Anda di halaman 1dari 9

Journal health and Science ; Gorontalo journal

health & Science Community


Volume 5 ; Nomor 1 April Tahun 2021
ISSN e: 2656-9248

ASMA BRONKIAL DENGAN BERSIHAN JALAN NAFAS


DI RSUD PASAR REBO

Kurniati Nawangwulan1 Lidya Leni2


Akademi Keperawatan Berkala Widya Husada 1, 2
ragilsharon@yahoo.co.id

Abstrak

Menurut Organisasi Kesehatan Word 2017, di Indonesia ada 300 juta anak yang menderita asma bronkial,
225% anak-anak meninggal karena asma bronkial di seluruh dunia, sementara di Indonesia mencapai
24.773 orang dari jumlah total kematian dan menempatkan Indonesia di urutan ke 19 dunia karena asma
bronkial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan selama 3 hari pada asma bronkial dengan pembersihan jalan nafas yang tidak efektif.
Studi kasus dengan intervensi penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam mengumpulkan
data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi perpustakaan. Subjek dalam penelitian ini
adalah orang tua dan dua klien anak-anak yang menderita asma bronkial. Hasil pengumpulan data
menunjukkan secara etiologi bahwa asma bronkial pada kedua klien disebabkan oleh alergi dan aktivitas
berlebihan (100%) sesuai dengan teori. Diagnosis keperawatan klien 1 dan 2 berjumlah 60% sesuai dengan
teori. Perencanaan keperawatan untuk klien 1 dan klien 2 untuk diagnosis asma bronkial sesuai dengan
teori (100%). Evaluasi pada kedua klien semua tujuan tercapai dan masalah teratasi.

Kata kunci: Asma Bronkial, Perawatan Anak

BRONCIAL ASMA WITH CLEAN ROAD OF NAFAS


IN RSUD PASAR REBO

Abstrac
According to the 2017 Word Health Organization, in Indonesia there are 300 million children suffering from
bronchial asthma, 225% of children die of bronchial asthma throughout the world, while in Indonesia it
reaches 24,773 people from the total number of deaths and puts Indonesia 19th in the world due to bronchial
asthma. The purpose of this study is to get a real picture in providing nursing care for 3 days in bronchial
asthma with ineffective airway clearance. Case studies with research interventions use descriptive qualitative
methods in collecting data by means of interviews, observation, documentation, and library studies. The
subjects in the study were both parents and two clients of children who had bronchial asthma. The results of
data collection showed in etiology that bronchial asthma in both clients was caused by allergies and excessive
activity (100%) in accordance with the theory. Nursing diagnoses of clients 1 and 2 amounted to 60% according
to the theory. Nursing planning for client 1 and client 2 for diagnosis of bronchial asthma in accordance with
the theory (100%). Evaluation on both clients all goals are achieved and the problem resolved.

Keywords: Bronchial Asthma, Child Nursing Care


© 2021 – Kurniati Nawangwulan
Under the license CC BY-SA 4.0

179
Journal health and Science ; Gorontalo journal
health & Science Community
Volume 5 ; Nomor 1 April Tahun 2021
ISSN e: 2656-9248

1. PENDAHULUAN inflamasi kronis di jalan napas. Dasar


Berdasarkan data Global initiative for penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus
Asthma, terdapat 300 juta anak di seluruh dan obstruksi jalan napas. Gejala asma adalah
dunia menderita penyakit asma bronkhial gangguan pernapasan (sesak), batuk
pada berbagai kelompok usia dan semakin produktif terutama dimalam hari atau
meningkat terutama di negara maju. Angka menjelang pagi, dan dada terasa tertekan (2)
mobilitas dan mortalitas terus meningkat baik Pengetahuan mengenai penyakit asma
di Indonesia maupun di dunia sehingga perlu bronkhial sangat penting dalam pengelolaan
perhatian yang serius. Dalam penanganan dan mengontrol kekambuhan asma bronkhial
penyakit ini penyakit asma bronkhial di dunia . Pasien dan keluarga yang memahami
menduduki peringkat ke 5 besar sebagai penyakit asma bronkhial akan menyadari
penyebab kematian (1). bahaya yang di hadapi bila menderita asma
Menurut data (RISKESDAS, 2013)(2), bronkhial sehingga pasien akan berusaha
prevelensi asma bronchial pada anak untuk menghindari faktorfaktor pencetus
mencapai 3,5% dari jumlah seluruh asma bronkhial seperti olahraga, alergen,
penduduk di Indonesia. Menurut Kemenkes asap, debu, bau menyengat, pilek, virus,
RI, 2011 , di Indonesia penyakit asma masuk emosi, stress, cuaca dan polusi. Individu yang
kedalam 10 besar dari penyebab kematian. memiliki penyakit asma bronkhial, saluran
Survei dari riset kesehatan dasar (2013), pernapasannya lebih sensitif di bandingkan
prevelensi penyakit asma bronkhial di orang lain. Ketika paru-paru teriritasi maka
Indonesia adalah sebesar 4,5% yang otot-otot saluran pernapasan menjadi kaku
mencakup semua umur penderita asama dan membuat saluran tersebut menyempit
bronkhial. Kemudian menurut (Depkes RI, dan akan terjadi peningkatan produksi dahak
2009)(3), penyakit asma bronkhial paling yang menjadikan bernapas makin sulit
banyak ditemukan di negara maju yang dilakukan (4).
terutama tingkat polusi udaranya tinggi baik Asma merupakan penyakit kronis saluran
dari asap kendaraan maupun debu padang pernafasan yang ditandai oleh inflamasi,
pasir. Asma brokhial adalah gangguan peningkatan reaktivitas terhadap berbagai
180
Journal health and Science ; Gorontalo journal
health & Science Community
Volume 5 ; Nomor 1 April Tahun 2021
ISSN e: 2656-9248

stimulus, dan sumbatan saluran nafas yang Mojosongo Kota Surakarta ( Dinkes
bisa kembali spontan atau dengan Surakarta, 2015 ).
pengobatan yang sesuai. Kasus asma Berdasarkan data dari medical record
meningkat insidennya selama lebih dari lima yang diproleh oleh penulis dari catatan medis
belas tahun, baik di negara berkembang khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah
maupun di negara maju. Beban global untuk Pasar Rebo Jakarta Timur diruangan Mawar
penyakit ini semakin meningkat. Dampak lantai VI, diambil dari bulan November 2015
buruk asma meliputi penurunan kualitas sampai dengan bulan April tahun 2016 (
hidup, produktivitas yang menurun, selama 6 bulan terakhir ) tingkat kejadian
ketidakhadiran di sekolah, peningkatan biaya penyakit Asma pada anak diruangan Mawar
kesehatan, risiko perawatan di rumah sakit berjumlah 20 anak positif menderita penyakit
dan bahkan kematian(5). Penyakit asma di Asma bronkial ( 1,62% ) dari data jumlah
Indonesia termasuk dalam sepuluh besar pasien sekitar 1212 yang dirawat dengan
penyakit penyebab kesakitan dan kematian penyakit yang berbeda ( Medical Rrcord
(6). 2019 ).
Hasil studi pendahuluan yang peneliti Sesuai data diatas perawat dituntut untuk
lakukan pada tanggal 06 Juni 2016 di Dinas meningkatkan perannya dengan menekan
Kesehatan Kota Surakarta dengan melihat tingginya angka kejadian penyakit Asma.
data dari 17 puskesmas di Surakarta untuk Perawat harus mampu melakukan upaya
angka kejadian asma pada tahun 2013 Promotif dengan memberikan pendidikan
terdapat total penderita asma sebanyak 2.112 kesehatan kepeda klien, keluarga dan
penderita, sedangkan pada tahun 2014 masyarakat mengenai penyakit Asma dan
jumlah penderita bertambah sebanyak 2.363 bagaiama cara penanggulangannya, untuk
orang, 3 dan pada tahun 2015 jumlah anak upaya Preventif untuk mencegah terjadinya
yang menderita asma terus mengalami Asma dengan mengubah kebiasaan sehari-
peningkatan sebanyak 4.425 orang dan hari dengan menjaga kebersihan lingkungan,
jumlah tertinggi berada di Puskesmas Sibela menerapkan pola hidup sehat dan
pemenuhan nutrisi sesuai dengan usia, dan

181
Journal health and Science ; Gorontalo journal
health & Science Community
Volume 5 ; Nomor 1 April Tahun 2021
ISSN e: 2656-9248

upaya Kuratif dengan memberikan terapi Jakarta Timur, DKI Jakarta. Waktu
obat sesuai indikasi pada bayi dan anak untuk melakukan pengumpulan data dan
mengurangi gejala berulang, tempatkan bayi melakukan asuhan keperawatan selama 3
pada diruang khusus ( ruang isolasi ), upaya hari.Teknik pengumpulan data sebagai bahan
Rehabilitatif yaitu dengan cara penulis karya tulis ilmiah ini dilakukan
menganjurkan orang tua untuk tetap control dengan cara : Wawancara, Observasi, Studi
kerumah sakit secara teratur Dokumentasi, Studi Kepustakaan dan
2. METODE Pemeriksaan Fisik
Desain penelitian ini menggunakan
Studi Kasus dengan Desain penelitian 3. HASIL dan PEMBAHASAN
Deskriptif kualitatif, Pengolahan data ini Batasan asma pada anak yang lengkap yang
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dikeluarkan oleh (Global Initiative,
prosentase di mulai dari pengkajian sampai 2014)(7)for Asthma menyatakan sebagai
dengan evaluasi pada anak dengan kasus penyakit heterogen berupa gangguan
morbili di ruang mawar RSUD Pasar Rebo inflamasi kronik saluran nafas.
Jakarta Timur. Selanjutnya hasil penilaian
Hasil dari observasi dalam penelitian ini
tersebut diatas dikategorikan berdasarkan
juga diketahui bahwa penderita asma yang
tingkatan teori dan jawaban klien sesuai
teratur dalam penggunaan inhaler memiliki
dengan format pengkajian. Kategori
hasil Asthma Control Test (ACT) yang lebih
penilaian ditentukan pada prosentase (%)
terkontrol dibandingkan dengan penderita
terbanyak dari jawaban klien dengan teori.
asma yang tidak teratur dalam penggunaan
Dalam pengumpulan data menggunakan cara
inhaler (8).
Pemeriksaan Fisik, Wawancara, Observasi,
Dilakukan tindakan keperawatan sesuai
Intervensi, Dokumentasi, dan Studi
dengan perencanaan keperawatan yang telah
Perpustakaan. Penelitian di Ruang Mawar
disusun dan disesuaikan dengan kebutuhan
lantai VI Rumah Sakit Umum Daerah Pasar
klien. Pada dasarnya tidak semua rencana
Rebo Jakarta Timur dengan alamat Jl. TB
keperawatan dapat dilakukan oleh penulis.
Simatupang No. 30, Gedong, Pasar Rebo,

182
Journal health and Science ; Gorontalo journal
health & Science Community
Volume 5 ; Nomor 1 April Tahun 2021
ISSN e: 2656-9248

Tindakan yang dilakukan pada klien 1 dan memberikan pendidikan kesehatan dengan
klien 2 dengan diagnosa keperawatan yang media booklet dan senam asma dengan media
telah ditetapkan sebagai berikut : Diagnosa video selama 3x kunjungan dalam 1x
keperawatan ketiakefektifan bersihan jalan kunjungan 60 menit responden tidak
nafas berhubungan dengan penumpukan mengalami kekambuhan asma, anak tidak
sputum pada kedua klien, semua rencana batuk dan anak sehat ((9).
keperawatan yang telah direncanakan dan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
sudah dilakukan yaitu : Mengobservasi
tidak efektif berhubungan dengan
pernafasan, keadaan umum, kesadaran dan
penumpukan sputum pada kedua klien semua
TTV setiap 4 jam sekali, observasi TTV
rencana keperawatan yang telah
terutama resprasi, longgarkan pakaian,
direncanakan dan sudah dilakukan pada klien
berikan pakaian tipis yang mudah menyerap
1 yaitu : Mengobservasi keadaan umum,
keringat, berikan kompres hangat, anjurkan
kesadaran dan TTV setiap 4 jam sekali,
pada keluarga agar klien banyak minum
melakukan fisioterapi dada. Sedangkan pada
mineral, kolaborasi pemberian obat penurun
klien 2 yaitu : mengobservasi keadaan umum,
panas (paracetamol 10 mg), kolaborasi obat
kesadaran dan TTV terutama RR setiap 4
asma ( neptin 20 mcg 4/6 ). Sedangkan klien
jam sekali, melakukan fisioterapi dada. Pada
2 mengobservasi TTV tiap 4 jam terutama
diagnosa ini implementasi keperawatan yang
respirasi, kolaborasi meberikan obat asma
dilakukan pada klien 1 sebesar (80%),
(neptin 20 mcg 4/6 jam ). Jadi terdapat
sedangkan klien 2 sebesar (80%) dari
kesenjangan pada klien 1 dan klien 2, dimana
implementasi yang ada di kasus. Adapun
klien 1 mengalami demam. Pada diagnosa ini
faktor pendukung dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan yang dilakukan
keperawatan ini adalah adanya kerja sama
pada kedua klien sebesar (100%) dari
yang baik dari keluarga klien dan perawat
implementasi yang ada di kasus.
ruangan. Sedangkan faktor penghambat tidak
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ada, karena lengkapnya peralatan medis dan
mengajarkan teknik relaksasi napas dalam, penulis juga sudah mengantisipasi hal

183
Journal health and Science ; Gorontalo journal
health & Science Community
Volume 5 ; Nomor 1 April Tahun 2021
ISSN e: 2656-9248

tersebut dengan menyediakan peralatan- Pada hari kedua setelah dilakukan tindakan
peralatan secara mandiri dan menggunakan keperawatan selama 3 x 24 jam keadaan
peralatan dari intstitusi. (10) umum lemas, kesadaran compos mentis,
Evaluasi adalah tahap akhir proses GCS 15, TTV , TD: 100/70 mmHg, S :
asuhan keperawatan, dan untuk melakukan 37,7oC, N : 95x/i, RR : 25x/i, mukosa bibir
evaluasi perlu diketahui tujuan dan kriteria tampak kering, Hasil Lab : Trombosit : 140
hasil yang diharapkan, sehingga dapat dinilai (150 – 440 ribu/uL), tujuan belum tercapai,
apakah tujuan tercapai sebagian atau intervensi dilanjutkan karena klien masih
seluruhnya, atau tidak tercapai sama sekali sesak, observasi TTV terutama RR,
dengan membahas kesenjangan antara klien kolaborasi pemberian oksigen dan neptin 20
1 dan klien 2. Diagnosa keperawatan mg 4/6 jam. Hal ini sesuai dengan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas Pemeriksaan yang ditemukan pada pasien
berhubungan dengan penumpukan sputum , asma yaitu respirasi lebih dari 30x/menit,
pada klien 1, pada hari pertama setelah menggunakan otot bantu pernapasan, dan
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x auskultasi terdengar bunyi wheezing. Sesuai
24 jam keadaan umum lemas, kesadaran dengan teori respirasi normal pada anak usia
compos mentis, GCS 15, TTV, TD: 110/70 6-8 tahun. (10)
mmHg, S : 37,8oC, N : 100x/i, RR : 25x/i,
Pada hari ketiga setelah dilakukan
mukosa bibir tampak kering, sputum ada,
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
Hasil Lab : Trombosit : 110 (150 – 440
keadaan umum sedang, kesadaran compos
ribu/uL), tujuan belum tercapai, intervensi
mentis, GCS 15, TTV, TD: 110/80 mmHg, S
dilanjutkan karena suhu klien masih naik
: 36 oC, N : 100x/i, RR : 20x/i, mukosa bibir
o
turun 37,8 C, lakukan keadaan umum,
tampak lembab, Hasil Lab : Trombosit : 180
kesadaran, dan TTV setiap 4 jam sekali,
(150 – 440 ribu/uL), tujuan tercapai,
kolaborasi neptin 20 mg 4/6 jam. Hal ini
intervensi dihentikan karena suhu klien sudah
sesuai dengan menurut (Nanda (Nic-Noc),
tidak panas lagi 36oC.
2018) pemeriksaan fisik pada klien
berdasarkan kesadaaran klien.

184
Journal health and Science ; Gorontalo journal
health & Science Community
Volume 5 ; Nomor 1 April Tahun 2021
ISSN e: 2656-9248

Sedangkan klien 2, pada hari pertama Faktor pendukung dalam melakukan


setelah dilakukan tindakan keperawatan evaluasi keperawatan adanya kerja sama
selama 3 x 24 jam keadaan umum lemas, yang baik dari keluarga dan perawat ruangan.
kesadaran compos mentis, GCS 15, TTV , Sedangkan faktor penghambat tidak ada
TD: 95/65 mmHg, S : 36, oC, N : 115x/i, RR dikarenakan data-data yang diperoleh dari
: 25x/i, mukosa bibir tampak kering, tujuan pasien lengkap dan pendokumentasian dari
belum tercapai, intervensi dilanjutkan karena perawat ruangan yang lengkap juga. (11)
klien masih sesak, observasi pola nafas, 4. KESIMPULAN
keadaan umum, kesadaran, dan TTV setiap 4 Setelah penulis menguraikan
jam sekali, berikan obat anti asma (neptin 20 beberapa hal yang berhubungan dengan
mcg 4/6 jam). asuhan keperawatan pada An.R dan An.S
Pada hari kedua setelah dilakukan dengan kasus Asma bronkial di Ruangan
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Mawar Lantai VI Rumah Sakit Umum
keadaan umum lemas, kesadaran compos Daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur selama 3
mentis, GCS 15, TTV , TD: 80/70 mmHg, S hari dari tanggal 27 - 29 Mei 2019.
: 36 oC, N : 100x/i, RR : 20x/i, mukosa bibir Saat pengkajian pada klien 1 usia 5
tampak lembab, lakukan fisioterapi dada, tahun dan klien 2 usia 6 tahun didapatkan
keadaan umum, kesadaran, dan TTV setiap 4 data keadaan umum sedang, kesadaran
jam sekali, anjurkan pada keluarga agar klien compos mentis, mukosa bibir lembab, saat
banyak minum air mineral, berikan obat asma kedua klien dirawat tidak mengalami asma .
( neptin 20 mg 4/6 jam ) Pada keluhan utama klien 1 dan klien 2 sama
Pada hari ketiga setelah dilakukan tindakan yaitu sebesar 60% yang ada di teori.
keperawatan selama 3 x 24 jam keadaan Diagnosa keperawatan yang ditemukan
umum ibu, keluarga klien menegatakan pada klien 1 dalam kasus dan sesuai dengan
sudah mengerti tentang asma bronkial dan teori bersihan jalan nafas tidak efektif
tau cara pencegahan dan penanganannya. berhubungan dengan peningkatan produksi
Masalah teratasi, intervensi dihentikan. sputum serta gangguan pola tidur. Pola nafas
tidak efektif berhubungan ekspansi paru,

185
Journal health and Science ; Gorontalo journal
health & Science Community
Volume 5 ; Nomor 1 April Tahun 2021
ISSN e: 2656-9248

Bersihan jalan nafas berhubungan dengan mengobservasi pola nafas, kolaborasi


penupukan sputum, Hipertermi berhubungan pemberian obat asma, kolaborasi terapi
dengan proses infamasi. Sedangkan pada oksigen , menganjurkan klien makan sedikit
klien 2 adalah Pola nafas tidak efektif tapi sering, kolaborasi pemberian obat anti
berhubungan ekspansi paru, bersihan jalan mual dan muntah. Sedangkan pada klien 2
nafas berhubungan dengan penupukan yaitu, mengobservasi TTV terutama
sputum. Adapun diagnosa keperawatan yang respirasi, mengobservasi pola nafas, kedalam
tidak terdapat dalam kasus tetapi muncul nafas, kolaborasi pemberian obat asma,
pada teori adalah Hipertermi berhubungan kolaborasi terapi oksigen, menganjurkan
dengan proses infeksi (ensefalitis, klien makan sedikit tapi sering, memberikan
meningitis) (8) pendidikan kesehatan.
Dari diagnosa keperawatan klien 1 dan Pada klien 1 dan 2 pelaksanaan
2 mempunyai 3 diagnosa yang sama sebesar keperawatan yang dibuat untuk 3 diagnosa
60% dari 5 diagnosa keperawatan yang ada di sebesar 60% sesuai dengan teori. Pada tahap
teori.Pada perencanaan penulis terakhir asuhan keperawatan penulis
merencanakan tindakan keperawatan sesuai melakukan evaluasi untuk melihat
dengan diagnosa keperawatan yang muncul perkembangan yang telah dicapai oleh klien
pada kasus dan sesuai dengan kondisi klien 1 1 dan klien 2. Adapun pada tahap tersebut
dan klien 2. penulis menilai semua masalah dan 3
Pada klien 1 dan 2 perencanaan diagnosa keperawatan yang muncul pada
keperawatan yang dibuat untuk 3 diagnosa klien 1 dan 2 sudah teratasi, klien rencana
sebesar 60% sesuai dengan pulang dihari keempat setelah dirawat
teori. Pelaksanaan tindakan keperawatan dirumah sakit.
yang sudah dilakukan pada klien 1 yaitu,
mengobservasi TTV terutama respirasi,

186
Journal health and Science ; Gorontalo journal
health & Science Community
Volume 5 ; Nomor 1 April Tahun 2021
ISSN e: 2656-9248

DAFTAR PUSTAKA
1. GINA 2015. Pocket guide for Asthma Strategy for Asthma Management and
management and prevention. GINA Prevention. 2009.
Glob Initiat Asthma [Internet]. 2010; 8. Kusuma, A & Hardi, K. Aplikasi
Available from: www.ginasthma.org Asuhan Keperawatan Berdasarkan
2. Riskesdas Kemenkes. Riset Kesehatan Diagnosa Medis & NIC-NOC
Dasar. Science (80- ). NANDA. Yogyakarta: Mediaction
2013;127(3309):1275–9. Publishing.; 2013.
3. Depkes. Riset Kesehatan Dasar 9. Nursalam. Metodelogi Penelitian Ilmu
(Riskesdas). 2018. Keperawatan edisi 4. Jagakarsa
4. Penghimpunan dokter paru indonesia Jakarta Selatan: Salemba Medika;
(PDPI). Pedoman diagnosis 2017.
danpenatalaksanaan asma di 10. Wong, D L. Nursing Care of Infans
indonesia. Jakarta: FKUI; 2010. and Children.St.Louis Missouri :
5. Amalia L, Irwan I, Hiola F. Analisis Elsevier Mosby. 2015.
Gejala Klinis Dan Peningkatan 11. Putra DSH. Keperawatan Anak &
Kekebalan Tubuh Untuk Mencegah Tumbuh Kembang (pengkajian dan
Penyakit Covid-19. Jambura J Heal Pengukuran). [Internet]. Yogyakarta:
Sci Res. 2020;2(2):71–6. Nuna Medika; 2014. Available from:
6. KEMENKES RI. Hari asma sedunia. http://balaiyanpus.jogjaprov.go.id/opa
[Internet]. 2014 [cited 2019 Apr 19]. c/detail-opac?id=268937
Available from: Www. Depkes.go.id.
7. Global Initiative for Asthma. Global

187

Anda mungkin juga menyukai