DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
Muhammad Radista
Novita Sari
Nurul Annisa
PRODI S1 KEPERAWATAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” PENCEGAHAN
DAN PRINSIP KOMUNIKASI PADA PASIEN HIV”
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ns.
Maria Valentina, S.Kep., M.Kep,selaku dosen mata kuliah HIV/AIDS yang sudah
memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami sangat
berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan dan
juga wawasan.
Kami pun menyadari bahwa di dalam askep ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami mengharapkan adanya
kritik dan saran demi perbaikan askep yang kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pencagahan HIV........................................................................3
B. Prinsip komunikasi dan konseling pada pasien HIV.................5
A. Kesimpulan................................................................................9
B. Saran..........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada situasi yang sangat mengkhawatirkan, masyarakat akan dihadapkan
dengan fenomena HIV/AIDS yang sampai saat ini menjadi masalah global bagi
masyarakat dunia. Tidak hanya masyarakat negara maju saja yang mengalaminya
karena jelas di negara maju pergaulan masyarakat memang bebas, tetapi negara
berkembang seperti Indonesia yang mayoritas beragama Islam pun
mengalaminya.
AIDS (Acquired Immuno Syndrome) itu sendiri merupakan penyakit
menular yang disebabkan HIV (Human Immuno Deficiency Virus). HIV 4 adalah
virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang
mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Menurut Chin, tidak diketahui
adanya kekebalan orang terhadap infeksi HIV/AIDS, tetapi kerentanan setiap
orang terhadap HIV/AIDS diasumsikan bersifat umum, tidak dipengaruhi oleh
ras, jenis kelamin dan kehamilan, sehingga setiap orang mungkin untuk terserang
HIV/AIDS.1
Dengan pesatnya perkembangan HIV/AIDS telah banyak cara yang
dilakukan untuk mengatasi penyebaran virus tersebut, baik sebagai pencegahan
maupun pengobatan. Pemerintah pun sebagai lembaga perwakilan rakyat dalam
mengatasi HIV/AIDS membuat suatu penyuluhan dan sosialisasi terkait
HIV/AIDS untuk berbagai kalangan, serta dalam pengobatannya pemeritah
menyediakan layanan kesehatan gratis seperti layanan VCT (Voluntary
Counseling and Testing) di berbagai daerah Indonesia untuk orang yang beresiko
HIV/AIDS, terlebih untuk orang yang sudah dinyatakan positif HIV/AIDS.
Komunikasi merupakan hal yang fundamental bagi kehidupan
manusia.Dengan berkomunikasi, manusia dapat menyampaikan gagasan dan
mentransferkanpesannya kepada khalayak luas dengan tujuan mempengaruhi
perilaku orang lainuntuk mengambil keputusan tertentu. Komunikasi
kesehatan seperti halnyakomunikasi manusia pada umumnya, namun
komunikasi ini memiliki cakupan yanglebih sempit karena hanya berkaitan
dengan pesan-pesan kesehatan saja. Komunikasiini sangat bermanfaat sebagai
proses sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakatdalam memberikan
pengetahuan mengenai informasi-informasi kesehatan maupunmeluruskan
pemahaman-pemahaman yang selama ini salah terkait informasikesehatan
tertentu.
Aktivitas komunikasi kesehatan terjadi dalam suasana interaktif
antarakonselor dengan klien kesehatan guna mempengaruhi individu maupun
kelompokmasyarakat untuk merubah perilakunya dan mengambil keputusan yang
tepat demi mendapatkan keadaan yang sehat secara baik fisik, mental, dan sosial.
Interaksi yangmelibatkan konselor dan klien kesehatan ini sebagai bagian
dari komunikasikesehatan yang sifatnya antarpribadi, tatap muka (face to face)
dan terjadi secaralangsung. Baiknya sebuah hubungan sangat tergantung pada
konselor, karenanya konselor harus dapat mengamati dan menilai respon klien
mengenai hubungan baikyang sedang terbangun. Kemampuan konselor dalam
menjalin hubungan dengan klientersebut dipengaruhi oleh pengetahuan,
pengertian, serta keterampilan. Konselordalam memberikan proses
bantuan kepada klien harus memahami tentangketerampilan dasar dan
prinsip konseling.
A. Rumusan Masalah
1. Apa saja pencegahan primer, sekunder, dan tersier pasien dengan HIV?
2. Apa saja prinsip komunikasi dan konseling?
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang pencegahan primer, sekunder, dan tersier pasien
dengan HIV
2. Untuk mengetahui tentang prinsip komunikasi dan konseling
BAB II
PEMBAHASAN
3. PENCEGAHAN TERSIER
Pencegahan tersier merupakan lini terakhir dari tahap pencegahan
penyakit. Pencegahan tersier bertujuan untuk membatasi akibat dari penyakit
yang dapat terjadi pada jangka waktu yang relatif lama dan juga memperbaiki
kualitas hidup seseorang untuk bisa lebih membaik (Porta 2008).
Penyakit HIV/AIDS hampir dipastikan orang yang terinfeksi
HIV/AIDS akan berujung pada kematian. Beberapa contoh yang bisa
diterapkan adalah penggunaan terapi ARV. Hingga sampai saat ini, hanya
ARV yang masih menjadi terapi efektif untuk menghambat perkembangan
virus HIV dalam menyerang CD4+T. Keterlambatan dalam penggunaan terapi
ARV akan meningkatkan mortalitas (Rumah & Sanglah 2011).
A. PENDAHULUAN
Pengambilan Artikel Jurnal penelitian ini diambil dari database :
http://scholar.google.co.id dengan kata kunci dalam kotak pencarian yaitu “
Prinsip komunikasi konseling pada pasien HIV“ dan untuk kata kunci jurnal
tersebut yaitu Komunikasi, Konseling HIV/AIDS, Konselor, ODHA, Komite AIDS
HKBP.
B. HASIL JURNAL
Proses komunikasi pada konseling HIV/AIDS adalah proses penyampaian
informasi HIV/AIDS oleh konselor (pengirim pesan) kepada Orang Dengan
HIV/AIDS (penerima pesan) yang disampaikan secara langsung yang
tujuannya adalah untuk mengubah perilaku dan meningkatkan kualitas hidup
Orang Dengan HIV/AIDS.
Bentuk komunikasi pada konseling HIV/AIDS adalah komunikasi
interpersonal. Proses penyampaian informasi pada konseling dilakukan secara
langsung antara konselor dengan klien.
Hambatan berkomunikasi pada konseling HIV/AIDS antara lain: tingkat
pendidikan ODHA dimana apabila tingkat pendidikan klien rendah akan lebih
sulit memahami penjelasan dari konselor. Hambatan berikutnya adalah beban
psikologis ODHA dimana semakin banyak beban psikogis yang dialami
ODHA akan semakin sulit menerima penjelasan konselor. Hambatan
selanjutnya adalah hambatan fisik yaitu jarak antara tempat tinggal pasien
ODHA dengan Komite AIDS HKBP
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Macam-macam pencegahan terdiri dari pencegahan primer terdiri dari
promosi kesehatan dan proteksi spesifik, pencegahan sekunder terdiri dari
deteksi dirni dan pengobatan dan pencegahan tersier terdiri dari terapi
Komunikasi merupakan interaksi yang dilakukan dari orang ke orang
dengan saling berbagi informasi dan perasaan diantara individu dengan individu
lainnya.
Konseling merupakan kegiatan yang didalamnya melibatkan konselor
dan klien, tanpa ada keduanya proses konseling tidak akan terjadi.
B. Saran
Semoga dengan makalah ini bisa membantu untuk memahami dan
mempelajari tentang HIV/AIDS
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/25977819/Voluntary_Counselin
g_and_Testing_untuk_Orang_Berisiko_HIV-AIDS
http://www.academia.edu/24103746/PRINSIP-
PRINSIP_DAN_FUNGSI_BIMBINGAN_dan_KONSELI
NG
https://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/15/prinsip-
%E2%80%93-prinsip-bimbingan-dan-konseling/