Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS HIV/AIDS

Dosen Pengampu:
Ely Mawaddah , M.Kep, Sp.Kep,An

Oleh :
KELOMPOK 5

ANNIDA SETYA TAHIRA P07120421002


BQ. AMY SEPTIANISA P07120421004
EVA DWI RAHAYU P07120421008
GHINA AULIA SYAFIATUN P07120421012
M FAISAL KURAHMAN P07120421021
M SUHAILI P07120421025
NOVI AULIA PEBRINI P07120421031

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-
Nya sehingga makalah mengenai “Asuhan keperawatan pada HIV/AIDS” ini dapat tersusun
sampai dengan selesai.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah HIV/AIDS. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bu Ely Mawaddah , M.Kep, Sp.Kep,An
selaku dosen mata kuliah HIV/AIDS yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 31 Agustus 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
BAB I.........................................................................................................................................3
Latar Belakang........................................................................................................................3
Rumusan Masalah..................................................................................................................3
Tujuan Penulisan....................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................5
2.1 Pengkajian........................................................................................................................5
2.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................................................8
2.3 Intervensi Keperawatan....................................................................................................8
2.4 Implementasi Keperawatan............................................................................................11
2.5 Evaluasi Keperawatan....................................................................................................12
BAB III....................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
3.2 Saran...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency
Syndrome (AIDS) merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia yang menjadi
wabah internasional sejak pertama kehadirannya (Arriza, Dewi, Dkk, 2011). Penyakit ini
merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human
Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang sistem kekebalan tubuh (Kemenkes,
2015).
Penyakit HIV dan AIDS menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh
sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain (Kemenkes, 2015).
Meskipun telah ada kemajuan dalam pengobatannya, namun infeksi HIV dan AIDS masih
merupan masalah kesehatan yang penting di dunia ini (Smeltzer dan Bare, 2015).
Penyakit HIV AIDS merupakan penyakit infeksi yang dapat ditularkan ke orang lain
melalaui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual, tranfusi
darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari
ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui (Dinkes Kota
Padang, 2015).
Perawat memiliki tugas memenuhi kebutuhan dan membuat status kesehatan ODHA
meningkat melalui asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan suatu tindakan
atau proses dalam praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien
untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien, sehingga dapat mengatasi masalah yang
sedang dihadapinya.
Rumusan Masalah
1. Apa saja pengkajian yang dilakukan pada kasus HIV/AIDS?
2. Apa saja diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus HIV/AIDS?
3. Apa saja intervensi keperawatan pada kasus HIV/AIDS?
4. Bagaimana implementasi pada kasus HIV/AIDS?
5. Bagaimana evaluasi pada kasus HIV/AIDS?

Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hal yang perlu dikaji pada kasus HIV/AIDS
2. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus HIV/AIDS
3. Untuk mengetahui intervensi utama pada kasus HIV/AIDS
4. Untuk mengetahui implementasi keperawatan pada kasus HIV/AIDS
5. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada kasus HIV/AIDS
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
a. Identitas pasien
Meliputi: nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, No. MR.
b. Keluhan utama
Dapat ditemukan pada pasien AIDS dengan manifestasi respiratori ditemui keluhan
utama sesak nafas. Keluhan utama lainnya ditemui pada pasien penyakit HIV AIDS,
yaitu demam yang berkepanjangan (lebih dari 3 bulan), diare kronis lebih dari 1 bulan
berulang maupun terus menerus, penurunan berat badan lebih dari 10%, batuk kronis
lebih dari 1 bulan, infeksi mulut dan tenggorokan disebabkan oleh jamur candida
albikans, pembekakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh, munculnya herpes zooster
berulang dan bercak- bercak gatal diseluruh tubuh.
c.Riwayat kesehatan sekarang
Dapat ditemukan keluhan yang biasannya disampaikan pasien HIV AIDS adalah :
pasien akan mengeluhkan napas sesak (dispnea) bagi pasien yang memiliki manifestasi
respiratori, batuk-batuk, nyeri dada, dan demam, pasien akan mengeluhkan mual, dan
diare serta penurunan berat badan drastis.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pasien pernah dirawat karena penyakit yang sama. Adanya riwayat
penggunaan narkoba suntik, hubungan seks bebas atau berhubungan seks dengan
penderita HIV/AIDS terkena cairan tubuh penderita HIV/AIDS.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya pada pasien HIV AIDS adanya anggota keluarga yang menderita penyakit
HIV/ AIDS. Kemungkinan dengan adanya orang tua yang terinfeksi HIV. Pengkajian
lebih lanjut juga dilakukan pada riwayat pekerjaan keluarga, adanya keluarga bekerja
ditempat hiburan malam, bekerja sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial).
f. Pola aktifitas sehari-hari (ADL) meliputi :
1. Pola persepsi dan tata laksanaan hidup sehat.
Biasanya pada pasien HIV/ AIDS akan mengalami perubahan atau gangguan pada
personal hygiene, misalnya kebiasaan mandi, ganti pakaian, BAB dan BAK dikarenakan
kondisi tubuh yang lemah, pasien kesulitan melakukan kegiatan tersebut dan pasien
biasanya cenderung dibantu oleh keluarga atau perawat.
2. Pola nutrisi
Biasanya pasien dengan HIV / AIDS mengalami penurunan nafsu makan, mual, muntah,
nyeri menelan, dan juga pasien akan mengalami penurunan berat badan yang cukup
drastis dalam jangka waktu singkat (terkadang lebih dari 10% BB).
3. Pola eliminasi
Biasanya pasien mengalami diare, feses encer, disertai mukus berdarah.
4. Pola istrihat dan tidur
Biasanya pasien dengan HIV/ AIDS pola istrirahat dan tidur mengalami gangguan
karena adanya gejala seperti demam dan keringat pada malam hari yang berulang. Selain
itu juga didukung oleh perasaan cemas dan depresi terhadap penyakit.
5. Pola aktifitas dan latihan
Biasanya pada pasien HIV/ AIDS aktifitas dan latihan mengalami perubahan. Ada
beberapa orang tidak dapat melakukan aktifitasnya seperti bekerja. Hal ini disebabkan
mereka menarik diri dari lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja, karena
depresi terkait penyakitnya ataupun karena kondisi tubuh yang lemah.
6. Pola persepsi dan konsep diri
Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami perasaan marah, cemas, depresi dan
stres.
7. Pola sensori kognitif
Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami penurunan pengecapan dan gangguan
penglihatan. Pasien juga biasanya mengalami penurunan daya ingat, kesulitan
berkonsentrasi, kesulitan dalam respon verbal. Gangguan kognitif lain yang terganggu
yaitu bisa mengalami halusinasi.
8. Pola hubungan peran
Biasanya pada pasien HIV/AIDS akan terjadi perubahan peran yang dapat
mengganggu hubungan interpersonal yaitu pasien merasa malu atau harga diri rendah.
9. Pola penanggulangan stres
Pada pasien HIV AIDS biasanya pasien akan mengalami cemas, gelisah dan depresi
karena penyakit yang dideritanya. Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang
kronik, perasaan tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis
yang negatif berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain-lain, dapat
menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif
dan adaptif.
10. Pola reproduksi seksual
Pada pasien HIV AIDS pola reproduksi seksualitasnya terganggu karena penyebab
utama penularan penyakit adalah melalui hubungan seksual.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Pada pasien HIV AIDS tata nilai keyakinan pasien awalnya akan berubah, karena
mereka menganggap hal yang menimpa mereka sebagai balasan perbuatan mereka.
Adanya status perubahan kesehatan dan penurunan fungsi tubuh mempengaruhi nilai
kepercayaan pasien dalam kehidupan mereka dan agama merupakan hal penting dalam
hidup pasien.
g. Pemeriksaan fisik
Gambaran umum : ditemukan pasien tampak lemah
Kesadaran : composmentis kooperatif, sampai terjadi penurunan tingkat kesadaran, apatis,
somnolen, stupor bahkan koma.
Vital sign : TD; biasanya ditemukan dalam batas normal, nadi; terkadang ditemukan
frekuensi nadi meningkat, pernapasan : biasanya ditemukan frekuensi pernapasan
meningkat, suhu; suhu biasanya ditemukan meningkat karena demam, BB ; biasanya
mengalami penurunan (bahkan hingga 10% BB), TB; Biasanya tidak mengalami
peningkatan (tinggi badan tetap).
Kepala : biasanya ditemukan kulit kepala kering karena dermatitis
Mata : biasanya konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, refleks pupil
terganggu
Hidung : biasanya ditemukan adanya pernapasan cuping hidung
Leher: kaku kuduk (penyebab kelainan neurologik karena infeksi jamur criptococus
neofarmns)
Gigi dan mulut : biasanya ditemukan ulserasi dan adanya bercakbercak putih seperti krim
yang menunjukan kandidiasis
Jantung: Biasanya tidak ditemukan kelainan
Paru-paru : Biasanya terdapat nyeri dada pada pasien AIDS yang disertai dengan TB napas
pendek (kusmaul)
Abdomen : Biasanya bising usus yang hiperaktif
Kulit : Biasanya ditemukan turgor kulit jelek, terdapatnya tandatanda lesi (lesi sarkoma
kaposi)
Ekstremitas : Biasanya terjadi kelemahan otot, tonus otot menurun, akral dingin.
2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada kasus HIV/AIDS berdasarkan SDKI
(PPNI. 2017) diantaranya :
1. Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, nyeri, keletihan,
gangguan neurologis
2. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal, iritasi gastrointestinal,
malabsorpsi, parasit

2.3 Intervensi Keperawatan


1. Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, nyeri, keletihan,
gangguan neurologis
2. NO SDKI SLKI SIKI
1. Pola nafas tidak Pola nafas ( L.01004) Pemantauan respirasi
efektif (D.0005) Setelah dilakukan ( I.01014)
tindakan keperawatan Observasi
selama 3 x 24 jam  Memonitor
diharapkan pola nafas frekuensi,irama dan
membaik dengan upaya nafas
kriteria hasil :  Monitor pola nafas
1. dispnea menurun (ecret,apnea,bradipnea,ta
2. penggunaan otot kipnea)
bantu nafas menurun  Monitor adanya produksi
3. frekuensi nafas sputum
membaik  monitor adanya sumbatan
4.pernafasan cupping jalan nafas
hidung menurun  palpasi kesimetrisan
ekspansi paru,auskultasi
bunyi nafas
 monitor saturasi oksigen
 monitor nilai AGD
 monitor x-ray thoraks
Terapeutik
 atur interval pmantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
 dokumentasikan hasil
pemantaun
Edukasi
 jelaaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 informasikan hasil
pemantauan jika perlu
Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal, iritasi ganstrointestinal, malabsorpsi,
parasit

N0 SDKI SLKI SIKI


1 Diare (D0020) Elimiasi fekal Manajemen diare (1.03101)
membaik (L.04033)
Observasi
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan  identitifikasi penyebab
selama 3 x 24 jam
diare
diharapkan Diare
membaik dengan  identifikasi Riwayat
kriteria hasil :
1. kontrol pemberian makanan
pengeluaran feses  identivikasi gejala
meningkat
2. urgensi menurun invaginasi
3. nyeri abdomen  monitor warna
menurun
4. keram abdomen volume,frekuensi dan
menurun konsistensi tinja
5. konsistensi feses
membaik  monitortanda dan gala
6. frekuensi defekasi hypovolemia
membaik
7. fristaltik usus  monitor iritasi dan
membaik ulserasi kulit didaerah
parenial
 monitor jumlah
pengeluaran diare
 monitor keamanan
penyimpan makanan
Terapeutik
 berikan asupan cairan
oral minsalnya larutan
gula garam,oralit atau
pedialit
 pasang jalur kanulasi
intravena (infus)
 berikan cairan intravena
jika perlu
 ambil sempel darah
untuk pemeriksaan
darah lengkap dan
elektrolit
 ambil sempel feses utuk
kultur jika perlu
Edukasi
 Anjurkan makan porsi
kecil dan sering secara
bertahap
 Anjurkan menghindari
makanan pembentuk
gas,pedas dan
mengandung laktosa
 Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
obat antimotilitas
 Kolaborasi pemberian
obat antispasmodic
 Kolaborasi pemberian
obat pengeras feses
seperti atapulgit

2.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi merupakan tahap ketika perawat mengaplikasikan atau melaksanakan
rencana asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu
klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Nursalam, 2015).Dalam pelaksanaan
tindakan langkah-langkah yang dilakukan adalah

1. Mengkaji kembali keadaan klien,


2. Validasi rencana keperawatan,
3. Menentukan kebutuhan dan bantuan yang diberikan
4. Serta menetapkan strategi tindakan yang dilakukan.
Selain itu juga dalam pelaksanaan tindakan, semua tindakan yang dilakukan pada
klien dan respon klien pada setiap tindakan keperawatan didokumentasikan dalam
catatan keperawatan dalam pendokumentasian adalah waktu tindakan dilakukan,
tindakan dan respon klien, serta diberi tanda tangan sebagai aspek legal dari
dokumentasi yang dilakukan. (asmmadi, 2008: hal.177).
2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk meneentukan apakah
rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi
rencana atau mengehentikan rencana keperawatan (Nursalam,2015)

Dalam evaluasi prinsip obyektifitas,rehabilitas, dan validasi dapat dipertahankan


agar kepustakaan yang diambil tepat. Evaluasi proses keperawatan ada dua yaitu:

1. Evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan segera setelah tindakan dilakukan
dan didokumentasikan pada catatan keperawatan.

2. Evaluasi akhir adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur sejauh mana
pencapaian tujuan yang ditetapkan dan dilakukan pada akhir asuhan keperawatan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit HIV AIDS merupakan penyakit infeksi yang dapat ditularkan ke orang lain
melalaui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual, tranfusi
darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari
ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui (Dinkes Kota
Padang, 2015).
Perawat maupun tenaga kesehatan harus memberikan motivasi dalam merawat pasien
yang mengalami HIV/AIDS, memberikan perawatan yang komperhensif dan sesuai SOP
yang telah ditetapkan.

3.2 Saran
Bagi Perawat disarankan untuk berpikir kritis dalam menentukan diagnosa, intervensi,
serta implementasi dan evaluasi keperawatan sehingga penerapan asuhan keperawatan
dapat mengevaluasi tindakan dengan assesment berhasil pada pasien dengan penyakit
HIV/AIDS serta diharapkan agar dalam melakukan tindakan yang beresiko terkena atau
kontak langsung dengan cairan tubuh pasien, disarankan perawat mengunakkan APD (Alat
Pelindung Diri) sehingga terhindar dari resiko infeksi.
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan pembaca dalam
melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif pada pasien HIV/AIDS.

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC
Dinas Kesehatan Kota Padang. (2015). Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2014.
https://dinkeskotapadang1.files.wordpress.com/2015/07/profil-tahun-2014-edisi2015.pdf
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Sekretaris
Jenderal
Nurasalam. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV AIDS, Jakarta :
Salemba Medika
Smeltzer, S.C., dan Bare, B.G. (2015). Medical Surgical Neursing (Vol 1). : LWW

Anda mungkin juga menyukai