Anda di halaman 1dari 6

ANALISA SINTESA TINDAKAN MEMANDIKAN BAYI

PADA BAYI Ny. N DI BANGSAL KEBIDANAN


RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO

DISUSUN OLEH :

INTAN MUTMAINAH SARTIKA


NIM. 202114060

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN MEMANDIKAN BAYI
PADA BAYI Ny. N DI BANGSAL KEBIDANAN RS PKU SUKOHARJO

Hari/tanggal : Senin, 22 November 2021

Jam : 15.00 WIB

Tempat : Bangsal Kebidanan

A. Latar Belakang
Memandikan bayi merupakan suatu cara membersihkan tubuh bayi dengan
air dengan cara menyiram, merendam diri dalam air berdasarkan urut-urutan
yang sesuai. Memandikan bayi baru lahir bukanlah hal yang mudah, terutama
bagi ibu baru. Dibutuhkan ekstra hati-hati serta persiapan
yang benar agar mandi si kecil tak hanya berjalan lancar namun juga menyenan
gkan bagi mereka.
Memandikan bayi merupakan saat-saat yang menyenangkan untuk
membangun hubungan yang sangat erat antara ibu dan anak. Jika bayi sedang
gelisah, maka mandi dengan air hangat akan menjadi hal yang baik untuk
menenangkan dan membantunya untuk dapat tidur dengan nyaman. Mandi
mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk kebersihan dan kesehatan bayi,
mandi akan memberikan rasa nyaman bagi tubuh bayi.
B. Tujuan
Tujuan memandikan bayi yaitu:
1. Untuk memberikan rasa nyaman

2. Untuk memperlancar sirkulasi darah

3. Untuk mencegah infeksi

C. Manfaat

Manfaat memandikan bayi:


1. Memandikan bayi dapat meningkatkan daya tahan tubuh

2. Memandikan bayi dapat menjaga dan merawat integritas kulit

3. Dapat menghindarkan bayi dari alergi akibat keringat


D. Tinjauan Teori
Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar
tubuh bayi bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi. Prinsip
dalam memandikan bayi yang harus diperhatikan adalah mempertahankan
kehangatan bayi setelah dimandikan dan menjaga agar air tidak masuk ke
hidung, mulut atau telinga yang dapat mengakibatkan aspirasi.

a. Persiapan alat :
1) Ember mandi bayi
2) Waslap
3) Handuk
4) Sabun bayi
5) Sisir
6) Baju ganti bayi
7) Kain bedong
b. Fase orientasi
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri dan identifikasi pasien
3) Menjelaskan langkah dan prosedur
4) Menanyakan kesiapan pasien
c. Fase kerja
1) Cuci tangan
2) Lepaskan semua pakaian bayi, kecuali popoknya.
3) Bungkus bayi dalam handuk untuk menjaganya tetap hangat
4) Basuh muka dan mata bayi dengan kapas/ waslap yang sudah
dibasahkan dengan air hangat. Jika menggunakan kapas, pastikan
hanya digunakan sekali pakai
5) Bersihkan pantat dari tinja sebelum dimandikan agar air mandi tetap
bersih, Bersihkan kelamin bayi dengan hati-hati
6) Lepaskan popok dan masukan bayi ke dalam bak mandi.
7) Letakkan salah satu tangan dibagian belakang dan pegang  bayi dari
bawah ketiaknya, dengan pergelangan tangan menyangga kepala bayi
Pakai sarung tangan
8) Bayi disabun mulai dari leher, dada, perut (tali pusat disabun dari
ujung ke pangkal, bila ada kasa buang di bengkok) dilanjutkan
kebagian kaki, terakhir kepala dan lengan
9) Bilas bayi mulai dari muka, lengan, dada, perut, paha, dan kaki.
10) Bayi diposisikan telungkup, kemudian bersihkan leher belakang,
tengkuk, punggung, dan pantat
11) Bayi dikeringkan dengan handuk
12) Bayi diberi pakaian lengkap
13) Cuci tangan
d. Fase terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan
2) Melakukan rencana tindak lanjut
3) Berpamitan
E. Analisa Data

1. Identitas pasien

Nama pasien : By. Ny. N

Umur :24 tahun

Alamat : Jejeran RT 02 RW 09, Toriyo, Bendosari, Sukoharjo

Diagnosa medis: P₁A₀ dengan post sectio caesaria

2. Analisa data

Analisa Data Etiologi Problem


Ds : Defisit Kelemahan
perawatan diri
- pasien mengatakan bekum
bisa memandikan bayi secara
mandiri karena baru saja
operasi sectio caesaria

DO:

- pasien tampak meringis


kesakitan karena post sectio
caesaria

F. Masalah Utama

Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan

G. Evaluasi Tindakan

Interna (Teori) Eksterna (praktik lapangan)


Menurut teori keperawatan dalam Pada saat praktik lapangan perawat
melakukan tindakan memandikan bayi sudah melakukan sesuai dengan SOP.
perawat harus sesuai dengan SOP
yang telah dibuat.

H. Kesimpulan dan Saran

Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan tugastugas
perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus,
perubahan fungsi blass dan bowel. Pengetahan tentang keadaan umum bayi, tanda
vital bayi, perubahan karakteristik faces bayi, kebutuhan emosional dan
kenyamanan, kebutuhan minum, perubahan kulit. Ketrampilan melakukan
perawatan diri sendiri (nutrisi dan personal hyhiene, payu dara) dan kemampuan
melakukan perawatan bayi (perawatan tali pusat, menyusui, memandikan dan
mengganti baju/popok bayi, membina hubungan tali kasih, cara memfasilitasi
hubungan bayi dengan ayah, dengan sibling dan kakak/nenek). Keamanan bayi
saat tidur, diperjalanan, mengeluarkan secret dan perawatan saat tersedak atau
mengalami gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan jadwal imunisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Herdman & Kamitsuru. 2015. NANDA International, Diagnosis, Keperawatan :
Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC.

PPNI,T.P. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi


dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai