Anda di halaman 1dari 7

Catatan Neurologi Vania

Fisiologi Kesadaran

Yang mengatur kesadaran :


 ARAS (ascending reticular activating system)
 thalamus
 korteks hemisfer

ARAS menerima input dari jaras sensorik umum (raba, nyeri suhu, posisi) dan khusus
(penginderaan) untuk selanjutnya berproyeksi ke inti-inti di thalamus, kemudian ke seluruh
korteks serebri.

komponen kesadaran :
 arousal ( keterjagaan diri sendiri)
 alertness (kewaspadaan terhadap rangsangan diri sendiri) yang baik

Kesadaran Kualitatif
1. komposmentis : sadar penuh terhadap diri sendiri dan lingkungan eksternal
2. somnolen : sadar penuh jika rangsangan suara / nyeri, rangsangan hilang ->
Kembali tidak sadar
3. stupor/sopor : sulit dibangunkan, responnya lambat dan inadekuat, setelah
ada respon lgsg Kembali tidak sadar
4. koma : hilangnya seluruh kesadaran

Alert : bisa buka mata spontan dan sadar lingkungan (CM)


Voice : respon terhadap suara
Pain : respon terhadap nyeri
Unresponsive : tidak respon
Kesadaran Kuantitatif
 rangsang nyeri dapat dilakukan otot trapezius, takik supraorbital, kuku dan sternum
 pemeriksaan M pada yang mengalami kelumpuhan ekstremitas ,pasien bisa
membuka mulut dan menjulurkan lidahnya.
 Pemeriksaan motorik :
o M5 : pasien bisa menggerakan tangannya hingga melewati klavikula utk
lokalisir nyeri
o M4 dan M3 : pasien fleksi siku tapi tidak melewati klavikula
o Perbedaan M4 dan M3 :
o M4 : lengan pasien fleksi siku secara cepat untuk menjauhkan lengan dari
tubuh. gerakan fleksinya dapat bervariasi jika pemeriksaan diulang
o M3: fleksi siku terjadi snagat lambat, jika diulang bentuk gerakannya sama
(stereotipik)

Pemeriksaan Refleks

1. Refleks Kornea
 komponen aferen : NV1
 komponen eferen : NVII
 refleks positif: jika lingkar. refleks di pons masih intak

2. Refleks Muntah
 aferen : N.IX
 eferen : N.X
 pemeriksaan : sentuh dinding faring posterior dengan spatula / suction.
 positif : jika medula oblongata masih intak
Kondisi lain terkait gangguan kesadaran :

Delirium
 kriteria diagnosis delirium
 gangguan atensi dan kewaspadaan
 berlangsung jangka pendek
 gangguan tambahan kognitif

Mati Otak (Brain Death)


1. koma
2. tidak ada refleks batang otak
 refleks pupil (-)
 pergerakan bola mata (-) saat refleks okulosefalik dan tes kalori
 refleks kornea (-)
 gerakan otot wajah (-)
 relfkes muntah dan batuk (-)
TANDA RANGSANG MENINGEAL
 Prinsip TRM : memberikan tekanan dan meningen dan radiks saraf
(nerve root )spinalis yang mengalami iritasi dan menjadi hipersensitif.
tekanan tersebut akan meninmbulkan reaksi kompensasi -> posture /
kontraksi otot bersifat protektif
 reaksi TRM tidak selalu muncul

Kaku kuduk
 pastikan tidak mengalami cedera vertebra servikal / lesi kompresi
medula spinalis segmen servikal, dan kaku leher (gerakan pasif pasien ke
kanan dan kiri,angkat bahu untuk mengetahui ada tidaknya tahanan
atau ekstensi leher )

 pemeriksaan :

 berbaring tanpa bantal


 tangan kiri : belakang kepala pasien
 tangan kanan : menahan dada pasien
 fleksikan leher kearah dada
 hasil :
o positif : terdapat tahanan pada leher atau pasien mengeluh nyeri
saat fleksi leher
Brudzinski Test
1. Brudz 1 : fleksikan leher kaya kaku kuduk
 positif : fleksi sendi panggul dan lutut kedua tungkai
2. Brudz 2 : fleksi pasif sendi panggul dan lutut
 fleksi dari sendi panggul kontra lateral
3. brudz 3 ( cheek sign) : tekanan pada kedua pipi inferior arkus
zigomatikus
 hasil positif : fleksi pada siku dan sentakan pada kedua
lengan bawah
4. Brudz 4 ( symphyseal sign) : memberikan penekanan pada simfisis pubis
 positif : fleksi pada kedua tungkai
Kernig Tes :
 positif : tidak dapat melakukan ekstensi lutut ( membentuk sudut
> 135 derajat )

Tes Koordinasi :
 Tes telunjuk hidung : pasien rentangkan tangan dulu jauh, suruh
tunjuk hidungnya, smakin cepat, buka mata, tutup mata
Jika tidak bisa : gangguan koordinasi sereblum, lihat juga pakah
ada intensi tremor
hypometria : tidak sampe
hypermetria : kelewatan

Pemeriksaan Pada Pasien Tidak Sadar


1. Pupil
 jenis refleks menentukn setinggi apa
 dikatakan anisokor jika beda >= 2mm antara kiri dan kanan.
 pupil bereaksi lambat (sluggish pupil) -> pengaruh obat penyekat
neuromuskulat, tetes mata midriatik, penggunaan albuterol.
2. gaze dan gerakan ekstraokular
 gaze : pegang kedua kelopak mata pasien agar tetap terbuka, amati
posisi kedua bola mata pada keadaan netral.
 refleks okulosefalik : pastikan tidak terdapat cedera servikal.
menggerakan kepala pasien secara cepat berotasi ke arah horizontal
dan vertical. hasil + : bila gerakan kedua bola mata ke arah
berlawanan dari rotasi kepala.

Pemeriksaan Refleks Pupil


1. Refleks Cahaya
 refleks cahaya melibatkan komponen aferen N.II dan eferen N.III.
 cahaya -> serabut aferen (N.II) -> chiasma opticus -> tractus
opticus -> nucleus Edinger Westphal -> bersinaps dengan eferen
N.III -> invervasi otot spinchter pupil -> konstriksi pupil

Anda mungkin juga menyukai