Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL PENELITIAN

Pengaruh Penyuluhan HIV/AIDS Menggunakan Media


Video Terhadap Pencegahan HIV/AIDS Di Remaja Pondok
Pesantren Miftahussa’adah Mijen Semarang

Oleh :
SALSABILA INDIRA SARASWATI
NIM 25000118120023

PEMBIMBING :

drg. Zahroh Shaluhiyah, MPH, Ph.D Pembimbing I

Besar Tirto Husodo, S. Sos, M.Kes Pembimbing I

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasus HIV/AIDS masih menjadi perhatian dunia dikarenakan angka kejadian


kasus yang terus meningkat. Pada tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat
kedua yang diestimasikan sebagai penyumbang ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)
terbanyak di Asia Tenggara setelah India (60%) yaitu sebesar 20% (WHO, 2016).
Jawa tengah menduduki peringkat ke-5 terbesar jumlah infeksi HIV di Indonesia yaitu
sebesar 18.038 orang setelah Jawa Barat (24.650), Papua (25.586), Jawa Timur
(33.043) dan DKI Jakarta (46.758) (Ditjen P2P Kemenkes RI, 2017). Proporsi faktor
risiko penderita HIV/AIDS melalui hubungan heteroseksual merupakan cara
penularan dengan persentase tertinggi sebesar 77,75%, diikuti oleh Penasun atau
Injecting Drug User (IDU) sebesar 9,16% dan dari ibu ke anak sebesar 3,76%
(Kemenkes RI, 2012).
Jumlah kasus baru HIV tahun 2017 sebanyak 2.270 kasus, lebih tinggi
dibandingkan dengan penemuan kasus HIV tahun 2016 sebanyak 1.867. Bila dilihat
berdasarkan umur, maka penderita HIV dapat menimpa umur dari usia dini hingga
umur tua. Perderita HIV dilihat dari kelompok remaja umur 15-19 tahun 92 %,
kemudian umur 20-24 tahun sebesar 14,98 %. Sedangkan untuk kasus Aquiared
Immuno Devisiency Syndrome (AIDS) tahun 2017 sebanyak 1.409 kasus, sedikit
lebih banyak dibanding tahun 2016 yaitu 1.402 kasus. Berdasarkan kelompok remaja
umur 15-19 tahun ada 21 % kasus.8
Jumlah penemuan kasus HIV pada tahun 2017 sebesar 534 kasus (8,6 %).
Jika dibandingkan dengan jumlah penemuan kasus HIV pada tahun 2016 yaitu
sebesar 488 kasus, sedangkan data untuk kasus HIV tahun 2017 Kabupaten
Semarang saja sebanyak 198 orang, dengan kondisi 33 orang sudah pada stadium
AIDS. Untuk kasus AIDS ditemukan 33 kasus menurun dibandingkan tahun 2016
yaitu sebesar 37 kasus.8
Memasuki masa remaja yang ditandai dengan perubahan fisik primer maupun
sekunder, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan
penyesuaian untuk dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Kematangan
seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan
kejiwaan remaja. Keterbatasan akses dan informasi yang kurang tepat mengenai
seksualitas dan kesehatan reproduksi bagi remaja di Indonesia dapat berdampak
negatif dalam kehidupannya, misalnya banyaknya kasus free seks, KTD, aborsi
remaja, dan lainlain. Bila remaja dibekali pengetahuan kesehatan reproduksi yang
komprehensif, maka remaja dapat lebih bertanggung jawab dalam berbuat dan
mengambil keputusan sehubungan dengan kesehatan reproduksinya. Peran
keluarga, sekolah, lingkungan maupun dinas terkait sangat penting agar tercipta
generasi remaja yang berkualitas. Kurangnya informasi yang benar dan memadai
dari orang tua akan menimbulkan reaksi bermacam-macam. Reaksi tersebut akan
mengakibatkan persepsi yang salah. Persepsi yang salah tentang HIV/AIDS akan
berdampak pada persepsi dan sikap yang salah pula (Nichols, 2009).
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangatlah diperlukan oleh
masyarakat, khususnya masa remaja. Usia remaja muda dapat dikategorikan sejak
usia 10-24 tahun, dimana dalam remaja termasuk dalam kategori ini yaitu usia 10-19
tahun. Dalam kisaran usia ini, banyak dari mereka yang mulai aktif dalam
mengembangkan pengetahuan tentang organ kelamin, perbedaan kelamin,
keinginan seksual dan kesehatan reproduksi (WHO, 2010).
Pesantren sesungguhnya merupakan lembaga tertua di Indonesia, yang
secara nyata telah melahirkan banyak ulama.1 Pesantren bekerjasama dengan
intsitusi pemerintah untuk meningkatkan mutu yang ada sebagai basis bagi
pelaksanaan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang qualified dan
berakhlakul karimah, pesantren bekerja keras untuk memperbaiki segala
kekurangannya dan menambah hal-hal yang baru yang menjadi kebutuhan umat
sekarang ini. Sebab, model pesantren yang mendasarkan diri pada sistem
konvensional atau klasik tidak akan banyak membantu dalam penyediaan sumber
daya manusia yang memiliki kompetensi integratif baik dalam penguasaan
pengetahuan agama, pengetahuan umum dan kecakapan teknologis.2
Global Report World Health Organization (WHO) dan United Nations
Programme on HIV/AIDS melaporkan pada tahun 2016 jumlah orang di dunia yang
terinfeksi HIV/AIDS mencapai 36.7 juta orang, dan sekitar 1,0 juta orang meninggal
akibat AIDS. Pada tahun 2016 juga di laporkan terdapat ada 17.8 juta perempuan
berumur 15+ tahun dan 2.1 juta anak berumur <15 tahun. Jumlah infeksi baru HIV
pada tahun 2016 sebesar 1.8 juta juta yang terdiri dari 1,7 juta dewasa dan 160.000
anak berumur<15 tahun. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,0 juta yang
terdiri dari 890.000 dewasa dan 120.000 anak berumur<15 tahun.
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa betapa remaja membutuhkan
pendampingan guna menyelesaikan permasalahan reproduksi yang dihadapi melalui
dan agama yang kuat sehingga tidak merugikan dirinya maupun masa depannya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk membantu remaja menyelesaikan masalah-
masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi adalah melalui kesehatan reproduksi.
Promosi kesehatan di sekolah ditambah dengan metode promosi yang tepat
dalam pelaksanaan dan penerapan merupakan langkah yang strategis dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini di dasari pemikiran bahwa
sekolah merupakan lembaga yang didirikan untuk membina dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia baik fisik, mental, maupun spiritual.6
Penggunaan media video dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sekedar
sebagai alat bantu, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan yang ingin
disampaikan. Manfaat penggunaan media audio visual (video) tersebut sesuai
konsep pembelajaran menurut piramida pengalaman yang dituliskan oleh Edgar
dale, bahwa orang belajar lebih dari 50 % nya adalah dari apa yang telah di lihat dan
di dengar.7
Sebagian besar santri pondok pesantren Miftahussa’adah Mijen Semarang
adalah pelajar, yang terdiri dari: siswa SMP, SMA dan mahasiswa. Itu berarti
sebagian besar santrinya adalah para remaja yang sangat memerlukan kesehatan
reproduksi terutama HIV/AIDS.
Dari latar belakang tersebut, maka sangat relevan jika penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang masalah tersebut dengan judul “Pengaruh kesehatan
reproduksi dan HIV/AIDS dengan media video terhadap tingkat pengetahuan remaja
pada pencegahan HIV/AIDS di pondok pesantren Miftahussa'adah Mijen Semarang”.

B. Rumusan Masalah

Tingginga kasus HIV/AIDS yang mengarah ke remaja maka diperlukan


peningkatan pengetahuan di kalangan remaja dengan memberikan penyuluhan
mengenai HIV/AIDS tersebut. Lingkungan sekolah meruakan lingkungan yang
diharapkan memberikan pengaruh positif bagi perkembangan remaja. Pesantren
merupakan contoh lembaga pendidikan yang mengedepankan agama islam dan
pastinya mendidik santrinya untuk berpegang teguh terhadap norma agama yang
ada. Pesantren juga merupakan lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai
kekhasan tersendiri yaitu sistem pembelajaran dengan 24 jam di bawah Asuhan
pengajar yang kompeten dan pesantren merupakan salah satu bentuk sekolah yang
intensif dalam membatasi ruang gerak siswa untuk mengakses informasi dan pergi
ke lingkungan negatif. Maka dari itu perlunya pengetahuan mengenai HIV/AIDS pada
remaja di pesantren guna mengurangi kasus HIV/AIDS di kalangan remaja.
Berdasarkan masalah diatas maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai
berikut “Pengaruh Penyuluhan HIV/AIDS Menggunakan Media Video Terhadap
Pencegahan HIV/AIDS Di Remaja Pondok Pesantren Miftahussa’adah Mijen
Semarang”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan penyuluhan dan meningkatkan pengetahuan remaja mengenai
pencegahan HIV/AIDS di pondok pesantren Miftahussa'adah Mijen Semarang.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja di pondok pensantren
Miftahussa'adah Mijen Semarang mengenai HIV/AIDS dan pencegahannya
b. Melaksanakan (HIV/AIDS) pada remaja di pondok pesantren Miftahussa'adah
Mijen Semarang menggunakan media pembelajaran.
c. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi (HIV/AIDS)
di pondok pesantren Miftahussa'adah Mijen Semarang.
d. Mengetahui sikap remaja di pondok pensantren Miftahussa'adah Mijen
Semarang mengenai HIV/AIDS dan pencegahannya
e. Mengetahui perilaku remaja di pondok pensantren Miftahussa'adah Mijen
Semarang mengenai HIV/AIDS dan pencegahannya
f. Mengetahui Pengaruh Penyuluhan HIV/AIDS menggunakan media video di
remaja pondok pesantren Miftahussa’adah Mijen Semarang

D. Manfaat penelitian
1. Bagi Iptek
Penelitian ini Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
informasi dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, terutama mengenai
pengaruh video terhadap peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS
2. Bagi Intitusi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai saran untuk memilih media yang
terbaik dalam penyuluhan sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan
remaja mengenai kesehatan HIV/AIDS.
3. Bagi responden
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang benar dan tepat
mengenai HIV/AIDS dan dapat meningkatkan pengetahuan remaja mengenai
HIV/AIDS.
4. Bagi peneliti dan peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan sebagai
pengalaman dalam menganalisiskan teori yang telah didapat dibangku kuliah,
khususnya mengenai pengetahuan remaja terhadap pendegahan HIV/AIDS
selain itu penelitian ini diharapkan juga dapat digunakan sebagai referensi bagi
peneliti yang berminat melakukan penelitian serupa atau lanjutan.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Peneliti menyadari bahwa kemampuan peneliti dan sifat dari peneliti ini terbatas,
maka dari itu peneliti memberikan batasan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah
batasan – batasan tersebut:
1. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini adalah penelitian dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat,
khususnya pada bidang Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
2. Lingkup Masalah
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini terbatas pada hubungan pengetahuan
dan sikap remaja terhadap pencegahan HIV/AIDS di pondok pesantren
Miftahussa’adah Mijen Semarang
3. Lingkup Lokasi
Penelitian ini akan dilaksanakan di lingkungan pondok pesantren
Miftahussa’adah Mijen Semarang
4. Lingkup Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini yaitu siswa – siswi SMP di pondok pesantren
Miftahussa’adah Mijen Semarang yang berada di asrama.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyuluhan Kesehatan
1. Pengertian
Pengertian Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan
pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan,
menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan.9
2. Metode
Metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tercapainya suatu hasil promosi kesehatan secara optimal.10 Metode yang
dikemukakan antara lain:
a. Metode individual (perorangan)
Dalam promosi kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku
baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku
atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang
mempunyai masalah atau alas an yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Metode yang dapat dikemukakan
antara lain metode bimbingan dan wawancara.10
b. Metode kelompok

Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat


besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.
Untuk kelompok yang besar metodenya akan berbeda dengan kelompok
kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
penyuluhan. Metode ini mencakup ceramah dan seminar.10
c. Metode massa
Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat
yang sifatnya massa atau publik. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam
arti tidak membedakan golongan umur, pekerjaan, status ekonomi, tingkat
pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Beberapa
contoh dari metode ini adalah ceramah umum, berbincang-bincang (talk
show) tentang kesehatan melalui media elektronik, simulasi, dialog antara
pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan majalah atau koran, spanduk,
poster dan sebagainya.10
d. Media Video
1) Pengertian Media Video
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video merupakan rekaman
gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat
televisi, atau dengan kata lain video merupakan tayangan gambar
bergerak yang disertai dengan suara. Video sebenarnya berasal dari
bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya melihat (mempunyai daya
penglihatan); dapat melihat. Media video merupakan salah satu jenis
media audio visual. Media audio visual adalah media yang mengandalkan
indera pendengaran dan indera penglihatan. Media audio visual
merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
menyimak. Media ini dapat menambah minat siswa dalam belajar karena
siswa dapat menyimak sekaligus melihat gambar.11
1) Kelebihan
Kelebihan media video adalah sebagai berikut:12
a) Menarik perhatian sasaran.
b) Sasaran dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber.
c) Menghemat waktu dan dapat diulang kapan saja.
d) Volume audio dapat disesuaikan ketika penyaji ingin menjelaskan
sesuatu.
2) Kekurangan:12
a) Kurang mampu dalam menguasai perhatian peserta.
b) Komunikasi bersifat satu arah.
c) Dapat bergantung pada energi listrik.
d) Detail objek yang disampaikan kurang mampu ditampilkan secara
sempurna.
B. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.10
Proses yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap yang
positif, maka perilaku tersebut akan bersikap langgeng. Sebaliknya apabila
perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak
akan berlangsung lama.24
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Faktor–faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah:13
a. Umur
Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian–
penelitian yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi
pengetahuan. Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang
dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin
bertambah pula ilmu atau pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan
seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang
diperoleh dari orang lain.14
b. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh
kemampuan dan perilaku manusia melalui pengetahuan, sehingga dalam
pendidikan perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan klien) dan
hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang atau lebih
mudah menerima ide-ide dan teknologi. Pendidikan meliputi peranan
penting dalam menentukan kualitas manusia. Semakin tinggi pendidikan,
hidup manusia akan semakin berkualitas karena pendidikan tinggi akan
membuahkan pengetahuan yang baik yang menjadikan hidup yang
berkualitas.14
c. Paparan media massa
Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik maka
berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang
yang lebih sering terpapar media massa akan memperoleh informasi
yang lebih banyak dan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang
dimiliki.14
d. Sosial ekonomi (pendapatan)
Dalam memenuhi kebutuhan primer, maupun sekunder keluarga,
status ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibanding orang
dengan status ekonomi rendah, semakin tinggi status sosial ekonomi
seseorang semakin mudah dalam mendapatkan pengetahuan, sehingga
menjadikan hidup lebih berkualitas.14
e. Hubungan sosial
Faktor hubungan sosial mempengaruhi kemampuan individu sebagai
komunikan untuk menerima pesan menurut model dengan individu baik,
maka pengetahuan yang dimiliki juga akan bertambah.14
f. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu sumber pengetahuan atau suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan
cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Pengalaman
seseorang individu tentang berbagai hal biasanya diperoleh dari
lingkungan kehidupan dalam proses pengembangan misalnya sering
mengikuti organisasi.14

C. Remaja
1. Pengertian
Remaja atau “adolescence”, berasal dari bahasa latin “adolescere” yang
berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah
bukan hanya kematangan fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan
psikologis. Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya
perubahan fisik, emosi, dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19
tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia,
dan sering disebut masa pubertas.15
Menurut WHO remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10- 19
tahun.17 Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak- kanak ke
masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai
persiapan memasuki masa dewasa. Remaja merupakan suatu masa
kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk menemukan
identitas diri. Pada masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja,
individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih
berbeda.16
2. Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja
Masalah yang menonjol dikalangan remaja yaitu seputar Tiga
Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja (TRIAD KRR) yakni
seksualitas, Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS) dan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
Lainnya (NAPZA):18
a. Seksualitas

1) Pengertian Seksualitas
Seksualitas adalah istilah yang lebih luas. Seksualitas
diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis
kelamin yang berbeda dan mencakup pikiran, pengalaman, pelajaran,
ideal, nilai, fantasi, dan emosi. Seksualitas berhubungan dengan
bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana
mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada lawan jenis
melalui tindakan yang dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan,
dan senggama seksual, dan melalui perilaku yang lebih halus, seperti
isyarat gerakan tubuh, etiket, berpakaian, dan perbendaharaan kata.19
2) Perkembangan Seksual Remaja
Masa remaja sering disebut juga dengan masa pubertas. Masa
pubertas adalah fase dalam rentang perkembangan ketika anak- anak
berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. 20 Masa
pubertas adalah suatu tahap dalam perkembangan saat terjadi
kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi.
Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan
dan perkembangan somatis dan perspektif psikologis, seperti
pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif, emosi, dan
21
psikososial:
b. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS)
1) Pengertian HIV/AIDS
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu
virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Orang yang
mengidap HIV positif atau pengidap HIV. Orang yang telah terinfeksi
HIV dalam beberapa tahun pertama belum menunjukkan gejala apapun,
secara fisik kelihatan tidak berbeda dengan orang lain. Namun, dia
sudah bisa menularkan HIV pada orang lain.22
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunedeficiency Syndrome.
Syndrome dalam bahasa Indonesia adalah sindroma yang berarti
kumpulan gejala penyakit. Deficiency dalam bahasa Indonesia adalah
kekurangan. Immune berarti kekebalan tubuh, sedangkan aquired
berarti diperoleh atau didapat. Dalam hal ini, “diperoleh” mempunyai
pengertian bahwa AIDS bukan penyakit keturunan, tetapi karena ia
terinfeksi virus penyebab AIDS. Dengan demikian, AIDS dapat diartikan
sebagai sekumpulan gejala penyakit akibat hilangnya/ menurunnya
sistem kekebalan tubuh. AIDS merupakan fase terminal (akhir) dari
infeksi HIV.22
2) Cara Penularan HIV/AIDS
Penularan HIV dapat terjadi bila ada kontak atau masuknya cairan
tubuh yang mengandung HIV, yaitu: 22
a) Melalui hubungan seksual yang berisiko tanpa menggunakan
pelindung dengan seseorang yang mengidap HIV.
b) Melalui tranfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar HIV.
c) Melalui alat suntik atau alat tusuk lainnya yang dapat menembus kulit
(akupuntur, tindik, tato) yang tercemar oleh HIV.
d) Penularan HIV dari perempuan pengidap HIV bisa terjadi melalui
beberapa proses, yaitu saat menjalani kehamilan, saat proses
melahirkan, melalui pemberian ASI.
3) Pencegahan HIV/AIDS

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan seseorang dalam mencegah


tertularnya HIV, seperti berikut: 22

a) A= abstinence atau absen, tidak melakukan hubungan seksual sama


sekali.
b) B= be faithfull atau saling setia, hanya melakukan hubungan seksual
dengan satu orang, saling setia dan resmi sebagai pasangan suami
istri.
c) C= condom, apabila salah satu pasangan sudah terinfeksi HIV atau
tidak dapat saling setia, maka gunakan pengaman atau pelindung
untuk mencegah penularan HIV.
d) D= drug, jangan menggunakan narkoba terutama yang narkoba
suntik karena dikhawatirkan jarum suntik tidak steril.
e) E= education atau equipment, pendidikan seksual sangat penting
khususnya bagi para remaja agar mereka tidak terjerumus dalam
perilaku berisiko serta mewaspadai semua alat-alat tajam yang
ditusukkan ketubuh atau yang dapat melukai kulit, seperti jarum
akupuntur, alat tindik, pisau cukur, agar semuanya steril dari HIV
lebih dulu sebelum digunakan atau pakai jarum atau alat baru yang
belum pernah digunakan.

c. Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA)


1) Pengertian NAPZA
Narkotika adalah zat atau obat yg berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan Narkotika, yg berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yg menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Sedangkan Zat
Adiktif Lain adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang
disebut Narkotika dan Psikotropika.23
2) Dampak Penyalahgunaan NAPZA
a) Dampak Fisik
Gangguan pada sistem syaraf, gangguan pada kulit, gangguan
pada paru-paru dan pembuluh darah. 24
b) Dampak Psikologis
Berfikir tidak normal, berperasaan cemas, tubuh membutuhkan
jumlah tertentu untuk menimbulkan efek yang di inginkan,
ketergantungan / selalu membutuhkan obat. 24
c) Dampak Sosial dan Ekonomi
Selalu merugikan masyarakat baik ekonomi, sosial, kesehatan
dan hukum. 24

D. Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam


1. Pengertian Pesantren
Pesantren dalam buku Pola Pengembangan Pondok Pesantren, dapat
diartikan sebagai tempat para santri menginap dan menuntut ilmu. Ini seperti
istilah pesantren di atas yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an. Memang
realitas yang ada bahwa pesantren merupakan tempat aktivitas santri
menuntut ilmu sekaligus menginap dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Hal ini bertujuan supaya dalam proses pencarian ilmu para santri tidak
terganggu dengan hiruk pikuk dunia sehingga dapat mempermudah
penguasaan pengetahuan yang ingin dicapai.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa pondok pesantren merupakan
lembaga pendidikan “tradisional” Islam sebagai tempat untuk mempelajari,
memahami, mendalami, menghayati dan megamalkan ajaran agama Islam
dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku
sehari-hari dengan menggunakan sistem kitab kuning sebagai pedoma belajar,
yang mana seorang kyai sebagai figur sentral dalam setiap aktifitas yang harus
ditaati
2. Karakteristik Pesantren
Dapat dilacak dari berbagai segi untuk mengetahui karakteristik dari
pendidikan pesantren, di antaranya mengikuti keseluruhan sistem pendidikan
yang meliputi materi pelajaran dan metode pengajaran, prinsip-prinsip
pendidikan, sarana dan tujuan pendidikan, kehidupan kyai dan santri serta
hubungan keduanya.34 Sejak awal pesantren terlahir dengan membawa
kekhasan ataupun keunikan tersendiri, maka sudah semestinya pesantren
memiliki karakteristik yang tidak dijumpai pada lembaga pendidikan lain.. Maka
sudah semestinya pesantren memiliki karakteristik. Hal inilah yang menjadikan
minat bagi banyak peneliti untuk mengetahui lebih jauh dan sebagai sumber
informasi kepada khalayak pada umumnya.

E. Kerangka Teori

Penyuluhan Media massa/informasi

Paparan informasi

Usia Pengetahuan
remaja terhadap Lingkungan
pencegahan
HIV/AIDS
Pengalaman
Sosial budaya &
ekonomi
Pendidikan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka konsep

Penyuluhan penvegahan
HIV/AIDS melalui media
video
Pengetahuan
remaja
terhadap
pencegahan
HIV/AIDS

Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Media massa/informasi
3. Sosial budaya &
ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Variabel perancu
B. Hipotesis
a. Adanya pengaruh peningkatan pengetahuan remaja mengenai pencegahan
HIV/AIDS setelah dilakukan penyuluhan menggunakan media video
b. Adanya perubahan sikap dan perilaku remaja mengenai pencegahan HIV/AIDS
setelah dilakukan penyuluhan menggunakan video

C. Waktu dan tempat penelitian


a. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada rentang bulan Oktober- November 2021
b. Tempat Penelitian
Pondok pesantren Miftahussa'adah Mijen

D. Desain penelitian (jenis dan rancangan penelitian)


Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain
penelitian quasi eksperimen dan dengan rancangan pretest-postest with control
group design. Peneliti membagi dua kelompok menjadi kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen dilakukan perlakuan berupa
pemberian penyuluhan dengan media video. Penelitian ini diawali dengan pemberian
pretest sebelum dilakukan penyuluhan baik pada kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol menggunakan kuisioner. Kemudian peneliti dan tim melakukan
penyuluhan dan selanjutnya peneliti memberikan posttest. Dalam penelitian ini dilihat
pengaruh pemberian penyuluhan dengan media video terhadap peningkatan
pengetahuan mengenai pencegahan HIV/AIDS pada remaja di pondok pesantren
Miftahussa'adah Mijen.

E. Populasi dan sampel


a. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti. Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa SMP di pondok
pesantren Miftahussa'adah Mijen. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah
siswa kelas 9.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang digunakan untuk melakukan sebuah penelitian. Penentuan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling “Total populasi sampling”
yaitu pemilihan sampel dengan mengambil semua populasi yang ada. Jumlah
sampel dalam penelitian ini berjumlah 2 kelas dengan 60 siswa SMP di Pondok
pesantren pesantren Miftahussa'adah Mijen.

F. Variabel penelitian
a. Variabel Terikat
Sikap dan perilaku remaja terhadap pencegahan HIV/AIDS.
b. Variabel bebas
Pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS

G. Definisi operasional

No Variabel & Indirkator Skala Cara Pengukuran


Definisi
Operasional
1. Karakteristik Nomina
Responden l
Umur
Definisi: lama
hidup resonden
dari lahir sampai
dilaksanakannya
penelitian
Jenis Kelamin Nomina Kategori:
Definisi: Identitas l 1.Laki – Laki
biologis 2.perempuan
responden
Lama Tinggal di Nomina Bulan dan tahun
pesantren l
Definisi: berapa
lama responden
menempati
pondok pesantren
2. Pengetahuan 1. Pengerti Ordinal Skoring:
Definisi: an 1. Jawaban “Ada”
Pengetahuan 2. Gejala/ diberi skor
responden Ciri-Ciri 2. Jawaban “Tidak”
mengenai diberi skor 0
HIV/AIDS 3. Penular
an dan
pencega
han

3. Sikap remaja 1. Pencega Ordinal Skoring:


terhadap han 1. Untuk

pencegahan 2. Penyulu pertanyaan


han favorable:
HIV/AIDS
3. Sikap a. Jawaban
Definisi:
terhadap “sangat
Bagaimana
ODHA setuju”
remaja bersikap
(Orang mendapat
sebelum dan
Dengan skor 4
setelah diberikan
HIV/AID b. Jawaban
penyuluhan
S) “setuju”
menggunakan
mendapat
video
skor 3
c. Jawaban
“tidak setuju”
mendapat
skor 2
d. Jawaban
“sangat tidak
setuju”
mendapat
skor 1
2. Untuk
pertanyaan
unfavorable:
a. Jawaban
“sangat
setuju”
mendapat
skor 1
b. Jawaban
“setuju”
mendapat
skor 2
c. Jawaban
“tidak setuju”
mendapat
skor 3
Jawaban “sangat
tidak setuju”
mendapat skor 4
4. Perilaku remaja 1. Tindaka Ordinal 1. Untuk pertanyaan
terhadap n favorable jawaban

pencegahan pencega “setuju” mendapat


han skor 1 dan “Tidak
HIV/AIDS
2. Tindaka setuju” mendapat
Definisi:
n skor 0
bagaimana
terhadap 2. Untuk pertanyaan
perilaku remaja
penulara unfavorable,
sebelum dan
n jawaban “setuju”
setelah diberikan
mendapat skor 0
penyuluhan
dan “Tidak setuju”
menggunakan
mendapat skor 1
video

H. Sumber data penelitian


a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan dari responden melalui pengisian
kuesioner kepada 60 siswa pondok pesantren Miftahussa'adah Mijen

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang dijadikan data penunjang dalam
melakukan penelitian. Data sekunder merupakan data tertulis yang didapatkan
dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, Puskesmas Kecamatan Mijen.

I. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan sebuah alat bantu yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data dan mengukur variabel dalam sebuah penelitian.
Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kuesioner, yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sudah ditentukan oleh
peneliti agar dijawab oleh responden (kuesioner dibuat menggunakan Google
Form).
b. Alat penyuluhan, merupakan alat yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan penyuluhan seperti LCD, Video materi
c. Alat dokumentasi, merupakan alat dokumentasi untuk mendokumentasikan
kegiatan penelitian di lapangan.
d. Laptop dan aplikasi (Ms. Word, Ms. Excel, Mendeley, SPSS), yang berguna
untuk membantu peneliti dalam pengolahan data dan penyajian data penelitian
untuk menuliskan laporan penelitian secara lebih jelas.
J. Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan sebuah cara yang digunakan untuk
mendapatkan data yang diperlukan oleh peneliti kepada responden dalam sebuah
penelitian. Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data primer dalam
penelitian ini adalah dengan menggunaka kuesioner yaitu dengan cara memberikan
sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden sendiri atas dasar
pengetahuan yang dimilikinya.
Sebelum pengumpulan data akan dilakukan uji test pengetahuan dengan
menggunakan pretest yang di bagikan menggunakan Google form, selajutnya
peneliti melakukan penyuluhan kesehatan reproduksi (HIV/AIDS) dengan media
video. Setelah dilakukan penyuluhan peneliti akan membagkan posttest untuk uji
pengetahuan responden mengenai kesehatan reproduksi (HIV/AIDS).

K. Pengolahan dan analisis data


a. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan sebuah cara untuk mendapatkan hasil dari data
yang diperoleh selama penelitian.46 Pegolahan data merupakan sebuah cara
untuk mengolah data mentah menjadi data yang lebih mudah dipahami.
Pengolahan data terdiri dari beberapa tahap yaitu:47,48
1. Penyuntingan (Editing)
Penyuntingan dilakukan untuk mengetahui dan memeriksa kelengkapan dan
kejelasan jawaban dari responden pada kuesioner.
2. Pengkodean (Coding)
Pengkodean dilakukan setelah melakukan editing pada data yang diperoleh.
Kemudian data yang berupa huruf atau kalimat dirubah menjadi sebuah kode
berupa angka atau bilangan. Coding dilakukan untuk mempermudah proses
tabulasi.
3. Memasukkan Data (Entry)
Merupakan sebuah proses setelah melakukan editing dan coding pada data
kemudian data dimasukkan ke dalam software yaitu SPSS untuk dianalisis.
4. Pembersihan data (Cleaning)
Pembersihan data dilakukan untuk pengoreksian data apabila terjadi
kesalahan saat melakukan coding, entry, dan lain sebagainya.
5. Tabulating
Tabulating merupakan proses pengolahan data berupa memasukkan hasil
data ke dalam tabel induk penelitian melalui software sesuai dengan analisis
yang dibutuhkan oleh peneliti.
b. Analisis Data
Analisa data merupakan sebuah proses untuk menginterpretasikan data
menggunakan sebuah software. Analisa dalama penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis setiap
variabel dari hasil penelitian. Analisis univariat menggambarkan karakteristik
dari setiap variabel. Tujuan dari analisis univariat yaitu untuk mengetahui
gambaran data yang dilakukan pada masing-masing variabel penelitian
dengan menggambarkan distribusi frekuensi serta menghasilkan presentase
dari variabel yang diteliti.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis terjadinya dugaan hubungan
antara dua variabel. Tujuan dari analisis bivariat yaitu untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

L. Jadwal penelitian

Bulan
Agustus
No. Kegiatan Juni – – Oktober– Desember
Juli Septemb November - Januari
er
1. Studi
Pendahuluan
2. Pembuatan
Proposal
Skripsi
3. Seminar
Proposal
4. Penelitian
5. Pembuatan
Hasil Penelitian
dan Artikel
6. Sidang Akhir
7. Wisuda
DAFTAR PUSTAKA

1. Asmaun Sahlan. (2013). Karakter dalam Perspektif Islam (Kajian Penerapan


Karakter di Lembaga Islam). El-HiKMAH, 9(2), 139–149
2. Zuhriy, M. S. (2011). Budaya pesantren dan karakter pada pondok pesantren
salaf. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 19(2), 287-310.
3. Hayati, F. (2011). Pesantren sebagai Alternatif Model Lembaga Kader Bangsa.
MIMBAR, XXVII (2), 157–163.
4. Aisyaroh, N., Kebidanan, S. P. P. D. I., & Unissula, F. I. K. (2010). Kesehatan
Reproduksi Remaja. Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung. Universitas Sultan Agung.
5. Siregar, P. D., Huda, S., & Indraswari, R. (2018). Evaluasi efektivitas permainan ular
tangga HIV/AIDS terhadap peningkatan pengetahuan tentang HIV/aids pada siswa
SMA di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal), 6(2), 170-178.
6. Pratama, L. A. (2014). Efektifitas Kesehatan Terhadap Nilai Pengetahuan Mengenai
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Remaja Putri di SMPN 3 Tangerang
Selatan.
7. Devi, E. S. (2013). Pengaruh Penyuluhan Media Audio Visual Video Terhadap
Tingkat Pengetahuan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Pada Kader
Posyandu di Tejokusuman Rw. 04 Notoprajan Yogyakarta (Doctoral dissertation,
STIKES'Aisyiyah Yogyakarta).
8. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang. 2017. Jumlah Kasus HIV/AIDS Pada
Remaja. Semarang: Profil Kabupaten
9. Azwar, S. 2013. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya.Jakarta: Pustaka Pelajar.
10. Notoatmodjo, Soekidjo. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
11. Ashyar, Rayanda. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:
Gaung Persada (GP) Press Jakarta.
12. Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
13. Anderson, Ronald H. 1994. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk
Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
14. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
15. WidyastutiYani dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
16. Kusmiran, E. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika.
17. World Health Organization. 2014. Adolescence Development. Geneva, Switzerland.
18. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Modul Pelatihan Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) tahun 2015.
19. Potter, P., & Perry, A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik (4 ed., Vol. 1). Jakarta: EGC.
20. Hurlock, Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Rentang
Kehidupan: Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
21. Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia
22. KPA DIY. 2016. Buku Referensi (Materi HIV, AIDS, dan IMS bagi Tenaga Pengajar
Penjasorkes SMA dan SMK). Yogyakarta: KPA DIY.
23. Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. 2012. Mahasiswa & Bahaya
Narkotika. Jakarta: BNN.
24. Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. 2007. Pencegahan Penyalahgunan
Narkoba Sejak Usia Dini. Jakarta: BNN.
Nama : Salsabila Indira Saraswati

NIM : 25000118120023

Pengembangan Instrumen/PKIP – 6

KISI KISI KUESIONER VARIABEL PENELITIAN

PENGARUH PENYULUHAN (HIV/AIDS) MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO


TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PENCEGAHAN HIV/AIDS REMAJA DI
PONDOK PESANTREN MIFTAHUSSA’ADAH MIJEN SEMARANG

NO VARIABEL INDIKATOR
1. Karakteristik remaja pesantren - Jenis kelamin: 1
- Umur: 1
- Lama tinggal di pesantren: 1
2. Pengetahuan remaja tentang - Pengertian: 3
HIV/AIDS (Dependent variable). - Gejala/ Ciri-Ciri: 7
- Penularan dan pencegahan: 13
3. Sikap remaja terhadap pencegahan - Pencegahan: 5
HIV/AIDS (Independent variable). - Penyuluhan: 9
- Sikap terhadap ODHA (Orang
Dengan HIV/AIDS): 7
4. Perilaku remaja terhadap - Tindakan pencegahan: 5
pencegahan HIV/AIDS - Tindakan terhadap penularan: 3
(Independent variable).

KUESIONER KUANTITATIF
A. Karakteristik Remaja Pesantren
1. Apa jenis kelamin anda?
Laki-laki
Perempuan
2. Berapa umur Anda sekarang ini?
…….Tahun
3. Sudah berapa lama Anda tinggal di pesantren ini?
…..Tahun …..Bulan

B. Pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS


Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan teliti.

2. Berilah tanda silang (√) pada kolom B jika pernyataan Anda anggap Benar.

B: Benar

S: Salah

3. Data ini akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan untuk


keperluan penelitian. Pengisian kuesioner ini tidak akan
berpengaruh pada penilaian dari sekolah.
4. Mohon jawab pernyataan sesuai dengan pengetahuan Anda.
Jawab dengan sejujur mungkin dan tidak diperbolehkan
bertanya kepada teman atau orang lain.

No. Pernyataaan B S
1. AIDS adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan karena menurunnya
kekebalan tubuh akibat terinfeksi HIV.
2. HIV dan AIDS adalah penyakit yang berbeda.
3. HIV adalah singkatan dari Human Immunisasi Virus
4. Seseorang yang terinfeksi HIV sama sekali tidak menunjukkan gejala apapun.
5. Seseorang yang terkena HIV menunjukkan gejala dalam waktu 3-10 tahun.
6. Gejala-gejala ringan yang menunjukkan seseorang sudah berpindah dari tahap
terinfeksi HIV menuju AIDS seperti: demam, batuk lebih dari sebulan,
menurunnya berat badan lebih dari 10%, diare, dan herpes.
7. Seseorang yang terlihat sehat pasti tidak terkena virus HIV/AIDS.
8. Pada tahap AIDS, penderita diserang berbagai penyakit yang muncul karena
kekebalan tubuh sudah sangat lemah.
9. HIV/AIDS dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama hamil, melahirkan,
dan proses menyusui.
10. HIV/AIDS dapat menular melalui berciuman dengan orang yang mengidap
HIV/AIDS.
11. Perempuan dan laki-laki yang berganti-ganti pasangan rentan tertular
HIV/AIDS.
12. HIV/AIDS bisa menular melalui transfusi darah.
13. Seseorang bisa mengurangi kemungkinannya tertular virus HIV/AIDS dengan
membatasi hubungan seks hanya dengan seorang yang tidak mempunyai
pasangan lain.
14. Seseorang yang memakai kondom setiap melakukan hubungan seks tidak bisa
mengurangi kemungkinannya tertular virus HIV/AIDS.
15. Seseorang yang memakai kondom setiap melakukan hubungan seks tidak bisa
mengurangi kemungkinannya tertular virus HIV/AIDS.
16. Setia terhadap pasangan yang dinikahinya bukan salah satu cara pencegahan
HIV/AIDS.
17. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menghilangkan virus HIV
dari tubuh manusia.
18. Antiretroveral (ARV) hanya menghambat perkembangbiakan virus HIV.
19. HIV/AIDS penyakit yang bisa disembuhkan dengan penyuntikan antibiotik
secara rutin.
20. Pengidap HIV TIDAK selalu memerlukan terapi ARV.
21. Terapi ARV yang rutin akan memperpanjang kemampuan penderita bertahan
hidup.
22. Seseorang dapat tertular HIV/AIDS jika duduk ditoilet yang baru saja
digunakan oleh orang yang terinfeksi HIV/AIDS.
23. Bayi yang dilahirkan oleh seorang perempuan yang HIV positif pasti akan
tertular HIV dari ibunya.
24. HIV/AIDS tidak ditularkan melalui aktivitas berenang bersama dengan
penderita HIV/AIDS.

C. Sikap remaja terhadap pencegahan (HIV/AIDS)


Petunjuk :
1. Berilah tanda silang (√) pada kolom jika pernyataan anda anggap Benar
SS = Sangat setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat tidak setuju

No Pertanyaan SS S TS STS
1. Melakukan hubungan seks sekali saja
dengan penderita HIV tidak akan
berisiko tertular HIV/AIDS.
2. Menurut saya, narkoba suntik tidak
dapat menularkan virus HIV/AIDS.
3. Menurut saya, menggunakan narkoba
suntik sekali saja tidak akan tertular
HIV/AIDS.
4. Menurut saya, melakukan pencegahan
HIV/AIDS sangat penting.
5. Menurut saya, untuk mencegah
penularan HIV/AIDS, maka hubungan
seksual hanya dilakukan melalui
hubungan pernikahan yang sah.
6. Saya merasa senang jika bisa
memberikan informasi tentang
pencegahan HIV/AIDS kepada teman.
7. Saya merasa senang jika saya dapat
mencegah penularan HIV/AIDS.
8. Saya merasa senang jika mendapat
penyuluhan tentang pencegahan
HIV/AIDS dengan menggunakan
video penyuluhan.
9. Menurut saya, pencegahan HIV/AIDS
dapat dilakukan siapapun.
10. Saya merasa tidak takut dengan
penularan penyakit HIV/AIDS.
11. Saya merasa takut tertular HIV/AIDS
jika berjabat tangan dengan penderita
HIV/AIDS.
12. Fenomena perilaku seksual bebas yang
akhir-akhir ini banyak disoroti, tidak
akan membuat saya terpengaruh untuk
melakukannya
13. Saya takut membicarakan tentang
HIV/AIDS karena adalah hal yang
tabu.
14. Saya merasa pencegahan HIV/AIDS
merupakan hal yang sulit untuk saya
lakukan.

15. Apabila ada teman yang terinfeksi


HIV/AIDS harus menjauhinya.
16. Jika salah satu anggota keluarga saya
menderita AIDS, saya bersedia
merawatnya di rumah saya.

17. Menurut saya, jika seorang guru


wanita saya diketahui tertular virus
HIV/AIDS tapi tidak kelihatan sakit, ia
sebaiknya diperbolehkan tetap
mengajar di sekolah.
18. Saya akan menjauhi orang yang
mengidap HIV/AIDS untuk mencegah
penularan.
19. Saya tidak akan peduli jika kerabat
atau teman saya terkena HIV/AIDS.
20. Saya akan merahasiakan, jika salah
satu anggota keluarga tertular virus
HIV/AIDS.
21. Saya akan tertutup (cuek) terhadap
diskusi permasalahan HIV/AIDS.
D. Perilaku remaja terhadap pencegahan HIV/AIDS.
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan teliti.
2. Pilihlah salah satu jawaban dan berilah tanda silang (√) pada kolom jika
pernyataan sesuai dengan pendapat Anda:
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
2. Data ini akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan untuk keperluan
penelitian. Pengisian kuesioner ini tidak akan berpengaruh pada penilaian dari
sekolah.
3. Mohon jawab dengan sejujur mungkin dan tidak diperbolehkan bertanya kepada
teman atau orang lain.

No. Pernyataan S TS
1. Saya melakukan pencegahan penularan HIV/AIDS.
2. Saya tidak melakukan tato karena berisiko tinggi untuk tertular
HIV/AIDS.
3. Saya tidak pernah memakai narkoba dalam bentuk apapun.
4. Penyuluhan ini sangat penting bagi saya agar tidak
terjerumus pada perilaku berisiko tertular HIV/AIDS.
5. Saya tidak menjauhi orang yang positif HIV/AIDS dan tidak
berfikiran negatif kepada mereka.
6. Saya pernah melakukan hubungan seksual.
7. Saya hanya melakukan hubungan seksual dengan kekasih saya
karena akan membantu mencegah penularan penyakit
HIV/AIDS.
8. Saya pernah melakukan hubungan seksual dengan kekasih saya
dan saya yakin kekasih saya tidak akan menularkan penyakit
HIV/AIDS.
KUNCI JAWABAN KUESIONER PENGETAHUAN REMAJA TENTANG
HIV/AIDS

1. B 11. B 21. S
2. S 12. B 22. S
3. S 13. B 23. B
4. B 14. S
5. S 15. S
6. B 16. B
7. S 17. B
8. B 18. S
9. B 19. B
10. S 20. S
KUNCI JAWABAN KUESIONER SIKAP REMAJA TERHADAP PENCEGAHAN
HIV/AIDS

1. SS=4 S=3 TS=2 STS=1 11. SS=1 S=2 TS=3 STS=4 21. SS=1 S=2 TS=3 STS=4
2. SS=1 S=2 TS=3 STS=4 12. SS=4 S=3 TS=2 STS=1
3. SS=1 S=2 TS=3 STS=4 13. SS=1 S=2 TS=3 STS=4
4. SS=4 S=3 TS=2 STS=1 14. SS=1 S=2 TS=3 STS=4
5. SS=4 S=3 TS=2 STS=1 15. SS=1 S=2 TS=3 STS=4
6. SS=4 S=3 TS=2 STS=1 16. SS=4 S=3 TS=2 STS=1
7. SS=4 S=3 TS=2 STS=1 17. SS=4 S=3 TS=2 STS=1
8. SS=4 S=3 TS=2 STS=1 18. SS=1 S=2 TS=3 STS=4
9. SS=4 S=3 TS=2 STS=1 19. SS=1 S=2 TS=3 STS=4
10. SS=1 S=2 TS=3 STS=4 20. SS=4 S=3 TS=2 STS=1
KUNCI JAWABAN KUESIONER PERILAKU REMAJA TERHADAP
PENCEGAHAN HIV/AIDS

1. S=1 TS=0
2. S=1 TS=0
3. S=1 TS=0
4. S=1 TS=0
5. S=1TS=0

6. S=0 TS=1
7. S=0 TS=1
8. S=0 TS=1
KUESIONER KUANLITATIF

A. Karakteristik Remaja Pesantren


4. Apa jenis kelamin anda?
Laki-laki
Perempuan
5. Berapa umur Anda sekarang ini?
…….Tahun
6. Sudah berapa lama Anda tinggal di pesantren ini?
…..Tahun …..Bulan

B. Pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS


Petunjuk Pengisian:

1. Baca dan berikan jawaban pernyataan di bawah ini dengan teliti.

2. Data ini akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan untuk


keperluan penelitian. Pengisian kuesioner ini tidak akan
berpengaruh pada penilaian dari sekolah.
3. Mohon jawab pernyataan sesuai dengan pengetahuan Anda.
Jawab dengan sejujur mungkin dan tidak diperbolehkan
bertanya kepada teman atau orang lain.
Pertanyaan
1. Pengertian AIDS adalah?
Jawab:
…………………………………………………………………….
2. HIV kepanjangan dari?
Jawab:
…………………………………………………………………….
3. Perbedaan HIV dan AIDS adalah?
Jawab:
…………………………………………………………………….
4. Gejala-gejala ringan yang menunjukkan seseorang sudah berpindah
dari tahap terinfeksi HIV menuju AIDS adalah?
Jawab:
…………………………………………………………………….
5. HIV/AIDS dapat ditularkan dari ibu ke anaknya melalui?
Jawab:
…………………………………………………………………….
6. Obat yang dapat menghilangkan virus HIV dari tubuh manusia
adalah?
Jawab:
…………………………………………………………………….
7. Penularan HIV/AIDS dapat melalui apa saja? Sebutkan 3!
Jawab:
…………………………………………………………………….

C. Sikap remaja terhadap pencegahan (HIV/AIDS)


1. Baca dan berikan jawaban pernyataan di bawah ini dengan teliti.
2. Data ini akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan untuk
keperluan penelitian. Pengisian kuesioner ini tidak akan berpengaruh
pada penilaian dari sekolah.
3. Mohon jawab pernyataan sesuai dengan pendapat Anda. Jawab
dengan sejujur mungkin dan tidak diperbolehkan bertanya kepada
teman atau orang lain.
Pertanyaan
1. Menurut Anda, apakah melakukan pencegahan HIV/AIDS sangat
penting? Kenapa?
Jawab:
…………………………………………………………………….
2. Menurut Anda, apakah Anda merasa takut tertular HIV/AIDS jika
berjabat tangan dengan penderita HIV/AIDS? Kenapa?.
Jawab:
…………………………………………………………………….
3. Apakah fenomena perilaku seksual bebas yang akhir-akhir ini
banyak disoroti, akan membuat Anda terpengaruh untuk
melakukannya?
Jawab:
…………………………………………………………………….
4. Apakah jika salah satu anggota keluarga Anda menderita AIDS,
Anda bersedia merawatnya di rumah? Mengapa?
Jawab:
…………………………………………………………………….
5. Menurut Anda jika seorang guru wanita diketahui tertular virus
HIV/AIDS tapi tidak kelihatan sakit, sebaiknya diperbolehkan tetap
mengajar di sekolah? Kenapa?
Jawab:
…………………………………………………………………….
6. Apakah Anda akan tertutup (cuek) terhadap diskusi permasalahan
HIV/AIDS?
Jawab:
…………………………………………………………………….
7. Apakah Anda merasa pencegahan HIV/AIDS merupakan hal yang
sulit untuk Anda lakukan?.
Jawab:
…………………………………………………………………….

D. Perilaku remaja terhadap pencegahan HIV/AIDS.


1. Baca dan berikan jawaban pernyataan di bawah ini dengan teliti.
2. Data ini akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan untuk
keperluan penelitian. Pengisian kuesioner ini tidak akan berpengaruh
pada penilaian dari sekolah.
3. Mohon jawab pernyataan sesuai dengan perilaku yang Anda
lakukan. Jawab dengan sejujur mungkin dan tidak diperbolehkan
bertanya kepada teman atau orang lain.

Pertanyaan:

1. Bagaimana Anda melakukan pencegahan HIV/AIDS?


Jawab:
…………………………………………………………………….
2. Apakah Ada pernah melakukan hal yang dapat menularkan
HIV/AIDS?
Jawab:
…………………………………………………………………….

Anda mungkin juga menyukai