PENYALAHGUNAAN NAPZA
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang
untuk melepaskan ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai
kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa.
Keberhasilan remaja melalui mesa transisi ini dipengaruhi oleh faktor
individu (biologic, kognitif dan psikologis) dan lingkungan (keluarga, teman
sebaya dan masyarakat). Keinginannya cenderung melakukan jalan pintas
dalam menghadapi masalah, tidak memiliki keyakinan diri yang mantap,
menjadi pengikut yang tidak berdaya, mengelak dari tugas dan tanggung
jawab dan hanya menuntut hak. Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) adalah satu dari perilaku resiko tinggi
tersebut. Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan perasaan enak, nikmat,
senang, bahagia, tenang dan nyaman, tetapi ketergantungan pada NAPZA
dapat juga mengakibatkan dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik,
psikologis, dan social (Depkes, 2005 dalam Fauzi dan Arifah, 2017).
Angka pecandu obat-obatan terlarang di Kabupaten Kendal cukup
tinggi. Hal tersebut berdasarkan jumlah orang yang menjalani rehabilitasi di
sepanjang tahun 2016 yang mencapai 36 orang. Lebih mencengangkan, dari
kategori pekerjaan sebanyak 29 orang berstatus pelajar, swasta tiga orang,
dan tidak bekerja empat orang. Dominasi pelajar sangat mengkhawatirkan,
mengingat mereka merupakan generasi penerus bangsa. Sementara jenis obat
yang disalahgunakan mereka di dominasi obat daftar G seperti trihex,
eksimer, dan dekstro sebesar 86,11 persen, sabu 11,11 persen, dan alprazolam
atau obat penenang 2,78 persen (KBKnews, 2016). Dengan pertimbangan-
pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, dan sebagai bagian dari
anggota masyarakat yang merupakan generasi penerus bangsa, merasa perlu
memperhatikan hal tersebut.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit di Klinik
Rehabilitasi Narkoba, anak dapat memahami tentang penyalahgunaan
NAPZA.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan proses penyuluhan mengenai penyalahgunaan NAPZA
selama 1 x 45 di Klinik Rehabilitasi Narkoba menit anak dapat:
a. Memahami Definisi NAPZA
b. Menyebutkan Penyebab anak terkena NAPZA
c. Menyebutkan Jenis-jenis NAPZA
d. Menjelaskan Efek Jangka Pendek dan Jangka Panjang Pemakai
NAPZA
e. Menyebutkan Tahapan Rehabilitasi Penderita NAPZA
f. Menyebutkan Langkah-Langkah Mengatasi Sakau
g. Menjelaskan Peran Keluarga sebagai Support System
C. Capaian Pembelajaran
1. Sikap
Audience menunjukkan sikap aktif, interaktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran pendidikan kesehatan.
2. Pengetahuan
Audience bertambah pengetahuan mengenai definisi NAPZA, penyebab
anak terkena NAPZA, jenis-jenis NAPZA, efek jangka pendek dan jangka
panjang pemakai NAPZA, tahapan rehabilitasi penderita NAPZA, dan
langkah-langkah mengatasi sakau
3. Psikomotor
Audience berperilaku sehat dan tidak meyalahgunakan NAPZA.
D. Materi
(Terlampir)
E. Kegiatan Pembelajaran
No Fase Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
1. Pembukaan a. Memberi salam pembuka a. Menjawab salam
(5 menit) b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Melakukan apersepsi c. Memperhatikan
d. Menjelaskan pokok d. Memperhatikan
bahasan dan tujuan e. Menyetujui kontrak
penyuluhan waktu
e. Membuat kontrak waktu
2. Pelaksanaan a. Menjelaskan tentang: a. Memperhatikan
(25 menit) 1) Definisi NAPZA b. Aktif bertanya
2) Penyebab anak terkena c. Mendengarkan
NAPZA
3) Jenis-jenis NAPZA
4) Efek Jangka Pendek dan
Jangka Panjang Pemakai
NAPZA
5) Tahapan Rehabilitasi
Penderita NAPZA
6) Langkah-Langkah
Mengatasi Sakau
7) Peran Keluarga sebagai
Support System
b. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan
peserta
3. Penutup a. Menyimpulkan materi a. Mendengarkan dan
(15 menit) yang disampaikan oleh Memperhatikan
penyuluh b. Menjawab pertanyaan
b. Mengevaluasi peserta atas yang diberikan
penjelasan yang c. Menjawab salam
disampaikan dan penyuluh
menanyakan kembali
mengenai materi
penyuluhan
c. Salam Penutup
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
G. Media
1. File powerpoint
2. Leaflet
H. Setting Tempat
: Moderator
: Proyektor
: Penyuluh
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
I. Evaluasi
1. Evaluasi Standar
a. Materi dibuat maksimal 1 hari sebelum acara pendidikan kesehatan.
b. Leaflet dicetak maksimal 1 hari sebelum acara pendidikan kesehatan.
c. PPT sudah dibuat maksimal 2 hari sebelum acara pendidikan kesehatan
d. Tempat pelaksanaan siap digunakan 1 hari sebelum acara pendidikan
kesehatan.
e. Sarana dan prasarana maksimal 1 hari sebelum acara pendidikan
kesehatan.
f. Audience diundang satu minggu sebelum acara pendidikan kesehatan
2. Evaluasi Proses
a. Acara dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Suasana pendidikan kesehatan tertib.
e. Peserta tidak meninggalkan tempat pendidikan sebelum acara selesai.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta menjelaskan definisi NAPZA dengan 80% benar
b. Peserta menjelaskan penyebab anak terkena NAPZA dengan 90%
benar.
c. Peserta menyebutkan jenis-jenis NAPZA dengan 80% benar.
d. Peserta menyebutkan efek jangka pendek dan jangka panjang pemakai
NAPZA dengan 90% benar
e. Peserta menyebutkan tahapan rehabilitasi penderita NAPZA dengan
70% benar
f. Peserta menyebutkan langkah-langkah mengatasi sakau dengan 80%
benar.
g. Peserta dapat menjelaskan peran keluarga sebagai support system.
K. Daftar Pustaka
Fauzi, Irfan & Siti Arifah, S.Kp., M.Kes. (2017). Skripsi Thesis: Hubungan
Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Narkoba Dengan Pemakaian
Narkoba Di Kelurahan Sudiroprajan Jebres Kota Surakarta.,
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Baskoro, Simon Hermawan. (2017) Skripsi: Rehabilitasi Sebagai Upaya
Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Narkotika. Semarang:
Fakultas Hukum Dan Komunikasi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang
Bakri, Rusnadi (2018) Tinjauan Yuridis Kriminologis Terhadap Pola
Peredaran Narkotika Dan Sebab-Sebabya Remaja Menggunakan
Narkotika Di Kabupaten Sumbawa. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Pramuditya, Arcadius Dheovan (2015). Landasan Konseptual Perencanaan
Dan Perancangan Panti Rehabilitasi Narkoba Di Yogyakarta.
Yogyakarta: UAJY.
Felicia, Evelyn. (2015). Jurnal kendala Dan Upaya Rehabilitasi Bagi
Pecandu Narkotika Oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (Bnnp)
Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Hukumuniversitas Atma Jaya
Yogyakarta
Herdajani, Febi dan Rosalinda, Irma. (2013). Prosiding Seminar Nasional
Parenting 2013: Peran Orangtua Dalam Mencegah Dan
Menanggulangi Penggunaan Zat Adiktif Dan Psikotropika Pada
Remaja. Jakarta: Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta
L. Lampiran
1. Materi
2. Lembar Pengesahan
Lampiran
1. Materi
Penyalahgunaan NAPZA
A. Definisi NAPZA
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya. Sedangkan pengertian NAPZA secara umum adalah semua zat kimia
yang jika dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara oral (diminum,
dihisap, dihirup dan disedot) maupun disuntik, dapat mempengaruhi
kejiwaan/psikologis dan kesehatan seseorang serta menimbulkan kecanduan
atau ketergantungan (Baskoro, 2017)
C. Jenis-jenis NAPZA
1. Opiodia
Opiodia berasal dari getah opium yang diolah melalui proses tertentu
menjadi heroin.
Ada 3 golongan besar pada opiodia yaitu :
a. Opiodia alami (morfin, opium, codein)
b. Opiodia semisintetik ( heroin atau putaw hidromorfin)
c. Opiodia sintetik (metadon)
2. Kokain
Kokain dibuat dari daun koka (erythroxylon coca) yang diperoses
dengan cara tertentu hingga membentuk kristal. Efek pemakaian kokain
adalah perasaan segar, menambah rasa percaya diri, menghilangkan lelah
dan rasa sakit, kehilangan nafsu makan.
3. Ganja atau kanabis
Kanabis atau ganja adalah tumbuhan yang sering digunakan sebagai
obat psikotropika dan dapat menimbulkan rasa senang atau euphoria tanpa
sebab kepada pemakainnya.
4. Amphetamine
Amphetamine umumnya berbentuk serbuk atau bubuk dan tablet.
Beberapa narkoba yang termasuk didalam amphetamine yaitu : inex, ekstasi
dan sabu.
5. Sedatif
Ini merupakan obat penenang dan obat tidur pada umunya di dunia
medis dengan cara diminum atau disuntik untuk membantu pasien yang
mengalami stress, cemas, kejang dan sulit tidur.
6. Solvent atau inhalasi
Ini merupakan uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Misalnya :
lem, tiner, aerosol dll. Pemakainnya dapat mengalami halusianasi ringan,
rasa berputar-putar dan mengakibatkan masalah kesehatan seperti :
gangguan fungsi paru, jantung dan hati.
7. Alkohol
Alkohol merupakan zat psikoaktif yang dikelola yang diperoleh dari
hasil fermentasi gula, umbi-umbian, sari buah anggur dan madu. Pada kadar
tertentu alkohol dapat menimbulkan efek penurunan kesadaran dan euphoria
Proses fermentasi tersebut dapat meanghasilkan kadar alkohol 15%. Setelah
proes penyulingan kadar alkohol yang dihasilkan bisa menjadi lebih tinggi
bahkan mencapai 100% (BAskoro, 2017)