Pencegahan Penularan
HIV/AIDS Pada Remaja
Melalui Media Digital
S1 Kebidanan FIK Universitas KADIRI
Nana Noviana
Badan Riset Dan Inovasi Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan
Mempengaruhi
jumlah sumber
daya manusia
Dunia
Masalah
kesehatan
Remaja dan juga
masalah sosial
sazwsa
Fakta Empiris
lebih dari sepertiga anak yatim putus sekolah karena HIV/AIDS (UNAIDS)
riset • Diperlukan sistem pendidikan yang kompeten untuk bertahan dari efek HIV/AIDS
di • mencapai upaya pencegahan yang efektif dapat melalui dunia pendidikan dengan
Guat pendekatan strategis kebijakan penerapan pengetahuan tentang HIV/AIDS.
emal
a
• berjudul Literasi digital, informasi HIV/AIDS, dan pembelajar bahasa Inggris di
Shell Uganda,
ey akses informasi tentang penyebab, gejala, dan pengobatan penyakit ini masih
Jone menjadi tantangan bagi banyak orang, terutama kaum muda.
s,
2013
• penelitian ini menegaskan bahwa bahasa digital meningkatkan akses terhadap
informasi HIV/AIDS dan menyediakan banyak kesempatan untuk belajar bahasa
Nort Inggris
on,
2000
FAKTA EMPIRIS
memenuhi
program kebutuhan
kesehatan dan anak
Pendidikan
manajemen
kasus
perlindungan
anak, transfer
tunai, dan sistem
lain
Kemudahan akses
informasi bagi Menarik perhatian
masyarakat dengan untuk membaca ttg
HIV/AIDS yang jauh HIV/AIDS dan tanpa
dari kota . merasa ada stigma
dari orang sekitar.
Memungkinkan
Menekan biaya pengambilan
transportasi keputusan pengobatan
dini infeksi HIV
MENINGKATNYA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS NAMUN
TIDAK MENJAMIN BERPERILAKU AMAN.
Kementerian Kesehatan, 2011 melakukan penelitian di lima provinsi dan hasilnya menunjukkan peningkatan HIV dan AIDS secara menyeluruh.
Peningkatan HIV/AIDS pada kelompok usia muda (15-24 tahun) pada populasi umum, dari 11,4 persen pada tahun 2010 menjadi 20,6 persen pada tahun
2011
Lebih dari separuh anak muda mengetahui bahwa AIDS tidak dapat ditularkan melalui berbagi makanan, dan dua pertiga menjawab dengan benar
bahwa orang yang terlihat sehat dapat tertular HIV.
Dalam studi tahun 2011 lainnya, hanya 22 persen siswa SMP kelas 2 SMA yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang penularan HIV, dan 64
persen masih memiliki miskonsepsi tentang HIV.
Meskipun remaja di Indonesia telah mengalami peningkatan pengetahuan yang komprehensif tentang HIV/AIDS, namun tidak menjamin perilaku
remaja. Hal ini terlihat dari hasil survei yang menunjukkan angka penggunaan kondom yang konsisten rendah, yaitu kurang dari 20% pada periode
2007-2009.
Dan hasil survei remaja SMA tahun 2011 menyatakan bahwa 49% diantaranya pernah berhubungan seks tanpa menggunakan kondom.
Selain itu, pengetahuan remaja usia 15 tahun ke atas masih rendah tentang HIV/AIDS. Berdasarkan hasil survei Riskesdas 2010, menunjukkan bahwa sekitar 42%
penduduk di atas 15 tahun belum pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Hanya 10% wanita dan 13% pria yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang
pencegahan HIV.
Penanganan
HIV/AIDS
PERSEPSI DUKUNGAN
PEMANGKU PEMANGKU
KEPENTINGAN KEPENTINGAN
Pendidikan peraturan daerah sector teknis rendahnya keterlibatan masyarakat, dan aksesibilitas
terhadap penyembuhan. prosesnya masih rendah
(Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan,
2008: 32).
Empat dimensi kepemimpinan transformasional yang dikemukakan oleh Bass dan Avolio (1994)