Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU

WOC & SOP

Disusun oleh :

Elizabeth Vanessa Pasaribu


1910038
S1-3B

PRODI S-1 KEPERAWATAN


STIKES HANG TUAH SURABAYA
TA. 2021/2022
WOC
WOC
WOC
SOP
Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemeriksaan Neurologi Dasar
JUDUL Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemeriksaan Neurologi Dasar
Pengertian Pemeriksaan kesadaran dan fungsi luhur, saraf otak, tanda rangsang
meningeal, system motorik, system sensorik, reflex, gait dan system koordinasi,
serta pemeriksaan provokasi pada sindroma nyeri tertentu.
Tujuan
Pemeriksaan fisik ini dilakukan sebagaimana pemeriksaan fisik lainnya dan
bertujuan untuk mengevaluasi keadaan fisik klien secara umum dan juga menilai
apakah ada indikasi penyakit lainnya selain kelainan neurologis. Dalam
melakukan pemeriksaan fisik sistem persyarafan seorang perawat memerlukan
pengetahuan tentang anatomi, fisiologi, dan patofisiologi dari sistem persyarafan.
Persiapan
Alat 1. Refleks hammer

2. Garputala

3. Kapas dan lidi

4. Penlight atau senter kecil

5. Opthalmoskop

6. Jarum steril

7. Spatel tongue

8. 2 tabung berisi air hangat dan air dingin

9. Objek yang dapat disentuh seperti peniti atau uang receh

10. Bahan-bahan beraroma tajam seperti kopi, vanilla atau parfum

11. Bahan-bahan yang berasa asin, manis atau asam seperti garam, gula, atau
cuka

12. Baju periksa

13. Sarung tangan


Persiapan 14. Kontrak topic
Pasien 15. Waktu
16. Tempat dan tujuan melakukan tindakan penatalaksanaan Pemeriksaan
Neurologi
17. Pastikan posisi klien dengan posisi yang tepat
Persiapan 18. Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien
Lingkungan 19. Jaga privacy pasien
Prosedur PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI
Kerja
1. GCS
2. Tanda Rangsang Meningeal
3. Pemeriksaan Nervus Kranial
4. Pemeriksaan Sensorik
5. Pemeriksaan Motorik
6. Pemeriksaan Otonom
7. Pemeriksaan Keseimbangan

GCS
Mata (E):
- 4 : bisa membuka mata spontan
- 3 : buka mata kalo diajak ngomong/disuruh
- 2 : buka mata dg rangsang nyeri
- 1 : tdk bisa buka mata Motorik (M):
- 6 : bergerak mengikuti perintah
- 5 : gerakan menepis
- 4 : gerakan menghindar
- 3 : dekortikasi (fleksi, aduksi bahu)
- 2 : deserebrasi (ekstensi)
- 1 : tidak bergerak Verbal (V):
- 5 : bicara nyambung
- 4 : bicara ga nyambung (meracau)
- 3 : mengeluarkan kata dengan rangsang nyeri
- 2 : hanya mengerang dengan rangsang nyeri
- 1 : tidak ada suara

Tanda Rangsang Meningeal


- Tidur tanpa bantal
- Cek dulu ada kuduk kaku ato ngga (geleng-gelengkan kepala)
- Periksa kaku kuduk (tangan kiri pemeriksa di belakang kepala pasien, tangan kanan di
dada pasien)

- Brudzinsky I amati ada/tidaknya fleksi pada lutut saat melakukan pemeriksaan kaku
kuduk
- Laseque fleksi pada sendi panggul dengan tungkai lurus (normalnya: Laseque > 60°)
- Kernig lanjutannya laseque, lutut ditekuk, paha 90°, lalu lutut diluruskan
(normalnya: Kernig > 135°)
- Brudzinsky II sambil melakukan laseque dan kernig, lakukan fleksi maksimal dari
sendi panggul utk liat apakah ada fleksi di lutut sebelahnya
Contoh pelaporan yang normal: kaku kuduk (-), Brudzinsky I (-), Laseque > 60°, Kernig >
135°, Brudzinsky II (-)
Pemeriksaan Nervus Kranial
Ingat2,, utk semua komponen sensorik, harus dipastiin kalo pasiennya GCS 15. Nervus I
(olfaktorius):
- Dengan rangsang kopi, the, atau tembakau. JANGAN pake alkohol atau bahan lain
yang menimbulkan iritasi mukosa (nanti jadi rangsang n.V)
- Nilai 1 per 1 (1 hidung ditutup, mata ditutup), bandingkan kiri dan kanan “Ada bau
ga pak? Bau apa?”
- Laporan: normosmia, hiposmia, anosmia Nervus II (optikus):
- Visus Snellen chart,, atau bisa jg pemeriksaan visus bedside dg hitung jari (hasilnya
nanti …/60; pelaporannya misalnya visus 2/60 bedside harus ditulis bedside karena
artinya bukan visusnya bener2 2/60)
- Refleks cahaya (jalur aferen)
- Lapang pandang (kampimetri)
- Warna : tes ishihara, atau tanya warna dasar aja (bedside) misalnya pake pulpen yang
warna merah trs tanya ini warna apa pak
- Nilai satu per satu, mata yang tidak diperiksa ditutup dg telapak tangan tanpa ditekan

Nervus III (okulomotor), IV (trochlear), VI (abducens)


- Fiksasi kepala pasien
- Liat kelopak (ada ptosis/tidak)
- Liat ukuran pupil dan refleks cahaya
- Lihat kedudukan bola mata
- Suru mata pasien ikutin gerakan tangan pasien (bentuk H)

Nervus V (trigerminus)

- Komponen sensorik: frontalis, zigomatik, mandibularis utk tiap area dilakukan


pemeriksaan sensorik raba halus (tissue dipilin), nyeri (jarum), suhu (tabung reaksi),
getar; bandingkan dengan
kontralateral
- Komponen motorik: m.masseter dan m.temporalis (pelipis)
pasien suru gigit yang kuat, amati kontraksi pelipis

Nervus VII (fasialis)


- Motorik kasar : otot wajah suru kerutin dahi (m.frontalis), tutup mata (m.orbicularis
oculi), gembungin pipi (m.bucinator), senyum (m.orbicularis oris??), tegangkan leher
dan katupkan gigi (m.platisma)
- Sensorik khusus 2/3 anterior lidah
- Otonom kelenjar air mata, liut]

Nervus VIII (vestibulokoklear)


- Auditorik tes berbisik, garputala
- Vestibularis

Nervus IX (glosofaringeal) dan X (vagus)


- Inspeksi arkus faring normalnya uvula di tengah, kalau ada parese maka uvula
ketarik ke sisi yang sehat
- Suara sengau bila parese

Nervus XI (aksesorius)
- M.trapezius angkat bahu
- M.sternocleidomastoideus kalo cek yang sebelah kiri: pasien suru nengok ke kiri
sementara kita tahan dagunye; kalo cek yang kanan ya sebaliknya

Nervus XII (hipoglosus)


- Lidah : amati ada atrofi (kerut-kerut di pinggir lidah), lalu apakah letak lidah di tengah
(kalo ada parese di dalam mulut, lidah mencong ke arah yang sehat; waktu
dijulurkan mencong ke arah yang sakit)

Pemeriksaan Sensorik
Ini dermatomal dan ribet,, harusnya mah kaga perlu dihapal y dermatomnya Lakukan
pemeriksaan secara sistematis dari wajah sampai kaki, pada dua sisi tubuh (bandingkan kiri-
kanan, atas-bawah), dermatomal (untuk tau lesi m.spinalis). Pemeriksaan meliputi raba halus,
nyeri, suhu.
Pemeriksaan Motorik
Pemeriksaan motorik terbagi atas pemeriksaan: tonus, trofi, kekuatan otot, refleks Pertama-tama
inspeksi gaya jalan dlu ya..
Pemeriksaan tonus:
- Palpasi tonus otot pasien
- Gerak-gerakin tangan dan kaki pasien dgn cepat dan lambat (fleksi dan ekstensi)
o Eutoni : normal
o Hipotoni : ngeplek
o Hipertoni : rigid (lagpipe atau cogwheel phenomenon), atao spastis
(clasp knife phenomenon)
Pemeriksaan trofi: diliat aja terutama di otot dorsum manus dan pretibial hipertrofi, eutrofi,
hipotrofi
Kekuatan otot :
- Yang diperiksa : Tangan bahu, siku, pergelangan, jari; Kaki gelang panggul, lutut,
gelang kaki, jari kaki.
- Berikan tahanan sedistal mungkin dari segmen yang diperiksa.
- Penilaian:
o 5 : melawan tahanan normal
o 4 : melawan tahanan ringan
o 3 : melawan gravitasi
o 2 : gerakan horizontal
o 1 : tidak bergerak tapi bisa kontraksi
o 0 : tidak ada kontraksi
Refleks :
- Refleks fisiologis: patella, achilles, biseps, triseps
o + 1 : menurun
o + 2 : normal
o + 3 : hiperrefleks
o + 4 : klonus
- Refleks patologis:
Babinsky-group (positif kalo ekstensi jempol kaki dan fleksi 4 jari lainnya)
o Babinsky inget lah ya
o Chaddock sm kaya babinsky tp di dorsum pedis
o Schaeffer dipencet di achilles
o Openheim diteken sepanjang medial tibia
o Gordon pencet di m.gastrocnemius
Yg laen hoffman tromer, mendel bechterew, rossolimo ga usa lah ya yg penting kalo ditanya
bisa sebutin

Pemeriksaan Keseimbangan
- Jangan lupa: pasien suru BUKA SEPATU
- Romberg : berdiri kaki rapat, buka mata 30 detik tutup mata 30 detik (Romberg +
kalau jatuh) interpret: kalau tutup mata terus jatuh, kelainan pada proprioseptif atau
vestibular; kalau buka mata jatuh, kelainan pada cerebellum
- Romberg dipertajam: berdiri dengan 1 kaki tepat pada ujung kaki yang lain, buka mata
30 detik tutup mata 30 detik
- Fukuda : jalan 30 langkah sambil tutup mata Fukuda + kalau orangnya muter > 30⁰
atau geser > 1 meter
- Tandem gait
- Past pointing
Evaluasi Dengan Prosedur penatalaksanaan Pemeriksaan Neurologi Dasar ini kita dapat
mengetahui kondisi tubuh pasien dengan mengevaluasi keadaan fisik klien
secara umum dan juga menilai apakah ada indikasi penyakit lainnya selain
kelainan neurologis untuk menghindari kemungkinan terjadinya komplikasi
yang tdk diharapkan
Gambar

Refrensi https://adoc.pub/pemeriksaan-fisik-neurologi.html
SOP
Standar Prosedur Operasional (SPO) Screaning Dysphagia
JUDUL Standar Prosedur Operasional (SPO) Screaning Dysphagia
Pengertian
1. jenis manajemen nutrisi yang diperlukan

2. Kapan terapi dapat dimulai dan tipe terapinya

3. Strategi khusus yang diperlukan

4. Mempertahankan hasil yang telah dicapai selama terapi


Tujuan Mengembalikan fungsi oral feeding pasien dengan secara konstan
mempertahankan kecukupan hidrasi dan nutrisi serta menelan dengan aman
Persiapan 5. Informed Consent sudah diisi lengkap dan ditandatangani.
Alat 6. Rekam medik.

Persiapan 7. Kontrak topic


Pasien 8. Waktu
9. Tempat dan tujuan melakukan tindakan penatalaksanaan Screaning
Dysphagia
10. Pastikan posisi klien dengan posisi yang tepat
Persiapan 11. Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien
Lingkungan 12. Jaga privacy pasien

Prosedur 13. baca hasil tes diagnostik/pemeriksaan klinis gangguan menelan


Kerja 14. Siapkan alat bantu terapi yang dibutuhkan, seperti :
a. Racikan guarkol dengan kekentalan yang dibutuhkan

b. Spatel. Kassa steril dan sarung tangan

c. Sikat gusi-lidah

d. Stetoskop

e. Baby oli

f. Sentelop

15. periksa keadaan umum pasien


16. Jelaskan pada pasien masalah yang dideritanya
17. Lakukan kegiatan terapi telan
18. Lakukan evaluasi
19. Catat laporan kegiatan terapi yang dilakukan
20. Terapi selesai dilakukan
Evaluasi Dengan Prosedur penatalaksanaan Screaning Dysphagia ini kita dapat
Mengembalikan fungsi oral feeding pasien dengan secara konstan
mempertahankan kecukupan hidrasi dan nutrisi serta menelan dengan aman

Gambar

Refrensi https://pdfcoffee.com/sop-menelan-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai