5. Kekuatan otot
5 Dapat melawan tahanan kita
4 Dapat melawan tahanan ringan
3 Dapat melakukan gerakan gaya gravitasi, tapi tidak
dapat melawan tahanan ringan
2 Dapat melakukan gerakan ke samping, tidak dapat
melakukan gerakan melawan grafitasi
1 Bila hanya kontraksi otot (dengan memberikan
rangsangan cubitan pada otot yang diperiksa
0 Plegi tidak ada gerakan sama sekali
Otot Ekstremitas Atas
– deltoid (C5-6) n axilaris
– biseps (C5-6) n muskulokutaneus
– triseps(C6-7-8) n. radialis
– brachioradialis (C5-6) n. radialis
– pronator teres (C6-7) n. medianus
– Fleksor carpi ulnaris (C7-8-Th1)n. ulnaris
– Fleksor carpi radialis (C6,7)n. medianus
– interossei (C8-T1) Ulnaris
Otot Ekstremitas Bawah
– Iliopsoas
– quadriceps femoris
– hamstring
– gluteus maximus
– gluteus medius, minimus
– gastrocnemius
– soleus
– tibialis anterior
– tibialis poterioe
Fungsi Cerebelum :
Koordinasi
a. Disdiadokokinesia
b. Finger to nose
e. Rebound phenomena
f. Intention tremor
g. Scanning speech
Tonus
- Pemeriksaan tonus
Keseimbangan
a. Romberg test
- Pasien berdiri kaki rapat dan amat terpejam
- Akan jatuh ke sisi lesi
b. Tandem walking
- Jalan dengan mengikuti garis lurus
- Akan jatuh ke sisi lesi
Memori
Pemeriksaan Gait
Pemeriksaan Gait :
A. Normal walk
B. Tip toe walking
C. Heel walking
D. Tandem walking
E. Romberg test
F. Unterberger test
G. Babinski Weil test
Patologik Gait
GAIT PENJELASAN CAUSA
Spastik Pelan, kaku Kortikal bihemisfer
ataxic Tidak teratur, tidak Cerebellar disease
seimbang
Distonik Normal tapi ada Extrapiramidal korea
gerakkan tambahan atetose
mendadak
Hipokinetik Kecil-kecil pelan Parkinson
Sirkumduksi Kaki yang lemah nyeret UMN paretik
Steppage Jalan seperti ayam jago Kelamhan satu tungkai
mic : drop foot
Hyperextended knee Hiperekstensi pada Kelemahan quadtrisep
paha saat jalan
Tredelenburg Pelvis miring ke kaki Hip abductor weak
yang melangkah
Duchene Saat melangkah tubuh Bisa kelemahan
miring ke kaki yang abductor atau koksitis
stabil
Lordotik Saat jalan membungkuk Kelemahan otot pelvis
Pemeriksaan Reflek Fisiologis
a. Refleks Superficial
- Refleks kornea
- Refleks umbilicus
- Refleks cremaster
- Refleks Anal
b. Reflex Deep
- Refleks Biseps
- Refleks Triseps
- Refleks Periostoradialis
- Refleks Periostoulnaris
- Refleks Patella
- Refleks Achilles
- Klonus Patella
- Klonus Kaki
a. Extremitas Superior
- Hoffman
- Tromer
- Leri
- meyer
b. Extremitas Inferior
- Babinski
- Chaddock
- Oppenheim
- Gordon
- Scaffer
- Gonad
- Stransky
- Rossolimo
- Mendel-Bechtrew
Tes Provokasi
Patrick’s sign
Pasien dalam keadaan berbaring, maleolus externa/ lateral tungkai
yang diperiksa diletakkan pada patella tungkai yang lain. Kemudian
dilakukan penekanan lutut kebawah.
+ terasa nyeri di sendi sakroiliaca
Contrapatrick’s sign
Felxi pada sendi lutut, kemudian kerjakan endorotasi serta adduksi,
lalu tekan tungkai tersebut sejenak pada lutut
+ terasa nyeri di sendi sakroiliaca
1. Laseque sign
Tungkai pasien diangkat secara perlahan tanpa felxi di lutut, positif
bila <60 terasa sakit menjalar mulai dari pantat sampai ke ujung kaki
Pada HNP satu sisi, Laseq positif pada satu sisi saja, sedang pada
meningeal;s positif pada kedua sisi
2. Crossed Laseq
Flexi sendi paha yang tidak sakit dengan lutut tetap ekstensi
+ bila terasa sakit pada sensi yang sakit
3. Reserve SLR (femoral stresch=ely test)
Pasien posisi telungkup (pronasi), kemudian flexikan lutut maksimal
+ bila terasa nyeri pada punggung menjalar ke sisi yang sakit
4. Sigard’s sign
Seperti Laseq, disertai dorsoflexi ibu jari kaki
+ bila terasa nyeri sepanjang ischiadicus
5. Baragard’s sign
Seperti Laseq, disertai dorsoflexi kaki
+ bila terasa nyeri sepanjang ischiadicus
6. Minor’s sign
Pasien pada posisi duduk diminta berdiri. Pada saat berdiri, pasien
memflexikan tungkia yang sakit, sambil satu tangannya memegang
pinggangnya yang sakit
7. Neri’s sign
Pasien berdiri lurus, bila diminta membungkuk ke depan, tungkai
yang sakit akan ditekuk
8. Sciatic tension test
Seperti Laseq, setelah timbul nyeri dilakukan flexi pada sensi lutut
kira-kira 20, kemudian dilakukan lagi felxi pada sendi paha sehingga
timbul nyeri lagi. Penekanan pada fossa poplitea pada saat ini akan
menimbulkan nyari yang hebat pd daerah sepanjang perjalanan n.
ischiadicus
9. Chin test maneveur
Felxi pasif pada leher sehingga dagu mengenai dada, akan terjadi
tarikan pada akr saraf, terutama thoracal bawah dan lumbal atas
terasa nyeri
10. Vietas & naffziger test
Pasien dalam posisi tegak dilakukan penekanan pada vena jugularis
dengan tangan (Viets), tekanan dipertahankan sampai pasien
mengeluh kepala terasa berat/ minimal 2 menit. Penekanan bisa
dengan manset sfigmomanometer sebesar 40 mmHg selama 10 menit
(Naffiger). Akan terasa nyeri radikuler pada akar saraf yang sakit
11. Valsava test
Pada saat duduk pasien diminta mengejan, positif bila terdapat nyeri
sepanjang N. Ischiadicus
12. Door bell sign
Perkusi dengan hammer pada daerah lumbal bawah akan
menyebabkan nyeri pada paha & tungkai (biasanya didaerah betis).
Tes ini diibaratkan kalau kita menekan tombol bel, bunyi akan
muncul di tempat yang jauh
13. Bonnet’s sign (piriformis sign)
Seperti Laseq, disertai adduksi & rotasi internal pada tungkai, akan
nyeri sepnajang N. Ischiadicus
14. Spurling’s sign
Modifikasi Laseq, dengan flexi paha sampai pada sudut mendekati
nyeri, kemudian dilanjutkan flexi pada leher, akan timbul nyeri
sepanjang N. Ischiadicus
15. O’Connel;s test
Kedua paha diflexikan secara bersama-sama seperti Laseq sampai
pada sudut timbul nyeri. Kemudian tungkai yang normal diturunkan
ke tempat tidur, terjadi eksaserbasi nyeri yang kadang disertai
parestesia
16. Kemp test
Pasien berdiri diminta melakukan gerakan lateroflexi tulang
punggung (dalam ektensif). Positif bila terasa nyeri radikuler di sisi
tubuh lateroflexi. Pada pasien HNP gerakan rotasi masih dapat
dilakukan dengan baik