Pengkajian Fisik dan Psikologis Dalam Perawatan Paliatif ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran mata kuliah Keperawatan Jiwa diharapkan
mahasiswa dapat mengerti dan memahami Psikologi Pasien Selama Perawatan
Paliatif.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi dari Perawatan Paliatif
2. Mengetahui Psikologis Pada Perawatan Paliatif
3. Mengetahui Aspek-Aspek Pada Perawatan Paliatif
4. Mengetahui Masalah Keperawatan Pada Pasien Perawatan Paliatif
5. Mengetahui Faktor-Faktor yang Perlu dikaji Dalam Perawatan Paliatif
6. Mengetahui Pengkajian Fisik dan Psikologis Dalam Perawatan Paliatif
2
BAB 2
TINJAIUAN TEORI
3
2.2 Psikologis Pada Perawatan Paliatif
Kualitas hidup manusia dalam dimensi psikologis diukur lewat bagaiamna manusia
menikmati hidupnya, keterlibatannya dalam kegiatan yang menimbulkan kegembiraan, dan
kemampuan untuk mendapatkan kepuasan serta mengendalikan hidupnya. Tantangan pada
dimensi ini menjadi demikian besar tatkala individu menderita suatu macam penyakit,
dimana ia berhadapan dengan situasi yang penuh ketidakpastian, kecemasan, dan ketakutan
akan masa depan yang menggiring mereka pada situasi depresif. (Sudarsa, 2020)
Maka kebutuhan pasien pada suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/pengobatan
gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan
spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan
paliatif. Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal. Namun konsep baru perawatan paliatif menekankan
pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik, psikososial dan spiritual
dapat diatasi dengan baik (Ariani, 2018).
Masalah psikologi yang paling sering dialami pasien paliatif yang sering menonjol
adalah kecemasan. Hal yang menyebabkan terjadinya kecemasan ialah diagnosa penyakit
yang membuat pasien takut sehingga menyebabkan kecemasan bagi pasien maupun keluarga.
Kecemasan adalah keadaan suasana hati yang ditandai oleh afek negatif dan gejala-gejala
ketegangan jasmaniah dimana seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau
kemalangan di masa yang akan datang dengan perasaan khawatir. (Ariani, 2018)
Kecemasan merupakan keadaan individu atau kelompok saat mengalami perasaan
yang sulit (ketakutan) dan aktivasi sistem saraf otonom dalam berespon terhadap
ketidakjelasan atau ancaman tidak spesifik. Durand dan Barlow (2006) mengatakan
kecemasan adalah keadaan suasana hati yang ditandai oleh afek negatif dan gejala-gejala
ketegangan jasmaniah dimana seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau
kemalangan dimasa yang akan datang dengan perasaan khawatir. Menurut Carpenito (2000)
kecemasan merupakan keadaan individu atau kelompok saat mengalami perasaan yang sulit
(ketakutan) dan aktivasi sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ketidakjelasan atau
ancaman tidak spesifik (Aripurnami, 2019).
4
2.3 Aspek-Aspek Psikologis
1. Rasa Cemas. Rasa cemas pada para penderita adalah reaksi normal dari setiap
manusia yang mengalami stress dan krisis kesehatan yang diakibatkan oleh kanker.
Namun demikian dibuktikan bahwa dengan peningkatan rasa cemas.
2. Depresi. Penderita pada umumnya juga mengalami depresi dengan gejala sebagai
berikut:
a. Penurunan gairah hidup, interes, kemampuan konsentrasi dan harga diri
b. Somatik berupa berat badan menurun drastis dan insomnia
c. Rasa lelah dan tidak memiliki daya kekuatan
3. Sosio-Kulturo- Spiritual. Bila penderita mengalami suatu kondisi yang sudah tidak
dapat lagi diatasi dengan pendekatan farmakologi, maka aspek sosial, kultural dan
spirituallah yang diharapkan masih mampu meringankan rasa nyeri. Oleh karena itu,
seorang pasien paliatif yang sudah pada stadium lanjut harus mendapatkan perawatan
supportif agar gejala-gejala penderitaan fisik yang timbul dapat diturunkan. Penderita
merasa tidak ditinggalkan sendiri dalam menghadapi rasa sakitnya dan inilah
dukungan utama yang mampu meringankan penderitaan pasien paliatif (Chusaini,
2016).
2.4 Masalah Keperawatan Pada Pasien Paliatif
Permasalahan perawatan paliatif yang sering digambarkan pasien yaitu
kejadian-kejadian yang dapat mengancam diri sendiri eimana masalah yang seringkali
di keluhkan pasien yaitu mengenai masalah seperti nyeri, masalah fisik, psikologi
sosial, kultural serta spiritual (IAHPC, 2016).Permasalahan yang muncul pada pasien
yang menerima perawatan paliatif dilihat dari persepktif keperawatan meliputi
masalah psikologi, masalah hubungan sosial, konsep diri, masalah dukungan keluarga
serta masalah pada aspek spiritual atau keagamaan (Campbell, 2013).
1) Masalah Fisik
Masalah fisik yang seringkali muncul yang merupakan keluhan dari
pasien paliatif yaitu nyeri (Anonim, 2017).Nyeri merupakan pengalaman
emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul akibat rusaknya
jaringan aktual yang terjadi secara tiba-tiba dari intensitas ringan hingga berat
yang dapat diantisipasi dan diprediksi. Masalah nyeri dapat ditegakkan
apabiladata subjektif dan objektif dari pasien memenuhi minimal tiga kriteria
(NANDA, 2015).
5
2) Masalah Psikologi
Masalah psikologi yang paling sering dialami pasien paliatif adalah
kecemasan. Hal yang menyebabkan terjadinya kecemasan ialah diagnosa
penyakit yang membuat pasien takut sehingga menyebabkan kecemasan bagi
pasien maupun keluarga (Misgiyanto & Susilawati, 2014).
Durand dan Barlow (2006) mengatakan kecemasan adalah keadaan
suasana hati yang ditandai oleh afek negatif dan gejala-gejala ketegangan
jasmaniah dimana seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau
kemalangan di masa yang akan datang dengan perasaan khawatir.Menurut
Carpenito (2000) kecemasan merupakan keadaan individu atau kelompok saat
mengalami perasaan yang sulit (ketakutan) dan aktivasi sistem saraf otonom
dalam berespon terhadap ketidakjelasan atau ancaman tidak spesifik.
NANDA (2015) menyatakan bahwa kecemasan adalah perasaan tidak
nyaman atau kekhawatiran yang diseratai oleh respon otonom, perasaan takut
yang disebabkan olehantisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan tanda
waspada yang member tanda individu akan adanya bahaya dan mampukah
individu tersebut mengatasinya.
Masalah Psikologis : Klien terminal dan orang terdekat biasanya mengalami
banyak respon emosi, perasaaan marah dan putus asa seringkali ditunjukan.
Problem psikologis lain yang muncul pada pasien terminal antara lain
ketergantungan, hilang control diri, tidak mampu lagi produktif dalam hidup,
kehilangan harga diri dan harapan, kesenjangan komunikasi atau barrier
komunikasi.
3) Masalah Sosial
Masalah pada aspek sosial dapat terjadi karena adanya ketidak normalan
kondisi hubungan social pasien dengan orang yang ada disekitar pasien baik itu
keluarga maupun rekan kerja (Misgiyanto & Susilawati, 2014). Isolasi sosial
adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negatif dan mengancam ( Twondsend, 1998 ). Atau suatu
keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain
(Kelliat, 2006 ).
6
4) Masalah Spiritual
Menurut Carpenito (2006) salah satu masalah yang sering muncul pada
pasien paliatif adalah distress spiritual. Distres spiritual dapat terjadi karena
diagnose penyakit kronis, nyeri, gejala fisik, isolasi dalam menjalani pengobatan
serta ketidakmampuan pasien dalam melakukan ritual keagamaan yang mana
biasanya dapat dilakukan secara mandiri.
Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan
mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni,
musik, literature, alam dan kekuatan yang lebih besr dari dirinya (Hamid,
2008).Definisi lain mengatakan bahwa distres spiritual adalah gangguan dalam
prinsip hidup yang meliputi seluruh kehidupan seseorang dan diintegrasikan
biologis dan psikososial (Keliat dkk, 2011)
7
tersinggung, tidak ingin berkomunikasi, dan sering bertanya tentang kondisi
penyakitnya. Ketidakyakinan dan keputusasaan sering membawa pada perilaku
isolasi. Perawat harus bisa mengenali tanda klien mengisolasi diri, sehingga klien
dapat memberikan dukungan social bisa dari teman dekat, kerabat/keluarga
terdekat untuk selalu menemani klien.
4. Faktor Spiritual
Perawat harus mengkaji bagaimana keyakinan klien akan proses kematian,
bagaimana sikap pasien menghadapi saat-saat terakhirnya. Apakah semakin
mendekatkan diri pada Tuhan ataukah semakin berontak akan keadaannya.
Perawat juga harus mengetahui disaat-saat seperti ini apakah pasien
mengharapkan kehadiran tokoh agama untuk menemani disaat-saat terakhirnya.
Konsep dan prinsip etika, norma, budaya. Dalam pengkajian Pasien Terminal
nilai, sikap, keyakinan, dan kebiasaan adalah aspek cultural atau budaya yang
mempengaruhi reaksi klien menjelang ajal. Latar belakang budaya mempengaruhi
individu dan keluarga mengekspresikan berduka dan menghadapi kematian atau
menjelang ajal. Perawat tidak boleh menyamaratakan setiap kondisi pasien
terminal berdasarkan etika, norma, dan budaya, sehingga reaksi menghakimi
harus dihindari.
Keyakinan spiritual mencakup praktek ibadah, ritual harus diberi dukungan.
Perawat harus mampu memberikan ketenangan melalui keyakinan-keyakinan
spiritual. Perawat harus sensitive terhadap kebutuhan ritual pasien yang akan
menghadapi kematian, sehingga kebutuhan spiritual klien menjelang kematian
dapat terpenuhi.
2.6 Pengkajian Fisik dan Psikologis Dalam Perawatan Paliatif
2.6.1 Mengkaji Kondisi Kesehatan Fisik
1) Nyeri : Ketika mengkaji pasien sangat penting untuk mendengarkan
pasien, memperhatikan pada bahaa yang digunakan untuk
mendeskripsikan nyeri akan membantu diagnosanya. Tipe nyeri dapat
ditentukan dari obat apa yang harus digunakan.
8
depresi? Apakah anda merasa tegang atau cemas? Apakah anda pernah
mengalami serangan panic? Apakah ada hal spesifik yang anda
harapkan?
2) Penyesuaian terhadap sakit.
Meliputi : Apa pemahaman anda terhadap sakit saat ini? Gali dengan
hati-hati ekspektasi pasien.
3) Sumber – sumber dan hal yang menguatkan.
Meliputi : Apakah sumber dukungan anda? Misalnya: orang-orang, hobi,
iman dan kepercayaan
4) Total Pain (nyeri multidimensi yang tidak terkontrol)
Meliputi : Adakah masalah psikologis, sosial, spiritual yang dialami
yang berkontribusi terhadap gejala yang dialami?
5) Sakit sebelumnya (dapat dikaji langsung atau pada keluarga): Adakah
risiko stress psikologikal dan riwayat masalah kesehatan mental?
9
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan lain,
memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan
sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/berduka.
Palliative care ini bertujuan mengurangi rasa sakit dan gejala tidak nyaman lainnya,
meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan pengaruh positif selama sakit,
membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai saat meninggalnya, menjawab
kebutuhan pasien dan keluarganya, termasuk dukungan disaat-saat sedih dan
kehilangan, dan membantu keluarga agar tabah selama pasien sakit serta disaat sedih.
Klasifikasi palliative ada beberapa macam yaitu religious, music, kemoterapi,
hipnoterapi, dan lain-lain.
3.2. Saran
Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi kronis, tujuannya
untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga pada saat-saat terakhir
dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan tenang dan damai. Ketika
merawat klien dengan penyakit kronis, tanggung jawab perawat harus mempertimbangkan
kebutuhan fisik, psikologis, dan social yang unik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dwi, ESP. 2020. Psikoterapi Paliatif Bagi Penderita Penyakit Terminal / Lanjut.
Artikel Kesehatan. RSI Yogyakarta
Hasanah, NN. 2018. Martabat Pasien Paliatif di Rumah Sakit. Journal Health of
Studies. UMY Indonesia
Sardjito, Humas. 2019. Pendekatan Psokosomatik Pada Pasien Paliatif Care. Artikel
Kesehatan. RSUP DR Sardjito
Legg. (2012). What is psychosocial care and how can nurse better provide it to adult
oncology patient. Australian. Journal of Advanced Nursing
Chusairi, Achmad. 2016. Health Seeking Behavior Para Pasien Poli Perawatan
Paliatif. Universitas Airlangga Surabaya
https://id.scribd.com/document/403603262/KELOMPOK-2-MAKALAH-
PENGKAJAIN-FISIK-DAN-PSIKOLOGI-KEPERAWATAN-PALIATIF-
docx
11