Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT KOMUNITAS:

DENGAN MASALAH THYPOID

DISUSUN OLEH :

Kelompok 4

1. Alien Marlina
2. Berlianah
3. Citra Dewi Yana
4. Deassy Ari Sandi
5. Dona Dayanti
6. Bagus Triagung
7. Neneng Sa’adah
8. Endah Kartikawati
9. Dwita Dahlia
10. Juniati
11. Nenden Naziah
12. Siti Rukmana
13. Sucie Renggogeni
14. Anhar Akbar
15. Novitasari

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES PERTAMEDIKA 2024


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan professional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan.Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks,
yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri.
Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat
dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada
pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan tersebut.
Transisi epidemiologis, yang di tandai dengan semakin berkembangnya
penyakit infeksisalah satunya adalah demam thypoid. Demam typhoid atau
Typhusabdominalis adalah suatu penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu
minggu, gangguan pada pencernaan dan juga gangguan kesadaran. Salah satu
penyebab dari thypoid adalah salmonella thypi. Upaya untuk meminimalisir
terjadinya thypoid yaitu menerapkan hidup yang sehat.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada
agregat komunitas dengan masalah Thypoid untuk dapat mencegah atau
meminimalisir terjadinya infeksi virus thypoid.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas diidentifikasikan rumusan masalah yaitu:
“bagaimana asuhan keperawatan pada agregat komunitas dengan masalah
infeksi virus thypoid tahun 2024”.

C. Tujuan Asuhan Keperawatan


1. Tujuan umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada agregat komunitas
dengan masalah infeksi virus thypoid tahun 2024.

2. Tujuan khusus
a. Mampu mendeskripsikan konsep lansia
b. Mampu mendeskripsikan konsep dasar penyakit typoid
c. Mampu mendeskripsikan proses asuhan keperawatan komunitas
d. Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada agregat
komunitas dengan masalah infeksi virus thypoid tahun 2024.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Demam typhoid atau Typhusabdominalis adalah suatu penyakit infeksi
akut yang biasanya mengenai saluranpencernaan dengan gejala demam
yang lebih dari satuminggu, gangguan pada pencernaan dan juga
gangguan kesadaran (Price A. Sylvia & Lorraine M.
Wilson,2015).Thipoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang
disebabkan infeksi salmonellaThypi. Organisme ini masuk melalui
makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi olehfeses dan urine
dari orang yang terinfeksi kuman salmonella ( Bruner and Sudart, 2014 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usushalus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi dan salmonella para thypiA,B,C. sinonim dari
penyakit ini adalah Typhoid dan juga paratyphoid abdominalis.
(Syaifullah Noer, 2015).

2. Etiologi
Etiologi demam thypoid adalah salmonella thypi (S.thypi) 90 % dan
salmonellaparathypi (S. Parathypi Adan B serta C). Bakteri ini berbentuk
batang, gram negatif, mempunyai flagela, dapat hidup dalamair, sampah
dan debu. Namun bakteri ini dapat mati dengan pemanasan suhu 600
selama 15-20 menit. Akibat infeksi oleh salmonellathypi, pasien membuat
antibodi atau aglutinin yaitu :
a. AglutininO (antigen somatik) yang dibuat karena rangsangan antigen
(berasal dari tubuh kuman). AglutininH (antigen flagela) yang dibuat
karena rangsangan antigenH (berasal dari flagel kuma
b. AglutininVi (envelope) terletak pada kapsul yang dibuat karena
rangsangan antigenVi (berasal dari simpai kuman)
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutininO dan jugaH yang
ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makinbesar
pasien menderita tifoid.

3. Manifestasi klinis
Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan
gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu:
a. demam,
b. nyeri kepala,
c. pusing, nyeri otot,
d. anoreksia, mual, muntah,
e. obstipasi atau diare,
f. perasaan tidak enak diperut,
g. batuk dan epistaksis.
h. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu tubuh meningkat.Sifat
demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore
hingga malam hari. ( Widodo Djoko, 2009 )

4. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi bateri thypoid yaitu:
a. Pendarahan usus. Bila sedikit,hanya ditemukan jika dilakukan
pemeriksaan tinja dengan benzidin. Jika perdarahan banyak, maka
terjadi melena yang dapat disertai nyeriperut dengan tanda-tanda
renjatan.
b. Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga /setelahnya dan
terjadi pada bagian distal ileum.
c. Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi,tetapi dapat terjadi tanpa
perforasi usus. Ditemukan gejala abdomenakut, yaitu nyeri perut
hebat, dinding abdomen tegang, dan nyeri tekan
d. Komplikasi diluar usus. Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat
sepsis, yaitu meningitis,kolesistisis, ensefalopati, danlain-lain
(Susilaningrum, Nursalam, & Utami, 2013).
5. Pathway

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan pada typoid yaitu:
a. Pemeriksaan darah perifer lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar
leukosit normal. Leukositosis dapatterjadi walaupun tanpa disertai
infeksi sekunder
b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal
setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan juga SGPT ini tidak
memerlukan penanganan khusus
c. Pemeriksaan uji widal
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibody terhadap
bakteri salmonella typhi. Ujiwidal dimaksudkan untuk menentukan
adanya agglutinin dalam serum penderita demam tifoid. Akibat
adanya infeksi oleh salmonella typhi maka penderita
membuatantibody (agglutinin).
d. Kultur
1) Kulturdarah : bisa positif pada minggu pertama
2) Kultururine : bisa positif pada akhir minggu kedua
3) Kulturfeses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga
e. Anti salmonella typhi igM
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut
salmonella typhi, karena antibodyigM muncul pada hari ke3 dan 4
terjadinya demam. (Nurarif & Kusuma, 2015)

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada thypoid yaitu:
a. Medis
1) Anti Biotik (Membunuh KUman) : Klorampenicol, Amoxicillin,
Kotrimoxasol, Ceftriaxon, Cefixim
2) Antipiretik (Menurunkan panas) :paracatamol
b. keperawatan
1) Observasi dan pengobatan
2) Pasien harus tirah baring absolute sampai 7hari bebas demam atau
kurang lebih dari selam 14hari. MAksud tirah baring adalah untuk
mencegah terjadinya komplikasi perforasi usus.
3) Mobilisasi bertahap bila tidak panas,sesuai dengan pulihnya
kekuatan pasien.
4) Pasien dengan kesadarannya yang menurun,posisi tubuhnya harus
diubah pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi
pneumonia dan juga dekubitus.
5) Defekasi dan buang airkecil perlu diperhatikan karena kadang-
kadang terjadi konstipasi dan diare.
6) Diet
a) Diet yang sesuaicukup kalori dan tinggi protein.
b) Pada penderita yang akutdapat diberi bubur saring.
c) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2hari lalu nasi
tim
d) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari
demam selama 7hari (Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan
Medikal Bedah II. Jakarta: EGC).
B. Proses Asuhan Keperawatan Komunitas
1. Pengkajian
Pengkajian pada asuhan keperawatan komunitas ini menggunakan dengan
pendekatan Betty Neuman yaitu yang terdiri dari data inti dan data sub
system komunitas.
a. Data Inti Komunitas
Data inti komunitas terdiri dari:
1) Sejarah
Sejarah merupakan suatu gambaran terkait sejarah yang berkaitan
dengan kondisi perkembangan suatu wilayah tertentu yang
mencakup semua komponen yang terdapat dalam wilayah
termasuk di dalamnya adalah perbatasan wilayah, iklim, luas
wilayah, striktur politik.
2) Demografi
Demografi merupakan statistik kependudukan yang meliputi
seperti angka kematian, sex ratio, status perkawinan. Statistik
kesehatan seperti angka penyakit kronik, kesehatan anak, penyakit
akut, kesehatan lansia dan lainnya.
3) Ethnic
Etnik adalah seperangkat kondisi spesifik yang dimiliki oleh
kelompok tertentu (kelompok etnik). Sekelompok etnik adalah
sekumpulan individu yang mempunyai budaya dan sosial yang
unik atau berbeda serta menurunkannya kepada generasi
berikutnya.
4) Nilai dan kepercayaan
Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia,
mengenal apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Sedangkan kepercayaan adalah seperti agama yang dianut, sara
beribadah, tuhan yang disembah dan lainnya.
b. Data sub system komunitas
Data sub system komunitas terdiri dari:
1) Pelayanan kesehatan
 Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)
 Jumlah kunjungan komunitas ke pelayanan kesehatan
 System rujukan

2) Lingkungan fisik
Dalam lingkungan fisik terdiri dari:
 Pemukiman
- Luas bangunan
- Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion
- Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
- Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes
- Dinding : tembok, kayu, bambu
- Lantai : semen, keramik, tanah
- Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai
- Pencahayaan : kurang, baik
- Penerangan : kurang, baik
- Kebersihan : kurang, baik
- Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik
- Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik
 Sanitasi
- Penyediaan air bersih (MCK)
- Penyediaan air minum
- Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa
jumlahnya dan bagaimana jarak dengan sumber air
- Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
- Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan
sampah, bagaimana cara pengelolaannya : dibakar,
ditimbun, atau cara lainnya
- Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
- Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry
 Fasilitas
- Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain
- Pekarangan
- Sarana olahraga
- Taman, lapangan
- Ruang pertemuan
- Sarana hiburan
- Sarana ibadah
 Batas – batas wilayah : Sebelah utara, barat, timur dan selatan
 Kondisi geografis

3) Ekonomi
 Jenis pekerjaan
 Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
 Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
 Jumlah pekerjaan dibwah umur, IRT dan lanjut usia

4) Transportasi dan keamanan


 Transportasi:
- Kondisi jalan
- Jenis transportasi yang dimiliki
- Sarana transportasi yang ada : pribadi dan umum
 Keamanan:
- Sisten keamanan lingkungan
- Penanggulangan kebakaran
- Penanggunalangan bencana
- Penanggulangan polusi, udara dan air tanah
- Penanggulangan berbagai penyakit
5) Politik dan pemerintahan
 System pengorganisasian
 Struktur organisasi
 Kelompok organisasi dalam komunitas (PKK, Karang Taruna,
Pemuda Indonesia)
 Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

6) Komunikasi
 Titik kumpul pada komunitas
 Sarana umum unutk komunikasi
 Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
(majalah/Koran, HP, Radio, Televisi)
 Cara penyebaran informasi (Penyuluhan, leaflet, pamlet,
booklet,poster, video dan lembar baik

7) Pendidikan
 Tingkat pendidikan komunitas
 Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
- Jenis pendidikan yang diadakan dikomunitas
- Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
- Jumlah siswa
- UKS
 Jenis bahasa yang digunakan

8) Rekreasi
 Tempat rekreasi
 Jenis rekreasi yang sering digunakan komunitas
 Sarana rekreasi: kondisi, jenis dan jumlah
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan pada agregat komunitas: kesehatan lansia yaitu:
a. Nyeri akut berhubungan dengan terinfeksi virus thypoid (salmonella
thypi)
b. Ketidakefektifan Pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
kurangnya peranan kader dalam memberdayakan masyarakat untuk
melakukan kebersihan lingkungan
c. Perilaku kesehatan berisiko berhubugan dengan kurangnya
pengetahuan cara perawatan rumah agar terhindar dari terinfeksi virus
thypoid (salmonella thypi)
d. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan penyakit thypoid

3. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil NIC
Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan
berhubungan dengan keperawatan selama 1
terinfeksi virus thypoid minggu diharapkan nyeri
(salmonella thypi) hilang dengan:
Ketidakefektifan Prevensi primer Prevensi primer:
Partisipasi dalam promosi Berikan promosi kesehatan
kesehatan (1606) tentang (6710): manajemen nyeri
manajemen nyeri
Berikan terapi keluarga: teknik
relaksasi dengan mendengarkan
murrotal

Prevensi sekunder Prevensi sekunder:


Deteksi factor Skrining kesehatan (6520): TTV
penyebab/resiko dan tingkat nyeri

Prevensi tersier Prevensi tersier:


Partisipasi tim kesehatan Dukungan keluarga (7140):
dalam keluarga memberikan terapi non
farmakologi dan farmakologi
Dukungan sosial pada masyarakat

Peningkatan system pendukung


(5440): tenaga kesehatan atau
kader yang ada di desa untuk
melakukan dukungan dan
kunjungan ke masyarakat dalam
meneruskan kembali
penyuluhan
2. Pemeliharaan Setelah dilakukan tindakan
kesehatan berhubungan keperawatan selama 1
dengan kurangnya minggu diharapkan
peranan kader dalam pemeliharaan kesehatan
memberdayakan membaik dengan:
masyarakat untuk Prevensi primer Prevensi primer
melakukan kebersihan Partisipasi dalam promosi Berikan promosi kesehatan
lingkungan kesehatan (1606) tentang (6710): tentang pemeliharaan
pemeliharaan kesehatan kesehatan pada thypoid
pada thypoid

Prevensi sekunder Prevensi sekunder


Deteksi factor Skrining kesehatan (6520): TTV
penyebab/resiko dan pemeliharaan kesehatan
pada thypoid

Prevensi tersier Prevensi tersier


Partisipasi tim kesehatan Dukungan keluarga (7140):
dalam keluarga dukung keluarga dalam
masyarakat untuk
Dukungan sosial membersihkan ventilasi

Bekerjasama dengan
pemerintahan agar membuatkan
jamban pada masyarakat yang
belum memilikinya

Bekerjasama dengan tenaga


kesehatan agar memberikan
penyuluhan dengan rutin
tentang bagaimana
pemeliharaan kesehatan

3. Perilaku kesehatan Setelah dilakukan tindakan


berisiko berhubungan keperawatan selama 1
dengan kurangnya minggu diharapkan perilaku
pengetahuan cara kesehatan meningkatdengan:
perawatan rumah agar Prevensi primer
terhindar dari terinfeksi Partisipasi dalam promosi Prevensi primer
virus thypoid kesehatan (1606) tentang Berikan promosi kesehatan: cara
(salmonella thypi) cara perawatan kebersihan perawatan kebersihan untuk
untuk terhindar dari terhindar dari terinfeksi virus
terinfeksi virus thypoid thypoid (salmonella thypi)
(salmonella thypi)

Prevensi sekunder
Deteksi factor Prevensi sekunder
penyebab/resiko Skrining kesehatan (6520): TTV
dan tingkat cara perawatan
kebersihan untuk terhindar dari
terinfeksi virus thypoid
(salmonella thypi)

Prevensi tersier
Partisipasi tim kesehatan Prevensi tersier
dalam keluarga Mengunjungi ke rumah
masyarakat dengan memberikan
Dukungan sosial penyuluhan tentang cara
perawatan kebersihan untuk
terhindar dari terinfeksi virus
thypoid (salmonella thypi)

4 Kurangnya Setelah dilakukan tindakan


pengetahuan keperawatan selama 1
berhubungan dengan minggu diharapkan
penyakit thypoid pengetahuan masyarakat
meningkat dengan:
Prevensi primer Prevensi primer
Partisipasi dalam promosi Berikan promosi kesehatan:
kesehatan (1606) tentang thypoid (salmonella thypi)
thypoid (salmonella thypi)

Prevensi sekunder Prevensi sekunder


Deteksi factor Skrining kesehatan (6520): TTV
penyebab/resiko dan tingkat pengetahuan tentang
thypoid (salmonella thypi),
memberikan sebuah leaflet

Prevensi tersier Prevensi tersier


Partisipasi tim kesehatan Dukungan keluarga : mengikuti
dalam keluarga penyuluhan di puskesmas.
Mengunjungi ke rumah
Dukungan sosial masyarakat dengan memberikan
penyuluhan tentang thypoid
(salmonella thypi)
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
professional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan
kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan.

B. Saran
Adapun saran dalam penulisan asuhan keperawatan komunitas ini yaitu:
1. Bagi institusi
Diharapkan untuk dapat dijadikan sebagai bahan wawasan, literatur
bagi mahasiswa atau mahasiswi yang kelak akan melakukan praktik
kerjalapangan di komunitas dengan kesehatan lansia.
2. Bagi perawat
Diharapkan perawat yang ditugaskan dikomunitas harus memiliki
kompeten, urgen dengan masalah-masalah yang ada di masyarakat
3. Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan pasien dan keluarga mengerti setelah diberikan
penyuluhan kesehatan dari tenaga kesehatan tentang thypoid.
BAB IV
PENUTUP

C. Kesimpulan
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan professional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan.

D. Saran
Adapun saran dalam penulisan asuhan keperawatan komunitas ini yaitu:
1. Bagi institusi
Diharapkan untuk dapat dijadikan sebagai bahan wawasan, literatur bagi
mahasiswa atau mahasiswi yang kelak akan melakukan praktik kerja
lapangan di komunitas dengan kesehatan lansia.
2. Bagi perawat
Diharapkan perawat yang ditugaskan dikomunitas harus memiliki
kompeten, urgen dengan masalah-masalah yang ada di masyarakat
3. Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan pasien dan keluarga mengerti setelah diberikan penyuluhan
kesehatan dari tenaga kesehatan tentang thypoid.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzan, R., (2019). “Asuhan Keperawatan Pada An. Z Dengan Demam Typoid
Diruangan Anak Rsud Dr. Achmad MochtarBukittinggi”. Karya Tulis Ilmiah:
Stikes Perintis Padang.
Safii, L. I., (2012). “Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Demam Typhoid Di
Bangsal Sofars Pku Muhammadiyah Surakarta”. Naskah Publikasi: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Margianti, E., dkk., (2020). “Askep Agregat Dalam Komunitas Kesehatan
Lansia”. STIKes Palangkaraya.

Anda mungkin juga menyukai