Anda di halaman 1dari 25

ENDOMETRIOSIS

Definisi endometriosis

• Keadaan dimana ditandai


adanya jaringan endometrium
diluar cavum uteri, yang secara
histologik ditemukan adanya
kelenjar endometrium &
stroma dengan atau tanpa
reaksi peradangan.

• Endometriosis terutama
tumbuh di rongga pelvis,
ovarium,cavum douglas.
Faktor Resiko

• Wanita dengan haid yang banyak dan lama


• Menarche di usia dini
• Perempuan dengan kelainan ductus muller
• Konsumsi alcohol dan merokok
• Riwayat endometriosis dalam keluarga
Patogenesis
Ada 4 teori utama dari Endometriosis :
1. Teori Halban: teori aliran limfatik
2. Teori Meier : teori metaplasia Mullery
3. Teori Sampson : menstruasi retrograde
4. Teori faktor Genetik dan Imunologik.
Teori Halban: teori aliran limfatik

Sel endometrium masuk dalam


Pembuluh darah dan sistemik limfatik

Terjadi penyebaran sistemik

Invasi, implantasi dan ploriferasi sel


Endometrium pada organ ekstra uteri
Teori Meier : teori metaplasia Mullery

• Endometriosis  dari transformasi Saluran muller,epitel


metaplastik sel epitel coelom yang berasal Terminal, peritoneum
dari saluran Muller
• Sel berdiferensiasi  sel peritoneal & sel
pada permukaan ovarium

Metaplasia selomik
• Teori ini masih dianut karena pada
sindroma Mayer-Rokitansky-Kustner atau
lelaki dengan kanker prostat yang diobati
dengan estrogen dosis tinggi 
ditemukan lesi endometriosis
Pertumbuhan
endometrium
Teori Transplantasi (theory retrograde
menstruation)
Darah menstruasi berbalik melewati tuba

Sel endometrium menempel pada


organ intraabdomen atau perineum

Terjadi implantasi dan proliferasi sel


endometrium
Teori faktor Genetik dan Imunologik

• Penurunan imunitas seluler pada jaringan endometrium


wanita yang menderita endometriosis
• Cairan peritoneum wanita dengan endometriosis
- ditemukan aktivitas makrofag yang
meningkat
- penurunan aktifitas natural killer sel
- penurunan aktifitas sel limfosit
• Makrofag  aktifkan jaringan endometriosis 
menurunan sistim imunologik tubuh  menyebabkan
jaringan endometriosis terus tumbuh
Sites of endometriotic lesions

• Most common : ovary  60 – 70% of patients


bilateral in about 50%
• Common : peritoneum of posterior cul de sac
uterosacral ligaments
round ligaments
fallopian tubes
peritoneum of uterus
vesicouterine fold
rectosigmoid serosa
• Less common : caecum, appendix, cervix,
vagina, bladder, small bowel,
lymph node, omentum
• Unusual : umbilicus, laparotomy scar,
episiotomy scar, inguinal scar,
vulva, Gartner duct
• Rare : spinal canal, kidney, breast,
pleura, lung, bronchus, arm,
hand, thigh, spleen, heart,
male bladder
Patologi

• Sering pada ovarium


(kanan dan kiri)
• Tampak kista-kista biru kecil
sampai besar berisi darah
tua menyerupai coklat
• Kelenjar dan stroma
endometrium
• Perdarahan (eritrosit,
hemosiderin, makrofag)
Klasifikasi

endometriosis
Gejala klinis

dismenore dispareunia infertilitas

Poli dan
menoragia
hipermenore
Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan bimanual : menilai ukuran, posisi dan mobilitas uterus


• Pemeriksaan rektovagina : palpasi ligamentum sakrouterina dan
septum rektovagina -> nodul endometriosis (nyeri)
• Massa adneksa kistik yang membesar dan mobile atau terfiksir pada
organ pelvis lain
Pemeriksaan dan Diagnostik

Ultrasonografi (USG)
• USG hanya dapat digunakan untuk mendiagnosis endometriosis
(kista endometriosis) >1cm, tidak dapat digunakan untuk melihat
bintik-bintik endometriosis ataupun perlengketan.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
• MRI dapat digunakan untuk melihat kista, massa ekstraperitoneal,
adanya invasi ke usus dan septum rektovagina.
• Pemeriksaan serum CA 125
• Serum CA 125 adalah petanda tumor yang sering
digunakan pada kanker ovarium. Pada endometriosis
juga terjadi peningkatan kadar CA 125. Namun,
pemeriksaan ini mempunyai nilai sensitifisitas yang
rendah. Kadar CA 125 juga meningkat pada keadaan
infeksi radang panggul, mioma, dan trimester awal
kehamilan. CA 125 dapat digunakan sebagai monitor
prosgnostik kekambuhannya tinggi. Bila didapati CA
125 > 65 mIU/ml praoperatif menunjukkan derajat
beratnya endometriosis.
• Laparoskopi
Laparoskopi merupakan alat
diagnostik baku emas untuk
mendiagnosis endometriosis.
Lesi aktif yang baru berwarna
merah terang, sedangkan lesi aktif
yang sudah lama berwarna merah
kehitaman.
Lesi nonaktif terlihat berwarna
putih dengan jaringan parut.
Pada endometriosis yang tumbuh
di ovarium dapat terbentuk kista
yang disebut endometrioma.
Biasanya isinya berwarna cokelat
kehitaman sehingga disebut
endometrioma.
Penampilan laparoskopik
1. Implant vesikuler
2. Implant bentuk tonjolan ( papil)
3. Lesi hemoragik
4. Lesi noduler
5. Implant yang telah sembuh
• Pemeriksaan Patologi Anatomi
• Pemeriksaan pasti dari lesi endometriosis adalah didapatkan adanya
kelenjar dan stroma endometrium.
Uji Fungsional dengan Analog GnRH

• Memberikan analog GnRH satu kali saja pada saat


haid dan setelah itu dinilai apakah keluhan
menghilang atau tidak
• Bila keluhan menghilang  endometriosis + (70-80%)
dan analog GnRH dilanjutkan untuk 5 bulan lagi
• Bila keluhan tidak hilang  kemungkinan besar
menderita jenis kelainan lain seperti penyakit radang
panggul, tumor ovarium dll
Differential Diagnosis

• Dysmenorrhoe primer
• Adenomiosis uteri
• Radang pelvis
• Tumor adneksa
• Kista ovarium
• Penyakit psikosomatik
PENATALAKSANAAN

• Pemberian antinyeri
Paracetamol 3 x 500 mg
ibuprofen 3 x 400 mg
asam mefenamat 3 x 500 mg
• Pil Kontrasepsi Dosis Rendah
kombinasi monofasik (1 x sehari selama 6-12 bulan)
• Progestin
menyebabkan efek antiendomtriosis (Desidualisasi dan atrofi
jaringan endometrium)
• Danazol : meningkatkan androgen tinggi dan estrogen menjadi rendah
Terapi

• Operasi : - Laser atau electrocauter


- Salpingo-oophorektomi
- Presacral neurektomi
- Histerektomi totalis
• Non operasi : - Radioterapi
- Obat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai