Anda di halaman 1dari 3

The British Journal of Psychiatri (2017)

211,169-174 DOI : 10.1192/bjp.bp.117.202259

Kurang Tidur Sebagai Pemicu Episode Suasana Hati Pada Gangguan Bipolar : Perbedaan Individu
Berdasarkan Subtipe Diagnostic Dan Jenis Kelamin

Katie Swaden Lewis, Katherine Gordon-Smith, Liz Forty, Arianna Di Florio, Nick Craddock , Lisa Jones and Ian Jones

Latar Belakang

Kurang tidur dapat memicu episode suasana hati pada orang dengan gangguan bipolar, tetapi perbedaan individu dapat
mempengaruhi kerentanan pada pemicu ini.

Tujuan

Untuk menentukan apakah subtype gangguan bipolar tipe 1 (BP-1) atau tipe 2 (BP-II) dan jenis kelamin berhubungan
dengan kerentanan terhadap pemicu yaitu kurang tidur.

Metode

Selama wawancara semi-terstruktur, 3140 individu (68% wanita ) dengan gangguan bipolar (66% BD-I) melaporkan apakah
kekurangan tidur telah memicu episode suasana hati baik tinggi atau rendah. DSM-IV diagnosis subtipe bipolar berasal dari
catatan kasus dan data wawancara.

Hasil
Kurang tidur memicu episode peningkatan suasana hati dikaitkan dengan jenis kelamin perempuan (odd ratio (OR) = 1.43,
95% cl 1.17-1.75, p < 0.001 ) dan subtype BD-1 (OR = 2.81 95% CI 2.26 -3.50, P< 0.001). analisis pada kekurangan tidur yang
memicu suasana hati yang rendah tidak signifikan.

Kesimpulan
Jenis kelamin dan subtype bipolar dapat meningkatkan kerentantan terhadap peningkatan suasana hati yang tinggi setelah
kurang tidur. Hal ini sebaiknya dipertimbangan dalam situasi dimana pasien mengalami gangguan tidur, seperti pada saat
bekerja shift, dan melakukan perjalanan internasional.

Banyak bukti yang menunjukan bahwa kekurangan tidur, selain menjadi gejala inti dan tanda peringatan dini dari
episode mood yang akan datang, juga dapat memicu kekambuhan, terutama mania. Namun kekurangan tidur tidak
menjadi pemicu pada semua individu dengan gangguan bipolar, dan pada individu yang rentan terhadap pemicu itu dapat
berbeda baik menjadi mania atau depresi. selain membantu pemahaman kita tentang mekanisme yang mendasari penyakit
bipolar,pengertian mengenai faktor yang mempengaruhi hubungan antara tidur dan suasana tidur dapat membantu dokter
untuk memprediksi individu mana yang paling mungkin untuk mengalami kekambuhan setelah periode kekurangan tidur
( contohnya saat perjalanan Panjang atau saat kerja shift) dan menginformasikan teknik manajemen diri seperi “e-
monitoring”. Dua faktor yang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap kekambuhan setelah kekurangan tidur adalah
subtype diagnostic bpolar dan jenis kelamin. Gangguan bipolar tipe I (BD-I) dan tipe II (BD-II) adalah subtipe gangguan
bipolar yang dibedakan (berdasarkan kriteria DSM) dengan adanya episode manik (BD-I) atau episode hiponaik (BD-II).
Penting untuk mencari tahu apakah terdapat efek yang berbeda pada suasana hati pasien dengan BD-I dan BD-II yang
mengelami gangguan tidur, mengingat bahwa keduanya mewakili dua diagnostic subtipe bipolar dengan penyakit dan
gejala klinis yang berbeda. Jenis kelamin juga dapat mempengaruhi kerentanan terhadap episode suasana hati setelah
kurang tidur dengan adanya bukti yang menunjukan bahwa wanita lebih rentan terhadap disregulasi emosinal setelah
kekurangan tidur dan lebih cenderung mengalami insomnia daripada laki-laki. Oleh karena itu, dengan adanya sampel
individu yang besar dan memiliki karakter pada gangguan bipolar, studi Bipolar Disorder Research Network (BDRN) , kami
memeriksa tingkat episode suasana hati yang dicetuskan oleh kekurangan tidur, berdasarkan subtipe bipolar dan jenis
kelamin.
Metode
Partisipan

Sampel didapatkan dari BDRN, sebuah program penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
penentu lingkungan dan genetik pada gangguan bipolar menggunakan data fenotipe. Partisipan direkrut dari ;uar UK,
secara sistematik (via National Health Service (NHS). Komunitas kesehatan mental) dan secara non-sistematik (melalui iklan
di media dan melalui dukungan organisasi, seperti bipolar UK). Protokol studi telah disetujui oleh komite etik penelitian
NHS (MREC /98/7/01) dan dan oleh semua dewan perwalian dan kesehatan NHS yang berpartisipas. Seluruh partisipan
telah menulis informed consent.

Kriteria Inklusi dan kriteria Eksklusi

Untuk inklusi pada program penelitian BDRN, tiap individu memiliki diagnosis gangguan afektif seumur hidup
setidaknya usia 18 tahun dan memiliki etnis kulit putih inggris atau Irlandia (fokus pada penentu genetik gangguan suasana
hati). Kriteria ekskulasinya adalah gangguan afektif sekunder karena penyalahgunaan alcohol atau substansi, sakit-
penyakit,, gangguan otak oganik atau karena pengobatan. Partisipan yang termasuk dalam studi saat ini telah memiliki
diagnose gangguan bipolar (BD I dan BD II) berdasarkan DSM-IV dan telah dilakukan interview mengenai kekurangan tidur
yang menyebabkan episode pada suasana hati. Total partisipan yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah 3140 orang.

Penilaian
Penliaian dan prosedur diagnosis dilakukan oleh psikolog dan psikiater yang sudah terlatih untuk penitian.
Diagnosis dilakukan berdasarkan informasi yang didapatkan menggunakan interview yang bersifat semi structural,
penilaian klinis pada neuropsikaitri, dan catatan kasus psikiatri. Informasi lebih lanjut informasi mengenai apakah
kekurangan tidur pada pasien dapat memicu peningkatan episode suasana hati atau menjadi penurunan suasana hati
(depresi) didapatkan pada interview, dimana partisipan ditanya mengenai pemicu yang spesifik sebelumnya terhadap
episode suasana hati mereka. Pilihan jawabannya berubah. Selain itu pertanyaan juga berupa apakah pasien memiliki
penyakit tertentu atau sedang menjalanan pengobatan, obat-obatan yang dikonsumsi dan alcohol. Jawaban partisipan
berupa “ ya “ , “ tidak” , “tidak yakin”, “ tidak aplikatif “, untuk setiap pertanyaan. Pilihan “ tidak aplikatif” sigunakan saat
individu tidak mengalami episode suasana hati yang relevan, atau tidak mengalami pemicunya. (contohnya : jika seseorang
dengan BD-I tidak pernah mengalami episode depresi, maka pertanyaan mengenai pemicu episode depresi tidak aplikatif )

Analisis Statistik

Seluruh analisis dilakukan menggunakan SPSS versi 20. Analisis awal digunakan metode chi-sqaure (X 2) untuk
menginvestigasi hubungan antara subtipe bipolar (BD-I , BD-II), dan jenis kelamin (wanita, laki-laki), dan laporan partisipan
mengenai kekukrangan tidur yang memicu terjadinya episode (hipo)mania dan depresi. Uji chi-square inisial untuk
independent termasuk seluruh respons pada pertanyaan mengenai pemicu. Contohnya ( “ ya”, “ tidak”, dan “tidak yakin”).
Uji yang menunjukan hubungan signifikan dilanjutkan dengan uji chi-square berpartisi yang hanya menilai dengan jawaban
“ ya “ dan “tidak”.
Untuk analisis yang signifikan pada tingkat univariat, kami melakukan analisis regresi logistic multivariat pada
subtipe bipolar dan jenis kelamin sebagai predictor dan apakah kehilangan tidur menjadi pemicu episode suasana hati
sebagai hasilnya. Hal ini memungkinkan kami untuk menontrol usia, jumlah episode (hipo)mania atau depresi (bergantung
pada apakah kekurangan tidur memicu peningkatan atau penurunan mood) , dan metode rekrutmen( sistematik atau non
sistemik). Kovariat ini dipilih karena hubungan potensial dengan kemungkinan kekurangan tidur sebagai pemicunya.
Seluruh uji adalah uji dua sisi dengan P< 0,05 kriteria untuk signifikansi statstik.

Hasil

Total dari 3140 individu masuk dalam kriteria inklusi, diantaranya 2075 (66%) memiliki diagnosis BD-I dan 1065 (34%)
memiliki diagnosis BD-II. Pada sample, sebanyak 68% sampel adalah wanita (n=2146), dan rata-rata usia adalah 46.44
tahun (berkisar dari 18-86 tahun, s.d = 12.40)

Prevalensi kekurangan tidur yang memicu episode suasana hati pada gangguan bipolar
Respon untuk gangguan tidur dan pemicu lain yang ditanyakan secara spesifik pada saat interview ditulis pada
table 1.
Frekuensi Response Pemicu Episode Suasana Hati Pada Gangguan Bipolar (n=3140)
Pemicu Episode Suasana Hati , n (%)
Tabel 1
Mode Episode , Kekurangan Penyakit Fisik Alcohol Non-prescription Medikasi
reponse tidur drugs
Mood tinggi
Ya 627(20.0) 82 (2.6) 231 (7.4)
Tidak 2325(74.0) 2952 ( 94.0) 2706 (86.2)
Tidak aplikatif/tidak 188(6.0) 106 (3.4) 203 (6.5)
yakin
Depresi
Ya 271 (8.6) 242 (7.7)
Tidak 2555(81.4) 2526 (80.4)
Tidak aplikatif/ tidak 314 (10.0) 372 (11.8)
yakin

Anda mungkin juga menyukai