Disusun oleh:
Kelompok 11
Dani Akbari 20200910170008
Khisyafatul Ghita 20200910170048
Rivka Amalia 20200910170058
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat, ridho dan hidayah dari-Nya lah sehingga pada hari ini saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa sholawat beriring salam kepada junjungan Nabi
Muhammad saw, yang telah membawa kita semua ke zaman yang berilmu pengetahuan
seperti sekarang.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Pengantar
Komunitas dan Konsep Dasar Keperawatan Komunitas yang di sajikan berdasarkan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa
memang makalah ini belum sempurna seutuhnya.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun guna untuk perbaikan di masa yang akan datang. Terakhir pesan dari kami
semoga makalah ini dapat dipahami dan selanjutnya dapat bermanfaat di bidang pendidikan
dan di dunia perkuliahan, serta bermanfaat untuk pembangunan kesehatan bangsa ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................7
B. Hipertensi...........................................................................................................................9
C. Kanker Payudara..............................................................................................................19
A. Pengkajian........................................................................................................................31
B. Diagnose Keperawatan.....................................................................................................37
C. Intervensi keperawatan.....................................................................................................37
Daftar Pustaka......................................................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global.
Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun
2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak
Menular. PTM juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara
dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada
orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di
Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar
akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari
populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit
jantung, stroke dan diabetes. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52
juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta
Secara global, regional dan Nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi dari
penyakit menular menjadi penyakit tidak menular semakin jelas. Diproyeksikan jumlah
kesakitan akibat penyakit tidak menular dan kecelakaan akan meningkat dan penyakit
menular akan menurun. PTM seperti kanker, jantung, DM dan paru obstruktif kronik,
serta penyakit kronik lainnya akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun
2030. Sementara itu penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Malaria, Diare
dan penyakit infeksi lainnya diprediksi akan mengalami penurunan pada tahun 2030.
Peningkatan kejadian PTM berhubungan dengan peningkatan faktor risiko akibat
perubahan gaya hidup seiring dengan perkembangan dunia yang makin modern,
Diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah ditandai dengan masih
sering terjadi KLB beberapa penyakit menular tertentu, munculnya kembali beberapa
penyakit menular lama (Re-Emerging Diseases). Di sisi lain, PTM menunjukkan adanya
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa selama 12 tahun (1995-
2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karena penyakit tidak menular
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (2007), terdapat 50.1% responden laki- laki
yang terkena Hipertensi. Hal ini dikarenakan prevalensi merokok di Indonesia sangat
tinggi, terutama pada laki-laki mulai dari anak, remaja dan dewasa. Data dari Riskesdas
tahun 2010 menunjukkan prevalensi perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-laki
(65.9%) dibandingkan perempuan (4.2%). Selain dari merokok, hal lain yang memicu
tingginya hipertensi disebabkan oleh kebiasaan memakan makanan yang kadar asupan
lemaknya >30%, aktivitas fisik yang sangat kurang dan mengalami stress. Sedangkan,
prevalensi asma dan kanker di Indonesia cenderung lebih tinggi pada perempuan
masyarakat kota dibanding pedesaan dan cenderung lebih tinggi pada orang yang
berpendidikan tinggi. Hal ini disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, kebiasaan
mengkonsumsi makanan cepat saji, serta kurangnya aktivitas fisik (Riskesdas, 2013).
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi
yang optimal. Sebagai seorang perawat, peran kita tidak hanya sebagai pemberi
pengobatan ataupun perawatan di rumah sakit, namun juga dapat berperan sebagai
pelayanan kesehatan, peran pembaharu, role model dan fasilitator kesehatan. Peran
perawat komunitas dalam mengurangi PTM yaitu dengan meningkatkan derajat kesehatan
pencegahan (levels of prevention) tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitative. Hal
agregat dalam komunitas : Kesehatan wanita dan pria dengan penyakit tidak menular
B. Rumusan Masalah
5. Apa saja diagnose yang mungkin muncul pada klien dengan Hipertensi ?
6. Apa saja diagnose yang mungkin muncul pada klien dengan Ca Mamae ?
7. Apa saja intervensi keperawatan yang bisa dilakukan pada klien dengan Hipertensi ?
8. Apa saja intervensi keperawatan yang bisa dilakukan pada klien dengan Ca Mamae ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara nyata dan mengembangkan pola piker ilmiah dalam
melakukan asuhan keperawatan agregat dalm komunitas : Kesehatan wanita dan pria :
2. Tujuan khusus
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah,
penulis mampu :
b. Memahami apa definisi dari Penyakit Tidak Menular : Hipertensi dan Ca Mamae
e. Memahami Apa saja diagnose yang mungkin muncul pada klien dengan Hipertensi
f. Memahami Apa saja diagnose yang mungkin muncul pada klien dengan Ca Mamae
g. Memahami Apa saja intervensi keperawatan yang bisa dilakukan pada klien dengan
Hipertensi
h. Memahami Apa saja intervensi keperawatan yang bisa dilakukan pada klien dengan
Ca Mamae
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah kesehatan dunia
dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam dunia
kesehatan karena merupakan salah satu penyebab dari kematian (Jansje & Samodra
2013). Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak
ditularkan dari orang ke orang, mereka memiliki durasi yang panjang dan pada
dalam Buku Epidemiologi Penyakit Tidak Menular mengatakan bahwa yang tergolong
hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke), diabetes mellitus serta kanker.
bandingkan penyebab lainnya. Hampir 80% kematian akibat PTM terjadi di Negara –
tahun 2030. Sifatnya yang kronis dan menyerang usia produktif, menyebabkan
permasalahan PTM bukan hanya masalah kesehatan saja, akan tetapi mempengaruhi
ketahanan ekonomi Nasional jika tidak dikendalikan secara tepat, benar dan kontinyu.
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa penyakit tidak menular (PTM)
merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang. Data PTM
dalam Riskesdas 2013 meliputi : (1) asma; (2) penyakit paru obstruksi kronis (PPOK);
(3) kanker; (4) DM; (5) hipertiroid; (6) hipertensi; (7) jantung koroner; (8) gagal
jantung; (9) stroke; (10) gagal ginjal kronis; (11) batu ginjal; (12) penyakit sendi /
rematik.
Selain penyakit kanker, penyakit tidak menular (PTM) yang menyebabkan kematian
disebabkan oleh faktor risiko utama, yaitu peningkatan tekanan darah. Peningkatan
tekanan darah seseorang akan meningkatkan risiko terkena stroke dan penyakit jantung
koroner (WHO, 2011). Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan
tekanan darah seseorang > 140/90 mmHg (Essop & Naidoo, 2009). Berdasarkan
sekunder (5%) adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti penyakit
B. Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi abnormal dan diukur paling tidak pada 3
kesempatan yang berbeda (Corwin, 2009). Sedangkan menurut Wijaya dan Putri
(2013) hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah
yang disebabkan suatu atau beberapa faktor resiko yang tidak berjalan
Kusuma, 2013).
2. Etiologi Hipertensi
volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Peningkatan salah satu dari
TPR yang berlangsung lama dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau
hormon pada arteriol, atau responsivitas yang berlebihan dari arteriol terdapat
darah. Pada peningkatan TPR, jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan
demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah melintas
pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebut peningkatan dalam afterload jantung
afterload berlangsung lama, maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrofi
meningkat sehingga ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras lagi
untuk memenuhi kebutuhan tesebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga
3. Patofisiologi Hipertensi
pusat vasomotor pada medula di otak, dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi (Sagala, 2009). Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis
merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan
(Sagala, 2009).
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang
tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat
(kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil
manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah
(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azetoma [peningkatan nitrogen urea darah
(Blood Urea Nitrogen) dan kreatinin]. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat
paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan
(Sagala, 2009).
Menurut Sagala (2009) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul
langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat, nokturia karena
peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen dan
terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran
darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain- lain (Sagala, 2009).
a. Usia
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya
umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin
hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada
masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada
wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami
pria dan 11% pada wanita. Laporan dari Sumatra Barat menunjukan 18,6% pada
pria dan 17,4% wanita. Daerah perkotaan Semarang didapatkan 7,5% pada
pria dan 10,9% pada wanita. Sedangkan di daerah perkotaan Jakarta didapatkan 14,6
pada pria dan 13,7% pada wanita (Gunawan, 2001 dalam Sagala, 2009).
c. Riwayat Keluarga
dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidupnya memiliki
d. Garam dapur
Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam
yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan
hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi
hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap
Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih
tekanan darah (Sagala, 2009). Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan
darah tinggi gangguan pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada suku
pedalaman yang asupan garamnya rendah. Jika asupan garam kurang dari 3 gram
sehari prevalensi hipertensi presentasinya rendah, tetapi jika asupan garam 5-15
menahan air. Hindari pemakaian garam yang berlebih atau makanan yang
diasinkan. Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan
e. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan
darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan
diedarkan oleh pembulu darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin
dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin).
Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung
untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon
monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan
menagakibatkan tekanan darah karena jantung dipaksa memompa untuk
memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh (Sagala, 2009).
f. Aktivitas/olahraga
kurang aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih
tinggi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi.
Otot jantung semakin keras dan sering memompa maka makin besar tekanan
g. Depresi/stress
Depresi juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi
dimana hubungan antara depresi dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak
menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di
masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat
6. Komplikasi Hipertensi
a. Stroke
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi.Stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri- arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang
(Sagala, 2009). Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti,
orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian
tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa
kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak
(Santoso, 2006).
Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang
dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat
b. Gagal ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi
hipoksia dan kematian. Rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui
urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang
c. Gagal jantung
Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang
dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru – paru menyebabkan
susunan saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolap dan terjadi koma serta
7. Tingkatan Hipertensi
8. Pengendalian Hipertensi
memperhatikan pola hidup dan menjaga psikis dari anggota keluarga yangmenderita
hipertensi. Pengaturan pola hidup sehat sangat penting pada klien hipertensi guna untuk
badan, menghindari alkohol, modifikasi diet. Dan yang mencakup psikis antara lain
a. Berhenti merokok
Merokok sangat besar peranannya meningkatkan tekanan darah, hal ini disebabkan
oleh nikotin yag terdapat didalam rokok yang memicu hormon adrenalin yang
darah didalam paru dan diedarkan keseluruh aliran darah lainnya sehingga terjadi
meningkat untuk memompa darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah yang
sempit. Berhenti merokok tekanan darah akan turun secara perlahan, disamping itu
jika masih merokok maka obat yang dikonsumsi tidak akan bekerja secara optimal
dan dengan berhenti merokok efektifitas obat akan meningkat (Santoso, 2009).
kardiovaskular, dan kanker. Tubuh yang berat akan semakin tinggi tekanan darah,
jika menerapkan pola makan seimbang maka dapat mengurangi berat badan dan
c. Menghindari alkohol
Alkohol dalam darah merangsang adrenalin dan hormon-hormon lain yang membuat
d. Modifikasi diet
Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada klienhipertensi, tujuan
utama dari pengaturan diet hipertensi adalah mengatur tentang makanan sehat yang
keadaan tekanan darah yakni : diet rendah garam, diet rendah kolestrol, lemak
terbatas serta tinggi serat, dan rendah kalori bila kelebihan berat badan (Sagala,
2009). Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta
hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah untuk menurunkan tekanan darah dan
e. Manajemen stress/depresi
Stres/depresi tidak menyebabkan hipertensi yang menetap, tetapi depresi berat dapat
menyebabkan kenaikan tekanan darah yang bersifat sementara yang sangat tinggi.
Apabila periode depresi sering terjadi maka akan mengalami kerusakan pada
pembuluh darah, jantung dan ginjal sama halnya seperti yang menetap (Sagala,
2009).
f. Aktifitas olahraga
Manfaat olah raga yang sering di sebut olah raga isotonik seperti jalan kaki, jogging,
berenang dan bersepeda sangat mampu meredam hipertensi. Pada olah raga isotonik
naiknya tekanan darah. Hindari olah raga isometrik seperti angkat beban, karena
justru dapat menaikkan tekanan darah (Mayer, 1980 dalam Sagala, 2009).
Istirahat merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh energi sel dalam tubuh,
istirahat dapat dilakukan dengan meluangkan waktu. Waktu istirahat itu perlu
dilakukan secara rutin diantara ketegangan jam bekerja sehari-hari. Istirahat juga
C. Kanker Payudara
1. Definisi
mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak
dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Nurarif & Kusuma,
2015).
tubuh yang berubah menjadi ganas (Harianto 2005). Jadi kanker payudara (ca
mammae) adalah suatu gangguan pada sel normal mammae yang tumbuh
2. Etiologi
beberapa faktor resiko yang telah ditetapkan, yaitu lingkungan atau genetik.
membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa.
payudara 2-3 kali lebih besar terkena kanker. Ibu dan saudara
b. Usia
Pada orang Eropa barat dan Amerika Utara mengalami peningkatan kasus
d. Bentuk tubuh
Orang yang obesitas setiap penambahan 10 kg berat badan maka 80% lebih
Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker payudara dan
f. Paparan radiasi
Peningkatan resiko untuk setiap radiasi pada perempuan muda dan anak-
tahun.
Orang dengan kanker ovarium primer memiliki resiko kanker payudara 3-4
kali lebih besar. Orang dengan kanker endometrium primer memiliki resiko
Sylvia. 2006).
h. Manarke dini
j. Menopouse.
o. Masukan alcohol
4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri
Nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat
yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker
payudara pada kasus lebih lanjut. Biasanya nyeri timbul jika kanker sudah
Benjolan ini mula-mula kecil makin lama semakin membesar, lalu melekat
susu.
Kulit atau puting susu tertarik kedalam (retraksi) berwarna merah muda atau
Ulkus itu semakin lama semakin besar dan mendalam sehingga dapat
d. Timbul pembesaran kelenjar getah bening ketiak bengkak pada lengan dan
f. Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah darah, cairan encer padahal
Tumor Primer
T1 Tumor < 2 cm
T3 Tumor > 5 cm
berpindah-pindah
ipsilateral
Metastasis jauh
M0 Tidak ada metastatis jauh
M1 Metastatis jauh (termasuk menyebar ke
Kanker ini terasa jelas sangat keras saat dipalpasi, biasanya kanker ini
c. Karsinoma medular
Ini tubuh didalam kapsul dalam tubuh, tipe tumor ini dapat menjadi besar
d. Kanker musinus
baik.
e. Kanker duktal-tubular
sangat baik.
f. Karsinoma inflamatori
Tumor setempat ini terasa nyeri tekan dan sangat nyeri, payudara secara
abnormal keras dan membesar, kulit diatas tumor ini merah dan agak
7. Pemeriksaan penunjang
a. Non Invasif
1) Mammografi
ACS menganjurkan setiap 1 atau 2 tahun bagi wanita di usia 40-50 tahun
2) Ultrasonografi (USG)
lesi lainnya. Teknik ini 95% sampai 99% akurat dalam mendiagnosisi
kista tetapi tidak secara definitif menyingkirkan lesi (Brunner & Sudarth,
2002).
3) MRI
neoadjuvan.
b. Invasif
1) Biopsi bedah
2) Biopsi eksisional
4) Biopsi stereotaktik
Komplikasi terjadi karena ini bermetastasis melalui saluran limfe (limfogen) ke paru-
9. Penatalaksanaan
a. Terapi medis
jaringan payudara ditulang dada, tulang selangkang dan tulang iga, serta
1) Lintas Metabolisme
2) Radiasi
3) Kemoterapi
a) Kemoterapi Adjuvant
b) Neoadjuvant Chemotheraphy
4) Terapi anti-estrogen
10. Pengobatan
Pengobatan kanker payudara yang sudah disepakati oleh ahli kanker menurut
Stadium Pengobatan
I Dilakukan operasi dan kemoterapi
II Operasi dilanjutkan dengan
kemoterapi, hormonal
III Operasi dilanjutkan dengan
11. Pencegahan
g. Untuk usia 50-40 dan usia lebih dari 50 tahun untuk melakukan skrinning
BAB III
A. Pengkajian
1. Geografi
d. Ada berapa batas wilayah di daerah ini dan apa saja nama wilayah di
2. Demografi
pagi dan siang hari karena bekerja, sedangkan anak-anak pada sekolah?
3. Vital Statistik
b. Penyakit apa saja yang banyak terjadi di masyarakat khususnya pada wanita
usia dewasa?
c. Penyakit apa saja yang banyak terjadi di daerah ini khususnya pada pria usia
dewasa?
d. Apakah dalam satu bulan ini sudah terdapat banyak warga yang meninggal?
4. Kelompok Etnis
1. Lingkungan fisik
pepohonan dan terdapat ventilasi yang cukup pada setiap rumah warga?
2. Pelayanan Kesehatan
masyarakat?
h. Apakah program posyandu terlaksana di daerah ini? Posyandu apa saja yang
masyarakat?
c. Apakah ada karang taruna di desa ini? Apakah sudah berjalan dengan baik
dan aktif?
5. Pendidikan
6. Rekreasi
tertentu?
b. Fasilitas apa yang digunakan jika pergi berekreasi?
7. Ekonomi
d. Berapa jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut usia?
1. Riwayat kesehatan
a. Biasanya anda lebih sering makan makanan yang (Asin, manis, pedas)?
c. Apakah anda sering mengemil makanan seperti kue, roti, biscuit, makanan
berlemak, santan, jeroan dan tetelan? Jika iya, berapa kali dalam seminggu?
e. Apakah anda pernah mengkonsumsi kopi? Jika iya, berapa kali dalam
sehari?
f. Apakah anda merokok? Jika iya, berapa batang yang anda habiskan dalam
sehari?
4. Aktivitas fisik
5. Riwayat pengobatan
tersebut?
6. Komunikasi
kehidupan sehari-hari?
Deteksi Kanker
Tingkat Pertama yang dapat melakukan pemeriksaan Kanker Leher Rahim dan
Kanker Payudara
dengan ketentuan :
b. Berisiko tinggi Kanker Payudara, antara lain: riwayat keluarga ada yang
menderita Kanker Payudara, menstruasi dini, wanita yang mempunyai anak
pertama diatas usia 30 tahun, tidak pernah menyusui, menopause usia lanjut,
riwayat tumor jinak payudara, terapi hormon, pajanan radiasi, kontrasepsi
oral terlalu lama, alkohol dan trauma terus menerus.
1) Apakah ada keluarga anda yang menderita kangker payudara?
2) Pada umur berapakah anda mulai menstruasi?
3) Pada usia berapa anda melahirkan anak pertama?
4) Apakah anda memberikan ASI kepada anak anda?
5) Apakah anda masih menstruasi setiap bulannya? Kapan terkahir
menstruasi?
6) Apakah sebelumnya anda mempunyai riwayat tumor jinak
payudara?
7) Apakah anda pernah melakukan terpai hormon?
8) Apakah anda berada di lingkungan yang terpapar radiasi?
9) Apakah anda mengkonsumsi pik KB? Berapa lama anda
mengkonsumsinya?
10) Apakah anda pernah mengkonsumsi alkohol?
11) Apakah anda pernah mengalami trauma yang terus-menrus?
. Peserta mendapatkan rekomendasi dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
bagi kesehatan : suatu kebiasaan hidup yang dicirikan dengan aktivitas fisik
yang rendah.
layanan kesehatan.
C. Intervensi Keperawatan
Kriteria hasil :
5.
ke 5.
NIC :
sosial : 00188
Kriteria hasil :
ditingkatkan ke 4.
ditingkatkan ke 5.
1. Modifikasi perilaku
3. Peningkatan koping
Kriteria hasil :
pada 4.
ditingkatkan ke 4.
ditingkatkan ke 4.
4. Pengetahuan : gaya hidup sehat : 1855
4.
ke 4.
ditingkatkan ke 4.
NIC :
5. Fasilitasi pembelajaran.
Kriteria hasil
ditingkatkan ke 4.
c. 280008 : Kepatuhan dengan rekomendasi imunisasi dipertahankan pada 2
ditingkatkan ke 4.
ke 4.
ditingkatkan ke 4.
ditingkatkan ke 5.
pada 2 ditingkatkan ke 4.
3. Skrining kesehatan.
sosial : 00078
Kriteria hasil :
ditingkatkan ke 4.
NIC :
2. Modifikasi perilaku.
3. Peningkatan koping.
4. Konseling.
5. Dukungan emosional.
Brunner and Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
Gray, Huon H, dkk, 2002. Lucture Notes : Kardiologi (Edisi Keempat). Erlangga
Pustaka
Nur Arif dan Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarakan Nanda
Batak dan Suku Jawa di Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe. Skripsi. Fakultas