PERDARAHAN
POSTPARTUM
Definisi
◦ S (Shift to theatre)
◦ Jika perdarahan masih tetap terjadi, evakulasi pasien keruang
operasi. Kompresi bimanual dilakukan selama ibu dibawa ke
ruang operasi.
◦ T (Tamponade intrauterine or uterine packing )
◦ Pada keadaan perdarahan masih berlangsung seteleah
langkah-langkah diatas , pikirkan juga ada kemungkinan
koagulopati dan atoni refrakter.
◦ Tamponade uterus dapat mengurangi perdahan -> memberikan
kesempatan untuk koreksi faktor pembekuan
◦ Tindakan ini dapat menghentikan perdarahan, mencegah
koagulopati karena perdarahan masif dan kebutuhan tindakan
bedah
Teknik Tamponade
Penggunaan:
◦ Sengstaken-Blakemore Tube
◦ Rusch Hydrostatic Urological Balloon
◦ Bakri Balloon
◦ Kateter Foley
◦ Kondom kateter hidrostatik
◦ Ataupun dengan cara klasik menggunakan
kassa tampon intrauterin
Arulkumaran, 2007 (46 penelitian), keberhasilan:
◦ Embolisasi arteri 90,7%
◦ Balon tamponade 84%
◦ Kompresi uterus dengan penjahitan 91,7%
◦ Ligasi arteri iliaka interna atau devaskularisasi uterus
84,6%
WHO Guidelines for the Management of Postpartum Haemorrhage and Retained Placenta. 2009
Foley,Michael R. Obstetric Intensive Care Manual. McGraw-Hill. 2011
Embolisasi Arterial
◦ Pembuluh darah (arteri iliaka interna, uterine atau ovarika) dicapai
dengan cara kateter melalui arteri femoralis
◦ Keberhasilan dalam mengatasi perdarahan postpartum dengan
embolisasi arterial ini mencapai 85-95%.
◦ Menghindari tindakan operatif dan mempertahankan fertilitas.
◦ Komplikasi tindakan adalah perforasi pembuluh darah, hematoma,
infeksi dan nekrosis jaringan.
WHO Guidelines for the Management of Postpartum Haemorrhage and Retained Placenta. 2009
Foley,Michael R. Obstetric Intensive Care Manual. McGraw-Hill. 2011
LASERTASI JALAN LAHIR
Tatalaksana laserasi Jalan
lahir
Robekan perineum grade I -> jahit dengan catgut secara jelujur atau
jahitan angka delapan (Figure of eight)
Robekan perineum tingkat II ->
◦ jika dijumpai pinggir robekan yang tidak rata atau bergerigi ,ratakan
terlebih dahulu. Pinggir robekan dijepit dengan klem, lalu gunting.
◦ Otot dan mukosa dijahit dengan menggunakan catgut baik dengan
metode interruptus atau jelujur. Jahita mukosa dimulai dari puncak
robekan.
◦ Robekan perineum tingkat III dan IV -> Rujuk