Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LINDUNGI GENERASI MUDA DARI HIV DAN AIDS MELALUI PENINGKATAN


PENGETAHUAN REMAJA SMP SEPUTAR HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR

Oleh:

1. Ketut Hari Mulyawan, S.Kom.,MPH


2. dr. Ketut Tangking Widarsa, MPH
3. Desak Nym. Widyanthini, S.ST.,M.Kes
4. Ni Made Dian Kurniasari, S.KM.,MPH

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2016

i
Halaman Pengesahan

1. Judul : Lindungi Generasi Muda Dari HIV Dan AIDS Melalui Peningkatan
Pengetahuan Remaja Smp Seputar HIV Dan AIDS Di Kota Denpasar

2. Ketua Pelaksana
2.1. Nama : Ketut Hari Mulyawan, S.Kom.,MPH
2.2. NIP 197601012006041003
2.3. Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa
2.4. Jabatan : Asisten Ahli
2.5. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Universitas Udayana
2.6. Alamat
Kantor : Jalan P.B. Sudirman Denpasar
Rumah : Jalan Pulau Morotai No. 60 Ds. Dauh Puri
Kelod, Kec. Denpasar Barat, Denpasar, Bali
3. Personalia
3.1. Jumlah Anggota Pelaksana : 3 orang
3.2. Jumlah Personalia : 4 orang

4. Jangka Waktu Kegiatan : 2 bulan


5. Bentuk Kegiatan : Promosi Kesehatan
6. Tempat Kegiatan : SMP Wisata Sanur, Kota Denpasar
7. Biaya yang diperlukan : Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)

Denpasar, 10 November 2016


Ketua PSKM, FK, UNUD Ketua Pelaksana

I MADE ADY WIRAWAN KETUT HARI MULYAWAN


Nip. 197712282005011001 Nip. 197601012006041003

ii
RINGKASAN

Sejak pertama kali ditemukan di tahun 1981 HIV/AIDS telah berkembang


menjadi masalah kesehatan global. Propinsi Bali berada di urutan kelima
tertinggi dalam hal jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS setelah DKI Jakarta, Jawa
Timur, Papua, dan Jawa Barat. Remaja menurut WHO dikelompokkan antara
umur 10 sampai 24 tahun dan belum menikah. Remaja adalah aset bangsa,
penerus masa depan. Namun apa yang terjadi, tidak sedikit remaja telah
mengalami persoalan seksualitas (seks bebas, kehamilan tak diinginkan, aborsi),
HIV-AIDS atau Penyakit Menular Seksual lainnya. Persentase AIDS tertinggi pada
kelompok umur 30-39 tahun (33,8%), diikuti kelompok umur 20-29 tahun
(28,8%) dan kelompok umur 40-49 tahun (11,6%). Penelitian lain di Indonesia
juga memperkuat gambaran adanya peningkatan risiko pada perilaku seksual
kaum remaja. Perilaku remaja dalam mencegah HIV/AIDS akan sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap remaja terhadap HIV/AIDS.
Menindaklanjuti hal tersebut, maka perlu dilaksakan upaya peningkatan
pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS melalui kegiatan penyuluhan.
Sasaran dari kegiatan ini adalah remaja SMP Wisata di Kota Denpasar.
Kegiatan dilakukan dengan bentuk penyuluhan tentang HIV/AIDS; meliputi
pengertian, cara penularan, cara pencegahan, pemeriksaan, pengobatan dan
perawatan Orang dengan HIV/AIDS (Odha). Penyuluhan dilakukan tepat waktu
dengan narasumber dari dosen PSKM, FK, Universitas Udayana yaitu Desak Nym.
Widyanthini, S.ST.,MKes dan Ni Made Dian Kurniasari, SKM.,MPH. Pre test dan
post test dilaksanakan sebelum dan sesudah kegiatan untuk mengetahui
peningkatan pengetahuan remaja terhadap materi yang diberikan. Hasil pre-test
dan post-test menunjukkan bahwa ada peningkatan rata-rata pengetahuan siswa
sebelum dan sesudah penyuluhan diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa
kegiatan penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan siswa tentang HIV dan
AIDS (p<0.000)

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................i
Halaman Pengesahan................................................................................................ii
RINGKASAN................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Judul........................................................................................................................... 1
B. Analisis Situasi..........................................................................................................1
C. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
BAB II TARGET DAN LUARAN..................................................................................3
A. Tujuan kegiatan........................................................................................................ 3
B. Manfaat kegiatan......................................................................................................3
C. Pemecahan masalah................................................................................................3
D. Khalayak sasaran strategis....................................................................................3
BAB III METODE PELAKSANAAN.............................................................................4
BAB IV HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN......................................................5
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...............................................................................10
A. SIMPULAN................................................................................................................ 10
B. SARAN...................................................................................................................... 10

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul
Lindungi Generasi Muda dari HIV dan AIDS melalui Peningkatan
Pengetahuan Remaja SMP seputar HIV dan AIDS di Kota Denpasar.

B. Analisis Situasi
Sejak pertama kali ditemukan di tahun 1981 HIV/AIDS telah
berkembang menjadi masalah kesehatan global. Menurut laporan UNAIDS
(2013) secara global jumlah kasus HIV/AIDS pada tahun 2012 sebanyak
35,3 juta. Infeksi baru di tahun 2012 diperkirakan 2,3 juta dan meninggal
sebanyak 1,6 juta. Dengan penambahan jumlah kasus sebanyak 700.000,
dibandingkan tahun 2001 infeksi baru pada tahun 2012 telah menurun
sebanyak 33%. Untuk kawasan Asia dan Pasifik, jumlah kasus baru di tahun
2012 diperkirakan sebanyak 350.000 dengan penurunan 26% dari tahun
2001.
Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Propinsi Bali sampai dengan
tahun 2013 sebanyak 12.044 kasus, dimana Propinsi Bali berada di urutan
kelima (dalam hal jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS yang dilaporkan ke
Kementerian Kesehatan) setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, dan Jawa
Barat. Prevalensi kasus AIDS di Bali sebesar 102,42 per 100.000 penduduk,
menempati urutan kedua setelah prevalensi kasus AIDS di Papua
(Kemenkes, 2014).
Remaja menurut WHO dikelompokkan antara umur 10 sampai 24
tahun dan belum menikah. Remaja adalah aset bangsa, penerus masa depan.
Namun apa yang terjadi, tidak sedikit remaja telah mengalami persoalan
seksualitas (seks bebas, kehamilan tak diinginkan, aborsi), HIV-AIDS atau
Penyakit Menular Seksual lainnya. Menurut Kementrian Kesehatan RI,
situasi masalah HIV-AIDS Triwulan II (April - Juni) Tahun 2013, jumlah
infeksi HIV baru yang dilaporkan sebanyak 4.841 kasus. Persentase infeksi
HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun (70,7%), diikuti

1
kelompok umur 20-24 tahun (17,1%), dan kelompok umur15-19 tahun
(4,5%). Persentase AIDS tertinggi pada kelompok umur 30-39 tahun
(33,8%), diikuti kelompok umur 20-29 tahun (28,8%) dan kelompok umur
40-49 tahun (11,6%). Penelitian lain di Indonesia juga memperkuat
gambaran adanya peningkatan risiko pada perilaku seksual kaum remaja.
Temuan-temuan tersebut mengindikasikan bahwa 5%-10% pria muda usia
15-24 tahun yang tidak/belum menikah, telah melakukan aktifitas seksual
yang berisiko.
Program penanggulangan AIDS di Indonesia terdiri dari 4 komponen
dalam upaya untuk menuju 3 zero, yaitu: Zero new infection, Zero AIDS-
related death dan Zero Discrimination. Empat komponen tersebut meliputi:
pencegahan; perawatan, dukungan dan pengobatan; mitigasi dampak
berupa dukungan psikososio-ekonomi; dan penciptaan lingkungan yang
kondusif (Depkes, 2011). Komponen pertama, yaitu pencegahan dapat
dilakukan dengan melaksanakan kegiatan penyuluhan. Penyuluhan
kesehatan atau pendidikan kesehatan merupakan upaya persuasi atau
pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat bersedia melakukan
tindakan memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Stanhope &
Lancaster, 2004). Perilaku remaja dalam mencegah HIV/AIDS akan sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap remaja terhadap HIV/AIDS.
Menindaklanjuti hal tersebut, maka perlu dilaksakan upaya peningkatan
pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS melalui kegiatan penyuluhan

C. Rumusan Masalah
Remaja sebagai generasi penerus bangsa, namun dengan tingginya
arus globalisasi, permasalahan remaja terkait seksualitas (seks bebas,
kehamilan tak diinginkan, aborsi), HIV-AIDS atau Penyakit Menular Seksual
lainnya semakin meningkat. Tingginya kerentanan remaja terhadap penyakit
tersebut adalah akibat rendahnya pengetahuan remaja mengenai HIV/AIDS.
Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS, yang nantinya
diharapkan dapat meningkatkan sikap dan perilaku mencegah penularan
HIV/AIDS.

2
BAB II

TARGET DAN LUARAN

A. Tujuan kegiatan
Untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS, sehingga
remaja mampu meningkatkan sikap dan perilakunya dalam upaya pencegahan
infeksi dan penularan HIV/AIDS.

B. Manfaat kegiatan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat PSKM tahun 2016 ini akan
memberikan manfaat kepada remaja khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Remaja akan memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS, sehingga akan
membentuk sikap dan perilaku mereka dalam mencegah penularan HIV/AIDS.
Bagi PSKM, kegiatan pengabdian ini akan memberikan pengalaman nyata dalam
pelaksanaan penyuluhan.

C. Pemecahan masalah
Pemecahan masalah dilakukan melalui kegiatan penyuluhan tentang
HIV/AIDS pada remaja sekolah menengah pertama di Kota Denpasar.

D. Khalayak sasaran strategis


Sasaran dari kegiatan ini adalah remaja SMP Wisata di Kota Denpasar.

3
BAB III

METODE PELAKSANAAN

Untuk mencapai tujuan pengabdian, kegiatan yang dilaksanakan adalah


dengan melaksanakan penyuluhan tentang HIV/AIDS; meliputi pengertian, cara
penularan, cara pencegahan, pemeriksaan, pengobatan dan perawatan Orang
dengan HIV/AIDS (Odha). Kegiatan diikuti oleh remaja sekolah menengah
pertama, penyuluhan diberikan oleh petugas lapangan bersama-sama dengan
dosen dari Universitas Udayana dengan menggunakan media penyuluhan berupa
lembar balik. Pre test dan post test dilaksanakan sebelum dan sesudah kegiatan
untuk mengetahui peningkatan pengetahuan remaja terhadap materi yang
diberikan.
Kegiatan pengabdian dilaksanakan dalam tiga tahapan, dimulai dari
persiapan penyuluhan, pelaksanaan penyuluhan, hingga penyusunan laporan
kegiatan. Berikut adalah jadwal kegiatan penyuluhan yang telah dijalankan
(Tabel 1)

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Pengabdian PSKM 2016

Bulan
Kegiatan
Oktober November
Persiapan
Pelaksanaan penyuluhan
Penyusunan laporan kegiatan

4
BAB IV

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

Evaluasi keberhasilan kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan dua


metode yaitu evaluasi proses dan evaluasi output kegiatan. Evaluasi proses
mengukur keberhasilan pengabdi melakukan kegiatan yang direncanakan secara
tepat waktu dengan melibatkan khalayak sasaran strategis yang dituju. Hasil dari
evaluasi proses adalah sebagai berikut
1. Kegiatan telah berlangsung tepat waktu. Apresiasi dan penerimaan dari
pihak sekolah sangat baik. Pihak sekolah juga mengucapkan terimakasih
atas diadakannya kegiatan ini di sekolah mereka. Bukti pelaksanaan
kegiatan dapat dilihat pada gambar pada lampiran dokumentasi laporan
ini.

2. Sasaran pada program pengabdian ini adalah siswa-siswa SMP Wisata


Sanur dan juga dihadiri oleh guru pembimbing, Kepala Sekolah SMP
Wisata Sanur, petugas dari Puskesmas II Densel, mahasiswa STIKES dan
dosen PSKM FK Unud. Semua peserta mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan yang direncanakan mulai dari acara pembukaan, perkenalan
pembicara, pre-test, penyuluhan, diskusi, post-test dan penutupan.

3. Penyuluhan dilakukan tepat waktu dengan narasumber dari dosen PSKM,


FK, Universitas Udayana yaitu Desak Nym. Widyanthini, S.ST.,MKes dan Ni
Made Dian Kurniasari, SKM.,MPH. Penyuluhan dilakukan pada Selasa, 8
November 2016 di ruang kelas lantai 1, SMP Wisata Sanur Denpasar.
Sebelum penyuluhan dimulai, peserta diminta

5
4. untuk mengisi kuisioner pre-test untuk mengukur tingkat
pengetahuannya sebelum diberikan penyuluhan. Setelah penyuluhan
kemudian dilanjutkan dengan diskusi.

5. Semua anggaran dapat diserap dengan baik dan laporan


pertanggungjawaban sudah diselesaikan sesuai dengan perencanaan
anggaran dan tata kelola keuangan yang berlaku di lingkungan
Universitas Udayana.

Evaluasi output mengukur luaran langsung dari kegiatan pengabdian


dengan mengukur hasil pre-test dan post-test.
a. Pre Test
Pre test dilakukan dengan membagikan kuisioner pengetahuan tentang HIV
dan AIDS kepada peserta dan peserta diminta mengisi kuisioner selama 10
menit. Yang termasuk kategori pengetahuan kurang adalah bila skor
pengetahuan sebesar <65% sedangkan kategori baik memiliki skor ≥65%.
Berikut ini gambaran hasil tingkat pengetahuan peserta tentang HIV dan
AIDS

Tabel 2. Gambaran tingkat pengetahuan siswa tentang HIV dan AIDS hasil
Pre Test
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase
Kurang 16 46%
Baik 19 54%
Total 35 100%

Rata-rata tingkat pengetahuan siswa mengenai HIV dan AIDS adalah sebesar
68 dengan standar deviasi (±5.5).

b. Penyuluhan dan Diskusi


Peningkatan pengetahuan siswa mengenai HIV dan AIDS penting untuk
dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat melakukan pencegahan
penularan HIV dan AIDS dan dapat mengurangi stigma AIDS yang ada di
masyarakat. Penyuluhan mengenai HIV dan AIDS yaitu pengertian, cara

6
penularan, cara pencegahan, pemeriksaan, pengobatan dan perawatan
Orang dengan HIV/AIDS (Odha) diberikan oleh Narasumber yang juga
adalah dosen di PSKM, FK, Unud yaitu Desak Nym. Widyanthini, S.ST.,MKes
dan Ni Made Dian Kurniasari, SKM.,MPH. Melalui penyuluhan ini dapat
membuka wawasan siswa dan juga undangan yang berkesempatan hadir
tentang pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi utamanya mengenai
HIV dan AIDS. Diharapkan generasi muda ini dapat memahami tentang cara
penularan HIV dan menurangi stigma yang buruk pada penderita HIV dan
AIDS, mengetok tularkan informasi ini kepada rekan sebayanya dan
masyarakat pada umumnya. Pada saat penyuluhan peserta nampak sangat
antusias dengan informasi yang diberikan, yang di tercermin dalam
pertanyaan yang diajukan. Adapun beberapa pertanyaan tersebut adalah:
 Pada usia berapa sebaiknya pendidikan mengenai HIV dan AIDS ini
diberikan?
 Bagaimana sebaiknya menjawab pertanyaan dari teman dilingkungan
sekitar yang memiliki masalah seputar kesehatan reproduksi dan jika
ada yang memiliki masalah terkait seksual aktif dan risiko HIV,
terkadang mereka tidak mau terbuka dan hanya menyampaikan
masalah seadanya?
 Apa yang sebaiknya dilakukan bila masyarakat sudah terlanjur memiliki
stigma negatif pada ODHA?
 Apa ada upaya dari pemerintah untuk membantu ibu hamil untuk
mengetahui apa dia terinfeksi HIV apa tidak? Apakah ini hanya datang
dari kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan diri bila berisiko atau ada
gejala?
 Bagaimana mekanisme test Western Bolt itu?
 Yang paling banyak melakukan stigma adalah tenaga kesehatan,
bagaimana sebaiknya kita menanggapi bila melihat tenaga kesehatan
melakukan diskriminasi terhadap pasien?
 Bagaimana bila dokter atau tenaga medis melakukan operasi pada
pasien tapi dia tidak tahu bila pasien tersebut ternyata HIV positif,
apabila tanpa sengaja dokter tersebut terkena percikan darah pasien,
apakah dokter itu akan terinfeksi?

7
c. Post Test
Setelah penyuluhan dan tanya jawab selesai, acara dilanjutkan dengan
melaksanakan post test untuk mengukur pengetahuan peserta sesudah
diberikan informasi. Post test dilakukan dengan membagikan kuisioner
pengetahuan tentang HIV dan AIDS kepada peserta yang mana isisnya sama
seperti kuisioner pada pre-test. Peserta diminta mengisi kuisioner selama 10
menit. Berikut ini gambaran hasil tingkat pengetahuan peserta tentang HIV
dan AIDS (Tabel 2).

Tabel 3. Gambaran tingkat pengetahuan siswa tentang HIV dan AIDS hasil
Post Test
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase
Kurang 4 11.4%
Baik 31 88.5%
Total 35 100%

Rata-rata tingkat pengetahuan siswa mengenai HIV dan AIDS pada post test
adalah sebesar 75 dengan standar deviasi (±6.0).
Adapun hasil pre dan post test pengetahuan siswa mengenai HIV and
AIDS adalah sebagai berikut (Tabel 3).

Tabel 4. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan


Tingkat Pengetahuan Pre Test n (%) Post Test n (%) p*
Kurang 16 (46) 4 (11.4)
Baik 19 (54) 31 (88.5)
Mean, SD 68 (5.5) 75 (±6.0) 0.000
Total 35 (100) 35 (100)
*Uji Wilcoxon signed rank test

Hasil pada tabel menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan tentang


HIV dan AIDS dari hasil pre test dan post test yang diberikan sebelum dan
sesudah penyuluhan dilaksanakan didukung dengan nilai statistic p <0.000.

8
Sebelum penyuluhan rata-rata pengetahuan adalah sebesar 68 dengan SD 5.5,
kemudian rata-rata meningkat secara signifikan menjadi 75 dengan SD 6.

9
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Kegiatan pengabdian ini dilakukan di ruang kelas lantai 1 SMP Wisata
Sanur Denpasar. Peserta yang hadir berasal dari siswa-siswa SMP Wisata
Sanur dan juga dihadiri oleh guru pembimbing, Kepala Sekolah SMP Wisata
Sanur, petugas dari Puskesmas II Densel, mahasiswa STIKES dan dosen
PSKM FK Unud dengan total 50 orang. Penyuluhan dilakukan tepat waktu
dengan narasumber dari dosen PSKM, FK, Universitas Udayana yaitu Desak
Nym. Widyanthini, S.ST.,MKes dan Ni Made Dian Kurniasari, SKM.,MPH.
Sebelum dan sesudah penyuluhan diberikan kuisioner untuk mengetahui
peningkatan pengetahuan tentang HIV dan AIDS. Hasil pre-test dan post-test
menunjukkan bahwa ada peningkatan rata-rata pengetahuan siswa sebelum
dan sesudah penyuluhan diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan
penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan siswa tentang HIV dan AIDS.

B. SARAN
Penting dilakukan kegiatan yang sama namun menyasar kalangan yang
lebih luas dan tidak terbatas pada remaja SMP. Melihat hal ini, perlu
dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti Dinas Pendidikan di
Kota Denpasar. Sasaran program juga dapat diperluas, tidak hanya pada
siswa namun juga bisa pada guru dan orang tua siswa.

1
LAMPIRAN

PRE TEST
KUESIONER PENGETAHUAN SISWA TENTANG TENTANG HIV/AIDS

NAMA
JENIS KELAMIN
UMUR/KELAS

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda centang (√) pada
salah satu kolom berikut:
Pengetahuan tentang HIV/AIDS Ya Tidak Tidak tahu
1. Dapatkan Anda mengetahui seseorang yang sudah
terinfeksi HIV hanya dengan melihatnya saja?
2. Apakah betul HIV adalah singkatan dari Human
Immuno deficiency Virus?
3. Yang diserang oleh HIV adalah sel darah putih,
apakah betul?
4. Betulkah salah satu media penularan HIV adalah
air kencing?
5. Bisakah seseorang mengurangi risiko tertular HIV
dengan tidak melakukan hubungan seks bebas?
6. Apakah dengan saling setia dengan pasangan
dapat mengurang risiko tertular HIV?
7. Apakah dengan makan makanan bergizi dapat
mengurangi risiko tertular HIV?
8. Bisakah seseorang tertular HIV melalui gigitan
nyamuk/serangga?
9. Bisakah seseorang tertular HIV dengan
menggunakan alat makan/minum secara bersama
dengan seseorang yang sudah terinfeksi HIV?
10. Bisakah orang tertular HIV melalui jarum suntik
yang sudah digunakan oleh orang lain?
11. Dapatkah HIV ditularkan dari ibu ke anaknya
selama kehamilan?
12. Dapatkah HIV ditularkan melalui bersentuhan?
13. Orang yang tertular HIV hanya bisa diketahui
dengan tes darah. Apakah betul?
14. Apakah betul saat ini sudah ada obat untuk
penderita HIV/AIDS tetapi harus diminum seumur
hidup?
15. Apakah betul orang yang sudah terinfeksi HIV
patut dijauhi dan dikucilkan?

1
POST TEST
KUESIONER PENGETAHUAN SISWA TENTANG TENTANG HIV/AIDS

NAMA
JENIS KELAMIN
UMUR/KELAS
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda centang (√) pada
salah satu kolom berikut:
Pengetahuan tentang HIV/AIDS Ya Tidak Tidak tahu
1. Dapatkan Anda mengetahui seseorang yang
sudah terinfeksi HIV hanya dengan
melihatnya
saja?
2. Apakah betul HIV adalah singkatan dari Human
Immuno deficiency Virus?
3. Yang diserang oleh HIV adalah sel darah putih,
apakah betul?
4. Betulkah salah satu media penularan HIV adalah
air kencing?
5. Bisakah seseorang mengurangi risiko tertular HIV
dengan tidak melakukan hubungan seks bebas?
6. Apakah dengan saling setia dengan pasangan
dapat mengurang risiko tertular HIV?
7. Apakah dengan makan makanan bergizi dapat
mengurangi risiko tertular HIV?
8. Bisakah seseorang tertular HIV melalui gigitan
nyamuk/serangga?
9. Bisakah seseorang tertular HIV dengan
menggunakan alat makan/minum secara bersama
dengan seseorang yang sudah terinfeksi HIV?
10. Bisakah orang tertular HIV melalui jarum suntik
yang sudah digunakan oleh orang lain?
11. Dapatkah HIV ditularkan dari ibu ke anaknya
selama kehamilan?
12. Dapatkah HIV ditularkan melalui bersentuhan?
13. Orang yang tertular HIV hanya bisa diketahui
dengan tes darah. Apakah betul?
14. Apakah betul saat ini sudah ada obat untuk
penderita HIV/AIDS tetapi harus diminum seumur
hidup?
15. Apakah betul orang yang sudah terinfeksi HIV
patut dijauhi dan dikucilkan?

1
ORGANISASI PELAKSANA

1. Ketua
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ketut HarI Mulyawan. S.Kom.,MPH
b. Pangkat/Golongan/NIP : Penata Muda/IIIa/197712282005011001
c. Jabatan Fungsional/Struktural : Asisten Ahli
d. Program Studi/Fakultas : PSKM/Fak. Kedokteran
e. Perguruan Tinggi : Universitas Udayana
f. Bidang Keahlian : Sistem Informasi Kesehatan

2. Anggota 1
a. Nama Lengkap dan Gelar : dr. Ketut Tangking Widarsa, MPH
b. Pangkat/Golongan/NIP :
c. Jabatan Fungsional/Struktural : Lektor Kepala
d. Program Studi/Fakultas : PSKM/Fak. Kedokteran
e. Perguruan Tinggi : Universitas Udayana
f. Bidang Keahlian : Biostatistik & Kesehatan Reproduksi

3. Anggota 2
a. Nama Lengkap dan Gelar : Desak Nym. Widyanthini, S.ST.,MKes
b. Pangkat/Golongan/NIP :-
c. Jabatan Fungsional/Struktural : Tenaga Pengajar
d. Program Studi/Fakultas : PSKM/Fak. Kedokteran
e. Perguruan Tinggi : Universitas Udayana
f. Bidang Keahlian : KIA-Kespro

4. Anggota 3
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ni Made Dian Kurniasari, SKM.,MPH
b. Pangkat/Golongan/NIP :-
c. Jabatan Fungsional/Struktural : Tenaga Pengajar
d. Program Studi/Fakultas : PSKM/Fak. Kedokteran
e. Perguruan Tinggi : Universitas Udayana
f. Bidang Keahlian : Biostatistik & KIA-Kespro

1
DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 1. Peserta Penyuluhan, Siswa SMP Wisata Sanur

Gambar 2. Suasana Pre-Test

1
Gambar 3. Suasana Penyuluhan HIV-AIDS kepada siswa-siswi SMP Wisata Sanur

Gambar 4. Suasana Post-test

1
Gambar 5. Foto bersama peserta, narasumber dan guru SMP Wisata Sanur

1
RAB PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT (P2M)
LINDUNGI GENERASI MUDA DARI HIV DAN AIDS MELALUI PENINGKATAN
PENGETAHUAN REMAJA SMP SEPUTAR HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR
Honor
Material Justifikasi pemakaian Kuantitas Harga Total
satuan (Rp)
(Rp)
Uang transportasi Untuk tim 4 50,000 200,000
200,000
Pengadaan bahan
Material Justifikasi pemakaian Kuantitas Harga Total (Rp)
satuan
(Rp)
Flashdisk 16GB Untuk menyimpan data 1 buah 180,000 180,000
penting
Tinta printer Untuk print 1 buah 800,000 800,000
Kertas HVS A4 Surat menyurat, absensi 3 50,000 150,000
Materai 6000 Keperluan administrasi 2 6,000 12,000
Materai 3000 Keperluan administrasi 6 3,000 18,000
Seminar kit Dibagikan kepada peserta 45 15,000 675,000
Cetak leaflet Dibagikan kepada peserta 60 3,000 180,000
Penggandaan soal pretest Fotokopi soal 90 200 18,000
dan post test
2,033,000
Konsumsi
Material Justifikasi pemakaian Kuantitas Harga Total (Rp)
satuan
(Rp)
Nasi kotak Untuk tim (rapat 4 35,000 140,000
persiapan)
Snack kotak Untuk tim (rapat 4 15,000 60,000
persiapan)
Nasi kotak Untuk peserta dan panitia 50 35,000 1,750,000
(plaksanaan kegiatan)
Snack kotak Untuk peserta dan panitia 50 15,000 750,000
(pelaksanan kegiatan)
2,700,000
Pengadaan laporan
Material Justifikasi pemakaian Kuantitas Harga Total
satuan (Rp)
(Rp)
Laporan Fotokopi laporan akhir 145 200 29,000
Jilid laporan akhir 4 9000 38,000
67,000

TOTAL 5,000,000

1
1

Anda mungkin juga menyukai