Anda di halaman 1dari 7

LOMBA ESSAI MEMPERINGATI HARI HIV/AIDS SEDUNIA

GENERASI MUDA SEBAGAI GARDA TERDEPAN DALAM


PENCEGAHAN HIV/AIDS MELALUI LITERASI DAN EDUKASI GUNA
MEWUJUDKAN THREE ZERO PADA TAHUN 2030

Disusun Oleh:
Alya Okta Rahmadini
G1E123064

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2023

1
PENDAHULUAN
Bukan pengetahuan baru bahwa HIV/AIDS merupakan suatu penyakit
yang mematikan. Dimana sampai saat ini belum ditemukannya obat yang efektif
untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Humans Immunodeficiency Virus (HIV)
dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan salah satu isu
permasalahan kesehatan yang selalu dibicincangkan di seluruh dunia. Menurut
data United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) yang dirilis pada
tahun 2018, terdapat 36,9 juta masyarakat di berbagai negara hidup bersama HIV
dan AIDS di tahun 2017. Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Kementrian
Kesehatan Indonesia, jumlah kasus HIV dan AIDS di Indonesia mencapai
puncaknya pada tahun 2019 dengan total kasus 50.282 kasus. Sedangkan untuk
jumlah kasus AIDS yang dilaporkan per provinsi di Indonesia pada tahun 2019
menempatkan Papua berada pada urutan pertama dengan provinsi paling banyak
melaporkan kasus sepanjang tahun 2019 dengan total 653.82 laporan, kemudian
disusul Bali dengan jumlah laporan kasus sebanyak 177.65 laporan dan provinsi
Papua Barat dengan jumlah laporan kasus sebanyak 176.32 laporan. Berdasarkan
data yang telah dipaparkan diatas diperlukan suatu tindakan khusus oleh
pemerintah Indonesia untuk dapat menurunkan angka penyebaran HIV/AIDS di
Indonesia.
Indonesia merupakan negara urutan keempat di dunia dengan jumlah
penduduk terbanyak. Sekitar 275 juta jiwa yang hidup di Indonesia, dimana
69,25% dari jumlah penduduk tersebut merupakan usia produktif yaitu dari usia
15-64 tahun. Dengan jumlah usia produktif yang lebih dominan ini adalah suatu
keuntungan demografi sebagai modal penting untuk mempersiapkan
pembangunan menjelang 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada tahun 2045. Di
dalam usia produktif tersebut terdapat generasi-generasi muda yang memainkan
peranan penting dalam mencegah penyebaran HIV/AIDS. Sebagai kelompok yang
paling aktif dan produktif di masyarakat, generasi muda dapat menjadi garda
terdepan dalam menurunkan penyebaran virus HIV/AIDS di Indonesia.
Melihat potensi generasi muda yang ada di Indonesia sebagai pondasi
utama dalam suatu negara. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk membantu

2
pemerintah menjalankan programnya dalam rangka pengurangan kasus
penyebaran virus HIV/AIDS di Indonesia. Penulisan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor serta strategi generasi muda Indonesia untuk
menurunkan angka penyebaran HIV/AIDS guna mewujudkan cita-cita bangsa
yang sehat pada program Three Zero 2030. Three zero ini meliputi, zero infeksi
baru, zero kematian terkait AIDS, serta zero stigma dan diskriminasi menuju
Indonesia bebas AIDS pada 2030.

ISI
Faktor Yang Mempengaruhi Peran Generasi Muda Dalam Pencegahan
HIV/AIDS
Tingkat pendidikan Indonesia saat ini masih digolongkan yang terendah
daripada negara-negara tetangganya di Asia Tenggara. Rendahnya minat literasi
masyarakat Indonesia yang menjadi penyebab utama rendahnya tingkat
pendidikan di Indonesia. Karena rendahnya minat literasi dan pendidikan inilah
yang menjadi bakal calon salah satu faktor yang menyebabkan penyebaran virus
HIV/AIDS di Indonesia. Di era yang serba bebas saat ini banyak sekali kejadian-
kejadian yang diluar nalar kita. Semerbaknya seks bebas,kehidupan malam yang
sangat panas serta penormalisasian terhadap homo seksual yang menjadi pemicu
generasi muda Indonesia untuk terserang penyakit HIV/AIDS. Maka diperlukan
suatu tindakan tegas untuk kita bisa menurunkan angka penyebaran virus
HIV/AIDS ini. Perubahan tidak akan terjadi apabila kita selalu menunggu untuk
disuap terus, perubahan akan terjadi apabila didasarkan pada kesadaran diri dari
masing-masing individu. Disini peran penting kita sebagai generasi emas bangsa
Indonesia untuk memulai perubahan itu dengan memulai dari diri sendiri yaitu
dengan peningkatan pengetahuan serta wawasan mengenai bahayanya virus
HIV/AIDS ini. Sehingga ketika kita mampu melatih diri kita sendiri untuk
membuat perubahan maka kita bisa untuk memberikan ilmu dan kemampuan itu
kepada masyarakat luas. Ingat generasi muda adalah tonggak utama bagi suatu
negara, maka dari itu disinilah peran kita untuk memulai membuat perubahan
tersebut dengan memberikan edukasi ke masyarakat yang awam sehingga mereka

3
paham akan bahaya dari virus HIV/AIDS ini. Mungkin pemberian edukasi saja
tidak akan mampu membuat suatu perubahan yang besar. Maka dari itu disinilah
peran penting lingkungan keluarga yang sehat untuk bisa menjaga serta
mengawasi setiap anggota keluarganya dari pergaulan yang bebas. Ingat keluarga
adalah tempat yang paling aman untuk memberikan dukungan serta edukasi dini
mengenai pemahaman terhadap HIV/AIDS.

Startegi Yang Dapat Dilakukan Untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan


HIV/AIDS Pada Generasi Muda
1. Pendidikan dan literasi, hal ini sangat efektif karena dengan ilmu pengetahuan
inilah kita bisa membangun perspektif baik atau buruknya dari virus
HIV/AIDS.
2. Kampanye dan promosi kesehatan, dengan melakukan sebuah promosi kita
dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman generasi muda tentang
HIV/AIDS.
3. Akses terhadap informasi dan layanan kesehatan, akses terhadap informasi ini
sangat penting apalagi dizaman yang modern ini diharuskan mendapatkan
akses yang mudah dan dapat dijangkau dimana pun kita berada sehingga
generasi muda dapat dengan mudah melakukan kampanye dan promosi
kesehatan mengenai virus HIV/AIDS.
4. Lingkungan keluarga dan pergaulan, lingkungan adalah faktor yang sangat
berpengaruh dalam memberikan edukasi kepada generasi muda. Lingkungan
yang postif akan memberikan dampak yang postif serta dukungan yang postif
terhadap generasi muda.
5. Praktik seks yang aman, pentingnya pemahaman tentang praktik seks yang
aman dan bertanggung jawab, seperti menggunakan kondom.
6. Pengurangan stigma dan diskriminasi tehadap orang yang hidup dengan
HIV/AIDS. Dengan pengurangan tingkat diskriminasi itu mampu membuat
generasi muda dapat memengaruhi upaya pencegahan. Generasi muda perlu
memahami pentingnya mengurangi stigma dan diskriminsi terhadap orang
yang hidup bersama dengan HIV/AIDS.

4
PENUTUP
Penyebaran virus HIV/AIDS ini tidak akan bisa berhenti apabila kita tidak
bersatu bersama-sama untuk bertekad membuat suatu perubahan yaitu
mewujudkan Three Zero 2030 di Indonesia. Untuk menurunkan kadar penyebaran
virus HIV/AIDS ini dibutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat
Indonesia. Seperti kata pepatah “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”,
maknanya dengan kita menyatukan pikiran dan kekuatan kita bersama dalam
menyelesaikan masalah penyebaran virus HIV/AIDS ini akan memudahkan dalam
membuat perubahan bagi bangsa Indonesia .
Peran generasi muda dalam menurunkan penyebaran virus HIV/AIDS ini
dapat dilakukan dengan membuat video edukasi yang menarik di platform online
sehingga masyarakat mampu untuk menerima dan paham mengenai bahayanya
virus HIV/AIDS ini. Generasi muda sebagai agen perubahan inilah yang menjadi
tonggak utama untuk mencapai Three Zero Indonesia 2030.
Demi terealisasinya Indonesia bebas virus HIV/AIDS ini diperlukan
koordinasi dan sinergi antara pemerintah pusat, kementrian kesehatan dan pihak
swasta agar membawa perubahan ke arah yang positif bagi kesehatan bangsa
Indonesia. Selanjutnya Three Zero 2030 Indonesia dapat terwujud.

5
DAFTAR PUSTAKA

Kelibay I, Kadir M A A, Ula S N N, Basri L, Rosnani. Koordinasi Komisi


Penanggulangan AIDS Dalam Upaya Pencegahan Penularan HIV/AIDS
Di Kota Sorong. Sorong. Jurnal Noken. 2023:8(2):334-44.
Portal Resmi Provinsi Jawa Tengah. Wujudkan 3 Zero AIDS, Gus Yasin: Perlu
Integrasi Sistem Untuk Penanganan ODHA [Internet]. 2022 [cited 5
November 2023]. Available from:
https://jatengprov.go.id/publik/wujudkan-3-zero-aids-gus-yasin-perlu-
integrasi-sistem-untuk-penanganan-odha/#:~:text=Tiga%20zero%20itu
%20meliputi%2C%20zero,Indonesia%20bebas%20AIDS%20pada
%202030.
Rokom. Kasus HIV Dan Sifilis Meningkat, Penularan Didominasi Ibu Rumah
Tangga [Internet]. 2023 [cited 5 November 2023]. Available from:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230508/5742944/
kasus-hiv-dan-sifilis-meningkat-penularan-didominasi-ibu-rumah-tangga/.
KEMENKO PMK. Menuju Indonesia Bebas AIDS 2030 [Internet]. 2020 [cited 5
November 2023].Available from:
https://www.kemenkopmk.go.id/menuju-indonesia-bebas-aids-2030.
Rilyani, kusumahningsih D. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Pencegahan HIV/AIDS Pada Remaja Di SMA Persada Bandar Lampung
Tahun 2015. Lampung. Jurnal Kesehatan Holistik. 2016:10(4):1-4.

6
LEMBAR ORISINALITAS KARYA
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Alya Okta Rahmadini
Perguruan Tinggi : Universitas Jambi
NIM : G1E123064
Alamat : Jl. Broery Mansour Rt.16 Kel.Kenali Asam Atas Kec.Kota
Baru

Dengan ini menyatakan bahwa karya dengan judul “ Generasi Muda Sebagai
Garda Terdepan Dalam Pencegahan HIV/AIDS Melalui Literasi Dan
Edukasi Guna Mewujudkan Three Zero Pada Tahun 2030” yang
diikutsertakan dalam perlombaan Together Optimizing Prevention and Control of
HIV/AIDS adalah benar merupakan karya sendiri dan belum pernah diikutsertakan
dalam perlombaan sejenis atau acara lainnya. Demikian pernyataan ini dibuat
dengan sebenar-benarnya. Jika kemudian hari diketahui bahwa karya tersebut
milik orang lain, maka karya itu berhak didiskualifikasi dari perlombaan tersebut.

Jambi, 7 November 2023


Yang Membuat Pernyataan

Alya Okta Rahmadini


G1E123064

Anda mungkin juga menyukai