Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

AIDS

Mata Kuliah : Keperawatan Anak 2

Dosen Pengapu : I Wayan Romantika, S.Kep.,Ns.,M.Kep

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. La Ode Muh Alif Iradat (S.0021.P.011)


2. Misrianti (S.0021.P.015)
3. Putri (S.0021.P.019)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas laporan asuhan
keperawatan yang berjudul “Aids” yang disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Anak II. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini dengan baik dan
lancar.
Tujuan suatu pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
membentuk sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing, membentuk
watak dan jiwa sosial, berbudaya, berakhlak dan berbudi luhur, serta berwawasan
pengetahuan yang luas dan menguasai teknologi. Laporan ini dibuat oleh penulis
untuk membantu memahami materi tersebut. Mudah-mudahan Laporan ini
memberikan manfaat dalam segala bentuk kegiatan belajar, sehingga dapat
memperlancar dan mempermudah proses pencapaian yang telah direncanakan.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam Laporan ini. Oleh
karena itu, segala kritikan dan saran yang membangun akan kami terima dengan
lapang dada sebagai wujud koreksi atas diri tim penyusun yang masih belajar.
Akhir kata, semoga Laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Penyusun

Kendari, 11 November 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I KONSEP MEDIS ................................................................................. 1

A. Definisi ................................................................................................ 1
B. Etiologi ................................................................................................. 1
C. Patofisiologi ......................................................................................... 1
D. Pathway ................................................................................................ 2
E. Manifestasi klinis ................................................................................. 3
F. Tatalaksana ........................................................................................... 3

BAB II KONSEP KEPERAWATAN ............................................................. 4

A. Pengkajian Keperawatan ........................................................................ 4


B. Diagnosis Keperawatan .......................................................................... 6
C. Outcome ................................................................................................. 6
D. Intervensi ................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15

ii
BAB I
KONSEP MEDIS

A. Definisi
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan
kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV
(Sylvia & Lorraine, 2012).
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kondisi yang
disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang
menyerang sistem kekebalan tubuh. Pada anak-anak, AIDS adalah kondisi
yang terjadi ketika anak terinfeksi HIV dan mengalami penurunan signifikan
dalam fungsi kekebalan tubuh.

B. Etiologi
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), beberapa penyebab terinfeksinya
virus HIV yaitu:
a. Hubungan seksual (anal, oral, vagina) yang tidak terlindungi (tanpa
kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV
b. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak sterl dan dipakai bergantian
c. Mendapatkan transfuse darah yang mengandung virus HIV
d. Ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat
melahirkan atau melalui air susu ibu

C. Patofisiologi
Setelah terinfeksi virus HIV, virus tersebut akan menyerang sel-sel
kekebalan tubuh anak, terutama sel-sel CD4 atau limfosit T-helper. Virus HIV
akan menggandakan diri di dalam sel-sel ini, merusaknya, dan mengurangi
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Seiring waktu, jumlah sel CD4 akan
menurun secara signifikan, menyebabkan penurunan fungsi kekebalan tubuh
secara keseluruhan, dan akhirnya, terjadilah AIDS. (Departemen Kesehatan RI.
2012).

1
D. Pathway

2
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala secara klinis pada seseorang penderita HIV sulit di
identifikasi karena gejala yang ditunjukkan pada umumnya bermula dari gejala
umum yang lazim di dapati pada berbagai penderita penyakit lain, namun
secara umum tanda dan gejala infeksi HIV menurut (Kantiandagho, 2015) :
a) Rasa lelah dan lesu
b) Berat badan terus menurun secara drastis
c) Demam yang sering dan berkeringat di waktu malam
d) Mencret dan kurang nafsu makan
e) Bercak – bercak putih di lidah dan di dalam mulut
f) Pembengkakan leher dan lipatan paha
g) Radang paru

F. Tatalaksana
Penatalaksanaan infeksi HIV adalah dengan pemberian obat antiretroviral
(ARV). Hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan infeksi HIV.
ARV yang digunakan bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
yang berhubungan dengan HIV. Pemberian terapi ARV dapat menekan viral
load hingga kadar yang tidak terdeteksi (virus tersupresi). Supresi virus dapat
meningkatkan fungsi imun dan kualitas hidup secara keseluruhan, menurunkan
risiko komplikasi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dan non-
AIDS, serta memperpanjang kesintasan pasien. Selain itu, terapi ARV dapat
mengurangi risiko penularan HIV. Terapi ARV harus diberikan kepada semua
pasien dengan infeksi HIV tanpa melihat stadium klinis dan nilai CD4. Obat-
obat ARV berdasarkan golongannya beserta dosisnya untuk dewasa dan anak-
anak. (Departemen Kesehatan RI. 2012).

3
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1) Identitas pasien
Meliputi: nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, No. MR.
2) Keluhan utama
Dapat ditemukan pada pasien AIDS dengan manifestasi respiratori
ditemui keluhan utama sesak nafas. Keluhan utama lainnya ditemui pada
pasien penyakit HIV AIDS, yaitu demam yang berkepanjangan (lebih dari 3
bulan), diare kronis lebih dari 1 bulan berulang maupun terus menerus,
penurunan berat badan lebih dari 10%, batuk kronis lebih dari 1 bulan,
infeksi mulut dan tenggorokan disebabkan oleh jamur candida albikans,
pembekakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh, munculnya herpes
zooster berulang dan bercak- bercak gatal diseluruh tubuh.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Dapat ditemukan keluhan yang biasannya disampaikan pasien HIV
AIDS adalah : pasien akan mengeluhkan napas sesak (dispnea) bagi pasien
yang memiliki manifestasi respiratori, batuk-batuk, nyeri dada, dan demam,
pasien akan mengeluhkan mual, dan diare serta penurunan berat badan
drastis.
4) Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pasien pernah dirawat karena penyakit yang sama. Adanya
riwayat penggunaan narkoba suntik, hubungan seks bebas atau berhubungan
seks dengan penderita HIV/AIDS terkena cairan tubuh penderita
HIV/AIDS.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya pada pasien HIV AIDS adanya anggota keluarga yang
menderita penyakit HIV/ AIDS. Kemungkinan dengan adanya orang tua
yang terinfeksi HIV. Pengkajian lebih lanjut juga dilakukan pada riwayat

4
pekerjaan keluarga, adanya keluarga bekerja ditempat hiburan malam,
bekerja sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial).
6) Pola aktifitas sehari-hari (ADL) meliputi :
a) Pola persepsi dan tata laksanaan hidup sehat. Biasanya pada pasien HIV/
AIDS akan mengalami perubahan atau gangguan pada personal hygiene,
misalnya kebiasaan mandi, ganti pakaian, BAB dan BAK dikarenakan
kondisi tubuh yang lemah, pasien kesulitan melakukan kegiatan tersebut
dan pasien biasanya cenderung dibantu oleh keluarga atau perawat.
b) Pola nutrisi Biasanya pasien dengan HIV / AIDS mengalami penurunan
nafsu makan, mual, muntah, nyeri menelan, dan juga pasien akan
mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis dalam jangka
waktu singkat (terkadang lebih dari 10% BB).
c) Pola eliminasi Biasanya pasien mengalami diare, feses encer, disertai
mukus berdarah.
d) Pola istrihat dan tidur Biasanya pasien dengan HIV/ AIDS pola istrirahat
dan tidur mengalami gangguan karena adanya gejala seperti demam dan
keringat pada malam hari yang berulang. Selain itu juga didukung oleh
perasaan cemas dan depresi terhadap penyakit.
e) Pola aktifitas dan latihan Biasanya pada pasien HIV/ AIDS aktifitas dan
latihan mengalami perubahan. Ada beberapa orang tidak dapat
melakukan aktifitasnya seperti bekerja. Hal ini disebabkan mereka
menarik diri dari lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja,
karena depresi terkait penyakitnya ataupun karena kondisi tubuh yang
lemah.
f) Pola persepsi dan konsep diri Pada pasien HIV/AIDS biasanya
mengalami perasaan marah, cemas, depresi dan stres.
g) Pola sensori kognitif Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami
penurunan pengecapan dan gangguan penglihatan. Pasien juga biasanya
mengalami penurunan daya ingat, kesulitan berkonsentrasi, kesulitan
dalam respon verbal. Gangguan kognitif lain yang terganggu yaitu bisa
mengalami halusinasi.

5
B. Diagnosis Keperawatan
1) Risiko infeksi (D.0142)
2) Risiko hipovolemia (D.0034)
3) Defisit nutrisi (D.0019)
4) Risiko gangguan integritas kulit (D.0139)
5) Keletihan (D.0057)
C. Outcome
No Diagnosa Outcome (SLKI)

1. Kode (D.0142) Luaran utama: Tingkat infeksi (L.14137)


Risiko infeksi Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
3x24 jam diharapkan tingkat infeksi menurun dengan
kriteria hasil:
1) Nafsu makan meningkat
2) Demam menurun
3) Bengkak menurun
Luaran tambahan: Status imun (L.14133)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
3x24 jam diharapkan status imun membaik dengan
kriteria hasil:
1) Integritas kulit meningkat
2) Infeksi berulang menurun
3) Suhu tubuh membaik
2. Kode (D.0034) Luaran utama: Status cairan (L.03028)
Risiko Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
hipovolemia 3x24 jam diharapkan status cairan membaik dengan
kriteria hasil:
1) Turgo kulit meningkat
2) Perasaan lemah menurun
3) Berat badan membaik

Luaran tambahan : Keseimbangan cairan

6
(L.03018)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
3x24 jam diharapkan keseimbangan cairan
meningkat dengan kriteria hasil:
1) Asupan caiaran meningkat
2) Asupan makanan meningkat
3) Dehidrasi menurun
3. Kode (D.0019) Luaran utama: Status nutrisi (L.03030)
Defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
3x24 jam diharapkan status nutrisi membaik dengan
kriteria hasil:
1) Berat badan membaik
2) Indeks massa tubuh membaik
3) Nafsu makan membaik
Luaran tambahan: nafsu makan (L.03024)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
3x24 jam diharapkan nafsu makan membaik dengan
kriteria hasil:
1) Asupan makanan meningkat
2) Asupan nutrisi meningkat
3) Stimulus untuk makan meningkat
4. Kode (D.0139) Luaran utama: integritas kulit dan jaringan
Risiko (L.14125)
gangguan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
integritas kulit 3x24 jam diharapkan integritas kulit dan jaringan
atau jaringan meningkat dengan kriteria hasil:
1) Perfusi jaringan meningkat
2) Kerusakan jaringan menurun
3) Kerusakan lapisan kulit menurun
Luaran tambahan: perfusi perifer (L.02011)
setelah dilakukan intervensi keperawatan selama

7
3x24 jam diharapkan perfusi perifer meningkat
dengan kriteria hasil:
1) Warna kulit pucat menurun
2) Kelemahan otot menurun
3) Turgor kulit membaik
5. Kode (D.0057) Luaran utama: Tingkat keletihan (L.05046)
Keletihan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
3x24 jam diharapkan tingkat keletihan menrun
dengan kriteria hasil:
1) Verbalisasi kepulihan energi meningkat
2) Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat
3) Gelisah menurun
Luaran tambahan: Perawatan diri (L.11103)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
3x24 jam diharapkan perawatan diri meningkat
dengan kriteria hasil:
1) Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri
meningkat
2) Minat melakukan perawatan diri meningkat
3) Mempertahan kebersihan diri meningkat

D. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Intervensi keperawatan (SIKI)
keperawatan
1. Kode (D.0142) Intervensi utama: Manajemen imunisasi atau
Risiko infeksi vaksinasi (I.14508)
Observasi:
1) Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
2) Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi
(mis. reaksi anafilaksis terhadap vaksin
sebelumnya dan atau sakit parah dengan atau

8
tanpa demam)
3) Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke
pelayanan kesehatan
Terapeutik:
4) Berikan suntikan pada bayi di bagian paha
anterolateral
5) Dokumentasikan informasi vaksinasi (mis. nama
produsen, tanggal kedaluwarsa)
6) Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang
tepat
Edukasi:
7) Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang terjadi,
jadwal, dan efek samping
8) Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus
(mis. rabies, tetanus)
9) Informasikan penundaan pemberian imunisasi
tidak berarti mengulang jadwal imunisasi kembali
Intervensi pendukung: Edukasi sesualitas
(I.12447)
Observasi :
1) identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik:
2) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesual
kesepakatan
4) Berikan kesempatan untuk bertanya
5) Fasilitasi kesadaran keluarga terhadap anak dan
remaja serta pengaruh media
Edukasi:
6) Jelaskan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi

9
laki-laki dan perempuan
7) Jelaskan perkembangan sesualitas sepanjang
siklus kehidupan
8) Jelaskan perkembangan emosi masa anak dan
remaja
2. Kode (D.0034) Intervensi utama: Pemantauan cairan (I.03121)
Risiko Observasi:
hipovolemia 1) Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2) Monitor frekuensi napas
3) Monitor tekanan darah
Terapeutik:
4) Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
5) Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi:
6) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Intervensi pendukung: Pencegahan infeksi
(I.14539)
Edukasi:
1) Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
Terapeutik:
2) Batasi jumlah pengunjung
3) Berikan perawatan kulit pada area edema
4) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
Edukasi:
5) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
6) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
7) Ajarkan etika baluk
Kolaborasi:

10
8) Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
3. Kode (D.0019) Intervensi utama: Manajemen nutrisi (I.03119)
Defisit nutrisi Observasi:
1) Identifikasi status nutrisi
2) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3) Identifikasi makanan yang disukai
Terapeutik:
4) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
5) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
piramida makanan)
6) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
Edukasi:
7) Anjurkan posisi duduk, jika mampu,
8) Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi:
9) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. pereda nyeri, antlemetik), jika perlu
10) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan.
jika perlu
Intervensi pendukung: Manajemen energi
(I.05178)
Observasi:
1) Identifikasi gangguan fungsih yang
mengakibatkan kelelahan
2) Monitor pola dan jam tidur
3) Monitor lokasi dan ketidaknyaratan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik:
4) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus

11
(mis. cahaya, suara, kunjungan)
5) Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
6) Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau berjalan
Edukasi:
7) Anjurkan tirah baring
8) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
9) Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi:
10) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.
4. Kode (D.0139) Intervensi utama: Perawatan integritas kulit
Risiko (I.11353)
gangguan Observasi:
integritas kulit 1) Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
(mis. perubahan sirkulasi, perubahan status
nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan
ekstrem, penurunan mobilitas)
Terapeutik:
2) Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
3) Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang,
jika perlu
4) Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak
pada kulit kering
Edukasi:
5) Anjurkan menggunakan pelembab (mis, lotion,
serum)
6) Anjurkan minum air yang cukup
7) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

12
Intervensi pendukung: Edukasi pencegahan
infeksi (I.12408)
Observasi:
1) Periksa kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik:
2) Siapkan materi, media tentang faktor-faktor
penyebab, cara identifikasi dan pencegahan risiko
infeksi di rumah sakit maupun di rumah
3) Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga
4) Berikan kesempatan untuk bertanya pendidikan
5. Kode (D.0057) Intervensi utama: Edukasi aktivitas atau istirahat
Keletihan (L.12362)
Observasi:
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik:
2) Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas
dan istirahat - Jadwalkan pemberian pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
3) Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
untuk bertanya
Edukasi:
4) Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik /
olahraga secara rutin
5) Anjurkan terlibat dalam ektivitas kelompok,
aktivitas bermain atau aktivitas lainnya
6) Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat

13
(mis, kelelahan, sesak napas saat aktivitas)
Intervensi pendukung: Manajemen lingkungan
(L14514)
Observasi:
1) Identifikasi keamanan dan kenyamanan
lingkungan
Terapeutik:
2) Atur posisi fumiture dengan rapi dan terjangkau
3) Atur suhu lingkungan yang sesuai
4) Sediakan ruang berjalan yang cukup dan aman
Edukasi:
5) Jelaskan cara membuat lingkungan rumah yang
aman Jelaskan cara menghadapi bahaya
kebakaran
6) Ajarkan pasien dan keluarga/pengunjung tentang
upaya pencegahan infeksi

DAFTAR PUSTAKA

14
Arriza, B. K., Dewi, E. K., & Kaloeti, (2011). Memahami Rekonstruksi
Kebahagiaan Pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Jurnal Psikologi
Undip. Vol.10, No.2, Oktober 2011.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Profil Kesehatan Indonesia
Jakarta: Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. (2012). Pedoman Nasional Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS
Hanum. (2009). Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kementrian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta:
Sekretaris Jenderal.
Mandal, Bibhat K., Wilkins, Edmund G.L., Dunbar, Edward M., Mayon White,
Richard T. Lecture Notes. (2004) : Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga.
Nursalam dan Kurniawati, Ninuk Dian. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnosa, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan,Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Kriteria Hasil Keperawatan, Jakarta: DPP PPNI

15

Anda mungkin juga menyukai