Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULAN PRAKTIK KLINIK

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama : Gerra Gorety


Semester : Semester 1
Kompetensi Tindakan : Memandikan bayi (Target kompetensi)
Stase : KDPK

A. Latar Belakang
Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar
tubuh bayi bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi (Hidayah,
2015). Prinsip dalam memandikan bayi yang harus diperhatikan adalah
mempertahankan kehangatan bayi setelah diamndikan dan menjaga agar air tidak
masuk ke hidung, mulut atau telinga yang dapat mengakibatkan aspirasi.
Memandikan bayi merupakan alat komunikasi antara orang tua dengan bayi,
karena saat mandi orang tua biasanya melakukan sentuhan, usapan dan bicara
langsung walaupun bayi tidak mengerti arti ucapan tersebut. Jarang ditemui bayi
yang takut air, sebab air bagi bayi sudah merupakan hal yang biasa sewaktu bayi
masih janin sudah berenang dengan ketuban dalam kandungan. Itulah sebabnya
jika kita membatasi bayi bermain dengan air pada saat memandikan bayi akan
menangis (Silaban, 2017).
Mandi mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk kebersihan dan kesehatan bayi,
mandi akan memberikan rasa nyaman bagi tubuh bayi (Choirunisa, 2019). Memandikan bayi
adalah cara yang tepat bagi ibu untuk mengajarkan cara membersihkan tubuh mereka sendiri
(Anik, 2015). Dampak memandikan bayi dengan cara yang tidak tepat dapat mengakibatkan
kondisi yang buruk seperti celaka (jatuh dan tenggelam), air masuk ke dalam telinga atau hidung
dan dapat menyebabkan bayi mengalami cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan
hipotermia (Puspita, 2013).
Memandikan bayi harus dipahami sebagai aktivitas yang lebih dari sekedar
ritual membersihkan badan bayi. Mandi merupakan salah satu cara untuk
melakukan stimulasi multisensorik. Menurut Sekartini (2013) stimulus sensorik
memegang peranan penting agar bayi dapat bertumbuh kembang dengan baik.
Hal ini disebabkan oleh pemberian stimulus multisensorik saat mandi dapat
merangsang perkembangan otak atau kognitif bayi, sehingga tumbuh menjadi
anak yang cerdas dan kreatif. Stimulasi juga berhubungan erat dengan
pembentukan ikatan atau bonding antara anak dengan orang tuanya, khususnya
ibu. Oleh karena itu, orangtua harus berani memandikan bayinya sendiri sebab
waktu mandi bayi mendapatkan banyak stimulus (Ramadhan, 2015).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ririn Alawiyah, Yuna Trisuci Aprilia (2018) yang
berjudul Faktor Yang Berhubungan Dengan Cara Ibu Memandikan Bayi di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya, didapatkan hasil penelitian yaitu
dari uji statistik, terdapat 3 faktor yang berhubungan dengan cara ibu memandikan bayi. Yang
pertama adalah faktor pengetahuan ibu dengan p-value sebesar 0,022 dengan hasil analisis
menunjukan bahwa pengetahuan ibu berhubungan dengan cara ibu memamdikan bayi. Kedua
adalah faktor pendidikan dengan hasil uji statistic menunjukan pvalue sebesar 0,012 yang berarti
ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan cara memandikan bayinya. Ketiga adalah
faktor sumber informasi yang di dapatka oleh ibu, dengan hasil uji statistik didapatkan p-value
sebesar 0,019 dengan hasil analisis terdapat hubungan antara sumber informasi dengan cara ibu
memandikan bayi.

B. Tujuan
Memandikan bayi adalah membersihkan kotoran yang menempel pada tubuh bayi
Menurut Ririn (2018) tujuan memandikan bayi yaitu:
1. Memberikan rasa nyaman
2. Memperlancar sirkulasi darah
3. Mencegah infeksi
4. Meningkatkan daya tahan tubuh
5. Menjaga dan merawat integritas kulit
6. Mempererat komunikasi Ibu dan Anak

C. Manfaat
Manfaat mahasiswa dalam melakukan praktik memandikan bayi yaitu :
1. Mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman lebih selama praktik dilapangan.
2. Mahasiswa mampu mendapatkan perbedaan antara teori dan praktik lahan serta dapat menarik
kesimpulan dari tindakan yang dilakukan.
.
D. Indikasi
Memandikan bayi boleh dilakukan saat :
1. Memandikan bayi bisa dilakukan setelah suhu tubuh bayi stabil yaitu sedikitnya 4 sampai 6
jam setelah kelahiran.
2. Tidak ada yang mengganggu dan harus tenang
3. Tidak sedang sibuk
4. Percaya diri
5. Jika capek dan belum tenang ada baiknya beristirahat sejenak setelah itu baru
memandikan bayi.
6. Memandikan bayi sebaiknya dilakukan sebelum bayi diberi makan, tetapi tidak dalam
keadaan terlalu lapar.
7. Apabila bayi sudah makan sebelum mandi, tunggu 15-20 menit baru dimandikan.
8. Temperatur air untuk mandi, air tersebut harus terasa hangat dan
nyaman pada pergelangan tangan bagian dalam (kira-kira 36,63 sampai
37,19°C).
9. Ruangan tempat mandinya, jangan kurang dari 250C, dijaga agar tetap hangat, dan
jaga agar ruangan bayi bebas dari hembusan angin (Ramadhan, 2015)

E. Kontra Indikasi
Menurut Bobak (2014) hal-hal yang perlu dihindari saat memandikan bayi :
1. Memandikan bayi saat suhu bayi < 36,6°C
2. Memandikan bayi < 4-6 jam
3. Hindari penggunaan parfum, lotion, bedak dan bahan kimia lain karena dapat menyebabkan
ruam di kulit.
4. Hindari memandikan bayi dibawah kucuran air yang mengalir; suhu air bisa berubah dan bayi
bisa kepanasan atau kedinginan dalam waktu cepat.
F. Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang perlu disiapkan saat memandikan bayi menurut Sukesi (2016) antara lain :
1. Bak mandi diisi air hangat 37 derajat celcius
2. Pakaian bayi (baju bayi, popok, planel, tutup kepala)
3. Handuk
4. Tempat pakaian kotor
5. Sabun mandi bayi
6. Shampoo bayi
7. Kapas cebok
8. Waslap 2 buah
9. Celemek plastik
10.Tempat sampah

G. Prosedur tindakan
Langkah-langkah memandikan bayi menurut (Setiyani, 2016) :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pastikan suhu ruangan normal, suhu harus 20-25 ̊C, AC dan kipas angin tidak boleh
dihidupkan
3. Tuangkan air kedalam bak mandi bayi dan cek temperature. Air dingin
dituangkan secukupnya, banyak air jangan melebihi setengah dari bak bayi,
dan gunakan siku atau pergelangan tangan bagian dalam
4. Cuci tangan dan keringkan
5. Lepaskan pakaian bayi. Buka satu persatu dan tutup kembali dengan handuk
agar bayi tidak kedinginan kecuali kepala
6. Bersihkan kemaluan/ genetalia bayi dengan menggunakan kapas yang dibasahi
terlebih dahulu, buka kain penutup. Bila perempuan bersihkan daerah pubis,
labia mayora dan minora serta anus dan jika laki-laki tarik preputium ke
belakang kemudian bersihkan, lalu bagian buah zakar (skrotum) dan anus.
Bersihkan area tersebut dari arah depan ke belakang. Ganti kapas setelah
sekali pakai. Dianjurkan memakai sarung tangan pada saat kontak dengan
secret bayi
7. Bersihkan muka dan keramasi kepala bayi. Bersihkan muka dengan waslap
basah dan gosokkan sampo ke tangan, lalu usapkan ke kepala bayi
8. Basahi badan dan sabuni seluruh tubuh. Menggunakan waslap, lap leher dada
perut, ketiak, tangan, punggung (miringngkan badan dan kepala terlebih
dahulu), paha. Kaki dibersihkan menggunakan waslap dengan terlebih dahulu
membuka handuk yang menutupi tubuh lalu apabila selesai tutup kembali.
Sabuni dengan cara yang sama menggunakan waslap.
9. Pindahkan bayi ke dalam bak mandi bayi. Pegang bayi dengan tangan kiri
secara aman yaitu dengan jari-jari kiri dibawah ketiak bayi dan ibu jari di
sekeliling bahu, tangan yang lain menahan bokong dan tungkai kaki
10.Bersihkan kepala dan badan bagian depan bayi. Shampoo dibersihkan dengan
mengusapkan air ke kepala secara hati-hati. Jangan terkena mata dan masuk ke
telinga, lalu basuh tubuh bagian depan berturut-turut leher, dada, ketiak,
lengan, perut, kemaluan, paha dan kaki dengan usapan lembut sampai bersih
11.Balikkan badan dan bersihkan punggung bayi. Posisi lengan diubah, posisi
lengan kanan bertugas berada di depan dada bayi dan jari-jari tangan kanan
memegang ketiak kiri bayi, lalu basuh punggung, bokong, anus bayi secara
lembut sampai bersih
12.Angkat bayi, sama seperti memindahkan bayi
13.Keringkan bayi dan rapikan bayi. Letakkan diatas handuk mandi yang sudah
disiapkan, lalu segera keringkan tubuh bayi sampai bena-benar kering
14.Berikan minyak, dan pakaikan pakaian bayi
15.Bersihkan alat.
16.Cuci tangan dan kering

H. Referensi
Alawiyah, Ririn. 2018. Faktor yang Berhubungan dengan Cara Ibu Memandikan Bayi di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya.
Tasikmalaya : Universitas Respati Indonesia.
Bobak. 2014. Buku ajar Keperawatan. Jakarta: EGC
Choirunisa, Ana M. 2019. Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita.
Yogyakarta: Moncer Publisher.
Hidayah, N., Santosa, B. R., dan Rukayani, S. A. 2015. Gambaran Pengetahuan
Ibu Nifas Tentang Memandikan Bayi Di Klinik Firdaus Banjarmasin. Jurnal
Dinamika Kesehatan, 6(1).
Maryunani, Anik. 2015. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans
Info Media.
Maryunani, A., & Puspita, E. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal (1st ed.). Jakarta: Trans Info Media.
Mobarak, A. A., & Mohamed, T. 2018. Effect of Massage Therapy on Weight
Gain and Hospital Stay for Premature Neonates, 7(2), 37–42.
https://doi.org/10.9790/1959-0702093742.
Ramadhan RS. 2015. Alasan Mengapa Orangtua Wajib Memandikan Anaknya Sendiri. CNN
Indonesia. 2015 Pebruari 22 [diunduh 30 Oktober 2022] Tersedia
dari:http://m.cnnindonesia.com/.
Sekartini R, Tikoalu J. 2013. Air Susu Ibu dan Tumbuh Kembang Anak. Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Diunduh dari:
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-tumbuh-kembang-anak.
Setiyani, Astuti, dkk. 2016. Modul Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Tim P2M2.
Silaban, N. Y. 2017. Gambaran Pengetahuan Ibu Primipara tentang Cara Memandikan
Bayi di Klinik Eliza Tuti Simpang Limun Medan Amplas. Jurnal Ilmiah
Keperawaran IMELDA, 3(1) : 233-240.
Sukesi, Astuti setiani, asyuananik, 2016. Modul Bahan Ajaran Cetak Kebidanan
Praktikum Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Anak Prasekolah. Kemenkes RI.

Menyetujui, Pati, 31 Oktober 2022


Pembimbing Lahan Mahasiswa

............................................ Gerra Gorety

Anda mungkin juga menyukai