Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIV/AIDS DI SMAN 2 GERUNG


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Promosi Kesehatan
Dosen Pengampu: Melati Inayati Albayani,S.Kep, Ners, MPH

Disusun Oleh
Kelompok 4:

1. NI NENGAH OKTAVIANI 8. ALPIRA ROSALINA


2. AYA SOVIANA 9. INDAH KHAERUNNISA
3. DILIA ATUFIRA AZHARI 10. WINDA ANGGRAENI
4. NURHISAN 11. MELIYANA
5. KHUSNUL KHATIMAH 12. MUHAMAD FARIS
6. HESTINA 13. RESSA SHINDU DHARMA
7. SISWANTO 14. TAUFIK HIDAYAT

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG D3
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya SAP yang berjudul ”HIV/AIDS” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. SAP ini disusun sebagai tugas untuk mata kuliah Promosi Kesehatan di
Program Studi Keperawatan D.3.
Penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari tanggung jawab saya. Untuk
itu kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Melati Inayati AB, S.Kep, Ners,
MPH selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas SAP ini. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,
sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacannya

Mataram, 7 November 2023

Penyusun
Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. iii
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Batasan Masalah........................................................................................ 2
BAB II SAP (Satuan Acara Penyuluhan) ...................................................... 3
A. Topik ......................................................................................................... 3
B. Sub topik ................................................................................................... 3
C. Tujuan ...................................................................................................... 3
D. Sasaran ...................................................................................................... 3
E. Hari/tanggal ............................................................................................... 3
F. Tempat....................................................................................................... 3
G. Perorganisasian ......................................................................................... 3
H. Waktu ....................................................................................................... 4
I. Isi materi ................................................................................................... 4
J. Metode ...................................................................................................... 4
K. Media ........................................................................................................ 4
L. Rencana Kegiatan...................................................................................... 4
M. Evaluasi .................................................................................................... 5
N. Lampiran Matery ....................................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 6
A. Lampiran Matery HIV/AIDS ................................................................... 6
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 12
A. Kesimpulan .............................................................................................. 12
B. Saran ......................................................................................................... 12
DAFTARPUSTAKA ....................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
HIV/AIDS merupakan suatu penyakit menular yang sangat mematikan
dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini. Human
Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh dan menyebabkan turunnya imun penderita sehingga sangat
mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sedangkan Acquire
Immunodefficiency Syndrom (AIDS) merupakan tahapan akhir dari infeksi
virus HIV, yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh rusak parah yang
disebabkan oleh virus tersebut.
Menurut data Joint United Nations Programme on HIV and AIDS
(UNAIDS) tahun 2019 terdapat sekitar 3,8 juta orang terinfeksi HIV di dunia,
1,7 juta penderita HIV baru dan 690.000 kematian yang diakibatkan AIDS.
Berdasarkan estimasi UNAIDS terdapat 4.100 kasus HIV per hari dengan
kelompok umur 15-24 tahun menyumbang sebanyak 31% kasus.
Berdasarkan data WHO tahun 2019, terdapat 78% infeksi HIV baru di
regional Asia Pasifik. Sekitar 5,8 juta orang dengan HIV/AIDS dan total infeksi
baru sebanyak 300.000 kasus, lebih dari seperempat infeksi HIV baru terjadi di
antara kelompok umur berusia 15-24 tahun. Indonesia berada pada peringkat
ketiga dengan pertumbuhan penyebaran HIV terbesar di antara Negara-negara
Asia Pasifik setelah China dan India. Jumlah infeksi baru HIV di Cina sebanyak
88.000, India sebanyak 69.000 kasus dan Indonesia sebanyak 46.000 kasus.
UNAIDS mencatat penyebaran HIV di Indonesia tumbuh 16% tiap tahunnya.
Salah satu kelompok yang rentan terhadap penularan HIV/AIDS adalah
remaja. Hal ini dikarenakan permasalahan menonjol di kalangan remaja
cenderung mengarah pada Tiga Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja
yaitu Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA (Narkoba, Psikotropika dan Zata
Adiktif).
Kelompok remaja berdasarkan data World Population Prospects 2019,
diperkirakan berjumlah 1,2 miliar atau 16% dari total penduduk dunia. Remaja

1
merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Masa remaja erat
kaitannya dengan perkembangan psikis dan perkembangan seksual yang juga
dikenal dengan masa pubertas. Hormon-hormon mulai berfungsi, selain
menyebabkan perubahan fisik juga mempengaruhi dorongan seksual remaja.
Kondisi ini memungkinkan remaja rentan terhadap masalah perilaku berisiko.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yaitu “Apa saja
faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada
remaja ?”

2
BAB II
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP)
HIV/AIDS
A. Pesan pokok : HIV/AIDS
B. Sub topik : Cara Mencegah HIV/AIDS
C. Tujuan Pendidikan
TIU :
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan remaja di SMAN 2
GERUNG mampu memahami tentang penyakit HIV/AIDS.
TIK :
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit remaja dapat :
a. Menjelaskan pengertian hiv/aids.
b. Menjelaskan penyebab hiv/aids.
c. Mampu menyebutkan gejala hiv/aids.
d. Menjelaskan bagaimana penularan hiv/aids.
e. Menjelaskan cara pencegahan hiv/aids.
D. Sasaran : Remaja kelas 2 SMAN 2 GERUNG
E. Hari/tanggal : Disesuaikan
F. Tempat : SMAN 2 GERUNG
G. Perorganisasian : Kelompok 4
1. Hestina (Moderator)
2. Ni Nengah Oktaviani (Pemateri)
3. Khusnul Khatimah (Demonstrasi)
4. Meliyana(Observer)
5. Indah Khaerunnisa( fasilitator)
6. Nurhisan(fasilitator)
7. Siswanto(fasilitator)
8. Muhammad Faris (fasilitator)
9. Ressa Shindu Dharma (fasilitator)
10. Dili atufiraazhari (fasilitator)
11. Aya Sofiana (fasilitator)
12. Alpira Rosalina(fasilitator)

3
13. Winda Anggraeni (fasilitator)
H. Waktu : 30 Menit
I. Isi Materi : Sebagai Berikut :
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Penyebab HIV/AIDS
3. Tanda dan gejala HIV/AIDS
4. Penularan HIV/AIDS
5. Pencegahan Penyakit HIV/AIDS
6. Pengobatan HIV/AIDS
J. Metode Pendidikan :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
K. Media yang digunakan :
1. Leaflet
2. PPT
3. LCD proyektor
L. Rencana Kegiatan

Tahap Waktu Kegiatan


Kegiatan Peserta Media
Kegiatan Pemateri/Penyuluh
1. 5 menit 1. Memberi salam - Menjawab salam Power
Pendahuluan 2. Memperkenalkan - Memperhatikan point,
diri LCD
3. Menjelaskan tujuan - Memperhatikan Proyektor,
Penyuluhan dan
4. Menggali Laptop.
pengetahuan siswa-
siswi terkait hiv - Menjawab dan
5. Membuat kontrak Memperhatikan
waktu

- Menyetujui

4
2. 10 menit Pelaksana Mate :ri - Memperhatikan dan Power
Penyajian 1. Apa pengertian mendengarkan dengan point,
HIV/AIDS ? tenang LCD
2. Apa saja penyebab - Mendengarkan dan Proyektor,
Memperhatikan dan
HIV/AIDS ?
- Mendengarkan dan Laptop.
3. Apa saja gejala-gejala memperhatikan
HIV/AIDS ?
4. Bagaimana penularan
HIV/AIDS bisa terjadi?
5. Bagaimana cara
pencegahan
HIV/AIDS?

3. 10 menit 1. Evaluasi melalui - Mengajukan Power


Penutup Memberikan pertanyaan point,
kesempatan pada LCD
mahasiwa untuk Proyektor,
bertanya dan
2. Memberikan - Mendengarkan dan Laptop.
reinformenc memperhatika
(+) dan menjawab
Pertanyaan
3. Memberikan - Menjawab pertanyaan
pertanyaan yang diajukan
tentang materi yang pemateri
baru dijelaskan.
4. Bersama Mahasiswa - Ikut Bersama
menyimpulkan materi menyimpulkan materi
5. Memberi salam - Menjawab salam

M. Evaluasi
-
N. Lampiran materi

5
MATERI PENYULUHAN
HIV/AIDS
A. DEFINISI HIV DAN AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV
menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal
infeksi.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang
berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk
melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS
melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya
berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain. Acquired : didapat, bukan penyakit
keturunan
Immune : sistem kekebalan tubuh
Deficiency : kekurangan
Syndrome : kumpulan gejala-gejala penyakit.
Sedangkan di dalam kamus kedokteran Dorlan (2002), menyebutkan bahwa
AIDS adalah suatu penyakit retrovirus epidemik menular, yang disebabkan oleh
infeksi HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai depresi berat imunitas
seluler, dan mengenai kelompok risiko tertentu, termasuk pria homoseksual atau
biseksual, penyalahgunaan obat intravena, penderita hemofilia, dan penerima
transfusi darah lainnya, hubungan seksual dari individu yang terinfeksi virus
tersebut.
Menurut Center for Disease Control and Prevention, AIDS merupakan
bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan dalam respon imun
tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan
dengan berbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan kelainan
malignitas yang jarang terjadi.
B. PENYEBAB HIV/AIDS.
Penyebab HIV/AIDS adalah infeksi oleh virus HIV, yang menyerang sistem
kekebalan tubuh sehingga sel-sel pertahanan tubuh makin lama makin banyak yang

6
rusak. Penderita infeksi HIV menjadi sangat rentan terhadap semua bentuk infeksi.
Pada yahap akhir, penderita tidak bisa tahan terhadap kuman-kuman yang secara
normal bisa dilawannya.
C. TANDA DAN GEJALA HIV-AIDS
Gejala penularan HIV/AIDS terjadi beberapa hari atau beberapa minggu
setelah terinfeksi HIV, gejala-gejala ini hanya berlangsung beberapa hari atau
beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya. Seseorang mungkin akan
menjadi sakit dengan gejala-gejala seperti flu, yaitu:
• Demam
• Rasa lemah dan lesu
• Sendi-sendi terasa nyeri
• Batuk
• Nyeri tenggorokan
Gejala selanjutnya adalah memasuki tahap dimana sudah mulai timbul
gejala-gejala yang mirip dengan gejala-gejala penyakit lain, gejala-gejala diatas ini
memang tidak khas, karena dapat juga terjadi pada penyakit-penyakit lain. Namun
gejala-gejala ini menunjukkan sudah adanya kerusakan pada system kekebalan
tubuh yaitu:
• Demam berkepanjangan
• Penurunan berat badan (lebih dari 10 % dalam waktu 3 hari)
• Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan aktifitas fisik sehari-hari
• Pembangkakan kelenjar di leher, lipat paha, dan ketiak
• Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas
• Batuk dan sesak nafas lebih dari 1 bulan secara terus menerus
• Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan
Gejala penurunan kekebalan tubuh ditandai dengan mudahnya diserang
penyakit lain, dan disebut infeksi oportunitis. Maksudnya adalah penyakit yang
disebabkan baik oleh virus lain, bakteri, jamur, atau parasit (yang bisa juga hidup
dalam tubuh kita), yang bila system kekebalan tubuh baik kuman ini dapat
dikendalikan oleh tubuh. Pada tahap ini pengidap HIV telah berkembang menjadi
penderita AIDS. Pada umumnya penderita AIDS akan meninggal dunia sekitar 2
tahun setelah gejala AIDS ini muncul.

7
Gejala AIDS yang timbul adalah :
• Radang paru
• Radang saluran pencernaan
• Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan
• Kanker kulit
• TBC
• Gangguan susunan saraf / neurologis.
D. CARA PENULARAN HIV/AIDS
Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :
1. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS
Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV
tanpa perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual
berlangsung, air mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lendir
vagina, penis, dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan
tersebut masuk ke aliran darah (PELKESI, 1995). Selama berhubungan juga
bisa terjadi lesi mikro pada dinding vagina, dubur, dan mulut yang bisa menjadi
jalan HIV untuk masuk ke aliran darah pasangan seksual (Syaiful, 2000).
2. Ibu pada bayinya
Penularan HIV dari ibu pada saat kehamilan (in utero). Berdasarkan laporan
CDC Amerika, prevalensi HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila
ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi
terinfeksi sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan kalau gejala AIDS sudah jelas
pada ibu kemungkinannya mencapai 50% (PELKESI, 1995). Penularan juga
terjadi selama proses persalinan melalui transfuse fetomaternal atau kontak
antara kulit atau membrane mukosa bayi dengan darah atau sekresi maternal
saat melahirkan (Lily V, 2004).
3. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS
Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh
darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
4. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
Alat pemeriksaan kandungan seperti speculum,tenakulum, dan alat-alat lain
yang darah cairan vagina atau air mani yang terinfeksi HIV,dan langsung di

8
gunakan untuk orang lain yang tidak terinfeksi bisa menularkan HIV
(PELKESI,1995).
5. Alat-alat untuk menoleh kulit
Alat tajam dan runcing seperti jarum,pisau,silet,menyunat seseorang,
membuat tato,memotong rambut,dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab
alat tersebut mungkin di pakai tampa disterilkan terlebih dahulu.
6. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Jarum suntik yang di gunakan di fasilitas kesehatan,maupun yang di
gunakan oleh parah pengguna narkoba (injecting drug user-IDU) sangat
berpotensi menularkan HIV. Selain jarum suntik, pada para pemakai IDU
secara bersama-sama juga mengguna tempat penyampur, pengaduk,dan gelas
pengoplos obat,sehingga berpotensi tinggi untuk menularkan HIV.
E. HIV TIDAK MENULAR MELALUI
HIV tidak menular melalui hal-hal di bawah ini :
• Air mata, keringat, ait liur/ludah, air kencing
• Peralatan makan bersama (Piring, sendok, gelas, dll),
• Pakaian,handuk,sapu tangan,
• Toilet yang di pakai secara bersama-sama,
• Menggunakan kolam renang yang sama
• Berpelukan,
• Berjabat tangan,
• Hidup serumah dengan penderita hiv/aids,
• Gigitan nyamuk,
• Hubungan social yang lain.
F. CARA PENCEGAHAN
Upaya untuk mencegah penularan HIV/AIDS dikenal dengan prinsip ABCD,
yaitu :
• A – Abstinence
Abstinence merupakan suatu upaya untuk tidak melakukan hubungan seksual,
terutama bagi seseorang yang belum menikah.

9
• B - Be Faithful
Be Faithful merupakan suatu upaya untuk tidak berganti-ganti pasangan atau
dengan kata lain menunjukkan sikap saling setia kepada pasangannya.
• C - Condom
Melakukan hubungan seksual yang aman yaitu dengan menggunakan alat
pelindung atau kondom.
• D - Don’t Share Syringe / Don’t Inject
Jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit secara
bergantian dengan orang lain, terutama di kalangan pemakai narkoba.
• E - Save Equipment
Hindari pemakaian alat / bahan tidak steril.
G. PENGOBATAN HIV DAN AIDS
1. Obat-obatan Antiretroviral
Obat-obatan Antiretroviral (ARV) adalah beberapa obat yang digunakan untuk
mengobati infeksi HIV. Obat-obatan ini tidak membunuh virus, tapi memperlambat
pertumbuhan virus. HIV bisa mudah beradaptasi dan kebal terhadap satu golongan
ARV. Oleh karena itu, kombinasi golongan ARV akan diberikan pada penderita.
Beberapa golongan ARV adalah
- NNRTI (Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors). Jenis ARV ini akan
bekerja dengan menghilangkan protein yang dibutuhkan virus HIV untuk
menggandakan diri.
- NRTI (Nucleoside reverse transcriptase inhibitors). Golongan ARV ini
menghambat perkembangan HIV di dalam sel tubuh.
- Protease inhibitors. ARV jenis ini akan menghilangkan protease, jenis protein
yang juga dibutuhkan HIV untuk memperbanyak diri.
- Entry inhibitors. ARV jenis ini akan menghalangi HIV untuk memasuki sel-
sel CD4.
- Integrase inhibitors. Jenis ARV ini akan menghilangkan integrase, protein
yang digunakan HIV untuk memasukkan materi genetik ke dalam sel-sel CD4.
• Pengobatan kombinasi ini lebih dikenal dengan nama terapi antiretroviral
(ART). Biasanya pasien akan diberikan tiga golongan obat ARV.

10
Kombinasi obat ARV yang diberikan berbeda-beda pada tiap-tiap orang,
jadi jenis pengobatan ini bersifat pribadi atau khusus.
• Beberapa obat ARV sudah digabungkan menjadi satu pil. Begitu
pengobatan HIV dimulai, mungkin obat ini harus dikonsumsi seumur
hidup. Jika satu kombinasi ARV tidak berhasil, mungkin perlu beralih ke
kombinasi ARV lainnya.
• Penggabungan beberapa tipe pengobatan untuk mengatasi infeksi HIV bisa
menimbulkan reaksi dan efek samping yang tidak terduga. Selalu
konsultasikan kepada dokter sebelum mengonsumsi obat yang lain.

2. Konsumsi Obat Secara Teratur


• Anda harus membuat jadwal rutin untuk memasukkan pengobatan HIV ke
dalam pola hidup sehari-hari. Pengobatan HIV bisa berhasil jika Anda
mengonsumsi obat secara teratur (pada waktu yang sama setiap kali minum
obat). Jika melewatkan satu dosis saja, efeknya bisa meningkatkan risiko
kegagalan.
3. Efek Samping Pengobatan HIV
Semua pengobatan untuk HIV memiliki efek samping yang tidak
menyenangkan. Jika terjadi efek samping yang tidak normal, Anda mungkin
perlu mencoba kombinasi obat-obatan ARV yang lainnya. Berikut adalah
contoh efek samping yang umumnya terjadi:
• Kelelahan
• Mual
• Ruam pada kulit
• Diare
• Satu bagian tubuh menggemuk, bagian lain kurus
• Perubahan suasana hati

11
BAB IV
PENUTUP
A. Latar Belakang
Salah satu kelompok yang rentan terhadap penularan HIV/AIDS
adalah remaja. Hal ini dikarenakan permasalahan menonjol di kalangan
remaja cenderung mengarah pada Tiga Permasalahan Kesehatan
Reproduksi Remaja yaitu Seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA (Narkoba,
Psikotropika dan Zata Adiktif).
Kelompok remaja berdasarkan data World Population Prospects 2019,
diperkirakan berjumlah 1,2 miliar atau 16% dari total penduduk dunia.
Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Masa
remaja erat kaitannya dengan perkembangan psikis dan perkembangan
seksual yang juga dikenal dengan masa pubertas. Hormon-hormon mulai
berfungsi, selain menyebabkan perubahan fisik juga mempengaruhi
dorongan seksual remaja. Kondisi ini memungkinkan remaja rentan
terhadap masalah perilaku berisiko
B. Saran
Semoga dengan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS ini,
diharapkan mampu memberikan dampak baik bagi pengetahauan dan
kesehatan remaja khususnya para remaja wanita harus bisa menjaga diri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Infodatin HIV/AIDS. 2020;1–66


HIV and AIDS Data Hub for Asia Pacific [Internet]. 2020 [cited 2021 Apr 1].
Available from: https://www.aidsdatahub.org/country-profiles
Kemenkes RI. Laporan Perkembangan HIV AIDS PIMS Triwulan II Tahun 2019.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. p. 1–228.
Umaroh AK, Kusumawati Y, Kasjono HS. Hubungan Antara Faktor Internal Dan
Faktor Eksternal Dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Di Indonesia. J
Kesehat Masy Andalas. 2017;10(1):65.
United Nations. World Population Prospects 2019: Data Booklet. Dep Econ Soc
Aff Popul Div. 2019;1–25.

13

Anda mungkin juga menyukai