NAMA MAHASISWA :
POPY DIAH LESTARI ( 20613376 )
META CAHYANINGTYAS ( 20613364)
PURI ARDANA PUTRI ( 20613343)
MAHMUD MAHMUDI ( 20613365 )
1. Memandikan Bayi
a) Pengertian
Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh bayi
bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi (Hidayah, 2015). Prinsip dalam
memandikan bayi yang harus diperhatikan adalah mempertahankan kehangatan bayi setelah
diamndikan dan menjaga agar air tidak masuk ke hidung, mulut atau telinga yang dapat
mengakibatkan aspirasi. Memandikan bayi merupakan alat komunikasi antara orang tua dengan
bayi, karena saat mandi orang tua biasanya melakukan sentuhan, usapan dan bicara langsung
walaupun bayi tidak mengerti arti ucapan tersebut. Jarang ditemui bayi yang takut air, sebab air
bagi bayi sudah merupakan hal yang biasa sewaktu bayi masih janin sudah berenang dengan
ketuban dalam kandungan. Itulah sebabnya jika kita membatasi bayi bermain dengan air pada
saat memandikan bayi akan menangis (Silaban, 2013).
Memandikan bayi bagi Ibu nifas merupakan pekerjaan yang berat dan membingungkan
karena kondisi tali pusat yang masih basah selain itu Ibu juga takut akan terjadi infeksi karena
kondisi tali pusat yang masih basah, ditambah lagi dengan kondisi Ibu setelah proses persalinan
yang melelahkan dan bertambah sulit jika Ibu bersalin post Sectio Secaria akan terlalu lama
dalam menjalankan proses persalinan. Namun jika mereka mengetahui tujuan dan pentingnya
memandikan bayi maka hal itu bukanlah pekerjaan yang berat terkadang Ibu nifas menyerahkan
anaknya pada baby sister, pembantu atau kepada orang tuanya untuk memandikan sayng bayi.
Factor-faktor yang dapat mempengaruhi cara memandikan bayi adalah pengetahuan,
pendidikan, pengalaman, dukungan suami atau keluarga dan penolong persalinan yang lalu,
pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap dan menerima informasi kesehatan,
semakin tinggi pendidikan seseorang biasanya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih
luas sehingga akan lebih mudah menerima informasi kesehatan, bagi orang tua yang
berpendidikan tinggi tidak sulit untuk memandikan bayinya sendiri (Notoatmodjo, 2012).
Tujuannya
1. untuk menjaga kebersihan
2. memberikan rasa segar
3. memberikan rangsangan pada kulit
PROSEDUR
C. Tahap orientasi
1. Berikan salam, panggil klien/keluarga dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan pada keluarga
D. Tahap kerja
1. Berikan kesempatan klien atau keluarga untuk bertanya sebelum kegiatan dimulai
2. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
3. Mulai tindakan dengan cara yang baik
4. Berikan privasi pada klien
5. Pastikan bayi dalam posisi nyaman dalam pegangan atau terbaring dalam incubator
6. Periksa kembali temperatur air dengan suhu (37-38 derajat) hangat- hangat kuku, air dalam
waskom hanya digunakan untuk membasuh (sponge bathing) dan membersihkan rambut
7. Usap mata dari kantus dalam ke luar. Gunakan air bersih dan bagian yang berbeda untuk tiap
mata.
8. Bersihkan wajah dengan lembut. Gunakan air biasa tanpa menggunakan sabun
9. Pegang bayi dengan aman, gunakan foot ball hold, basahi rambut dengan air secara lembut
10. Usapkan sampo bayi dengan menggunakan waslap, bilas rambut dan keringkan kulit kepala
dengan cepat
11. Bersihkan telinga dengan gerakan memutar dan gunakan bagian yang berbeda untuk tiap-tiap
telinga.
12. Setelah melepas selimut mandi atau pakaian bayi, bersihkan leher, dada, lengan dan
punggung dengan cara yang sama.
13. Bersihkan tubuh dengan sabun dan air, bilas dengan hati-hati dan keringkan bagian tubuh
yang dibersihkan sebelum berpindah ke bagian lain
14. Bersihkan bagian genetalia
15. Bilas bayi hingga bersih.
16. Keringkan bayi dengan handuk dan diletakkan di atas meja
17. Perhatikan kelainan-kelainan pada bayi
18. Perawatan tali pusat
19. Kenakan pakaian bayi dengan lengkap ( celana / popok tidak menutupi tali pusat atau lipatan
popok di bawah tali pusat
20. Sisir rambut kemudian rapikan tempat tidur bayi
21. Kembalikan bayi kepada orang tua
22. Bereskan semua alat-alat
23. Perawat mencuci tangan
NILAI-NILAI KEISLAMAN
ْف يُ ِحبُّ النَّظَافَةَ َك ِر ْي ٌم يُ ِحبُّ ْال َك َر َم َج َوا ٌديُ ِحبُّ ْال َج َوا َدفَنَظِّفُوْ ااَ ْفنَ ْيتَ ُك ْم َ طيِّبٌ ي ُِحبُّ الطَّي
ٌ ِّب نَ ِظي َ ََعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اِ َّن هللا
"An sa’dibni abi waqqasin ’an abihi ’aninnabiyyi sallallahu ’alaihi wasallama innallaha tayyibun
yuhibbuttayyiba nadifun yuhibbunnadifa karimun yuhibbulkarama jawadun yuhibbuljawada
fanaddifu afnaitakum."
Artinya: "Dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang
menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang
menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah
tempat-tempatmu." (HR. Tirmizi).