Dokter Pengajar:
dr. Bambang Supriadi, Sp.S
Tanda Kerniq
Ps terelentang, fleksikan tungkai atas agak
lurus, kemudian luruskan tungkai bawah
pada sendi lutut.
Normal: membentuk sudut 135 derajat
terhadap tungkai bawah
...Tanda Kerniq
Cara:
a. Pasien berbaring lurus di tempat tidur.
b. Pasien difleksikan pahanya pada sendi panggul
sampai membuat sudut 90.
c. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada
persendian lutut.
d. Biasanya dapat dilakukan ekstensi sampai sudut
135, antara tungkai bawah dan tungkai atas.
Hasil pemeriksaan:
Tanda kernig (+): terdapat tahanan dan rasa nyeri
sebelum tercapai sudut 135
...Tanda Bruzinski I
Cara:
a. Pasien berbaring di tempat tidur.
b. Dengan tangan yang ditempatkan di bawah
kepala pasien yang sedang berbaring, kita
tekukkan kepala sejauh mungkin sampai dagu
mencapai dada.
c. Tangan yang satunya lagi sebaiknya
ditempatkan di dada pasien untuk mencegah
diangkatnya badan.
. Hasil Pemeriksaan :
Brudzinsky I (+) : ditemukan fleksi pada kedua
tungkai.
...Tanda Bruzinski II
Cara:
a. Pasien berbaring di tempat tidur.
b. Satu tungkai di fleksikan pada sendi
panggul, sedang tungkai yang satu
lagi berada dalam keadaan lurus.
Hasil pemeriksaan :
Brudzinsky II (+): tungkai yang satu
ikut pula fleksi, tapi perhatikan apakah
ada kelumpuhan pada tungkai.
...Tanda Bruzinski II
Pemeriksaan Saraf Kranial
Nervus I: Olfaktorius
Fungsi: sensorik khusus (mengidu)
Cara Periksa:
a. Periksa lubang hidung: ada
sumbatan/kelenjar setempat.
b. Gunakan zat pengetes yang dikenal
sehari-hari: kopi, teh, tembakau, jeruk dsb
c. Zat pengetes didekatkan ke hidung pasien
pasien menciumnya
e. Tiap lubang hidung diperiksa satu persatu
dengan jalan menutup lobang hidung yang
lainnya dengan tangan.
...Nervus I: n. olfaktorius
Makna klinis
Anosmia : hilangnya daya penghiduan
(Parsial atau total).
Hiposmia : kemampuan menghidu menurun.
Hiperosmia : daya penghiduan yang terlalu
peka.
Parosmia : gangguan penghiduan bilamana
tercium bau yang tidak sesuai misalnya
minyak kayu putih tercium sebagai bau
bawang goreng.
Kakosmia : mempersepsi adanya bau busuk,
padahal tidak ada.
Nervus II: n. optikus
Fungsi : Sensorik khusus melihat
Tujuan pemeriksaan :
a. Mengukur ketajaman penglihatan/ visus
dan menentukan apakah kelaianan pada
visus disebabkan oleh kelaianan okuler
lokal atau kelaianan syaraf.
b. Mempelajari lapangan pandangan.
c. Memeriksa keadaan papil optik.
...Nervus II: n. optikus
1. Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Visus)
. Test konfrontasi
. Interpretasi: Normal atau menyempit
...Nervus II: Optikus
3. Pemeriksaan Funduskopi
Pemeriksaan dilakukan dengan
bantuan oftalmoskop.
Yang diperiksa adalah keadaan retina
dan diskus optikus atau papila nervi
optici.
Nervus III, IV, VI: n. oculomotorius,
troclearis, abdusen
N. Oculomotorius
Fungsi : Somato motorik, visero motorik
Meninervasi m. rektus internus (medialis), m. rektus superior dan
m. rektus inferior, m. levator palpebra, serabut visero motorik
mengurus m. Sfingter pupil dan m. Siliare (lensa mata).
N. Troclearis
Fungsi : Somatomotorik
Menginervasi m. obliqus superior. Kerja otot ini menyebabkan
mata dapat dilirikkan ke bawah dan nasal.
N. Abdusen
Fungsi : Somatomotorik
Meninervasi m. Rektus eksternus (lateralis). Kerja mata ini
menyebabkan lirik mata ke arah temporal/ parietal.
Pemeriksaan n. III,IV,VI
Kelainan :
a)Tanda parinaud (+) (paralisis lirikan ketas)
b)Stabismus
c)Gerakan okulogirik
d)Diplopia
e)Gangguan gerakan bola mata kesamping
f)Gangguan gerakan bola mata adduksi, kebawah
3. Pemeriksaan dan interpretasi
reaksi pupil
Nervus V: Trigemus
Fungsi : Somatomotorik, somatosensorik
n. Trigeminus terdiri dari:
Saraf motorik : mempersarafi otot pengunyah : m. Masseter, m.
Temporalis, m. Pterigoideus.
Saraf sensorik : mempersarafi wajah dalam 3 cabang : n.
ophtalmicus, n. Maxillaris, n.Mandibularis.
Pemeriksaan:
1. Fungsi motorik n. Trigeminus
2. Fungsi sensorik n.Trigeminus
3. Reflek Trigeminal
1. Fungsi Motorik n. Trigemius
2. Fungsi sensorik n. Trigeminus
Menggunakan kapas dan jarum diperiksa rasa
raba, rasa nyeri dsb.
Kemudian lakukan pemeriksaan pada dahi, pipi
dan rahang bawah.
Interpretasi :
Normal : gangguan sensibilitas(-)
Kelainan :
Analgesi : tidak merasakan rangsang nyeri
Termanestesi : tidak merasakan rangsangan suhu
Anestesi : tidak merasakan rangsangan raba
3. Reflek Trigeminal
Nervus VII: Fasialis
Fungsi : Somatomotorik, viseromotorik, viserosensorik,
pengecapan, somatosensorik
Pemeriksaan:
1. Fungsi motorik n. Fasialis
2. Fungsi sensorik n. Fasialis
3. Parasimpatis n. Fasialis
2. Pemeriksaan fungsi pengecapan
Persiapan :
Bahan : larutan garam (rasa asin), gula (rasa
manis), kinine (rasa pahit), cuka (rasa asam)
Pemeriksaan:
1.Mintalah pasien untuk menjulurkan lidahnya
2.Bersihkan lidah sebelum pemeriksaan
3.Berilah rangsangan pada indera pengecapnya
2/3 bagian depan
4. Pasien cukup menuliskan apa yang terasa
diatas secarik kertas
Interpretasi :
Ageusia, Pargeusia, Hipoageusia dan Hemiageusia
3. Pemeriksaan fungsi parasimpatis
Nervus VIII: n. Vestibulokoklearis