Anda di halaman 1dari 65

Doni Setiyawan, S.Kep., Ns., M.Kep.

, CWCS
Proses Sensori
Proses sensori adalah proses masuknya rangsang
melalui alat indera ke otak (cerebral), kemudian
kembali melalui saraf motoris dan berakhir dengan
perbuatan (aksi)
Pengkajian dalam Keperawatan
Medikal Bedah
Membaca Medical Record klien (untuk klien lama) dan
melakukan anamnesa (untuk klien baru), meliputi :
1. Identitas klien
2. Riwayat penyakit (dahulu dan sekarang)
3. Keluhan utama saat masuk
4. Riwayat pemeriksaan, diet, dan pengbatan mulai dari
saat masuk.
5. Pengkajian langsung pada klien atau keluarga.
(anamnesa)
6. Melakukan Pemeriksaan Fisik
Sistem Saraf
Sistem saraf memiliki dua komponen utama:
Sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang
Sistem saraf perifer, yang terdiri dari semua jaringan
saraf lain di tubuh. Sistem saraf perifer pada gilirannya
terdiri dari sistem saraf somatik dan sistem saraf
otonom. Sistem saraf somatik bertanggung jawab untuk
semua kontraksi otot secara sadar dan pengolahan
informasi sensorik, sedangkan bagian lain dari sistem
saraf perifer mengontrol proses tubuh yang tak sadar.
Anamnesis
Kelainan sistem saraf bisa menimbulkan berbagai gejala :
Nyeri kepala
Kejang, pingsan atau gerakan aneh
Pening atau vertigo
Mslh penglihatan
Kelainan penciuman
Kesulitan berbicara
Mslh menelan
Kesulitan berjalan
Ekstremitas lemah
Gg sensori
Gerakan involunter atau tremor
Mslh pengendalian sfingter (BAB & BAK)
Gg fungsi mental luhur sprt bingung atau perubahan kepribadian
Lanjutan anamnesis

Riwayat penykt dahulu


rwyt gg neurologis sblmnya
rwyt penykt sistemik kardiovaskuler
Obat-obatan
pengobtn yg mnybbkn timbulnya gejala
Riwayat keluarga
rwyt gg neurologis dlm keluarga
Riwayat sosial
ktdkmmpuan yg dimiliki ps?
Megapa ps tdk mmp mlkkn apa yg diingnkn?
apakh ps mggnkn alat bantu?
Pemeriksaan Fisik
Tujuan utama : mengungkapkan dan menjelaskan
defisit fungsi dan menjelaskan kemungkinan lokasi
anatomis dari otak
Bgmn tingkat kesadaran ps
Tntukan dg GCS (Glasgow Coma Scale)
Inspeksi
Mengamati adanya berbagai kelainan pd neurologis :
- Kejang
- Tremor/gemetar
- Twitching (grkn spasmodik yg berlngsng singkat
sprt otot lelah, nyeri setempat)
- Korea (grkn involunter/tdk disadari, kasar, tnp
tujuan, cepat, tersentak-sentak, tdk terkoordinasi)
Jenis jenis kelemahan anggota gerak
A. Parese adalah kelemahan/kelumpuhan parsial yang
ringan/tidak lengkap atau suatu kondisi yang ditandai
oleh hilangnya sebagian gerakan atau gerakan
terganggu.
1. Monoparese adalah kelemahan pada satu ekstremitas atas
atau ekstremitas bawah
2. Paraparese adalah kelemahan pada kedua ekstremitas bawah
3. Tetraparese/Quadriparese adalah kelumpuhan/kelemahan
yang disebabkan oleh penyakit atau trauma pada manusia
yang menyebabkan hilangnya sebagian fungsi motorik
pada keempat anggota gerak
B. Paralisis (kelumpuhan yg sempurna)
1. Monoplegia : kelumpuhan otot salah satu anggota gerak.
2. Hemiplegia : kelumpuhan otot lengan tungkai berikut
wajah pada salah satu sisi tubuh.
3. Paraplegia kelumpuhan otot pada anggota gerak bawah.
4. Tetraplegia kelumpuhan otot lengan dan tungkai
(keempat anggta gerak)
Pemeriksaan Refleks
Refleks Superfisial
cara : menggores kulit abdomen dg empat goresan mmbntk
segi empat di bwh Xifoid (di atas simpisis)
Refleks Tendon
mengetuk dg mggnkn hummer pd tendon biseps, triseps,
patela dan achiles
hasil : biseps (trjd fleksi sendi siku), triseps (trjd ekstensi pd
siku), patella (trjd ekstensi sendi lutut)
 hiperefleks  upper motor neuron
 hiporefleks  lower motor neuron
Refleks Patologisi
refleks babinsky dg cr menggores permukaan plantar kaki dg
alat yg sdkt runcing
 reaksi ekstensi ibu jari, maka hasilnya positif
Pemeriksaan Rangsang/Tanda Meningeal
 Ada beberapa tanda rangsang meningeal yang dijumpai saat melakukan
pemeriksaan pada pasien dengan gangguan neuorologi, diantaranya :
 Kaku kuduk
 ps terlentang, leher ditekuk
 normal : dagu nempel di dada dan tdk ada tahanan
 Brudzinsky I
 ps trlntng, letakkn satu tangn di bawah kepala, tngn lain diletakkn di dada
untk mncgh badan terangkt, kemudian kepala difleksikan.
 Brudzinsky II
 ps trlntg, fleksikan scr pasif tungkai atas pd panggul, ikuti fleksi tungkai
lainnya.
 bila sendi lutut lainnya dlm keadaan ekstensi, mk terdpt tanda miningeal.
 Tanda Kerniq
ps trlntng, fleksikan tungkai atas agak lurus, kmdian luruskn tungkai bwh pd
sendi lutut.
 normal : dpt mmbntk sudut 135 drjt trhdp tungkai bawah
Pemeriksaan Kekuatan dan Tonus Otot
Menilai bagian ekstremitas dan memberi tahanan atau
mengangkat serta menggerakkan bagian otot yg akan
dinilai.
Kekuatan otot dapat diukur dengan menggunakan skala
0-5 pada lokasi otot yang akan dinilai. Kekuatan otot
diukur dan dibandingkan antara ekstremitas bagian kanan
dan kiri (Batticaca, 2011)
Pemeriksaan Status Kesadaran
Ada 2 macam cara penilaian :
1. Penilaian Kualitatif
2. Penilaian Kuantitatif
Penilaian Kualitatif
Compos mentis  kesadaran penuh
Apatis  acuh tak acuh terhdp keadaan sekitarnya
Somnolen  ksdrn lbh rendah ditandai ps tampak
mengantuk, sll ingin tdr, tdk responsif trhdp rangsangn
ringan ttp msh responsif trhdp rangsangn yg kuat
Sopor  tdk mmbrkn respon ringan maupun sedang, ttp
msh sdkt respon trhdp rangsangan yg kuat, refleks pupil
trhdp cahaya msh positif
Koma  tdk dapat bereaksi trhdp stimulus apapun,
refleks pupil thdp cahaya tdk ada
Delirium  tgkt kesadaran plg rendah, disorientasi,
kacau, dan salah persepsi trhdp rangsangn
Penilaian Kuantitatif
Diukur melalui GCS (Glasgow Coma Scale)
1. Membuka Mata/ Eye Movement (E)
2. Respon Verbal (V)
3. Respon Motorik (M)
Membuka mata (E)
Spontan :4
Dengan diajak bicara :3
Dengan rangsangan nyeri :2
Tidak membuka : 1
Respon Verbal (V)
Terdapat kesadaran dan orientasi :5
Berbicara tanpa kacau :4
Berkata tanpa arti : 3
Hanya mengerang : 2
Tidak ada suara : 1
Respon motorik
Respon Motorik (M)
Sesuai perintah : 6
Terhadap rangsangan nyeri
1. Timbul gerakan normal :5
2. Fleksi cepat dan abduksi bahu :4
3. Fleksi lengan dengan adduksi bahu :3
4. Ekstensi lengan, adduksi, endorotasi
bahu, pronasi lengan bawah : 2
5. Tidak ada gerakan : 1
 1) Olfaktorius (I) Fungsi : Penciuman, penghidu Cara
pemeriksaan : • Anjurkan klien menutup salah satu
lubang hidung • Anjurkan menebak bau yang diberikan
dengan menutup mata klien • Lakukan hal tersebut pada
kedua lubang hidung pasien.
 2) Optikus (II) Fungsi : Tajam penglihatan dan lapang
pandang Cara Pemeriksaan : • Pemeriksa berdiri di
belakang klien • Telunjuk jari pemeriksa digerakand ari
belakang ke depan • Anjurkan klien mengangkat tangan
bila telah melihat tangan pemeriksa
 3) Okulomotorius, troklearisdan, abducen (III,IV,VI)
Fungsi : Keadaan pupil, pergerakan bola, mata dan
kelopak mata Cara Pemeriksaan : • Pemeriksa berdiri
didepan klien • Anjurkan klien mengikuti jari tangan
pemeriksa • N III sudut lateral atas dan sudut medial
atas, sudut lateral bawah dan medial • N VI Lateral • N IV
sudut medial bawah
 4) Trigeminus (V) Fungsi : Sensasi wajah, rasa pada
lidah bagian belakang, kekuatan otot mengunyah, reflek
kornea. Cara Pemeriksaan : • Anjurkan klien menutup
mata, pemeriksa memberikan sentuhan halus, tajam dan
tumpul di area wajah, suruh klien menebak rasa dan
tempat sentuhan • Pemeriksa berdiri dibelakang klien,
letakan tangan di depan telinga untuk memeriksa otot
temporo mandibula • Pemeriksa berdiri di samping klien,
sentuh kornea dengan ujung tisu. Nilai reflek 5) Fasialis
(VII) Fungsi : Ekspresi wajah, otot, otot wajah, sensasi
lidah 2/3 bagian depan Cara Pemeriksaan : • Anjurkan
klien untuk tersenyum, bersiul, meringis,
menggembungkan pipi • Beri rasa pada lidah bagian
depan, anjurkan klien menebak rasa
 6) Akustikus (VIII) Fungsi : Pendengaran (Test Weber
dan Rinne) dan keseimbangan Cara Pemeriksaan : •
Lakukan tes Rinne: bunyikan garpu tala, letakan tepat
ditengah parietal. Tanyakan apakah ada pendengaran
yang lebih tajam? • Lakukan tes koordinasi jari-hidung:
anjurkan klien menutup mata gerakan jari dari hidung ke
jari tangan yang lain
 7) Glososfaringius (IX) Fungsi : Kemampuan menelan,
pergerakan lidah Cara Pemeriksaan : • Anjurkan klien
membuka mulut, anjurkan lidah bergerak atas-bawah,
kanan-kiri • Anjurkan klien meminum 2 sendok air
 8) Vagus (X) Fungsi : Sensasi faring, laring, dan
kemampuan menelan Cara Pemeriksaan : • Anjurkan
klien menelan ludah • Pemeriksa berdiri di belakang
klien, lalu raba dan rasakan pergerakan faring klien saat
menelan.
 9) Accesorius (XI) Fungsi : Pergerakan kepala, otot leher
dan bahu Cara Pemeriksaan : • Pemeriksa berdiri
dibelakang klien, letakan kedua tangan pemeriksa diatas
bahu klien, anjurkan klien melawan • Anjurkan klien
berpaling kearah kanan, letakan tangan aknan
pemeriksa di pipi kiri, dan berikan tahanan, anjurkan klien
melawan tangan pemeriksa, letakan tangan kiri
pemeriksa di otot sternokleideomastoideus, rasakan
regangan
 10) Hipoglosus (XII) Fungsi : Kekuatan lidah (artikulasi,
gerakan lidah) Cara Pemeriksaan : • Anjurkan klien
menjulurkan lidah, lihat apakah ada tremor atau tidak •
Anjurkan klien mengucapkan huruf “d” “t” “n” “r” c
INDERA PENGLIHATAN
BOLA MATA TDD: 3 LAPISAN YAKNI,

Lapisan Terluar  Sklera, Keruh Yg Semakin Ke Depan


Se-makin Tembus Pandang  Kornea
Lapisan Kedua  Khoroid, Hitam (Gelap), Ke Depan Akan
Membentuk Otot Ciliari & Iris (Berfungsi Untuk Menga-
tur Cahaya  Bila Cahaya Terlalu Besar Maka Iris Saling
Mendekati, Pupil Mengecil Sedangkan Jika Cahaya Redup
Iris Saling Menjauhi, Pupil Membesar
Lapisan Terdalam  Retina, Mempunyai Pembuluh Darah
Arteri & Vena Retinalis Sehingga Bola Mata Teraliri Darah
LANJUTAN INDERA PENGLIHATAN
Selain Ke 3 Lapisan Terdahulu, Terdapat Pula Lensa Kris-
talina, Aquous Humor, Vitrous Humor (Aquous Vitrous
Yg Lbh Kental)
Media Penglihatan  Kornea, Aquous Humor, Lensa Kris-
talina, Vitrous Humor (Aquous Vitrous)
Kerusakan Atau Gangguan Dari Salah Satu Di Atas, Kita
Tidak Dapat Melihat
Terdapat Pula Bintik Kuning (Fovea Nasalis = Makula Lu-
tea = Fovea Sentralis = Fovea Medialis)  Tempat Peneri-
ma Benda Yg Dilihat Oleh Mata Karena Di Tempat Ini
Tdpt Sel Kerucut (Dlm Fovea) & Sel Batang (Tersebar Di
Retina) Sebagai Organ Yg Peka Terhadap Cahaya
LANJUTAN INDERA PENGLIHATAN
Selain Bintik Kuning Terdapat Bintik Buta (Blind Spot),
Karena Daerah Ini Tdk Peka Terhadap Cahaya Krn Tdk
Ada Sel Batang & Sel Kerucut
Sel Batang Untuk Melihat Cahaya Redup (Remang-
remang), Sdgkan Sel Kerucut Untuk Siang Hari & Warna
Pd Retina Terkenal Teori Duplisitas  Skotop  Mekanis
Me Pengaturan Penglihatan Senja & Malam Hari Serta
Photop Mekanisme Yg Mengatur Penglihatan Siang Hari &
Warna
Sel Batang & Sel Kerucut Dipersyarafi Oleh Syaraf Optik
Secara Bipolar  Merupakan Syaraf Penglihatan Serta
Syaraf Kranial Yang Ke II
LANJUTAN INDERA PENGLIHATAN
Selain Syaraf Optik (Ii), Ada Syaraf Kranial Lain Yang
Membantu Dlm Pengoperasian & Gerakan Bola Mata,
Yaitu Syaraf Okulumotor (Iii), Troklearis (Iv), Abdusens
(Vi) & Trigeminal (V)  Selain Mempersyarafi Daerah
Mata Sampai Ke Kepala Juga Mempersyarafi Daerah
Rahang Atas & Rahang Bawah
Bola Mata Dipegang Oleh 2 (Dua) Macam Otot Yaitu Otot
Rectus (4 Otot) & Otot Oblique (2 Otot)
Otot Rectus  Superior, Inferior, Lateralis, Medialis
Otot Oblique  Superior & Inferior
LANJUTAN INDERA PENGLIHATAN
Untuk Dpt Melihat Benda Stimulus Berupa Cahaya Harus
Jth Di Reseptor (Penerima) Yg Selanjutnya Di Teruskan Ke
Pusat Penglihatan (Fovea Sentralis) & Diperlukan
Ketajaman (Visus) Penglihatan
Visus Sangat Dipengaruhi Sifat Fisis Mata (Aberasi Mata =
Kegagalan Sinar Utk Berkonvergensi/Bertemu Id Titik
Identik), Besarnya Pupil, Komposisi Cahaya, Mekanisme
Akomodasi, Elastisitas Otot, Faktor Stimulus (Warna Yg
Kontras, Besar Kecilnya Stimulus, Durasi, Intensitas Ca-
haya, Serta Faktor Retina (Semakin Kecil & Rapat Sel
Kerucut), Maka Semakin Kecil Minimum Separabel
(Separable Minimum)
LANJUTAN INDERA PENGLIHATAN
 RUMUS VISUS: dengan menggunakan OPTOTYPE SNELLEN
 d d = jarak antara alat dgn subyek yang diperiksa
 V = ------- V = visus (ketajaman penglihatan)
 D D = jarak skala huruf yang masih dapat dibaca oleh
 mata normal
 Penglihatan Normal = Emetropi
 Bila Benda Yg Dilihat Jatuh Di Depan Fovea Sentralis  Disebut
Rabun Jauh (Myopi) Dan Dpt Diatasi Dgn Lensa Ce- Kung (Negatif),
Bila Benda Yg Dilihat Jatuh Di Belakang Fovea Sentralis  Disebut
Rabun Dekat (Hypermetropi), Dpt Diatasi Dgn Lensa Cembung
(Positif)
LANJUTAN INDERA PENGLIHATAN
Bila Seseorang Mengalami Rabun Jauh & Jg Rabun Dekat
Secara Bersamaan  Astigmatisma Maka Dpt Diperbaiki
Dengan Kacamata Jenis Silendris Yang Berfungsi Utk
Mengatasi Ke2 Rabun Tersebut
Tetapi Bila Elastisitas Lensa Kristalina Menurun Karena
Usia & Pengapuran  Presbyopia  Pengapuran Ini
Dapat Terjadi Buramnya/Kaburnya Penglihatan Yang
Disebut Sebagai Katarak
Bila Kita Melihat Satu Benda Dgn Kedua Belah Mata Maka
Benda Tsb Dpt Terlihat Dgn Baik Karena Jatuh Di Titik
Identik, Tetapi Bila Salah Satu Bola Mata Diganggu Maka
Akan Terlihat Benda Rangkap (Diplopia) Karena Tdk Jth
Di Titik Identik
LANJUTAN INDERA PENGLIHATAN

Kelainan Genetik Yg Bs Terjadi Adalah Blind Color (Buta


Warna

Buta Warna Permanent (Total)  Tdk Dpt Melihat Warna


Dsr  Merah, Hijau, Biru Krn Ketiga Warna Ini Terlihat
Hitam Sementara Warna Kuning Terlihat Spt Warna
Terang

Buta Warna Temporer  Seseorang Tdk Dpt


Membedakan Warna Merah Tua, Merah Darah, Merah Bit,
Merah Tomat, Merah Cabe, Merah Muda Karena Mereka
Hanya Dapat Menyebutkan Warna Dasar Saja Yaitu Merah
LANJUTAN INDERA PENGLIHATAN
 SECARA GRS BSR BBRP VARIASI BUTAWARNA SEJAK LAHIR:
 1. AKROMATISME = AKROMATOPSIA  BUTAWARNA TOTAL 
SEMUA WARNA YG DI LIHAT ABU-2 ATAU HITAM
 2. DIAKROMATISME  BUTAWARNA TIDAK SEMPURNA 
 a. deutrinophia  kehilangan sel kerucut hijau  tdk dpt melihat
 warna hijau
 b. protanophia  kehilangan sel kerucut merah  tdk dpt meli-
 hat warna merah
 c. tritanophia  kehilangan sel kerucut biru/kuning  tdk dpt
 melihat warna biru/kuning yg tdk peka thd dae-
 rah spektrum visual
LANJUTAN INDERA PENGLIHATAN
 Menurut Hering Ada 3 Macam Fotokhemis Yg Memiliki 6 Macam
Kualitas Yg Memberikan 6 Sensasi  Substansi Putih-hitam,
Substansi Merah-hijau & Substansi Biru-ku-ning
 Bila Terlihat Warna Putih, Berarti Semua Gelombang Sinar
Dipantulkan, Sedangkan Bila Melihat Warna Hitam Semua
Gelombang Diserap
 Utk Membuktikan Seseorang Butawarna/Tidak Ada 2 Uji:
 1. Uji Holmgren  Kemampuan Membedakan Warna Sekumpulan
Benang Wol Yg Dicampur, Kemudian Dapat Menyamakan Benang
Satuan & Memisahkan Dari Campuran Benang Wol Serta Dpt
Mengurutkan Dari Warna Muda Ke Warna Tua Atau Sebaliknya
LANJUTAN INDERA PENGLIHATAN

 2. Uji Stiling (Jerman) Isihara (Jepang)  Merupakan Gambaran


Angka-2 Atau Huruf Dengan Titik-2 Yg Tdd Berbagai Macam Warna
(1 Warna, 2 Warna, 3 Warna, Lbh Dari 3 Warna)

 Pd Uji Stiling Isihara Terdapat Kartu Distorsi = Kartu Pengacau Yang


Berfungsi Untuk Istirahat Mata

 Mata Manusia Dpt Mendeteksi Hampir Semua Gradasi Warna Bila


Cahaya Monokromatik Merah, Hijau & Biru Dicampur Secara Tepat
Dalam Berbagai Kombinasi, Tergantung Persentase Campuran
Warna-2 Dasar Tsb
LANJUTAN INDERA PENGLIHATAN
 Young & Helmholtz  Sel Kerucut Dpt Menerima Warna Hijau,
Merah & Biru.
 Ke 3 Macam Sel Kerucut Mengandung Fotokhemis Yg Dpt Diurai
Oleh Sinar Matahari, Bila Ke 3 Macam Sel Kerucut Itu Mendapat
Stimulus Yg Bersamaan Maka Akan Terlihat Warna Putih. Warna-2
Lain Merupakan Kombinasi Dari Ke 3 Macam Warna Dasar
 Penglihatan 3 Dimensi (Paralaksis Binokuler) Merupakan Persepsi Ke
Dalaman Pada Alat Visual Yang Dpt Berfungsi Untuk Menentukan
Jarak Dgn Memerlukan Penglihatan Binokuler (Penglihatan Optimal
Bila Bisa Diterima Oleh Ke 2 Fovea Sentralis)  Dikirim Ke Ssp Utk
Diolah Menjadi Sensasi Berupa Bayangan Yg Tunggal
INDERA PENDENGARAN & KESEIMBANGAN
 Dipersyarafi Syaraf Kranial Viii (Oktavus) Yg Bercabang Dua Yaitu:
Syaraf Auditorius (Pendengaran) & Syaraf Vestibularis
(Keseimbangan)
 Bunyi Merupakan Vibrasi (Getaran) Di Uadara Yg Hanya Dpt Di
Dengar Oleh Telinga Manusia Antara 20 – 20.000 Hertz
 Vibrasi Berjalan Melalui Udara Sekitar 1,238 Km/Jam
 Manusia Mempunyai Kekuatan Individu Utk Mempersepsi Suara
 Persepsi Manusia Thd Suara Keras Tgt: Amplitudo, Suara Tinggi Tgt
Frekuensi, Kualitas Bunyi/Timbre Berkaitan Erat Dgn Kompleksitas
Vibrasi
LANJUTAN INDERA PENDENGARAN & KESEIMBANGAN
 Secara Anatomi Telinga Terbagi Atas 3 Bagian: Telinga Luar, Telinga
Tengah, Telinga Dalam
 Telinga Luar Tdd: Daun Telinga (Pinna Auricularis, Tunggal = Pinnae
Auriculares, Jamak) Yg Berfungsi Menangkap & Mengarahkan
Gelombang Suara, Lorong (Liang) Telinga (Eksternal Auditory
Meatus) Yg Mengandung Rambut Halus & Kelenjar Lilin (Minyak =
Sebaseus), Gendang Telinga (Membran Tympani)
 Getaran Pd Membrana Tympani Akan Diteruskan Oleh Osikula
Auditiva Menuju Sel Pendengaran (Organ Corti)
 Telinga Tengah Tdd: Tulang Pendengaran  Mis (Maleus, Inkus,
Stapes) Atau Malas Martil, Landasan, Sanggurdi
LANJUTAN INDERA PENDENGARAN & KESEIMBANGAN
 Telinga Dalam Tdd 2 Ruangan Yang Berhubungan Satu Dgn Lainnya
 Ruang Yg Tdk Teratur  Labyrint (Oseosa), Rumah Siput &
Kanalis Semisirkularis & Labyrint Membranicus (Sakula, Otrikula & 3
Buah Saluran Rumah Siput  Skala Vestibularis, Duktus Kokhlearis,
Skala Tympani
 Bunyi Dpt Di Dengar Manusia Melalui Transmisi Getaran Bunyi Yg
Tdd:
 1. Transmisi Udara (Aerotymponal)  Sumber Suara Getarkan Udara
 Daun Telinga  Lubang Telinga  Mem-brana Tympani 
Bergetar  Osicula Auditiva  Perylimph  Membran Basalis
Bergetar  Organ Corti Bergetar  Syaraf Auditorius  Bunyi
LANJUTAN INDERA PENDENGARAN & KESEIMBANGAN
 2. Transmisi Tulang (Craniotymponal)  Getaran Berjalan Melalui
Penghantar Tulang  Getaran Sumber Suara  Menggetarkan
Tulang Kepala  Menggetarkan Perylimph Pada Skala Vestibuli 
Skala Tympani  Penghantaran Udara
 Penghantaran Melalui Tlg Dpt Dilakukan Dgn Percobaaan Rine,
Sdgkan Penghantaran Bunyi Melalui Tlg Kmd Dilanjutkan Melalui
Udara Dpt Dilakukan Dgn Percobaan Weber
 Kecepatan Penghantaran Suara Terbatas, Makin Tmbh Usia Makin
Berkurang Daya Tangkap Suara Atau Bunyi Yg Dinyatakan Antara 30 –
20.000 Siklus/Dtk
LANJUTAN INDERAPENDENGARAN & KESEIMBANGAN
 Bila Intensitas Suara Hanya 60 Db (Desibel), Maka Batas Frekuensi
Suara Adalah 500 – 15.000 Siklus/Dtk, Bila 20 Db Maka Batas
Frekuensi Suara Adalah 70 – 15.000 Siklus/Dtk Serta Suara Yg Kuat &
Keras Batas Frekuensi Adalah 30 – 20.000 Siklus/Dtk Dpt Dicapai
 Lorong Telinga Mengandung Rambut-2 Halus & Kelenjar
Lilin/Minyak
 Rambut-2 Halus Melindungi Lorong Telinga Dari Kotoran/Debu Atau
Hewan Kecil, Sementara Kelenjar Lilin Bila Bercampur Dgn Kotoran
Akan Membentuk Suatu Materi Yg Lunak & Mdh Dibersihkan Dgn
Cotton Bud
LANJUTAN INDERA PENDENGARAN & KESEIMBANGAN
 Kelenjar Minyak Mempunyai 3 Jenis: Padat, Semipadat & Encer
 Padat Agak Sulit Dibersihkan, Dgn Bantuan Alkohol 70% Akan Larut,
Semipadat Paling Mudah Dibersihkan Sedangkan Cair Akan
Menggangu Pergaulan
 Membran Tympani Berfungsi Sebagai Penerima Gelombang Suara
 Tulang Pendengaran Tdd MIS (Maleus, Inkus, Stapes) Atau MALAS =
Martil, Landasan, Sanggurdi
 Pada Kokhlea Terdapat Membrana Kanalis Semisirkularis Posterior,
Superior & Lateralis Serta Saluran (Duktus) Kokhlearis (Membran
Labirint)  Tdpt Organ Corti
LANJUTAN INDERA PENDENGARAN & KESEIMBANGAN

 Bila Kokhlea Dipotong Secara Melintang Maka Akan Terlihat Skala


Vestibuli & Skala Tympani Yg Berisi Cairan Perylimph & Saluran
(Duktus) Kokhlearis Yg Berisi Cairan Endolimph

 Bila Kedua Cairan Tersebut Terganggu (Bergelombang) Maka


Keseimbangan Tubuh Kita Kan Terganggu

 Bila Kita Diputar Beberapakali Dengan Mata Tertutup, Kemudian


Secara Tiba-2 Dihentikan, Lalu Mata Dibuka Dan Melihat Jauh Ke
Depan Maka Kita Akan Melihat Adanya Kunang-2 Atau Nistagmus
INDERA PENCIUMAN
 Indera Penciuman Terletak Pada Rongga Hidung. Di Dalam Rongga
Hidung Terdapat Rambut-2 Halus Yg Berfungsi Untuk Menyerap
Kotoran Yg Masuk Melalui Sistem Pernafasan
 Tingkatan Rongga Hidung Terdiri Dari Air Entering (Aliran Udara),
Inferior Nasal Concha, Midle Nasal Concha, Superior Nasal Concha &
Serabut Akar & Jaringan Syaraf Penciuman
 Syaraf Penciuman, Syaraf Kranial I  Olfaktori Yg Berfungsi Untuk
Mendeteksi Bau-bauan Yg Masuk Melalui Hirupan Nafas
LANJUTAN INDERA PENCIUMAN

 Manusia Dpt Membedakan Berbagai Macam Bau, Bukan Karena


Memiliki Banyak Reseptor Pembau, Tetapi Mempunyai Suatu
Kemampuan Yang Ditentukan Oleh Prinsip Komposisi

 Organ Pembau Hanya Memiliki 7 Reseptor, Namun Dapat


Membedakan 600 Aroma Yg Berbeda Reseptornya Disebut
Khemoreseptor

 Wanita Lebih Dalam Membaui Sesuatu Karena Superior Nasal Concha


Pd Wanita Lebih Luas, Sehingga Lebih Bisa Mendeteksi Aroma
LANJUTAN INDERA PENCIUMAN
 KEMAMPUAN MEMBAUI SETIAP INDIVIDU BERBEDA
TERGANTUNG DARI:
1. Susunan Rongga Hidung, Hidung Yg Mancung/Besar Lebih Baik
Membaui Drpd Hidung Pesek/Kecil
2. Variasi Fisiologis  Pada Wanita Menjelang Menstruasi Atau Saat
Hamil Lbh Peka Daripada Yg Tidak
3. Konsentrasi Bau, Terutama Bau Busuk Lebih Menyengat Daripada Bau
Yg Tidak Busuk
4. SPESIES (JENIS)  SPESIES TERTENTU MEMPUNYAI
KEMAMPUAN SURVIVAL TERGANTUNG PADA SISTEM
PEMBAUNYA SEHINGGA INDERA PEMBAU YG SANGAT PEKA 
PD JARAK TERTENTUSUDAH DPT MEMBAUI  PD ANJING (Canis
Domestica)
INDERA PENGECAP
 INDERA PENGECAP TERLETAK PADA LIDAH
 LIDAH MERUPAKAN SUATU RAWAN (Cartilago) YG AKARNYA
TERTANAM PADA BAGIAN POSTERIOR RONGGA MULUT (Cavum Oris)
DEKAT DGN KATUP EPIGLOTIS YG MENUJU KE LARYNG
 Pada Lidah Terdapat Puting-2 Pengecap (Taste Bud) Yg Dapat Mendeteksi
Segala Macam Rasa
 Rasa Manis (Sweat) Pd Ujung Lidah; Rasa Asin (Salt)  Samping Lidah
(Kiri & Kanan) Agak Ke Depan; Rasa Asam (Sour)  Samping Lidah (Kiri &
Kanan) Agak Ke Belakang Dari Rasa Asin; Rasa Pahit (Bitter) Pangkal
Lidah; Sedangkan Bagian Tengah Lidah Merupakan Rasa Pedas
 Pedaspun Mempunyai Rasa Pedas Manis, Pedas Asin, Pedas Asam & Pedas
Pahit
 Untuk Menghindari Kerusakan Syaraf Pengecap, Dianjurkan Tdk
Memakan/Meminum Yang Terlalu Panas
INDERA PERABA
 INDERA PERABA TERLETAK DI KULIT

 KULIT tdd: EPIDERMIS (lapisan terluar), DERMIS, SUBKUTANEUS

 Pd Dermis Terdapat Kelenjar & Saluran Keringat, Bakal Rambut,


Folikel Rambut & Akar Rambut, Kelenjar Sebaseus Sementara Pd Bgn
Subkutaneus Terdapat Pembuluh Darah, Syaraf Kutaneus & Jaringan
Otot

 Sensasi Somatis Mengacu Pd Sensasi Di Permukaan Kulit


 Syaraf Sensoris Hanya Mengacu Pada Sistem Indera Peraba
LANJUTAN INDERA PERABA
 KULIT BERFUNGSI SEBAGAI:

 1. MEKANORESEPTOR, Berkaitan Dgn Tekanan, Cubitan, Pu-kulan,


Pijatan, Tekanan

 2. THERMORESEPTOR, Berkaitan Dgn Rasa Panas, Dingin

 3. KHEMORESEPTOR, Berkaitan Dgn Rasa Asam, Basa & Garam

 4. RESEPTOR NYERI/SAKIT, Berkaitan Dgn Mekanisme Protektif


Tubuh
LANJUTAN INDERA PERABA
 Pada Kulit Terdapat Beberapa Reseptor Yg Dpt Mendeteksi Sesuatu,
Misalnya Pd Bgn Epidermis Terdapat Merkel’s Disc  Mendeteksi
Sentuhan Orang Yg Kita Tdk Kenal; Meisner’s  Mendeteksi
Sentuhan Orang Yg Kita Kenal
 Pada Dermis Terdpt Reseptor Ruffini’s Yg Mendeteksi Rasa Panas;
Reseptor End Krause Yg Mendeteksi Rasa Dingin Serta Paccini’s
Corpuscle Yg Mendeteksi Tekanan Atau Pijatan
 Ada Reseptor Yg Terdpt Seluruh Bagian dr Kulit Tbh  Free Nerve
Ending Yg Mendeteksi Rasa Nyeri/Sakit  Tertusuk Jarum, Kena Api
THANK YOU
&
BEST WISHES

Anda mungkin juga menyukai