Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan Komunitas Pada

Keluarga Dengan DHF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah II


Dosen Pengajar Ibu Ns. Agnes Dewi Astuti, M.Kep.,S.Kep.Kom.

Disusun Oleh :

Kelompok : 3 (DHF)

Nama : - Fajar Maulana (PO.62.20.1.17.324)

- Friendky (PO.62.20.1.17.325)

- Grace Nazavira (PO.62.20.1.17.326)

- Gusnadi (PO.62.20.1.17.327)

- Indah Tri Khoerun Nisa (PO.62.20.1.17.329)

POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKA RAYA

DIV KEPERAWATAN REGULER IV

TAHUN 2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan Komunitas
dengan sebaik-baiknya. Tugas ini kami susun untuk memenuhi tugas Keperawatan
Komunitas.

Semoga tugas ini dapat bermanfaat dalam bidang kesehatan dan dapat menjadi
pertimbangan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan Komunitas.

Palangka Raya, 01 Mei 2019


Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup, karena
setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua
orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah
secara global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang
rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan
pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama merupakan
salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010
sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai derajad kesehatan yang
optimal. ( Depkes RI, 1992 ).

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu mendorong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan.
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai
rujukannya. Hal ini merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang dianut dan
dikembangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta
masyarakat.

Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan


peran serta aktif masyarakat antara lain adalah : Pelayanan Kesehatan dasar Puskesmas
khususnya Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan
Penyakit Menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan
Usia Lanjut, dan sebagainya.

Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat
untuk mencapai kesehatan bagi semua pada 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal yang telah dicanangkan oleh pemerintah
pada pembukaan Rakernas Departemen Kesehatan RI pada tahun 1999.
Namun masih banyak perumahan warga yang ventilasi kurang memadahi dan
pencahaannya kurang. Perkampungan dengan kondisi jalan yang rata, saluran pembuangan
yang cukup lancar, pembuangan sampah yang cukup tertib yaitu dibuang dan
dikumpulkan di TPS dekat makam setempat, dan terdapat sumber polusi yaitu berupa air
selokan sehingga memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis pada lingkungan
seperti demam berdarah.

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue Hemorragi Fever(DHF),
sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1968 sampai sekarang, sering menjadi penyebab
kematian terutama pada anak remaja dewasa. Penyakit ini telah menyebar ke hampir
seluruh wilayah Indonesia dan dari tahun ke tahun penderitanya cenderung meningkat.
(Christian Effendy, 1995)

Di Indonesia, Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali dicurigai di Surabaya


pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virologist baru diperoleh pada tahun 1970. kemudian
DBD berturut-turut dilaporkan di Bandung dan Jogjakarta (1972). Epidemiologi pertama
di luar jawa dilaporkan pada tahun 1972 di Sumatera Barat dan Lampung, di susul oleh
Riau, Sulawesi Utara dan Bali.

Dengan masih tinggi nya kasus Demam Berdarah sampai saat ini, membuat penulis
tertarik untuk mengangkat kasus Demam Berdarah Dengue dengan alokasi :

1. Merupakan penyakit menular yang tampak menjangkit masyarakat terutama yang


berekonomi rendah dan tinggi di daerah yang kebersihannya kurang.
2. Kurangnya pengetahuan tentang Demam Berdarah Dengue dan cara pencengahanya
3. Keluarga tidak mengetahui arti kebersihan yang sesungguhnya
4. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan penulis tentang penyakit Demam berdarah
Dengue.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan komunitas pada keluarga dengan Demam
Berdarah Dengue di Kereng Bangkirai Jl. Manduhara.
C. Tujuan

Tujuan Umum :

Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga dengan kasus Demam


Berdarah Dengue di Kereng Bangkirai.

Tujuan Khusus :

1. Mampu melakukan pengkajian terhadap keluarga dengan kasus Demam berdarah


Dengue
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan terhadap keluarga dengan kasus Demam
Berdarah dengue
3. Mampu menyusun rencana keperawatan pada keluarga dengan Kasus Demam
Berdarah Dengue
4. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada keluarga dengan Kasus Demam
Berdarah Dengue
5. Dapat melakukan pembahasan asuhan keperawatan pada kelurga dengan kasus
Demam Berdarah Dengue
6. Dapat melakukan evaluasi hasil dari tindakan keperawatan yang di berikan kepada
keluarga dengan kasus Demam Berdarah Dengue
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit Demam Berdarah Dengue

A. Pengertian

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis
virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti (betina) (Christian Effendy. Skp,1995)

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri dengan
manifestasi pendarahan, dan bertendesi mengakibatkan renjatan yang dapat menyababkan
kematian. (Kapaita Selekta)

B. Etiologi

Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus Dengue sejenis virus Arovirus.
(Suriadi, Skp dan Rita Yuliani, Skp, 2002: 57)

Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue yaitu virus Dengue yang tergolong
dalam famili flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe di Indonesia, yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4. (Hendarwanto,1996)

C. Patofisiologi
Virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau
bintik-bintik merah pada kulit(petekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi seperti pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa(spenomengali).
Peningkatan permeabilitas kapiler mengakibatkan berkutangnya volume plasma,
terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan.
Hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit 20 %) menunjukkan adanya kebocoran plasma
leakage sehinnga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena. Renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan,
metabolik asidosis, dan kematian (Christian Effendy,1995)
D. Tanda dan Gejala
1. Demam tinggi selama 2-7 hari
2. Pendarahan pada kulit( petekie, ekimosis, hematom)
3. Pendarahan lain efitaksis, hematemesis, hematuri, dan melana
4. Keluhan pada saluran pencernaan, mual, muntah, tak ada nafsu makan (anoreksia),
diare, konstipasi
5. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, takanan darah menurun,
gelisah capillary refiul lebih dari 2 detik, nadi cepat dan lemah( christantie effendy,
1995)

Adapun klasifikasi Demam Berdarah Dengue( WHO,1997) :

Derajat I : Demam dengan uji bendung positif

Drajat II : Derajat 1 disertai pendarahan spontan di kulit atau pendarahan lain

Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan
nadi menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulilt dingin, lembab
dan pasien menjadi gellisah

Derajat IV : Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat
diukur

E. Penatalaksanaan Terapeutik
1. Tirah baring
2. Diet makan lunak
3. Minum banyak ( 2-2,5 liter/ 24 jam)
4. Pemberian cairan intra vena
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam ( suhu,nadi,tensi, pernafasan)
6. Periksa HB, HT, dan tromosit setiap hari
7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukini, atau dipiron
juga pemberian kompres dingin
8. Pemberian obat antibiotik bila trdapat infeksi sekunder( kolaborasi dengan tim dokter)
9. Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum dan hasil-hasil
pemeriksaan laboratorium yang memburuk
F. Pencegahan

Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut :

1. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan


melaksanakan pemberantasan vektor pada saat sedikit terdapatnya kasus DHF.
2. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada tingkat
sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita viremia sembuh secara
spontan.
3. Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah penyebaran yaitu di sekolah,
rumah sakit termasuk pula daerah penyangga sekitarnya.
4. Mengusahakan pemberantasan vektor di semua daerah berpotensi penularan tinggi.

Ada 2 macam pemberantasan vektor antara lain :

a. Menggunakan insektisida. Yang lazim digunakan dalam program pemberantasan


demam berdarah dengue adalah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan
temephos (abate) untuk membunuh jentik (larvasida). Cara penggunaan malathion ialah
dengan pengasapan atau pengabutan. Cara penggunaan temephos (abate) ialah dengan
pasir abate ke dalam sarang-sarang nyamuk aedes yaitu bejana tempat penampungan air
bersih, dosis yang digunakan ialah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1 % per 10 liter air.

b. Tanpa insektisida Caranya adalah :

1. Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 x seminggu
(perkembangan telur nyamuk lamanya 7–10 hari).

2. Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.

3. Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang.
Perawatan Kesehatan Keluarga

A. Pengertian
Perawatan kesehatan keluarga menurut Salivicin G. Balion dan Aracelis Maglaya
(1978): Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau di pusatkan pada keluargasebagai unit atau suatu kesatuan yang
dirawat dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai ssaran. Perawatan
kesehatan keluarga adalah suatu perawatan esensial yang berdasarkan kemanusiaan atau
cinta kasih untuk mempertahankan kesejah teraaan keluarga dari masing-masing anggota
keluarga.

B. Definisi Keluarga
Keluraga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Depkes RI 1988)

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan dan pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga berinteraksi satu sama lain didalam perananya masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu kebudayaan.

C. Tujuan Keperawatan Kesehatan Keluarga


Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga sehingga


dapat meningkatkan status kesehatan keluarga sehingga dapat meningkatkan status
kesehatan keluarga.

Tujuan Khusus :

a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang


di hadapi oleh keluarga
b. Meningkatkan kemamouan keluarga dalam menangulangi masalah-masalah kesehatan
dasar dalam keluarga
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
anggota keluarganya yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga
Sasaran :

Perawatan kesehtan keluarga adalah semua anggota keluarga baik yang sehat maupun
yang sakit serta lingkungan.

D. Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Kesehatan

1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat
2. keluarga sebagai suatu kelompok masyarakat yang dapat menimbulkan, mencegah,
menggambakan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam keluarga
3. masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apa bila salah satu anggota
keluarga mempunyi masalah kesehatan dan berpengaruh terhadap anggota
keluarganya lain
4. dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu, klien keluarga tetap
berperan sebagai pengambil keputusan
5. keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbgai upaya kesehatan
masyarakat

Tugas-tugas keluarga :

1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya


2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada didalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya msing-
masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Penempatan anggota-anggota keluarganya dalam masyarakat
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka dapat kami
simpulkan sebagai berikut :

Masalah keperawatan komunitas yang muncul pada keluarga

1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi


masalah.

2. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan program tidak mengatasi seluruh


masalah kesehatan komunitas.

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :

1. Masyarakat

Peran serta dari keluarga dan masyarakat, ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan
dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
Antara lain warga aktif mengadakan kerja bakti bersih lingkungan agar tidak menjadi
sarang nyamuk.

2. Puskesmas dan Kelurahan

Diharapkan adanya bantuan dana dan prasarana, serta supervisi dari pihak puskesmas
dan kelurahan yang berkesinambungan untuk memantau kegiatan kesehatan yang
dilakukan oleh warga.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai