Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.

M TAHAP

PERKEMBANGAN KELUARGA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

DENGAN MASALAH UTAMA DHF

DISUSUN OLEH :

Fauziah Alfiani
202014050

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ’AISYIYAH SURAKARTA
2021
Laporan Pendahuluan

1. Pendahuluan
a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap tiap anggotan
keluarga selalu berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk, 2011, hal 67).
Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing
family) Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam
keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk
memenuhi kebutuhan bayi.

b. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut (Mubarak dkk, 2011, hal 76) adalah sebagai
berikut:
1) Fungsi biologis, yaitu fungsi meneruskan keturunan, memelihara
dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
2) Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa
aman bagi keluarga, memberikan perhatian, memberikan
kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta meberikan identitas
pada keluarga.
3) Fungsi sosialisasi, yaitu membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
masing masing, dan meneruskan nilai nilai budaya.
4) Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber sumber penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan menabung untuk
keluarga dimasa yang akan datang.
5) Fungsi pendidikan, yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan
pengetahuan, ketrampilan, memberikan perilaku anak sesuai
dengan bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak
untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa, serta mendidik anak sesuai
dengan tingkat perkembangannya.

c. Tugas perkembangan keluarga


Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain :
1) Persiapan menjadi orang tua.
2) Membagi peran dan tanggung jawab.
3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah
yang menyenangkan.
4) Mempersiapkan biaya bayi.
5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga.
6) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.
7) Mengadakan kegiatan keagamaan.
2. Konsep Dasar :
a. Definisi
Demam berdarah dengue/DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot/nyeri sendi
yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis
hemoragik (Sudoyo, 2007, hal 1709). Demam berdarah dengue (DBD)
merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegyptidan Aedes
Albopictus(Widyanto & Triwibowo, 2013, hal 94-95). Demam berdarah
dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus)
yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (Suriadi &
Yuliani, 2006, hal 57).

b. Etiologi
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk
dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae.Flavivirus merupakan virus
dengan diameter 30 mm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan
berat molekul 4 x 106. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau
demam berdarah dengue. Keempat serotype ditemukan di Indonesia dengan
DEN-3 merupakan serotype terbanyak (Sudoyo dkk, 2007, hal 1709)

c. Manifestasi Klinis
Pasien penyakit DBD pada umumya disertai dengan tanda tanda demam
selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, manifestasi perdarahan dengan tes
Rumpel Leede (+), mulai dari petekie (+) sampai perdarahan spontan
seperti mimisan, muntah darah, atau berak darah, hasil pemeriksaan
trombosit menurun (normal 150.000-300.000 uL), hematokrit meningkat
(normal pria <45, wanita < 40), akral dingin, gelisah, tidak sadar
(Widoyono, 2005, hal 63). Adapun keparahan penyakit DBD dapat dibagi
menjadi 4 tingkatan yaitu :
- Derajat I (ringan) : apabila demam mendadak terjadi selama 2-7 hari
disertai gejala klinis lain dengan manifestasi perdarahan paling ringan yaitu
uji torniquet (rumple leed) menunjukan hasil yang positif.
- Derajat II (sedang) : apabbila terjadi gejala yang lebih berat dari derajat
I disertai manifestasi klinis perdarahan kulit, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis atau melena. Terjadi pula gangguan sirkulasi darah perifer
ringan berupa kulit dingin dan lembab, ujung jari dan hidung dingin.
- Derajat III (berat) : apabila terjadi perdarahan perifer ditandai dengan
nadi cepat dan lemah serta penyempitan tekanan nadi atau hipotensi, kulit
dingin, lembab dan gelisah.
- Derajat IV (berat sekali) : apabila terjadi syok berat dengan tensi yang
tidak terukur dan andi tidak dapat teraba (Widyanto & Triwibowo,
2013, hal 95).

d. Komplikasi
Penyakit dengue dapat berkembang biak menjadi berat jika terjadi
komplikasi komplikasi berupa enselopati, kerusakan hati, kerusakan otak,
kejang-kejang dan syok (Soedarto, 2012, hal 6)
e. Penatalaksanaan
PenatalaksanaanMedis
1) Penatalaksanaan pasien DBD derajat I
Pada pasien derajat I ini keadaan umumnya seperti pada pasien
influenza biasa dengan gejala demam, lesu, sakit kepala, dan
sebagainya, tetapi terdapat juga gejala perdarahan atas hasil uji
torniquet positif. Pasien perlu istirahat mutlak, observasi tanda vital
setiap 3 jam (terutama tekanan darah dan nadi), periksa Ht, Hb dan
trombosit secara periodik (4 jam sekali). Berikan air minum 1 – 2 liter dalam
24 jam. Catatlah hasil pemeriksaan Ht, Hb dan trombosit secara teratur
dan adakan penilaian apakah terjadi kenaikan yang melebihi normal atau
tidak.
2) Penatalaksanaan pasien DBD derajat II
Umumnya pasien dengan DBD derajat II, ketika datang sudah dalam
keadaan lemah, malas minum (gejala klinis derajat I ditambah adanya
perdarahan spontan) dan tidak jarang setelah dalam perawatan baru
beberapa saat pasien jatuh kedalam keadaan renjatan. Oleh karena itu, lebih
baik jika pasien segera dipasang infus sebab jika sudah terjadi renjatan
vena-vena sudah menjadi kolaps sehingga susah untuk memasang infus.
Pengawasan tanda vital, pemeriksaan hematokrit dan hemoglobin serta
trombosit seperti derajat I, dan harus diperhatikan gejal – gejala renjatan
seperti nadi menjadi mengecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria
atau mengeluh sakit perut sekali dan lain sebagainya. Jika hal-hal tersebut
terjadi segera hubungi dokter. Pada pasien ini selain diberi infus juga
diberi minum serta makan sebanyak yang ia mau.
3) Penatalaksanaan pasien DBD derajat III dan IV (DSS)
Pasien DSS adalah pasien gawat maka jika tidak mendapatkan
penanganan yang cepat dan tepat akan menjadi fatal sehingga memerluka
perawatan yang intensif. Masalah utama adalah akibat kebocoran plasma
pada pasien. DSS ini mencapai puncaknya dengan ditemuinya tubuh
pasien sembab, aliran darah sangat lambat karena menjadi kental
sehingga mempengaruhi curah jantung.
Pertolongan utama adalah mengganti plasma yang keluar dengan
memberika cairan dan elektrolit (RL). Akibat terjadinya kebocoran
plasma pada paru terjadi pengumpulan cairan didalam rongga pluera dan
menyebabkan pasien dispnea; untuk meringankan pasien dibaringkan
semi Fowler dan diberikan O2. Penilaian tanda vital dan infus masih
diteruskan sampai 24-48 jam setelah syok teratasi, pemeriksaan Ht, Hb
dan trombosit masih perlu dilakukan (Ngastiyah, 2005, hal 372-374).

Penatalaksanaan Non Medis


1) Pencegahan
a) Pengasapan/fogging berguna untuk mengurangi kemungkinan
penularan sampai batas waktu tertentu.
b) Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air.
c) Melaksanakan 3M + (menutup, menguras, mengubur). Selain itu
juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan
jentik, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang obat
nyamuk, memriksa jentik berkala dan disesuaikan dengan kondisi
setempat.

Pendidikan kesehatan
Pendidkan kesehatan pada dasarnya untuk meningkatkan derajat
kesehatan; menurunkan ketergantungan; dan memberikan kesempatan
pada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas untuk
mengaktualisasikan dirinya dalam mempertahankan keadaan sehat yang
optimal. Tujuan pendidikan kesehatan adalah meningkatkan perilaku
sehat individu maupun masyarakat, pengetahuan yang relevan dengan
intervensi dan strategi pemeliharaan derajat kesehatan, pencegahan
penyakit, serta mengelola (memberikan perawatan) di rumah
(Nursalam& Efendi, 2012 hal 193-194).

f. Daftar Pustaka
Mubbarak, Wahid Iqbal.2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan
Teori.Salemba Medika:Jakarta
Ngastiyah.2005.Perawatan Anak Sakit.EGC:Jakarta
Sudoyo, dkk.2007.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Fakultas kedokteran
Universitas Indonesia:Jakarta
Suriadi, Yuliani.2006.Asuhan Keperawatan Pada Anak.Penebar
swadaya:Jakarta
Sudarto.2012.Demam Berdarah Dengue. CV SagungSeto:Jakarta
Widyanto, Triwibowo.2013.Trend Disease.CV.Trans Info Media: Jakarta
Format Asuhan Keperawatan Keluarga

DEPARTEMEN KEPERAWATAN
KELUARGA

Format pengkajian keperawatan


keluarga

1. Puskesmas : Klinik Mojosongo II 2. No. Register : 12-103-xx 3. Tanggal : 16-2-


2020

3. Nama KK : Tn. M 5. Alamat : Randurejo, Ngringo, Jaten, Karanganyar

A. STRUKTUR KELUARGA

N NAMA HUB JENIS


O PENDI- PEKER- IMUNI-
ANGGTA DGN KELA- UMUR DIKAN JAAN
AGAMA
SASI
KLG KK MIN
1. Tn. M KK Laki- 31thn SMP WIRA- Islam Lengkap
laki USAHA
2. Ny. P Istri Perem- 27thn SMA IRT Islam Lengkap
puan

3. An. A Anak Laki- 21bln - - Islam


laki

B. JARAK UNTUK MENCAPAI PELAYANAN KESEHATAN TERDEKAT

a. Puskesmas : 5 km ( 3) Cara tempuh :

b. Puskesmas Pembantu : - (1) Jalan kaki

c. Posyandu : 500m ( 3) (2) Sepeda

d. Lain-lain : Klinik ( 3 ) (3) Motor roda 2

(4) Motor roda 4


(5) Perahu
C. BIOLOGIS KELUARGA
1. Keadaan Kesehatan Sekarang : An. A mengalami demam, badan teraba panas
dan terlihat menggigil suhu 38,7’c

2. Kebersihan Perorangan : Keluarga Tn. M termasuk keluarga yang tidak


menjaga kebersihan lingkungan maupun kebersihan diri sendiri

3. Penyakit sering diderita : Pada anak sering terjadi demam, diare dan pilek

4. Penyakit keturunan : Tidak ada penyakit keturunan

5. Penyakit kronis menular/tidak menular: Tidak ada yang menderita penyakit


kronis

6. Kecacatan anggota keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang cacat

7. Pola makan : Pola makan teratur, 3x sehari dengan nasi dan lauk pauk

8. Pola istirahat tidur : Pasien mengatakan untuk orang tua tidur 8 jam pada
malam hari, untuk anak tidur 13 jam perhari

9. Pola eliminasi : Pasien mengatakan BAB teratur sehari satu kali dan BAK sehari
3-4 kali dengan warna urin kekuningan.

D. PSIKOLOGI KELUARGA

1. Keadaan Emosi : Tn. M seorang yang penyabar dan pengertian untuk


menghadapi Ny. P yang mudah marah dan tersinggung

2. Kebiasaan tidak sehat : Tn. M tidak mau ikut membereskan rumah yang
membuat Ny. P marah marah

3. Pengambilan keputusan : Pengambilan keputusan ada di tangan Tn. M dan


meminta pendapat anggota keluarga

E. Rekreasi : menonton tv

F. SOSIAL EKONOMI KELUARGA

1. Hubungan antar anggota keluarga : Hubungan antar keluarga saling


menyayangi dan mengasihi

2. Hubungan dengan orang lain : Keluarga dengan tetangga ramah dan baik
3. Kegiatan organisasi sosial : Mengikuti peretemuan rutin bapak-bapak, ibu
mengikuti kegiatan pkk

4. Penghasilan keluarga/bulan : 2.000.000 per bulan

G. SPIRITUAL KELUARGA

1. Ketaatan Beribadah : Keluarga mengatakan taat beribadah, sholat tepat


waktu

H. KULTURAL KELUARGA

1. Suku/bangsa : Jawa

2. Upaya mencari pertolongan kesehatan : Keluarga mengatakan jika ada salah satu
keluarga yang sakit segera dibawa ke puskesmas terdekat

3. Adat keyakinan yang mempengaruhi kesehatan: Tidak ada budaya khusus yang
mempengaruhi kesehatan

I. KEADAAN LINGKUNGAN

1. Pekarangan rumah

a. Pemanfaatan pekarangan : Keluarga tinggal di perumahan dengan


pekarangan seadanya dan untuk parkir motor, tidak ada tanaman di keluarga Tn.
M

b. Pembuangan limbah : Terdapat Selokan didepan rumah yang mengalir ke


sungai, terdapat genangan air di kamar mandi

c. Pembuangan sampah : Sampah Diambil oleh dinas kebersihan perkotaan

2. Dalam rumah

a. Pencahayaan & Penerangan : Pencahayaan dengan lampu terang pada malam


hari.
b. Kebersihan & Kerapihan : Rumah Terlihat berantakan dan kotor, banyak
pakaian menggantung di tembok, banyak kain berserakan di dalam rumah

c. Ventilasi : Keluarga mengatakan jarang membuka ventilasi rumah dan


tidak tau pentingnya tentang ventilasi rumah

d. Jamban : Terdapat jamban jongkok

e. Sumbe air minum : Menggunakan air pdam

PENGETAHUAN, SIKAP & PERILAKU


1. Apakah keluaga mengetahui masalah kesehatan ?

Keluarga belum mengetahui masalah kesehatan apabila An.A sakit, keluarga


bertanya-tanya tentang penyakit DBD dan tidak tau pencegahan DBD

2. Keputusan apa yang telah diambil keluarga untuk mengatasi masalah ?

Keputusan yang telah diambil Tn. M adalah dengan membawa An.A yang
demam ke puskesmas

3. Tindakan perawatan apa yang dilakukan oleh keluaga untuk mengatasi


masalah ?

Keluarga tidak melakukan perawatan dan langsung membawa An.A ke


puskesmas

4. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk menata lingkungan yang dapat
menunjang kesehatannya ?

Keluarga tidak melakukan penataan lingkungan dikarenakan Tn. M sibuk


bekerja dan Ny. P tidak membereskan lingkungan karena tetap dibuat
berantakan anaknya

5. Apakah keluarga telah memanfaatkan pelayanan kesehatan bila mempunyai


masalah kesehatan ?

Keluarga telah memanfaatkan pelayanan kesehatan


ANALISA DATA

No DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Data subjektif : Defisiensi pengetahuan tentang


penyakit DBD
Keluarga Tn. M bertanya-tanya tentang
penyakit DBD

Keluarga mengatakan tidak tahu


pencegahan DBD

Data objektif :

Kurang informasi tentang penyakit DBD

2 Data subjektif : Hipertermi

Keluarga mengatakan An. A demam

Data objektif:

Kulit An. A teraba panas

An.A tampak rewel dan menggigil

Suhu 38,7oc

3 Data subjektif : Ketidakefektifan pemeliharaan


kesehatan
Keluarga mengatakan tidak tahu tentang
pentingnya ventilasi rumah

Keluarga mengatakan jarang membuka


ventilasi rumah

Data objektif:

Banyak pakaian yang menggantung di


tembok

Banyak kain berserakan di dalam rumah

Ada genangan air di kamar mandi


RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA

Nama KK : Tn. M Nama mahasiswa : Fauziah Alfiani

Alamat : Karanganyar NIM : 202014050

No Dx.Kep Tujuan Intervensi keperawatan

umum Khusus

1. Defisiensi Setelah - Keluarga - Bina hubungan saling percaya


pengetahuan dilakukan mampu
tentang penyakit tindakan mengenal - Pilih metode dan strategi
DBD keperawatan masalah dbd penyuluhan yang benar
diharapkan - Beri penjelasan dan
keluarga - Keluarga
mampu pendidikan kesehatan tentang
mengetahui penyakit dbd
tentang mengambil
penyakit keputusan - Beri waktu pada keluarga
DBD - Keluarga untuk mengajukan petanyaan
mampu - Ikut sertakan keluarga atau
merawat orang terdekat
anggota yang
sakit

- Keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan
yang aman

2 Hipertermi Setelah - Suhu dalam - Kaji ttv


dilakukan batas normal
tindakan - Ajarkan keluarga untuk
keperawatan - Klien tidak kompres hangat
diharapkan menggigil
- Beri pakaian tipis
panas An.A - Kulit tidak
menurun panas - Kolaborasi dengan keluarga
untuk mengukur suhu

3 Ketidakefektifan Setelah - Keluarga - Beri penjelasan dan


pemeliharaan dilakukan tidak banyak mempraktikkan pada keluarga
kesehatan tindakan menggantung tentang cara dan manfaat
keperawatan pakaian di sanitasi rumah
diharapkan tembok
keluarga - Informasikan kepada keluarga
mampu - Keluarga resiko yang timbul dari
mengubah tidak perilaku tersebut
perilaku membiarkan
menjadi kain
lebih sehat berserakan
dan dirumah
mengenal - Keluarga
pencegahan mampu
dbd menerapkan
pemahaman
tentang
pencegahan
DBD

- Keluarga
mampu
melatih cara
pencegahan
DBD

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI FORMATIF

Tgl No Implementasi Evaluasi Formatif Paraf


Dx.Kep

16-2- 1 Membina hubungan S: keluarga bertanya-tanya


2020 saling percaya tentang penyakit DBD

memiilih metode O : keluarga tampak bingung


dan strategi
penyuluhan yang A : masalah belum teratasi
benar karena keluarga lupa ingat
tentang pendidikan
memberi penjelasan kesehatanyang sudah
dan pendidikan diberikan
kesehatan tentang
penyakit DBD P : lanjutkan
intervensi,memberikan
memberi waktu pendidikan kesehatan ulang
pada keluarga untuk tentang penyakit DBD
mengajukan
petanyaan

mengikut sertakan
keluarga atau orang
terdekat

16-2- 2 mengkaji ttv S : keluarga mengatakan


2020 An.A sedang demam
mengajarkan
keluarga untuk O :suhu 38,2’c, kulit teraba
kompres hangat panas

memberi pakaian A : masalah belum teratasi,


tipis suhu belum dalam batas
normal
mengajarkan
keluarga untuk P : lanjutkan intervensi,
mengukur suhu kompres air hangat dan
pantau suhu

16-2- 3 memberi penjelasan S : keluarga mengatakan


2020 dan mempraktikkan belum mengetahui cara
pada keluarga pencegahan DBD
tentang cara dan
manfaat sanitasi O : ada kain berserakan di
rumah dalam rumah, pakaian
bergantung di tembok,
menginformasikan ventilasi jarang dibuka
kepada keluarga
resiko yang timbul A: masalah belum teratasi
dari perilaku P :lanjutkan intervensi,
tersebut memberi pendidikan
kesehatan tentang
pencegahan DBD
17-2- 1 Membina hubungan S: keluarga sedikit
2020 saling percaya mengetahui tentang penyakit
DBD
memiilih metode
dan strategi O : keluarga mampu
penyuluhan yang menyebutkan pengertian dan
benar tanda gejala

memberi penjelasan A : masalah belum teratasi


dan pendidikan karena keluarga lupa ingat
kesehatan tentang tentang pendidikan kesehatan
penyakit DBD yang sudah diberikan

memberi waktu P : lanjutkan intervensi,


pada keluarga untuk memberikan pendidikan
mengajukan kesehatan ulang tentang
petanyaan penyakit DBD

mengikut sertakan
keluarga atau orang
terdekat

17-2- 2 mengkaji ttv S : keluarga mengatakan


2020 An.A masih demam
menganjurkan
keluarga untuk O :suhu 37,5’c
kompres hangat
A : masalah belum teratasi,
memberi pakaian suhu belum dalam batas
tipis normal

mengajarkan P : lanjutkan intervensi,


keluarga untuk kompres air hangat dan
mengukur suhu pantau suhu

motivasi keluarga
untuk memberikan
banyak air putih ke
An.A

17-2- 3 memberi penjelasan S : keluarga mengatakan


2020 dan mempraktikkan sudah mengetahui cara
pada keluarga pencegahan DBD
tentang cara dan
manfaat sanitasi O : masih ada kain
rumah berserakan di dalam rumah
dan pakaian masih
menginformasikan bergantung di tembok
kepada keluarga
resiko yang timbul A: masalah belum teratasi
dari perilaku
tersebut P :lanjutkan intervensi,
pantau kebersihan dan
kerapian rumah

18-2- 1 memberi penjelasan S : keluarga mengatakan


2020 dan pendidikan mengetahui tentang penyakit
kesehatan tentang DBD
penyakit DBD O : keluarga mampu
menyebutkan pengertian,
memberi waktu penyebab, tanda gejala
pada keluarga untuk A : masalah teratasi
mengajukan P : hentikan intervensi,
petanyaan motivasi keluarga untuk
mengikut sertakan mengingat/memahamitentang
keluarga atau orang penyakit DBD
terdekat

18-2- 2 mengkaji ttv S : keluarga mengatakan


2020 An.A sudah tidak demam
menganjurkan
keluarga untuk O : suhu 36,8’c
kompres hangat
A : masalah teratasi
memberi pakaian
tipis dan minum air P : hentikan intervensi,
putih yang banyak motivasi keluarga untuk
ke An.A kompres hangat jika An.A
panas lagi

18-2- 3 memberi penjelasan S : keluarga mengatakan


2020 dan mempraktikkan sudah mengetahui cara
pada keluarga pencegahan DBD
tentang cara dan
manfaat sanitasi O : tidak ada kain berserakan,
rumah pakaian tertata rapi di lemari,
ventilasi sering dibuka
menginformasikan A : masalah teratasi
kepada keluarga
resiko yang timbul P : hentikan intervensi,
dari perilaku motivasi keluarga untuk
tersebut selalu menjaga kebersihan
lingkungan

EVALUASI SUMATIF

Tgl Diagnosa kep Evaluasi Paraf

18-2-2020 Defisiensi pengetahuan S : keluarga mengatakan


tentang penyakit DBD mengetahui tentang penyakit DBD
O : keluarga mampu menyebutkan
pengertian, penyebab, tanda gejala
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

18-2-2020 Hipertermi S : keluarga mengatakan keadaan


An.A membaik

O : suhu 36,8’c

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

18-2-2020 Ketidakefektifan S : keluarga mengatakan sudah


pemeliharaan mengetahui cara pencegahan DBD
kesehatan
O : tidak ada kain berserakan,
pakaian tertata rapi di lemari,
ventilasi sering dibuka

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai