Anda di halaman 1dari 20

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DAN REMAJA


DENGAN HIV/AIDS
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Keperawatan HIV/AIDS
Dosen Pengampu :
Ns. Triana A, M.Kep., Sp. Kep.MB
Ns. Istioningsih MAN.

Disusun oleh kelompok 5 PSIK VIB :


1. Siti Fadilah SK116055
2. Sofiana SK116056
3. Tina Farida SK116057
4. Tri Setyaningsih SK116058
5. Ulfatun Nadhiroh SK116059

Program Studi Ilmu Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tahun Akademik 2018/2019
i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DAN REMAJA


DENGAN HIV/AIDS
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Keperawatan HIV/AIDS
Dosen Pengampu :
Ns. Triana A, M.Kep., Sp. Kep.MB
Ns. Istioningsih MAN.

Disusun oleh kelompok 5 PSIK VIB :


1. Siti Fadilah SK116055
2. Sofiana SK116056
3. Tina Farida SK116057
4. Tri Setyaningsih SK116058
5. Ulfatun Nadhiroh SK116059

Program Studi Ilmu Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tahun Akademik 2018/2019

i
i
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul
Asuhan Keperawatan Pada Anak Dan Remaja Dengan Hiv/Aids. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan HIV/AIDS di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan, maka penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dorongan semangat untuk terus
belajar.
2. Ns. Triana A, M.Kep., Sp. Kep.MB dan Ns. Istioningsih MAN.
3. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan, semangat, kritik, dan saran
yang membangun.
4. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, penulis sangat berharap kepada
semua pihak kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca yang budiman Aamiin.

Kendal, 29 Maret 2019

Kelompok

ii
DAFTAR ISI
iii

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum.....................................................................................2
2. Tujuan Khusus....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengkajian...............................................................................................3
B. Analisa Data............................................................................................8
C. Diagnosa Keperawatan............................................................................9
D. Intrvensi Keperawatan.............................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................14
B. Saran......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebabkan
menurunnya kekebalan tubuh manusia. HIV yang tidak terkendali akan
menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome. AIDS
merupakan sekumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya
sistem kekebalan tubuh karena infeksi HIV. Menurunnya kekebalan tubuh
orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menyebabkan orang tersebut sangat
mudah terkena berbagai penyakit infeksi (infeksi oportunistik) yang berakibat
kematian. Infeksi opotunistik adalah infeksi yang terjadi karena menurunnya
kekebalan tubuh seseorangakibat virus HIV. Infeksi ini umumnya menyerang
ODHA dengan HIVstadium lanjut
WHO menyatakan bahwa HIV merupakan penyakit infeksi seksual
pembunuh nomor satu di dunia. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,5
juta yang terdiri dari 1,3 juta dewasa dan 190.000 anak berusia dibawah 15
tahun. Jumlah penderita HIV di Indonesia semakin meningkat. Penderita HIV
dari tahun 1987 hingga September 2014 mencapai 150.296 penderita. Di
Jawa tengah, jumlah kasus HIV/AIDS terus mengalami peningkatan.
KasusHIV/AIDS yang dilaporkan di Dinas Kesehatan Jawa Tengah hingga
bulanDesember 2014 tercatat 10.804 kasus yang terdiri dari 5.871 HIV dan
4.933AIDS.Jumlah tersebut meningkat drastis dari total penderita HIV di
JawaTengah pada Oktober tahun 2013 yang hanya mencapai 4.472.
Massa remaja merupakan suatu priode dalam rentang kehidupan
manusia. Pada masa ini berlangsung proses-proses perubahan secara biologis,
juga perubahan psikologis yang dipengaruhi berbagai faktor, termasuk oleh
masyrakat, teman sebaya, dan juga media massa. Mereka yang berada dalam
usia remaja juga meninggakan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan
pada saat yang bersamaan mempelajari perubahan pola perilaku dan sikap
baru orang dewasa (Ma’shum, 2006).

1
2

Penuaran HIV/AIDS ini terjadi karena adanya kontak antara penderita


dan orang yang sehat namun pemahaman cara penularan masih belum
dipahami. Penularan penyakit ini sebenarnya melalui kontak cairan darah,
sperma dan air susu ibu. Cairan darah ini dapat terjadi karena adanya
penggunaan jarum suntik yang tercemar HIV/AIDS pada pengguna narkoba
ataupun penggunaan jarum suntik bergantian, selain itu terjadi juga karena
transfusi darah yang sudah tercemar oleh virus HIV/AIDS (Nursalam, 2007)

B. Rumusan Masalah
1. Apasaja yang dikaji dalam Pengkajian kasus?
2. Apasaja Analisa Data yang muncul?
3. Diagnosa Keperawatan apasaja yang dapat diambil?
4. Intrvensi Keperawatan apasaja yang dapat dilakukan?

C. Tujuan Penlisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mempelajari Asuhan
Keperawatan Pada Anak Dan Remaja Dengan Hiv/Aids
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengerti dan mengetahui Pengkajian yang
dilakukan pada kasus.
b. Mahasiswa mampu mengerti dan mengetahuiAnalisa Data pada
kasus.
c. Mahasiswa mampu mengerti dan mengetahuiDiagnosa Keperawatan
pada kasus.
d. Mahasiswa mampu mengerti dan mengetahuiIntrvensi Keperawatan
pada kasus.
3

BAB II
PEMBAHASAN

Tugas5 : Mampu memahami askep pada anak dan remaja dengan


HIV/AIDS

Kasus :

An. Y, 16 tahun dirawat dirumah sakit dengan keluhan diare lebih dari satu
bulan, demam disertai flu. An. Y, mempunyai riwayat penggunaan obat-obatan
terlarang, diantaranya adalah obat suntik. TD : 110/70 MmHg, N : 82x/menit, S :
39⁰C, RR :26x/menit, turgor kulit buruk, dan mukosa kering serta terdapat
stomatitis.

A. Pengkajian
1. Identitas pasien:
Nama : An. Y
Usia : 16 tahun
BB : 40 kg
TB : 165 cm
Jenis kelamin : Laki-laki
Status Kawin: lajang
Agama: islam
Pendidikan: sma
Pekerjaan: wiraswasta
Alamat: Ds. mawar rt 05/ rw 03
Diagnosa Medis: HIV/AIDS (+)
No. RM: 123489
2. Identitas penanggungjawab
Nama : Tn. A
Usia : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta

3
4

3. Keluhan utama : Pasien mengatakan sakit diare lebih dari satu bulan..
4. Keluhan saat dikaji: saat dikaji pasien mengeluhkan mudah lelah, dan
mengeluhkan sariawan, demam disertai flu.
5. Pola aktivitas dan latihan
Selama sakit pasien tidak dapat melakukan aktivitas sekolah seperti
biasanya.
6. Pola eliminasi
BAB : >4x sehari selama sakit.
BAK : > 4x sehari
BalanceCairan
a. Total cairan masuk
Infus : 1500cc
Obat injeksi : 5cc
NGT : 600cc
b. Total cairan Keluar
Drainase : 100cc
Feses : 100cc
Urin : 2.105cc
Total penjumlahan : 2.305 cc
IWL [(10% X 200)] X (39°C - 37°) + 37,5cc/24 jam
(20 X 2 ) + 37,5cc
1.7 + 37,5 = 39cc/jam
Hasil perhitungan Balance Cairan
2.105cc – 2.344cc = -239
7. Personal hygene
gosok gigi 1x sehari
Mandi: 1x sehari
8. Pola nutrisi
Makan : 3x sehari porsi sedang
Minum: 5x 200ml /hari
9. Pola persepsi dan konsep diri
5

Pasien mengatakan malu untuk bergaul dengan teman-temannya karena


kondisinya saat ini.
10. Pola sensori kognitif
Pasien mengatakan ia mudah lupa, sulit berkonsentrasi dalam belajar, dan
mengalami halusinasi
11. Pola kepercayaan
Pasien menganggap bahwa tuhan tidak adil karena memberikan penyakit
yang begitu berat untuknya.
12. Kebutuhan rekreasi
Pasien mengatakan hanya bermain hp untuk mengurangi kejenuhan saat
sakit.
13. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran: Composmentis
b. Tanda-tanda vital:
· Tekanan darah : 110/70 MmHg
· Nadi : 82x/menit
· Respirasi : 26 x/menit
· Suhu : 39° C

c. Kepala
1) Inspeksi : Bentuk kepala normal, warna rambut hitam dan lurus,
tidak terdapat ketombe, tidak ada alopesia, tidak ada trauma dan
tidak ada pembengkakan pada kepala.
2) Palpasi : Tidak terdapat massa, tidak ada nyeri tekan.
d. Mata
1)Inspeksi : Mata simetris kiri dan kanan,tidak ada radang pada
kelopak mata, tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Terlihat
warna kehitaman di bawah kelopak mata.
2)Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tekanan intra okuler baik.
e. Hidung
1) Inspeksi : Bentuk simetris, terdapat secret, tidak ada radang atau
infeksi.
6

2) Palpasi : Tidak terdapat massa, tidak ada nyeri tekan.


f. Telinga
1) Inspeksi : Bentuk simetris, auricula bersih, tidak ada tumpukan
serumen.
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat massa.
g. Mulut dan tenggorokan
Inspeksi: mukosa kering, ada lesi, terdapat stomatitis, lidah nampak
bersih, tidak ada peradangan pada tenggorokan.
h. Leher
1) Inspeksi : Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid, tidak tampak
ada kekakuan otot leher.
2) Palpasi : Tidak terdapat massa, dan tidak ada nyeri tekan.
i. Sistem Respirasi
1) Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris kiri dan kanan, frekuensi
pernafasan 26x/menit.
2) Palpasi : Tidak terdapat massa, tidak ada nyeri tekan.
j. Abdomen
1) Inspeksi : Permukaan perut datar,warna kulit sawo matang, tidak
tampak adanya luka, tidak tampak adanya asites.
2) Palpasi : Bunyi peristaltic usus terdengar 6 kali/menit
3) Perkusi : Bunyi thympani
4) Auskultasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
k. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
a) Inspeksi : Tampak terpasang infus, Tidak ada atrofi, tidak ada
cianosis pada kuku.
b) Palpasi : Tidak terdapat massa, tidak ada nyeri tekan, klien dapat
merasakan sentuhan.
2) Ekstremitas bawah
a) Inspeksi : Klien dapat menggerakan kedua kakinya dengn normal,
tidak tampak ada kekakuan sendi, tidak terdapat atrofi.
7

b) Palpasi : Tidak terdapat massa atau benjolan, tidak ada nyeri


tekan.
8

B. Analisa Data

N Data Etiologi Problem


O
1. Ds : Pasien mengeluhkan sariawan pada bibirnya, dan Asupan cairan kurang Defisien volume cairan
merasa sering haus
Do :Terlihat turgor kulittidak elastis, dan mukosa
kering serta terdapat stomatitis pada bibir.
- Penurunan haluaran urine
- Peningkatan suhu tubuh 390C
- Penurunan tekanan darah 90/60 mmHg
- Balance cairan
-239cc
2.. Ds : keluarga pasien mengatakan bahwa tubuh pasien Dehidrasi Hipertermia
teraba hangat. Pasien mengeluhkan tubuhnya
menggigil
Do : akral pasien teraba hangat,
TTV:
TD : 110/70 MmHg,
N : 82x/menit,
S : 39⁰C,
9

RR :26x/menit
3. Ds : pasien mengeluhkan flu, pasien merasa kesulitan Sekresi yang tertahan Ketidakefektifan bersihan
untuk bernafas. jalan nafas (00031)
Do : terlihat sekret pada saluran pernafasan, terdengar
suara ronkhi saat inspirasi dan ekspirasi

C. Diagnosa Keperawatan
1. Defisien volume cairan berhubungan dengan asupan cairan kurang (00027)
2. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi (00007)
3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Sekresi yang tertahan (00031)
10

D. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa NOC NIC


O
1. Defisien volume cairan Kesimbangan Cairan (0601) Manajemen Cairan (4120)
berhubungan dengan asupan Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Monitor status hidrasi (misalnya
cairan kurang (00027) selama 2x24 diharapkan masalah defisien membran mukosa lembab, denyut
volume cairan pasien dapat teratasi. nadi adekuat dan tekanan darah
Skala outcome : ortostatik)
1 : Sangat terganggu b. Berikan cairan dengan tepat
2 : Banyak terganggu c. Berikan diuretik yang diresepkan
3 : Cukup terganggu d. Ajarkan pasien dan keluarga untuk
4 : Sedikit terganggu membantu dalam pemberian
5 : Tidak terganggu makanan dengan baik
a. Keseimbangan intake dan output e. Konsultasikan dengan dokter jika
dalam 24 jam dipertahankan pada tanda dan gejala kelebihan volume
skala 2 (banyak terganggu) cairan menetap atau memburuk
ditingkatkan pada skala 4 (sedikit
terganggu)
b. Turgor kulit dipertahankan pada skala
11

2 (banyak terganggu) ditingkatkan


pada skala 4 (sedikit terganggu)
c. Kelembaban membran mukosa
dipertahankan pada skala 2 (banyak
terganggu) ditingkatkan pada skala 4
(sedikit terganggu)
d. Serum elektrolit dipertahankan pada
skala 2 (banyak terganggu)
ditingkatkan pada skala 4 (sedikit
terganggu)
e. Bola mata cekung dan lembek
dipertahankan pada skala 2 (banyak
terganggu) ditingkatkan pada skala 4
(sedikit terganggu)
2. Hipertermia (00007) Termoregulasi (0800) Perawatandemam (3740)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Pantau suhu tubuh dan tanda-tanda
selama 2 × 24 jam masalah hipertermia vital lainnya
pasien teratasi. b. Tutup pasien dengan selimut atau
1 : Berat pakaian ringan, tergantung pada fase
2 : Cukupberat demam (yaitu memberikan selimut
3 : Sedang hangat untuk fase dingin :
12

4 : Ringan menyediakan pakaian atau linen


5 : Normal tempat tidur ringan untuk demam
a. Denyut nadi radial dipertahankan dan fase bergejolak/flush)
pada skala 3 (sedang) ditingkatkan ke c. Fasilitasi istirahat, terapkan
skala 4 (ringan) pembatasan aktivitas : jika
b. Peningkatan suhu kulit dipertahankan diperlukan
pada skala 3 (sedang) ditingkatkan ke d. Dorong konsumsi cairan
skala 4 (ringan) e. Beri obat atau cairan IV (misalnya:
c. Sakit kepala dipertahankan pada skala antipiretik, agen antibakteri, dan
3 (sedang) ditingkatkan ke skala 4 agen anti menggigil)
(ringan)
d. Dehidrasi dipertahankan pada skala 3
(sedang) ditingkatkan ke skala 4
(ringan)
e. Berkeringat saat panas dipertahankan
pada skala 3 (sedang) ditingkatkan ke
skala 4 (ringan)
3. Ketidakefektifan bersihan jalan Status pernafasan : Kepatenan jalan Manajemen jalan nafas (3140)
nafas berhubungan dengan nafas (0410) a. Monitor status pernafasan dan
Sekresi yang tertahan (00031) Setelah dilakukan tindakan keperawatan oksigenasi, sebagaimana mestinya
selama 2 × 24 jam masalah b. Posisikan pasien untuk
13

ketidakefektifan bersihan jalan nafas memaksimalkan ventilasi


pasien teratasi. c. Kelola udara atau oksigen yang
Skala Outcome : dilembabkan, sebagaimana mestinya
1 : Berat d. Ajarkan pasien bagaimana
2 : Cukup berat mengguanakan inhaler sesuai resep
3 : Sedang e. Kolaborasikan dalam pemberian
4 : Ringan obat pada tim medis lain
5 : Normal
a. Frekuensi pernafasan dipertahankan
pada skala 2 (cukup berat)
ditingkatkan pada skala 4 (ringan)
b. Irama pernafasan dipertahankan pada
skala 2 (cukup berat) ditingkatkan
pada skala 4 (ringan)
c. Kedalaman inspirasi dipertahankan
pada skala 2 (cukup berat)
ditingkatkan pada skala 4 (ringan)
d. Kemampuan untuk mengeluarkan
sekret dipertahankan pada skala 2
(cukup berat) ditingkatkan pada skala
14

4 (ringan)
e. Penggunaan otot bantu nafas
dipertahankan pada skala 2 (cukup
berat) ditingkatkan pada skala 4
(ringan)
15

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kasus asuhan keperawatan yang dialami oleh An. Y yang berusia
16 tahun, dengan kasus penyalahgunan obat-obatan terlarang dan HIV/AIDS dapat
diambil diagnosa sebagai berikut:
1. Defisien volume cairan berhubungan dengan asupan cairan kurang (00027)
2. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi (00007)
3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Sekresi yang
tertahan (00031)
Intervensi yang diberikan sesuai dengan masalah atau diagnosa yang di ambil,
berdasarkan kasus diatas, kelomok mengambil intervensi seperti:managemen
cairan, Perawatan demam dan managemen Jalan nafas.

B. Saran
Diharapkan mahasiswa lebih banyak membaca referensi dan mengeksplor lebih
jauh lagi mengenai kasus HIV/AIDS, agar mahasiswa dapat memperoleh
pengetahuan mengenai HIV/AIDS lebih dalam lagi.

14
16

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T, H. Kamitsuru, S. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses:


Definitions and Cassification 2018-2020. Jakarta: EGC
Bulechek, G. Butcher, H. Dochterman, J. Wagner, C. (2016). Nursing Interventions
Classification (NIC) 6th edisi keenam. Indonesia: CV. Mocome
Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan dan Aplikasinya. Jakarta: Salemba Medika
Moorhead, Sue. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th
edition.Indonesia :CV.Mocommedia

15

Anda mungkin juga menyukai