Anda di halaman 1dari 15

RANCANGAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KASUS ANAK DENGAN

PENYALAHGUNAAN NAPZA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan


HIV/AIDS
Dosen Pembimbing: Ns. Istioningsih., MAN

Disusun Oleh: Kelompok 6


Kelas: PSIK VI B
Nama NIM
1. Vina Vebriyani SK116060
2. Wilda Indi Sahara SK116061
3. Wulan Mitha Sari SK116062
4. Wulan Mulyani SK116063
5. Zuhri Ika Permana SK116064
6. Mirza Nur Irmansah SK118058

Program Studi Ilmu Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tahun Ajaran 2018/2019
Pokok bahasan : Kenakalan Anak/Remaja
Sub pokok bahasan : Penyalahgunaan NAPZA
Hari/Tanggal : Kamis/ 18 April 2019
Waktu : 09.00-09.45 WIB
Sasaran : Anak pengguna narkoba
Tempat : Klinik Rehabilitasi Narkoba
Pengajar : Kelompok 6

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang
untuk melepaskan ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai
kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa.
Keberhasilan remaja melalui mesa transisi ini dipengaruhi oleh faktor
individu (biologic, kognitif dan psikologis) dan lingkungan (keluarga, teman
sebaya dan masyarakat). Keinginannya cenderung melakukan jalan pintas
dalam menghadapi masalah, tidak memiliki keyakinan diri yang mantap,
menjadi pengikut yang tidak berdaya, mengelak dari tugas dan tanggung
jawab dan hanya menuntut hak. Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) adalah satu dari perilaku resiko tinggi
tersebut. Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan perasaan enak, nikmat,
senang, bahagia, tenang dan nyaman, tetapi ketergantungan pada NAPZA
dapat juga mengakibatkan dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik,
psikologis, dan social (Depkes, 2005 dalam Fauzi dan Arifah, 2017).
Angka pecandu obat-obatan terlarang di Kabupaten Kendal cukup
tinggi. Hal tersebut berdasarkan jumlah orang yang menjalani rehabilitasi di
sepanjang tahun 2016 yang mencapai 36 orang. Lebih mencengangkan, dari
kategori pekerjaan sebanyak 29 orang berstatus pelajar, swasta tiga orang,
dan tidak bekerja empat orang. Dominasi pelajar sangat mengkhawatirkan,
mengingat mereka merupakan generasi penerus bangsa. Sementara jenis obat
yang disalahgunakan mereka di dominasi obat daftar G seperti trihex,
eksimer, dan dekstro sebesar 86,11 persen, sabu 11,11 persen, dan alprazolam
atau obat penenang 2,78 persen (KBKnews, 2016). Dengan pertimbangan-
pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, dan sebagai bagian dari
anggota masyarakat yang merupakan generasi penerus bangsa, merasa perlu
memperhatikan hal tersebut.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit di Klinik
Rehabilitasi Narkoba, anak dapat memahami tentang penyalahgunaan
NAPZA.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan proses penyuluhan mengenai penyalahgunaan NAPZA
selama 1 x 45 di Klinik Rehabilitasi Narkoba menit anak dapat:
a. Memahami Definisi NAPZA
b. Menyebutkan Penyebab anak terkena NAPZA
c. Menyebutkan Jenis-jenis NAPZA
d. Menjelaskan Efek Jangka Pendek dan Jangka Panjang Pemakai
NAPZA
e. Menyebutkan Tahapan Rehabilitasi Penderita NAPZA
f. Menyebutkan Langkah-Langkah Mengatasi Sakau
g. Menjelaskan Peran Keluarga sebagai Support System

C. Capaian Pembelajaran
1. Sikap
Audience menunjukkan sikap aktif, interaktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran pendidikan kesehatan.
2. Pengetahuan
Audience bertambah pengetahuan mengenai definisi NAPZA, penyebab
anak terkena NAPZA, jenis-jenis NAPZA, efek jangka pendek dan jangka
panjang pemakai NAPZA, tahapan rehabilitasi penderita NAPZA, dan
langkah-langkah mengatasi sakau
3. Psikomotor
Audience berperilaku sehat dan tidak meyalahgunakan NAPZA.
D. Materi
(Terlampir)

E. Kegiatan Pembelajaran
No Fase Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
1. Pembukaan a. Memberi salam pembuka a. Menjawab salam
(5 menit) b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Melakukan apersepsi c. Memperhatikan
d. Menjelaskan pokok d. Memperhatikan
bahasan dan tujuan  e. Menyetujui kontrak
penyuluhan waktu
e. Membuat kontrak waktu
2. Pelaksanaan a. Menjelaskan tentang: a. Memperhatikan
(25 menit) 1) Definisi NAPZA b. Aktif bertanya
2) Penyebab anak terkena c. Mendengarkan
NAPZA
3) Jenis-jenis NAPZA
4) Efek Jangka Pendek dan
Jangka Panjang Pemakai
NAPZA
5) Tahapan Rehabilitasi
Penderita NAPZA
6) Langkah-Langkah
Mengatasi Sakau
7) Peran Keluarga sebagai
Support System
b. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan
peserta
3. Penutup a. Menyimpulkan materi a. Mendengarkan dan
(15 menit) yang disampaikan oleh Memperhatikan
penyuluh b. Menjawab pertanyaan
b. Mengevaluasi peserta atas yang diberikan
penjelasan yang c. Menjawab salam
disampaikan dan penyuluh
menanyakan kembali
mengenai materi
penyuluhan
c. Salam Penutup

F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

G. Media
1. File powerpoint
2. Leaflet

H. Setting Tempat

: Moderator

: Proyektor

: Penyuluh

: Peserta

: Fasilitator

: Observer

I. Evaluasi
1. Evaluasi Standar
a. Materi dibuat maksimal 1 hari sebelum acara pendidikan kesehatan.
b. Leaflet dicetak maksimal 1 hari sebelum acara pendidikan kesehatan.
c. PPT sudah dibuat maksimal 2 hari sebelum acara pendidikan kesehatan
d. Tempat pelaksanaan siap digunakan 1 hari sebelum acara pendidikan
kesehatan.
e. Sarana dan prasarana maksimal 1 hari sebelum acara pendidikan
kesehatan.
f. Audience diundang satu minggu sebelum acara pendidikan kesehatan
2. Evaluasi Proses
a. Acara dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Suasana pendidikan kesehatan tertib.
e. Peserta tidak meninggalkan tempat pendidikan sebelum acara selesai.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta menjelaskan definisi NAPZA dengan 80% benar
b. Peserta menjelaskan penyebab anak terkena NAPZA dengan 90%
benar.
c. Peserta menyebutkan jenis-jenis NAPZA dengan 80% benar.
d. Peserta menyebutkan efek jangka pendek dan jangka panjang pemakai
NAPZA dengan 90% benar
e. Peserta menyebutkan tahapan rehabilitasi penderita NAPZA dengan
70% benar
f. Peserta menyebutkan langkah-langkah mengatasi sakau dengan 80%
benar.
g. Peserta dapat menjelaskan peran keluarga sebagai support system.

J. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apa itu NAPZA?
NAPZA secara umum adalah semua zat kimia yang jika dimasukkan
ke dalam tubuh manusia, dapat mempengaruhi kejiwaan/psikologis dan
kesehatan seseorang serta menimbulkan kecanduan atau ketergantungan
2. Apa penyebab anak terkena NAPZA?
a. Mencoba-coba karena penasaran.
b. Bersenang-senang.
c. Keinginan untuk dapat diterima dalam suatu kelompok atau komunitas
lingkungan tertentu.
d. Korban rusaknya hubungan keluarga
3. Apa saja jenis-jenis NAPZA?
a. Opiodia
b. Kokain
c. Ganja atau kanabis
d. Amphetamine
e. Sedatif
f. Solvent atau inhalasi
g. Alkohol
4. Seperti apa efek jangka pendek dan jangka panjang pemakai NAPZA?
a. Jangka Pendek
1) Kehilangan nafsu makan.
2) Rasa mual.
3) Bersikap aneh, tidak terduga, terkadang bertindak keras atau kejam.
4) Halusinasi, gembira yang berlebihan, mudah marah dan panik.
b. Jangka Panjang
1) Kerusakan pada liver (hati), ginjal dan paru-paru.
2) Kekurangan gizi, kehilangan berat badan.
3) Ketergantungan psikologis yang besar.
5. Bagaimana tahapan rehabilitasi penderita NAPZA?
a. Tahap rehabilitasi medis
Detoksifikasi
b. Tahap rehabilitasi non medis
Dendekatan keagamaan, atau dukungan moral dan sosial.
c. Tahap bina lanjut
Yang akan diberikan sesuai minat dan bakat.

K. Daftar Pustaka
Fauzi, Irfan & Siti Arifah, S.Kp., M.Kes. (2017). Skripsi Thesis: Hubungan
Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Narkoba Dengan Pemakaian
Narkoba Di Kelurahan Sudiroprajan Jebres Kota Surakarta.,
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Baskoro, Simon Hermawan. (2017) Skripsi: Rehabilitasi Sebagai Upaya
Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Narkotika. Semarang:
Fakultas Hukum Dan Komunikasi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang
Bakri, Rusnadi (2018) Tinjauan Yuridis Kriminologis Terhadap Pola
Peredaran Narkotika Dan Sebab-Sebabya Remaja Menggunakan
Narkotika Di Kabupaten Sumbawa. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Pramuditya, Arcadius Dheovan (2015). Landasan Konseptual Perencanaan
Dan Perancangan Panti Rehabilitasi Narkoba Di Yogyakarta.
Yogyakarta: UAJY.
Felicia, Evelyn. (2015). Jurnal kendala Dan Upaya Rehabilitasi Bagi
Pecandu Narkotika Oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (Bnnp)
Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Hukumuniversitas Atma Jaya
Yogyakarta
Herdajani, Febi dan Rosalinda, Irma. (2013). Prosiding Seminar Nasional
Parenting 2013: Peran Orangtua Dalam Mencegah Dan
Menanggulangi Penggunaan Zat Adiktif Dan Psikotropika Pada
Remaja. Jakarta: Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta

L. Lampiran
1. Materi
2. Lembar Pengesahan
Lampiran
1. Materi
Penyalahgunaan NAPZA
A. Definisi NAPZA
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya. Sedangkan pengertian NAPZA secara umum adalah semua zat kimia
yang jika dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara oral (diminum,
dihisap, dihirup dan disedot) maupun disuntik, dapat mempengaruhi
kejiwaan/psikologis dan kesehatan seseorang serta menimbulkan kecanduan
atau ketergantungan (Baskoro, 2017)

B. Penyebab anak terkena NAPZA


1. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berfikir panjang
tentang akibatnya di hari kemudian.
2. Keinginan untuk mencoba-coba karena penasaran.
3. Keinginan untuk bersenang-senang.
4. Keinginan untuk dapat diterima dalam suatu kelompok atau komunitas
lingkungan tertentu.
5. Korban rusaknya hubungan keluarga (broken home) (Bakri, 2018).

C. Jenis-jenis NAPZA
1. Opiodia
Opiodia berasal dari getah opium yang diolah melalui proses tertentu
menjadi heroin.
Ada 3 golongan besar pada opiodia yaitu :
a. Opiodia alami (morfin, opium, codein)
b. Opiodia semisintetik ( heroin atau putaw hidromorfin)
c. Opiodia sintetik (metadon)
2. Kokain
Kokain dibuat dari daun koka (erythroxylon coca) yang diperoses
dengan cara tertentu hingga membentuk kristal. Efek pemakaian kokain
adalah perasaan segar, menambah rasa percaya diri, menghilangkan lelah
dan rasa sakit, kehilangan nafsu makan.
3. Ganja atau kanabis
Kanabis atau ganja adalah tumbuhan yang sering digunakan sebagai
obat psikotropika dan dapat menimbulkan rasa senang atau euphoria tanpa
sebab kepada pemakainnya.
4. Amphetamine
Amphetamine umumnya berbentuk serbuk atau bubuk dan tablet.
Beberapa narkoba yang termasuk didalam amphetamine yaitu : inex, ekstasi
dan sabu.
5. Sedatif
Ini merupakan obat penenang dan obat tidur pada umunya di dunia
medis dengan cara diminum atau disuntik untuk membantu pasien yang
mengalami stress, cemas, kejang dan sulit tidur.
6. Solvent atau inhalasi
Ini merupakan uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Misalnya :
lem, tiner, aerosol dll. Pemakainnya dapat mengalami halusianasi ringan,
rasa berputar-putar dan mengakibatkan masalah kesehatan seperti :
gangguan fungsi paru, jantung dan hati.
7. Alkohol
Alkohol merupakan zat psikoaktif yang dikelola yang diperoleh dari
hasil fermentasi gula, umbi-umbian, sari buah anggur dan madu. Pada kadar
tertentu alkohol dapat menimbulkan efek penurunan kesadaran dan euphoria
Proses fermentasi tersebut dapat meanghasilkan kadar alkohol 15%. Setelah
proes penyulingan kadar alkohol yang dihasilkan bisa menjadi lebih tinggi
bahkan mencapai 100% (BAskoro, 2017)

D. Efek Jangka Pendek dan Jangka Panjang Pemakai NAPZA


1. Jangka Pendek
a. Kehilangan nafsu makan.
b. Peningkatan deyut jantung, tekanan darah dan suhu tubuh.
c. Pupil mata membesar
d. Pola tidur terganggu.
e. Rasa mual.
f. Bersikap aneh, tidak terduga, terkadang bertindak keras atau kejam.
g. Halusinasi, gembira yang berlebihan, mudah marah dan panik.
2. Jangka Panjang
a. Kerusakan permanen pada pembuluh darah di jantung dan di otak,
tekanan darah tinggi yang berakibat serangan jantung, stroke dan
kematian.
b. Kerusakan pada liver (hati), ginjal dan paru-paru.
c. Kekurangan gizi, kehilangan berat badan.
d. Ketergantungan psikologis yang besar.
e. Dosis yang berlebihan dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan
kejang-kejang dan kematian (Pramudtya, 2015)

E. Tahapan Rehabilitasi Penderita NAPZA


Tahapan rehabilitasi pada kasus penderita NAPZA ada 3 yaitu :
d. Tahap rehabilitasi medis
Detoksifikasi yaitu proses dimana pecandu menghentikan penyalahgunaan
narkoba dibawah pengawasan dokter utuk mengurangi gejala sakau. Pada
tahap ini pecandu narkoba perlu mendapat pengawasan dirumah sakit oleh
dokter.
e. Tahap rehabilitasi non medis
Yaitu dengan berbagai program ditempat rehabilitasi misalnya program
terapeutik communities, pendekatan keagamaan, atau dukungan moral dan
sosial.
f. Tahap bina lanjut
Yang akan diberikan sesuai minat dan bakat. Pecandu yang sudah berhasil
melewati tahap ini dapat kembali ke masyarakat baik unuk bersekolah
ataupun kembali bekerja (Felicia, 2015).

F. Langkah-Langkah Mengatasi Sakau


1. Siapkan air panas di dalam botol
Fungsi dari air panas ini untuk menghilangkan sakit perut pada penderita
sakau. Caranya dikompreskan di perut penderita.
2. Letakkan di ruangan yang tenang
Ketika seeorang sedang sakau, carilah tempat yang tenang dan kemudian
tempatkan orang tersebut didalam ruangan. Dengan ruangan yang tenang,
kondisi kejiwaan penderita bisa lebih tenang.
3. Lepas pakaian
Terkadang sakau membuat penderita merasa gerah, untuk itu lepaskan baju
penderita agar tubuh merasa dingin.
4. Hindari memberi obat
Sebaiknya tidak langsung memberikan obat untuk menghilangkan rasa sakit.
Tunggu intruksi dokter mengenai obat yang tepat diberikan kepada orang
sakau.
5. Hubungi dokter atau tenaga medis
Segera cari bantuan dari tenaga medis agar bisa melakukan penanganan
terhadap orang sakau dengan penganganan yang tepat (Felicia, 2015).

G. Peran Keluarga sebagai Support System


Keluarga adalah yang mendasari segala perkembangan pribadi seorang
anak. Menurut para ahli Psikologi Perkembangan, sejak anak lahir, ia
mendapatkan dasar-dasar yang langsung didapat dari orangtua. Kunci pertama
dalam mengarahkan pendidikan dan membentuk mental anak terletak pada
peranan orangtuanya, sehingga baik buruknya budi pekerti itu tergantung
kepada budi pekerti orangtuanya. Disinilah anak tumbuh dan berkembang
mendapatkan pelajaranpelajaran dan pengalaman yang dipelajarinya dari
orangtua, yang akan memperkembangkan kepribadian yang seimbang. Faktor
kepribadian memegang peranan penting bagi keberhasilan seseorang. Diakui
bahwa tiada seorang pun yang sempurna, namun setidak-tidaknya mendekati
apa yang telah disepakati bersama, yaitu apa yang dinamakan kcpribadian atau
jiwa yang sehat.
Kepribadian yang sehat ini dimulai dari kondisi keluarga yang disebut
keluarga bahagia dan sehat. Nick Stinnet dan John DeFrain dalam tulisan
Dadang Hawari (dalam Hidayat, 2013 dalam Herdajani dan Rosalinda,
2013)), telah melakukan studi dan penelitian yang berjudul “The National
Study on Family Strengths”. Dari hasil penelitiannya terhadap keluarga-
keluarga Amerika, kedua sarjana tersebut mendapatkan rumusan untuk menjadi
syarat suatu keluarga yang disebut keluarga bahagia dan sehat (happy and
healthy family), yaitu paling sedikit harus terpenuhi beberapa criteria, yaitu:
1. Mempunyai Landasan Agama
Kehidupan beragama (penghayatan dan pengamalannya) dalam rumah
tangga sangat dianjurkan. Karena hanya dalam agamalah terkandung nilai-
nilai moral yang sifatnya abadi.
2. Selalu Bersama Keluarga
Dalam masyarakat modern, ikatan keluarga sering mudah longgar. Karena
kesibukan, jarang mempunyai waktu untuk bersama, sehingga merupakan
faktor yang mendukung terjadinya kesenjangan, antara orangtua dan anak.
Oleh karena itu sesibuk-sibuk apapun, tetap luangkan waktu untuk keluarga.
3. Mempunyai Pola Komunikasi yang Baik
Komunikasi yang terjadi sering kali satu arah dan instruktif sifatnya. Bila
demikian halnya, maka kondisi demikian itu merupakan faktor yang
mendukung bagi terjadinya disfungsi/disharmoni keluarga. Maka
komunikasi yang bersifat dua arah, demokratis dan emosional (dengan
perasaan) yang hangat antara orangtua dan anak-anak, menyebabkan bila
terjadi suatu masalah, cepat dapat ditanggapi dan diselesaikan.
4. Saling Menghargai
Saling menghargai antara suamiisteri, demikian juga pada anak-anak,
amatlah dianjurkan bagi hubungan yang baik antara sesama anggota
keluarga. Pemberian perhatian ataupun penghargaan dan support agar yang
akan datang dapat lebih baik.
5. Adanya Ikatan Kekeluargaan
Keluarga harus merupakan suatu ikatan dinamis yang memungkinkan para
anggota keluarga itu berkembang dan tumbuh. Oleh karena itu keluarga
sebagai suatu kelompok, perlu dijaga integritas antar anggotanya dengan
komunikasi, pembagian peran, hubungan emosional dan sebagainya.
6. Berpikir Positif Ketika ada Krisis
Bila terjadi suatu krisis, maka usahakanlah suatu penyelesaian bersama.
Kurang bijaksana kalau saling menyalahkan atau mau menang sendiri, agar
krisis tersebut tidak berlarut dan berkepanjangan (Herdajani dan Rosalinda,
2013).

Anda mungkin juga menyukai