Anda di halaman 1dari 27

Tugas Neurologi

azwari khairussidqi
safira sabrina
01
Nervus fasialis
Facial nerve

• Motorik
• Sensorik
• otonom
Facial nerve
Facial nerve
a. Parese nerve VII type central b. Parese nerve VII type perifer
Parese otot hanya pada lower face Parese otot wajah baik upper maupun lower (lesi
(kontralateral), karena upper face mendapat ipsilateral) pada sisi yang lumpuh
inervasi baik dari ipsilateral dan kontralateral
Pemeriksaan motorik
Pemeriksaan motorik
Perhatikan muka :
Saat diam : nilai Simetris pada lipatan dahi, pejaman mata, plika nasolabialis dan sudut mulut•

Saat bergerak :
• Frontalis : Mengangkat alis
• Corrugators supersili : mengerutkan dahi•
• nasalis : melebarkan cuping hidung
• Orbicularis oculli Memejamkan mata (keduanya/satupersatu)•
• Zygomaticus : tersenyum (menunjukkan gigi geligi)
• Orbicularis oris : mencucurkan bibir
• Buccinator : menggembungkan pipi•
Fungsi motorik
Pemeriksaan reflek
Pemeriksaan sensorik

• Taste Pengecapan 2/3 anterior lidah


• Tujuan : n. Chorda tympani.
• Cara : menggunakan cairan manis (Glukosa 4%), Asin (NaCI 2.5%), Asam (Asam
sitrat 1%), Pahit (0,075% quini HCI) untuk N.IX
• Pasien menutup mata, menjulurkan lidah, kemudian dikeringkan menggunakan
lidi kapas bahan tersebut disentuhkan di 2/3 anterior lidah. selesai pemeriksaan,
pasien berkumur air hangat, lidah dikeringkan lagi lalu ulangi dengan bahan lain
Pemeriksaan otonom
• Tes schirmer
Strip penyaring diletakkan di konjungtiva inferior selama 5
menit lalu tepian batas air mata yang tersaring ke kertas strip
diukur dengan satuan milimeter. Tes Schirmer normal apabila
setelah 5 menit, air mata membasahi kertas saring sejauh 10-
30mm. Hasil di bawah 10mm menunjukkan adanya
hiposekresi lakrimal, sedangkan hasil di atas 30mm
menunjukkan adanya hipersekresi akibat refleks lakrimal
yang overaktif atau adanya gangguan drainase lakrimal.
02
Meningeal sign
Meningeal sign

1. Kaku kuduk (nuchal rigidity)

2. Brudizinski I (neck sign)

3. Brudizinski II (resiprocal leg sign)

4. Brudizinski III (cheek sign)

5. Brudizinski IV (symphisis sign)

6. Kernig sign
Meningeal sign

1. Kaku kuduk (nuchal rigidity)


CARA:Penderita berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan kirinya di bawah kepala penderita,
tangan kanan di atas sternumpenderita, kemudian dilakukan fleksi kepala(dagu didekatkan ke dada).

HASIL:• Leher dapat bergerak dengan mudah, dagu dapatmenyentuh atas sternum, atau fleksi leher-> normal•
Adanya rigiditas leher dan keterbatasan gerakan fleksi leher: > kaku kuduk.
Meningeal sign

Brudzinski I (neck sign)


Sama seperti kaku kuduk : fleksikan kepala, kedua kaki dilihat (tes positif apabila kaki fleksi .
Meningeal sign

Brudzinski II (resiprocal leg sign)


Pasien berbaring, tungkai di fleksikan (Bila ada hemiparese, fleksikan kaki yang parese untuk respon kaki
yang sehat), kemudian difleksikan pada sendi panggul, gerakan reflektorik berupa fleksi tungkai kontralateral
pada sendi lutut dan panggul
Meningeal sign

Brudzinski III (cheek sign)


Penekanan pada pipi kedua sisi tepat dibawah os zygomaticus akan disusul oleh gerakan fleksi secara
reflektorik dikedua siku dengan gerakan reflektorik keatas sejenak dari kedua lengan.
Meningeal sign

Brudzinski IV (symphisis sign)


Penekanan pada simfisis pubis akan disusul olen timbulnya gerakan fleksi secara reflektorik pada kedua
tungkai disendi lutut dan panggul.

Syarat: kandung kemih kososng, tidak ada fraktur pada os coxae.


Meningeal sign

Kernig sign
Pasien tidur telentang, Posisi awal tungkai difleksikan 90° lalu ekstensikan kaki gerakan ke atas.N = bisa
sampai 135°. positif bila <135° pasien mengeluh nyeri/ ada tahanan/ fleksi tungkai kontralateral). Pasien tidak
sadar respon hanya tahanan saja.

Meningitis = bilateral
HNP = unilateral
03
Lesi UMN vs LMN
Komponen sistem syaraf

Komponen sistem syaraf

1. Upper motor neuron

2. Lower motor neuron

3. NMJ (neuro muscular junction)


Upper motor neuron
Lower motor neuron
UMN VS LMN

Upper motor neuron Lower motor neuron

1. Tonus meningkat 1. Tonus menurun

2. Refleks fisiologis meningkat 2. Refleks fisiologis menurun

3. Refleks patologis (+) 3. Refleks patologis (-)

4. Atropi (-) 4. Atropi (+)


\
\

Anda mungkin juga menyukai