opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb
nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer
KEPERAWATAN PALIATIF DAN
tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
MENJELANG AJAL
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
Yosefa E. Dianputri
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
NIM. 011201055
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnertuiopasdfghjklzxcvbnmq
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat dan berkatNya kepada kita semua. Puji Tuhan saya dapat
mengerjakan tugas ringkasan materi semester satu pada mata kuliah Keperawatan
Paliatif dan Menjelang Ajal
Mohon maaf apabila dalam penulisan ringkasan materi ini terdapat banyak
kesalahan didalamnya. Saya menyadari bahwa dalam penyusunannya masih jauh
dari sempurna, mungkin masih ada materi yang belum sempat dimasukan atau pun
terlalu banyak materi yang dimasukan dalam menyelesaikan tugas dari dosen.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan hasil tugas perkuliahan saya selanjutnya. Saya berharap tugas ini
ini dapat bermanfaat bagi saya, teman-teman dan semua pembaca pada umumnya.
Desember, 2020
Penulis
2
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB. I........................................................................................................................................4
I. Latar Belakang..............................................................................................................4
II. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB. II.......................................................................................................................................7
I. Konsep Keperawatan Paliative.....................................................................................7
II. Etik Dalam Keperawatan Paliative................................................................................9
III. Kebijakan Nasional Terkait Keperawatan Palliative................................................14
IV. Teknik Menyampaikan Berita Buruk.......................................................................16
V. Prinsip Komunikasi Dalam Keperawatan Palliative.....................................................17
VI. Patofisiologi Berbagai Penyakit Kronik Dan Terminal.............................................20
VII. Pengkajian Fisik Dan Psikologis..............................................................................30
VIII. Tinjauan Agama Untuk Keperawatan Palliative......................................................32
IX. Tinjauan Sosial Budaya Tentang Keperawatan Palliative........................................35
X. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terminal Illness...................................................37
XI. Manajemen Nyeri...................................................................................................41
BAB. III....................................................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................54
3
BAB. I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
4
5
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai proses pembelajaran dalam memahami konsep keperawatan
paliatif dan menjelang ajal. Serta memenuhi tugas dari mata kuliah
Keperawatan Paliatif dan Menjelang Ajal.
2. Tujuan Khusus
Agar dapat memahami:
Konsep keperawatan palliative
Etik dalam keperawatan palliative
Kebijakan nasional terkait kebijakan palliative
Teknik menyampaikan berita buruk
Prinsip komunikasi dalam keperawatan paliatif
6
BAB. II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Pengertian palliative adalah: Kegiatan terpadu yang aktif dan
menyeluruh dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi.
Perawatan Palliative adalah: pendekatan yang bertujuan
memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi
masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam
jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini
dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-
masalah lain, fisik, psikososial, dan spiritual [WHO,2002]
Perawatan palliative adalah: pendekatan yang bertujuan
memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga dalam
menghadapi penyakit yang mengancam jiwa melalui pencegahan,
identifikasi dini dan penanganan masalah fisik, psikologis, social,
spiritual, dll. [ I Wayan Sudarsa]
Perawatan palliative adalah: perawatan pada seorang pasien dan
keluarganya yang memiliki penyakit yang tidak dapat
disembuhkan dengan cara memaksimalkan kualitas hidup pasien
serta mengurangi gejala yang mengganggu, mengurangi nyeri
dengan memperhatikan aspek psikologis dan spiritual. Perawatan
ini juga menyediakan system pendukung untuk menolong keluarga
pasien menghadapi kematian dari anggota keluarga yang dicintai
8
Etik adalah: ilmu tentang perilaku dan aksi moral terhadap nilai.
Teori Etik:
A. Etik Nonformatif
Etik Metaetik: menganalisa suatu makna, justifikasi dan pengembalian
keputusan berdasarkan fakta dan rasionalitas mengenai konsep moral
dan sikap.
B. Etik Formatif
Berfokus pada norma dan standar perilaku nilai
Berfokus pada manusia sebagai objeknya
Dapat dijelaskan melalui 2 teori moral [Deontologi dan
Teleologycal]
C. Prinsip-Prinsip Etik
Autonomy [Menghargai otonomi pasien]
Perawat tidak boleh memaksakan suatu tindakan pengobatan
kepada klien. Klien dan keluarga memiliki hak untuk memutuskan
sesuatu dalam pengambilan tindakan untuk mengatasi masalah
kesehatannya.
Beneficience: melakukan hal yang terbaik untuk pasien/
bermanfaat
Semua tindakan terkait pasien harus bermanfaat bagi pasien dan
keluarga
Non maleficience: menghindari hal yang merusak atau merugikan
pasien
10
Berita buruk adalah suatu situasi dimana tidak ada harapan lagi,
adanya ancaman bagi kesejahteraan fisik dan mental seseorang, sesuatu yang
menuntut perubahan gaya hidup yang sudah menjadi kebiasaan, sesuatu yang
membuat seseorang menjadi lebih sedikit pilihan dalam hidup, informasi
negating tentang masa depan seseorang.
1. Memberi dukungan
2. Kepedulian
3. Kolaborasi
4. Kehadiran
5. Mendorong harapan
18
6. Advokasi
Elemen Komunikasi
1. Penyampaian informasi
Dalam menyampaikan informasi, termasuk tentang penyakit,
pengobatan atau informasi umum perawatan dan informasi lainnya
termasuk diagnosis dan pilihan pengobatan harus
mempertimbangkan kondisi pasien, termasuk tingkat pendidikan,
tingkat perkembangan dan tingkat stress
2. Mendengarkan
Mendengarkan adalah proses aktif yang membutuhkan kehadiran
dan perhatian penuh. Secara khusus, baik mendengarkan kata-kata
maupun menafsirkan gerakan nonverbal. Selama proses ini
perawat mendengarkan kata-kata dan kekhawatiran pasien tanpa
menyela. Perawat hadir dan diam, serta tidak memberikankan
jawaban, dengan cara ini perawat memberikan refleksi dan
menyampaikan empati.
3. Pengumpulan informasi
Untuk mengumpulkan informasi dari pasien, penggunaan
pertanyaan terbuka yang paling efektif. Ini memungkinkan pasien
untuk menceritakan kisahnya dalam narasi. Dan sedapat mungkin
menghindari pertanyaan tertutup.
4. Kepekaan
Sensitivitas, mencakup masalah-masalah yang berkaitan dengan
agama, spiritual, budaya, etnis, ras, jenis kelamin dan bahasa dan
ini merukan elemen komunkasi yang penting
20
A. HIV/AIDS
a. Pengertian
AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler
pada seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat
menerangkan tejadinya defisiensi, tersebut seperti keganasan, obat-
21
d. Patofisiologi
Dalam tubuh ODHA, partikel virus akan bergabung dengan
DNA sel pasien, sehingga orang yang terinfeksi HIV seumur hidup
akan tetap terinfeksi. Sebagian pasien memperlihatkan gejala tidak
khas infeksi seperti demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar
getah bening, ruam, diare, atau batuk pada 3-6 minggu setelah infeksi.
Kondisi ini dikenal dengan infeksi primer (Sudoyo, 2006 dalam
Nursalam dan Kurniawati, 2007).
Infeksi primer berkaitan dengan periode waktu dimana HIV
pertama kali masuk ke dalam tubuh. Pada fase awal proses infeksi
(imunokompeten) akan terjadi respons imun berupa peningkatan
aktivitas imun, yaitu pada tingkat seluler, serum atau humoral, dan
antibodiupregulation. Induksi sel T-Helper dan sel-sel lain diperlukan
untuk mempertahankan fungsi sel-sel faktor sistem imun agar tetap
berfungsi baik. Infeksi HIV akan menghancurkan sel-sel T, sehingga
T-Helper tidak dapat memberikan induksi kepada sel-sel efektor
sistem imun. Dengan tidak adanya T-Helper, sel-sel efektor sistem
imun seperti T8 sitotoksik, sel NK, monosit dan sel B tidak dapat
berfungsi secara baik. Daya tahan tubuh menurun sehingga pasien
jatuh ke dalam stadium lebih lanjut (Hoffman, Rockstroh, Kamps,
2006 dalam Nursalam dan Kurniawati, 2007).
Selama infeksi primer jumlah limfosit CD4+ dalam darah
menurun dengan cepat. Target virus ini adalah limfosit CD4+ pada
nodus limfa dan thymus selama waktu tersebut, yang membuat
individu yang terinfeksi HIV akan mungkin terkena infeksi
oportunistik dan membatasi kemampuan thymus untuk memproduksi
limfosit T. Tes antibodi HIV menggunakan enzyme linked
imunoabsorbent asay (ELISA) yang akan menunjukkan hasil positif
(Calles, N.R, 2000 dalam Nursalam dan Kurniawati, 2007).
23
B. Kanker Payudara
a. Pengertian
Kanker payudara adalah adanya proliferasi keganasan sel epitel
yang membatasi duktus atau lobus payudara (Price & Wilson,
2014).
b. Etiologi
Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti.
Diperkirakan 5-10 % dikaitkan dengan mutasi gen yang diturunkan
secara genetik.
24
c. Manifestasi Klinik
Benjolan pada payudara atau pengerasan yang berbeda dari
jaringan sekitar
Perubahan pada bentuk atau tampilan dari payudara
Retraksi atau inversi dari putting payudara
Pengelupasan puting sekitar payudara
Kemerahan atau pembesaran pori-pori kulit payudara, yang
dapat menyerupai kulit jeruk
d. Patofisiologi
Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering
terjadi pada sistem duktal, awalnya terjadi hiperplasia sel –sel
dengan perkembangan sel atipik. Sel ini akan berlanjut menjadi
carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Karsinoma
membutuhkan waktu tujuh tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal
sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira –
kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira –kira seperempat dari
kanker payudara telah bermetastasis. Sel kanker akan tumbuh terus
menerus dan sulit untuk dikendalikan. Kanker payudara
bermetastasis dengan menyebar langsung ke jaringan sekitarnya
dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
b. Etiologi
Penyebab kasus baru dari gagal ginjal kronis stadium akhir di
Hong Kong pada tahun 2008 adalah:
Diabetes Melitus 44%
Alasan yang tidak diketahui 20%
Glomerulonefritis 19%
Hipertensi/Penyakit vaskular ginjal 9%
Batu ginjal/obstruksi saluran kemih 3%
Genetik (misalnya penyakit ginjal polikistik, gangguan
di mana kelompok kista
berkembang di dalam ginjal) 4%
Infeksi saluran kemih 1%
(Sumber dari: Catatan Ginjal Otoritas Rumah Sakit
Hong Kong - Penyebab Kasus Gagal Ginjal Stadium
Akhir Baru Tahun 2008)
c. Manifestasi Klinik
Penyakit ginjal dan gagal ginjal kronis tidak menunjukkan gejala
penyakit yang jelas pada stadium awalnya. Gejala ini bisa
mencakup:
Darah dalam urin / urin berwarna seperti teh atau gelap
(hematuria)
Urin berbusa (albuminuria)
Urin berwarna keruh (infeksi saluran kemih)
Rasa nyeri saat buang air kecil
Kesulitan untuk buang air kecil (tidak lancar)
26
D. Leukimia
a. Pengertian
Leukemia merupakan penyakit akibat terjadinya proliferasi
[pertumbuhan sel imatur] sel leikosit yang abnormal dan
ganas, serta sering disertai adanya leukosit dengan jumlah
berlebihan, yang dapat menyebabkan terjadinya anemia
trombositopenia [Hidayat, 2006]
Leukemia merupakan penyakit akibat proliferasi
[bertambah banyak atau multiplikasi] patologi dari sel
pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya
berakibat fatal. [Nursalam, 2005]
Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel-
sel darah putih dalam sum-sum tulang, menggantikan
elemen-elemen sum-sum normal. [Baughman,2000]
b. Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui. Mengutip penelitian-
penelitian para ahli leukemia kemungkinan disebabkan zat-zat
kimiawi, anak cukup rentan mengkonsumsi makanan dan
minuman yang mengandung pengawet. Dugaannya bahan
pengawet tersebut dapat menyebabkan kanker pada anak dan dapat
disebabkan oleh abnormalitas genetic pada sel hematopoetik serta
factor genetic. Radiasi dan sinar radioaktif pun dapat memicu
terjadinya kanker pada anak.
c. Manifestasi Klinik
Anemia
Perdarahan: petekie, purpura, ekimosis, hematuri,
perdarahan gusi, perdarahan orak, perdarahan
gastrointestinal
29
3. Faktor Sosial
Perawat harus mengkaji bagaimana interaksi pasien selama
kondisi terminal, karena pada kondisi ini pasien cenderung menarik
diri, mudah tersinggung, tidak ingin berkomunikasi, dan sering
bertanya tentang kondisi penyakitnya.Ketidakyakinan dan
keputusasaan sering membawa pada perilaku isolasi.Perawat harus
bisa mengenali tanda klien mengisolasi diri, sehingga klien dapat
memberikan dukungan social bisa dari teman dekat, kerabat/keluarga
terdekat untuk selalu menemani klien.
4. Faktor Spiritual
Perawat harus mengkaji bagaimana keyakinan klien akan
proses kematian, bagaimana sikap pasien menghadapi saat-saat
terakhirnya. Apakah semakin mendekatkan diri pada Tuhan ataukah
semakin berontak akan keadaannya. Perawat juga harus mengetahui
disaat-saat seperti ini apakah pasien mengharapkan kehadiran tokoh
agama untuk menemani disaat-saat terakhirnya.
Keyakinan spiritual mencakup praktek ibadah, ritual harus
diberi dukungan.Perawat harus mampu memberikan ketenangan
melalui keyakinan-keyakinan spiritual. Perawat harus sensitive
terhadap kebutuhan ritual pasien yang akan menghadapi kematian,
sehingga kebutuhan spiritual klien menjelang kematian dapat
terpenuhi.
A. Pengkajian
Intervensi:
a. Pengertian
Nyeri adalah pendamping umum dari kelahiran, pertumbuhan,
kematian, dan penyakit; itu terkait erat dengan sifat alami keberadaan
manusia. Kebanyakan nyeri bisa diredakan, dan pasien bisa relatif
bebas rasa sakit. Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman,baik ringan
maupun berat yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa
42
C. Anamnesa
a. Riwayat penyakit sekarang.
Onset nyeri: akut atau kronik, traumatik atau non-traumatik.
Karakter dan derajat keparahan nyeri: nyeri tumpul, nyeri
tajam, rasa terbakar, tidak nyaman, kesemutan, neuralgia.
Pola penjalaran / penyebaran nyeri.
Durasi dan lokasi nyeri.
Gejala lain yang menyertai misalnya kelemahan, baal,
kesemutan, mual/muntah, atau gangguan keseimbangan /
kontrol motorik.
Faktor yang memperberat dan memperingan.
Kronisitas.
Hasil pemeriksaan dan penanganan nyeri sebelumnya,
termasuk respons terapi.
Gangguan / kehilangan fungsi akibat nyeri / luka.
Penggunaan alat bantu.
Perubahan fungsi mobilitas, kognitif, irama tidur, dan
aktivitas hidup dasar (activity of daily living).
Singkirkan kemungkinan potensi emergensi pembedahan,
seperti adanya fraktur yang tidak stabil, gejala neurologis
progresif cepat yang berhubungan dengan sindrom kauda
ekuina.
b. Riwayat pembedahan / penyakit dahulu.
c. Riwayat psiko-sosial.
Riwayat konsumsi alkohol, merokok, atau narkotika.
Identifikasi pengasuh / perawat utama (primer) pasien.
Identifikasi kondisi tempat tinggal pasien yang berpotensi
menimbulkan eksaserbasi nyeri.
45
Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak
dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka,
gunakan asesmen.
Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar
mana yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan
juga lokasi dan durasi nyeri.
0 – 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali.
2 – 3 = sedikit nyeri.
4 – 5 = cukup nyeri.
6 – 7 = lumayan nyeri.
8 – 9 = sangat nyeri.
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan).
3. Comfort scale.
Indikasi: pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat
intensif / kamar operasi / ruang rawat inap yang tidak dapat
dinilai menggunakan Numeric Rating Scale atau Wong-Baker
FACES Pain Scale.
Instruksi: terdapat 9 kategori dengan setiap kategori memiliki
skor 1-5, dengan skor total antara 9 – 45.
Kewaspadaan.
Ketenangan.
48
Distress pernapasan.
Menangis.
Pergerakan.
Tonus otot.
Tegangan wajah.
Tekanan darah basal.
Denyut jantung basal.
Kategori Skor Tanggal/Waktu
Ketenangan 1 – tenang.
2 – agak cemas.
3 – cemas.
4 – sangat cemas.
5 – panik.
Distress pernapasan 1 – tidak ada respirasi spontan dan
tidak ada batuk.
2 – respirasi spontan dengan sedikit /
tidak ada respons terhadap ventilasi.
3 – kadang-kadang batuk atau
terdapat tahanan terhadap ventilasi.
4 – sering batuk, terdapat tahanan /
perlawanan terhadap ventilator.
5 – melawan secara aktif terhadap
49
wajah.
5 – seluruh otot wajah tegang,
meringis
Tekanan darah basal 1 – tekanan darah di bawah batas
normal.
2 – tekanan darah berada di batas
normal secara konsisten.
3 – peningkatan tekanan darah
sesekali ?15% di atas batas normal
(1-3 kali dalam observasi selama 2
menit).
4 – seringnya peningkatan tekanan
darah ?15% di atas batas normal (>3
kali dalam observasi selama 2 menit).
5 – peningkatan tekanan darah terus-
menerus ?15%
Denyut jantung basal 1 – denyut jantung di bawah batas
normal.
2 – denyut jantung berada di batas
normal secara konsisten.
3 – peningkatan denyut jantung
sesekali ?15% di atas batas normal
(1-3 kali dalam observasi selama 2
menit).
4 – seringnya peningkatan denyut
jantung ?15% di atas batas normal
(>3 kali dalam observasi selama 2
menit).
5 – peningkatan denyut jantung terus-
51
menerus ?15%
Skor total
BAB. III
KESIMPULAN
52
Perawatan paliatif tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, karena harus
melibatkan tim khusus seperti dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya yang
profesional dalam bidang spesialisasi paliatif. Mereka bertugas memberikan
dukungan bagi pasien yang menderita penyakit mematikan, dan keluarga pasien
dalam mengadapi persiapan kematian yang tidak terhindari.
Penting bagi pasien agar bisa memiliki akses ke ahli kesehatan yang
mengkhususkan diri dalam kesehatan mental, sehingga mampu membantu mereka
agar lebih kuat menjalani setiap masalah psikologis yang harus mereka hadapi.
Ketakutan tentang masa depan sering menjadi perhatian besar bagi pasien, dan tak
jarang mereka kadang merasa perlu untuk mengungkapkan hal tersebut.
perawatan paliatif yang melibatkan pemberian dukungan emosional, bagi pasien yang
merasa membutuhkannya.
DAFTAR PUSTAKA
54