Review Anatomi
fisiologi Sistem
Persyarafan
Pemeriksaan
Laboratorium & Pemeriksaan Fisik
Diagnostik
Pengkajian sistem neurologis terdiri dari :
ANAMNESIS
1. Anamnesis ALLO/ AUTO
• Data statistik
• Keluhan utama
• Riwayat perjalanan penyakit
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat penyakit dalam keluarga
• Riwayat sosial
• Kebiasaan, hobi, gizi
ANAMNESIS YANG BISA DITANYAKAN
• Nyeri kepala : Apakah anda menderita sakit kepala? Bagaimana sifatnya, dalam bentuk serangan atau terus
menerus? Dimana lokasinya? Apakah progresif, makin lama makin berat atau makin sering? Apakah
sampai mengganggu aktivitas sehari-hari?
• Muntah : Apakah disertai rasa mual atau tidak? Apakah muntah ini tiba-tiba, mendadak, seolah-olah isi
perut dicampakkan keluar (proyektil)?
• Vertigo : Pernahkah anda merasakan seolah sekeliling anda bergerak, berputar atau anda merasa diri anda
yang bergerak atau berputar? Apakah rasa tersebut ada hubungannya dengan perubahan sikap? Apakah
disertai rasa mual atau muntah? Apakah disertai tinitus (telinga berdenging, berdesis)?
• Gangguan pemglihatan (visus) : Apakah ketajaman penglihatan anda menurun pada satu atau kedua
mata? Apakah anda melihat dobel (diplopia)?
• Pendengaran : Adakah perubahan pada pendengaran anda? Adakah tinitus (bunyi berdenging/berdesis
pada telinga)?
• Saraf otak lainnya : Adakah gangguan pada penciuman, pengecapan, salivasi (pengeluaran air ludah),
lakrimasi (pengeluaran air mata), dan perasaan di wajah? Adakah kelemahan pada otot wajah? Apakah
bicara jadi cadel dan pelo? Apakah suara anda berubah, jadi serak, atau bindeng (disfonia), atau jadi
mengecil/hilang (afonia)? Apakah bicara jadi cadel dan pelo (disartria)? Apakah sulit menelan (disfagia)?
• Fungsi luhur : Bagaimana dengan memori? Apakah anda jadi pelupa? Apakah anda menjadi
sukar mengemukakan isi pikiran anda (disfasia, afasia motorik) atau memahami pembicaraan
orang lain (disfasia, afasia sensorik)? Bagaimana dengan kemampuan membaca (aleksia)?
Apakah menjadi sulit membaca, dan memahami apa yang anda baca? Bagaimana dengan
kemampuan menulis, apakah kemampuan menulis berubah, bentuk tulisan berubah?
• Kesadaran : Pernahkah anda mendadak kehilangan kesadaran, tidak mengetahui apa yang
terjadi di sekitar anda? Pernahkah anda mendada merasa lemah dan seperti mau pingsan
(sinkop)?
• Motorik : Adakah bagian tubuh anda yang menjadi lemah, atau lumpuh (tangan, lengan, kaki,
tungkai)? Bagaimana sifatnya, hilang-timbul, menetap atau berkurang? Apakah gerakan anda
menjadi tidak cekatan? Adakah gerakan pada bagian tubuh atau ekstremitas badan yang
abnormal dan tidak dapat anda kendalikan (khorea, tremor, tik)?
• Sensibilitas : Adakah perubahan atau gangguan perasaan pada bagian tubuh atau
ekstremitas? Adakah rasa baal, semutan, seperti ditusuk, seperti dibakar? Dimana
tempatnya? Adakah rasa tersebut menjalar?
• Saraf otonom : Bagaimana buang air kecil (miksi), buang air besar (defekasi), dan nafsu seks
(libido) anda? Adakah retensio atau inkontinesia urin atau alvi?
Pemeriksaan Fisik
• 1.Tingkat kesadaran
• 2. Tanda-tanda vital
• 3. Status generalis
• 4. Status neurologis:
1. Nervus kranialis
2. Tanda rangsangan meningeal
3. Motorik: tonus, trophi, kekuatan, reflek, gerakan abnormal
4. Sensibilitas
5. Koordinasi
6. Fungsi luhur
1. Tingkat kesadaran
1. Tingkat kesadaran kualitatif
a. Kompos mentis = sadar penuh
b. Somnelen / latergi = mengantuk
c. Stupor / Sopor = kantuk yang dalam
d. Soporokoma / Semikoma = respons thd rangsang nyeri
e. Koma = tidak ada respons sama sekali
Tingkat Kesadaran kuantitatif :
Glascow Coma Scale (GCS)
• Menggunakan 3 parameter
1. Respons membuka mata
2. Respons verbal
3. Respons motorik
• Spontan : 4
• Terhadap suara : 3
• Terhadap nyeri : 2
Pemeriksaan GCS • Tidak ada respon : 1
Respon
Membuka Mata
• Orientasi baik : 5
Respon • Bicara kacau (confused) : 4
Verbal • Kata-kata tidak tepat : 3
• Mengerang : 2
• Tidak ada respon : 1
• Mengikuti perintah :6
•
Respon •
Melokalisir nyeri
Reaksi menghindar
:5
:4
•
Motorik •
Fleksi abnormal (dekortikasi )
Ekstensi abnormal (deserebrasi)
:3
:2
• Tidak ada respon :1
Fraktur Basis Kranii Fossa Anterior
• Hematom Periorbital / Raccoon eyes
• Rhinorea CSS / Panda bear eyes / Brill Hematom
• Ekimosis Retroaurikuler /
• Otorea battle’s Sign
14
Halo Test
• Menilai apakah
rhinorrea/otorhea
adalah CSS atau Mucin
• Dilakukan dengan cara
meneteskan cairan tsb
diatas kertas tissue atau
koran, (+) darah akan
terkumpul dibagian
tengah & terjadi
rembesan CSS yang
berbentuk cincin (halo-
sign / double ring sign)
15
Nervus Kranial
Nervus 1 : Olfactorius
Sensorik khusus : penghidu, membaui Px. test penciuman
Nervus II : Optikus
Fungsi : ketajaman penglihatan, lapang penglihatan, reflek
pupil langsung
Px. Menggunakan Snellen chart
18
Visual field – test konfrontasi
Lapang penglihatan
19
Refleks Cahaya
20
Nervus III, IV, VI
Okulomotor, Trochklear, Abducens
22
Nervus V : Trigeminus
1. Sensorik wajah dalam 3 cabang optalmik,
maksilaris, mandibularis
2. Otot pengunyah Otot maseter dan temporalis
3. Otot pterigoideus
4.Refleks kornea
5. Refleks maseter
Px N V
24
25
Nervus VII : Fasialis
27
Parese N VII kiri
28
Nervus VIII : Vestibulo koklearis/
akustik
a. Koklearis :
Px. Test pendengaran ; gesekan tangan pemeriksa,
detik arloji
30
Nervus VIII
1. Tes Rinne, Weber, Schwabach
Dengan garpu tala 128, 256, 512
Test Rinne
• Membandingkan suara melalui hantaran udara dan hantaran
tulang. Garpu tala ditempel di prosesus mastoideus, bila tidak
mendengar lagi dipindahkan ke depan liang telinga.
Normalnya hantaran udara akan lebih lama terdengar dari
hantaran tulang.
32
Test Weber
•Menentukan gangguan
pendengaran sensorik atau
konduktif.
•Garpu tala diletakkan dipuncak
kepala atau dahi pasien dan
tanyakan adakah suara
terdengar disalah satu telinga.
•Normal tidak ada lateralisasi
telinga kanan kiri
Tuli konduktif : lateralisasi kesisi
sakit 33
Test Schwabach
• Membandingkan garpu
tala yang digetarkan
didepan telinga pasien
dengan telinga
pemeriksa
Nervus IX : Gloso Faringeus
Mensarafi otot stilofaringeus dan serat sensorik telinga
tengah, tuba eustachius dan pengecapan lidah 1/3 belakang
(rasa pahit)
35
Nervus X : Vagus
• Tes menelan bersama N IX
• Tes artikulasi, suara serak
• Denyut jantung
• Reflek muntah
Nervus XI : Aksesorius
1. Otot sternokleidomastoideus
2. Otot trapezius
Nervus XII : Hipoglosus
Otot intrinsik dan ekstrinsik lidah
Pasien diminta untuk menjulurkan lidah liat deviasi
38
Parese N. XII
Didlm mulut, tonus otot akan menarik lidah kesisi yang
sehat.
Diluar mulut, jika lidah dijulurkan, akan tertarik kesisi
yang sakit
Rangsang Meningeal
Terjadi krn iritasi meningeal akibat radang atau
benda asing pada rongga subarachnoid
Kaku kuduk (nuchal (neck) rigidity)
• Pasien berbaring tanpa bantal, lakukan
anterofleksi leher. (+), ada tahanan &
kekakuan, dagu tidak dapat disentuh ke dada
41
2. Tanda Brudzinski I (Brudzinski’s neck sign)
Pasien terlentang tangan pemeriksa ditaruh dibelakang
leher dan satunya didepan dada kepala difleksikan
sampai dagu menyentuh dada lihat adanya fleksi di lutut
secara reflektori
5. Tanda Laseque
• Pasien baring telentang, lakukan fleksi pada sendi panggul pada
waktu tungkai dalam sikap lurus. (+) bila timbul nyeri di lekuk
iskhiadikus atau tahanan pada waktu fleksi < 60 derajat
Pemeriksaan koordinasi
1. Tes hidung jari-hidung
2.Tes pronasi supinasi
3. Tes tumit lutut
4. Tes Romberg
6. Tes steping (jalan ditempat) mata tertutup, lihat
deviasi atau maju kedepan
• Abnormal deviasi > 30 derajat, maju 1 m
Tes hidung jari-hidung
MOTORIK
1. Bentuk otot
2. Tonus otot
3. Kekuatan otot
4. Cara berdiri / berjalan
5. Gerakan spontan abnormal
MOTORIK
1. Bentuk otot
• hipotrofi, atrofi, hipertrofi
2. Tonus otot (ketegangan otot dalam keadaaan
istirahat)
• Raba otot bandingkan kanan kiri.
• Spastik : hipertoni mengenai hanya satu sistim saja,
ekstensor atau fleksor. Pada awal terasa ada tahanan,
bila dilawan terus mendadak tahanan hilang
(phenomena pisau lipat)
• Rigiditas: tahanan tersendat-sendat (fenomena roda
gigi)
• Faccid : Tidak ada tahanan sama sekali
• Hipotonik : tahanan berkurang
Kekuatan otot
Dinilai dalam derajat kekuatan:
1. Derajat 5 : Normal; seluruh gerakan dapat dilakukan
dengan tahanan maksimal
2. Derajat 4 : Dapat melawan gaya berat dan melawan
tahanan ringan dan sedang dari pemeriksa
3. Derajat 3 : dapat melawan gaya berat tetapi tidak dapat
melawan tahanan dari pemeriksa
4. Derajat 2 : otot hanya dapat bergerak bila gaya berat
dihilangkan
5. Derajat 1 : kontraksi otot minimal dapat terasa pada otot
berasngkutan tanpa mengakibatkan gerakan
6. Derajat 0 : tidak ada kontraksi otot sama sekali. Paralisis
total
50
51
52
MOTORIK HALUS
56
57
Tingkat Jawaban Reflex
• 0 : Tak ada respons sama
sekali
• + : Respon lemah
• ++ : Respon Normal
• +++ : Respons Meningkat area
pengetukan meluas
• ++++ : Respons berlebihan &
Klonus
58
59
Pemeriksaan
Reflex Fisiologi
R.Fisiologi Lengan
• Reflex Biseps ( BPR )
• Refles Triseps ( TPR )
• Reflex Brakhioradialis
R.Fisiologi Tungkai
• Reflex patela ( KPR )
• Reflex Achilles ( APR )
60
Pemeiksaan reflex Biseps
( BPR )
• Pt berbaring/duduk – santai
• Posisi Lengan bawah antara fleksi & ekstensi
• Siku pt diletakkan diantara lengan/tangan px
• Px m’letakan ibu jari diatas tendo biseps
• Pukulah ibu jari px tadi dgn palu reflex
• Respons kontraksi otot biseps & fleksi lengan bawah
• Ok biseps = supinator grkan supinasi
• BPR -- ketuk diklafikula tetap muncul
• N.Musculocutaneus ( C5 – C6 ) 61
62
Aspek yg dinilai pd BPR
73
74
Aspek yg dinilai pd APR
1. Meminta pt baring / duduk / berlutut
2. Meregangkan tendo Achilles dgn menahan ujung
kaki kedorsofleksi
3. Memukul tendo Achilles secara ringan & cepat
memakai palu reflex dgn benar
4. Melaporkan responsnya.
75
Reflex Plantar
• Rangs : Penggoresan pd kulit telapak kaki
• Respons :
– Plantar fleksi kaki dan semua jari kaki
• Respons abnormal –
– Extensor plantar respons – R.Babinski positip
– Ekstensi kaki & pengembangan jari kaki serta elevasi
ibu jari kaki
– Tanda lesi di susunan piramidal
76
Prosedur pemeriksaan R.Patologis
Neurologi
• R.Patologik = reflex yg tak ada pd org sehat kecuali bayi & anak kecil
• Pd org dewasa sehat
– Terkelola
– Ditekan oleh susunan Piramidal
• Anak kecil 4 – 6 th piramidal blm bermielin penuh – piramidal blm
sempurna
77
R.Patologis Tangan
R.Hoffman Trommer
R.Hoffman
• Sikap : tangan Pt dan Px terlukis pd Gambar
• Stimulus :
– Goresan pd kuku jari tengah Pt dgn ujung kuku ibu jari Px
• Respons :
– Ibu jari, telunjuk serta jari jari yg lainnya bereflexi sejenak setiap jari
tengah Pt digores
R.Trommer
• Sikap : tangan Pt dan Px terlukis pd Gambar
• Stimulus :
– Mencolek ujung jari Pt
• Respons :
– Ibu jari, telunjuk serta jari jari yg lainnya bereflexi sejenak setiap jari
tengah Pt tercolek
78
79
Reflex Babinski
• Sikap :
– pt berbaring dgn tungkai diluruskan
• Stimulus
– Dilakukan penggoresan telapak kaki bag lateral
– Mulai dr tumit ke pangkal ibu jari
– Goresan perlahan, tak boleh nyeri – menarik kaki
• Respons :
– Jika ( + ) , gerakan dorsofleksi ibu jari
– Disertai mekarnya jari jari lainnya
80
81
82
Reflex Chaddock
• Sikap :
– pt berbaring dgn tungkai diluruskan
• Stimulus
– Dilakukan penggoresan bagian lateral maleolus
– Goresan perlahan, tak boleh nyeri – menarik kaki
• Respons :
– Jika ( + ) , gerakan dorsofleksi ibu jari
– Disertai mekarnya jari jari lainnya
83
84
85
Reflek patologis
• Openheim
Mengurut tibia dengan ibu jari, jario telunjuk, jari tengah dari
lutut menyusur kebawah (+ = babinski)
• Gordon
Otot gastroknemius ditekan (+ sama dengan Babinski)
• Scahaefer
Tanda babinski timbul dengan memijit tendon Achiles
Sensibilitas
• Sensibilitas permukaaan : rasa raba, nyeri, suhu
• Sensibilitas dalam ; rasa sikap, getar, nyeri dalam
(dari struktur otot, ligamen, fasia, tulang)
• Fungsi kortikaluntuk sensibilitas : stereognosis,
pengenalan raba, pengenalan 2 titik, lakalisasi
strimulasi
87
Pemeriksaan status mental
a. Penampilan & tingkah laku
Depresi, ansietasa, perubahan mood, halusinasi
visual, delusi, ilusi, gangguan personaliti
b. Fungsi kortikal tinggi
MMSE : orientasi, regresi, atensi, kalkulasi,
recall,bahasa, visuospasial.
normal skor : 30
88
Pemeriksaan status mental (fungsi
1. Kesadaran kualitatif
Luhur
2. Ingatan baru
3. Ingatan lama
4. Orientasi : diri, tempat, waktu, situasi
5. Inteligensia : normal, terganggu
6. Daya pertimbangan : baik, kurang
7. Reaksi emosi : normal, terganggu
8. Afasia : gangguan berbahasa (gangguan dalam memproduksi atau
memahami bahasa)
– Ekspresif : motorik, area Brocca
– Reseptif : area Wernicke
9. Agnosia : ketidakmampuan mengenali benda-benda yang telah
dikenali sebelumnya.
Px PENUNJANG
• Laboratorium
• LP
• EEG, EMG
• Radiologi
– Foto polos
– CT scan
– MRI
– MRA
– Angiografi
90
Thanks