Anda di halaman 1dari 6

Tugas Keperawatan

Maternitas: Memandikan
Bayi Baru Lahir & Perawatan
Tali Pusat

Kelompok III: Henri Dunan, Gabriel Pelo Penditi, Yosef Desiseratus F.


Dule, Yosefa E. Dianputri, Winfrida Letmau
TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

A. MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR


Memandikan bayi memiliki tantangan tersendiri bagi orang tua terutama bila
mereka baru pertama kali mempunyai seorang bayi. Tidak sedikit dari mereka yang
tidak tahu bagaimana cara memandikan bayi sehingga mereka menyerahkan bayinya
kepada pengasuh atau neneknya (Hidayat, 2007).
Memandikan bayi baru lahir bukanlah hal yang mudah, terutama bagi ibu baru.
Dibutuhkan ekstra hati-hati serta persiapan yang benar agar mandi si kecil tak hanya
berjalan lancar namun juga menyenangkan bagi mereka (Priono, 2010). Bayi yang baru
lahir sebaiknya tidak dimandikan dulu walaupun dengan air hangat, karena belum bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Bayi akan mudah kehilangan panas
dan bisa terjadi hipotermi apabila terlalu lama melakukan kontak dengan udara secara
langsung tanpa menggunakan alat pelindung.
Memandikan bayi dengan cara yang salah dapat mengakibatkan kondisi yang
buruk seperti celaka (jatuh dan tenggelam), air masuk ke dalam telinga atau hidung dan
dapat mengalami hipotermi (Hidayat, 2009).
Mandi mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk kebersihan dan kesehatan
bayi, mandi akan memberikan rasa nyaman bagi tubuh bayi (Parker, 2008). Bayi sering
mengalami gangguan pada kulit, diantaranya adalah biang keringat, eksim popok, dan
eksim susu. Dimana masalah-masalah ini bisa diatasi dengan mudah yaitu mandi
dengan bersih. Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga
agar tubuh bayi bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan adanya infeksi
(Hidayat, 2007)

SOP cara memandikan bayi meliputi:

I. PERSIAPAN:
 Diruang tertutup : dilakukan di kamar, tidak ber-AC atau ruangan lain
asal tidak terbuka agar bayi tidak kedinginan
 2 waslap : 1 untuk menyeka wajah dan badan; 1 lagi untuk daerah
kelamin
 Kapas : untuk membersihkan kotoran di sekitar mata, telinga, dan alat
kelamin
 Kassa steril : untuk membungkus tali pusat yang belum lepas
 Perlak : diletakkan di meja ganti popok atau boks atau tempat tidur bayi

II. PERLENGKAPAN :
 Handuk, sabun dan shampo khusus bayi
 Kosmetik dan minyak penghangat : bedak bayi, sisir khusus bayi,
minyak telon
 Pakaian ganti : bedong, baju, dan popok
 Air hangat : tuang air hangat ke bak setinggi ¼ bak jika ukuran bak
cukup besar atau ½ bak jika ukurannya kecil. Ukur kehangatan air
dengan mencelupkan siku lengan

III. CARA MEMANDIKAN :


1. Letakkan bayi di atas perlak, lepaskan seluruh pakaiannya.
2. Jika tali pusat belum lepas, lepaskan kassa yang membungkus tali
pusat. Jika lengket, siram dengan air hangat.
3. Jika buang air besar/buang air kecil, bersihkan dengan kapas
4. Ambil waslap pertama untuk menyeka wajah, celupkan ke dalam air di
bak, peras sedikit, lalu seka lembut secara berurut : wajah, lengan,
badan, punggung, kaki
5. Ganti dengan waslap kedua, celupkan ke dalam air di bak, lalu
bersihkan daerah sekitar kelamin.
6. Ganti dengan waslap pertama kembali, bubuhi sabun; sabuni seluruh
tubuh bayi dari tangan hingga kaki. Usahakan telapak tangan tidak
terkena sabun karena bayi sering memasukkan tangan ke mulut. Alat
kelamin boleh disabuni (gunakan waslap kedua).
7. Angkat bayi, masukkan ke dalam bak. Caranya : selusupkan tangan kiri
di bawah leher dan kepala bayi, ibu jari menutup telinga kanan dan jari
tengah menutup telinga kiri.
8. Dengan tangan kanan, rapatkan kedua kaki bayi, posisi telunjuk di
antara kedua kaki.
9. Bayi siap diangkat untuk dimasukkan ke dalam bak mandinya.

IV. DALAM BAK MANDI :


10. Posisi bayi di air harus lebih rendah dari kepala. Lepaskan tangan
kanan dari kakinya, lalu bilas tubuh bagian depan, tangan dan kaki
hingga bersih. Tubuh bagian belakang bisa dibilas tanpa harus
membalikkan badan bayi.
11. Jika pun ingin mencoba membalikkan badannya, caranya : lepaskan
ibu jari anda di telinga kanan si kecil, lalu tutup telinganya dengan ibu
jari tangan kanan; sementara jari tengah/telunjuk kanan menggantikan
jari tengah yang menutup telinga kanan; telapak tangan kiri tetap
menyangga kepala bayi, lalu balikkan tubuh bayi ke arah kanan secara
perlahan, baru kemudian telapak tangan kiri digunakan untuk
menyiram tubuh bayi.
12. Jika ingin mengeramasi rambut bayi, lakukan sebelum membilas
tubuhnya. Caranya : beri sedikit shampo di rambut, usap lembut hingga
shampo merata, lalu bilas dengan air hingga busa shampo tidak bersisa,
diikuti membilas seluruh tubuh hingga tidak bersisa busa sabun
sedikitpun.
13. Bayi siap diangkat dari bak mandinya. Kembalikan tangan kanan ke
posisi semula di kaki bayi. Letakkan di atas handuk. Keringkan dengan
lembut dari wajah, rambut, tangan, tubuh, bagian kelamin hingga kaki.

V. SENTUHAN AKHIR :
14. Bersihkan tali pusat dengan kapas, bungkus dengan kassa steril yang
kering. Caranya seperti membedong, yaitu berbentuk segitiga. Jika tali
pusat pendek, kassa cukup dibuat simpul. Yang penting, pangkal tali
pusat harus tertutup rapat.
15. Gosok seluruh tubuh dengan minyak telon. Jangan pakai minyak kayu
putih karena terlalu keras untuk kulit bayi yang sensitif.
16. Bedaki perut dan punggung. Daerah kelamin tidak perlu dibedaki.
Jikapun mau, tipis saja.
17. Pakaikan popoknya, baju, lalu bedong. Terakhir, sisir rambutnya.

B. PERAWATAN TALI PUSAT


Tali pusat merupakan jalan masuk utama infeksi sistemik pada bayi baru lahir
(Shafique. 2006). Perawatan tali pusat secara umum bertujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi dan mempercepat putusnya tali pusat. Infeksi tali pusat pada
dasarnya dapat dicegah dengan melakukan perawatan tali pusat yang baik dan benar,
yaitu dengan prinsip perawatan kering dan bersih. Banyak pendapat tentang cara
terbaik untuk merawat tali pusat. (Permanasari, DK. 2009, dalam asiyah 2017)
Dore (1998) dan WHO (1998) tidak merekomendasikan pembersihan tali pusat
menggunakan alkohol karena memperlambat penyembuhan dan pengeringan luka.
WHO menjelaskan bahwa aplikasi antimikrobial topikal pada tali pusat masih
kontroversi dan hasil dari beberapa penelitian masih belum dapat disimpulkan apakah
aplikasi antimikrobial topikal adalah zat terbaik dalam menjaga tali pusat tetap bersih.
Penggunaan antimikrobakterial juga cenderung meningkatkan pembiayaan.
Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa dengan membiarkan tali pusat
mengering, tidak ditutup, hanya dibersihkan setiap hari dengan air bersih, merupakan
cara paling efektif dan murah untuk perawatan tali pusat. (Sodikin, 2009, dalam asiyah
2017).

Diameter tali pusat antara 1cm -2,5cm, dengan rentang panjang antara 30cm-
100cm, rata-rata 55cm, terdiri atas alantoin yang rudimenter, sisa-sisa omfalo
mesenterikus, dilapisi membran mukus yang tipis, selebihnya terisi oleh zat seperti
agar-agar sebagai jaringan penghubung mukoid yang disebut jeli whartor. Setelah tali
pusat lahir akan segera berhenti berdenyut, pembuluh darah tali pusat akan menyempit
tetapi belum obliterasi, karena itu tali pusat harus segera dipotong dan diikat kuat-kuat
supaya pembuluh darah tersebut oklusi serta tidak perdarahan (Retniati, 2010, dalam
Asiyah 2017).

Perawatan tali pusat menurut JNPK-KR Depkes dan Kemenkes RI sebagai berikut:

1. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan


apapun ke puntung tali pusat.
2. Mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih diperkenankan, tetapi
tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah/lembab
3. Lipat popok di bawah puntung tali pusat
4. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan
sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain
bersih
Hal ini sesuai dengan anjuran Kemenkes RI (2011) bahwa tindakan pada bayi baru
lahir meliputi:
 Jaga kebersihan selama persalinan
 Cegah infeksi kuman pada bayi. Begitu bayi lahir, beri salep antibiotik
pada mata bayi
 Jaga tali pusat selalu bersih, kering, dan biarkan terbuka (jangan
dibungkus)
 Jangan diberi ramuan apapun. Jika kotor, bersihkan dengan kain bersih
dan air matang

Perawatan tali pusat yang tidak baik menyebabkan tali pusat menjadi lama
lepas. Risiko bila tali pusat lama lepas adalah terjadinya infeksi tali pusat dan Tetanus
Neonatus ( TN ) (Saifuddin, 2008). Spora kuman Clostridium tetani masuk ke dalam
tubuh bayi melalui pintu masuk satu-satunya, yaitu tali pusat, yang dapat terjadi pada
saat pemotongan tali pusat ketika bayi lahir maupun pada saat perawatannya sebelum
puput (terlepasnya tali pusat) (Saifuddin, 2001, dalam Asiyah 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Zakiyyah,Ekasari,Hanifah, 2017, Pendidikan Kesehatan dan Pelatihan Memandikan Bayi.

Asiyah, Islami, Lailatul, 2017, Perawatan Tali Pusat Teruka Sebagai Upaya Mempercepat
Pelepasan Tali Pusat.

Anda mungkin juga menyukai